Anda di halaman 1dari 33

KELOMPOK 5

Kerangka Acuan, RKL,


dan RPL Pembangunan
Jembatan Suramadu
Disusun oleh :

1. Andi Ferianto (4001200043)

2. Anggi Yulianty. S (4001200003)

3. Maelani Prasetianagara (4001200050)

4. Nuke Adellia (4001200032)

5. Palupi Rahmawati (4001200015)

6. Puteri Arnie. O (4001200029)

7. Rini Maryani (4001200048)

8. Sonia (4001200046)
Kerangka Acuan Pembangunan Jembatan
Kerangka acuan ini berisi tentang studi Kasus Pengaruh Adanya JembatanKerangka
acuan ini berisi tentang studi Kasus Pengaruh Adanya Jembatan Suramadu Terhadap
Masyarakat di Kawasan Kec.Labang, Kab.BangkalanSuramadu Terhadap Masyarakat di
Kawasan Kec.Labang, Kab.Bangkalan Madura. Jembatan Suramadu yang merupakan
Jembatan terpanjang di indonesia untuk saat ini memiliki panjang sebesar 5.438' meter
dengan lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat jalur dua arah
selebar 3.5meter dengan dua jalur darurat selebar 2.75 meter. Jembatan ini juga
menyediakan jalur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar Jembatan.
Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), Jembatan
penghubung (approach bridge), dan Jembatan utama (main bridge). Perkiraan biaya
yang dihabiskan untuk pembangunan Jembatan ini adalah sekitar 4.5 triliun rupiah.
Study Kelayakan
Studi kelayakan dilakukan untuk mengetahui dapat berhasil atau
tidaknya pembangunan Jembatan Suramadu jika proyek ini
dilaksanakan. Atau seberapa besar layaknya suatu pembangunan ini
untuk dilaksanakan. Studi kelayakan juga dilakukan untuk menentukan
wilayah yang tepat untuk dijadikan lokasi pembangunan agar
pembangunan Jembatan Suramadu dapat bermanfaat semaksimal
mungkin bagi masyarakat sekitar. Biasanya proses analisis studi
kelayakan dilakukan pada tahap awal sebelum perencanaan, sehingga
dapat diketahui gambaran dan tingkat risiko yang kemungkinan akan
terjadi jika proyek tersebut dilaksanakan ke depan sehingga dari
analisis tersebut dapat dilakukan suatu pengambilan keputusan.
Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak terhadap pembangunan Jembatan Suramadu ditinjau dari berbalik atau
tidak berbaliknya dampak yang mungkin ditimbulkan dari pembangunan tersebut. Adanya
pembangunan Jembatan Suramadu yang awalnya memiliki banyak dampak negatif namun
dengan setelah berdirinya Jembatan Suramadu memberikan beberapa dampak positif sehingga
dampak negatifnya dipulihkan, seperti bertambahnya Income perkapita rata - rata per tahun di
Bangkalan sebanyak 93.63% hal ini dikarenakan semakin lancarnya transportasi yang dapat
meningkatkan kegiatan ekonomi. namun ada juga dampak yang tidak berbalik menguntungkan
atau tidak dapat dipulihkan, seperti jumlah penumpang kapal ferry yang akan tetap tidak
mengalami kenaikan kecuali di waktu - waktu tertentu setelah adanya Jembatan Suramadu.
Menurunnya pendapatan industri Jasa Penyeberangan di Selat Madura yang ditandai dengan
menurunnya jumlah penumpang ferry secara drastis mencapai hingga 40%. dampak negative
yang mungkin ditimbulkan harus di minimalisir dan diberikan solusinya sebaik mungkin. Agar
pembangunan tetap berjalan dengan baik tanpa menimbulkan dampak negative.
Rona Lingkungan Awal
(Environmental Setting)
Kondisi lingkungan awal merupakan kondisi alami yang sudah ada di suatu wilayah sebelum adanya
pembangunan di wilayah tersebut. Kondisi lingkungan awal yang ada di wilayah Kab.Bangkalan sebelum
adanya Jembatan Suramadu dapat dilihat dari dua aspek sebagai berikut :

a. Sosial ekonomi Kondisi perekonomian khususnya pendapatan daerah kabupaten Bangkalan sebelum adanya
jembatan Suramadu menunjukkan angka yang positif. Setiap tahun terjadi peningkatan sebesar 5 - 6 persen.
Kondisi sosial ekonomi juga berkaitan dengan pendapatan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada
hasil laut yakni sebagai nelayan.

b. Sosial Budaya Sebelum adanya Jembatan Suramadu keadaan sosial budaya Masyarakat khsusnya di sisi
Madura sangatlah primitif, hal ini disebabkan sulitnya akses transportasi untuk menuju kota besar seperti
Surabaya. Sedangkan tranportasi itu sendiri merupakan urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya
bagi masyarakat yang mendiami suatu wilayah.
Prediksi Dampak Assessment Dampak
a. Jumalah manusia yang terkena dampak
a. Perubahan bentuk lahan
b. Luas pesebaran dampak
b. Penurunan kualitas air laut
c. Intensitas dan lamanya dampak
c. Penurunan kualitras udara bersih
berlangsung

d. Banyak nya komponen lingkungan lain


yang terkena dampak

e. Kumulatif dampak
Mitigasi Dampak

Mitigasi dampak dituangkan dalam


bentuk rencana Pengelolaan Lingkungan
Tahap prakonstruksi, kontruksi, dan pasca
konstruksi. dari penjelasan mengenai
dampak potensial secara keseluruhan
diketahui bahwa dampak positif yang
sangat penting yang ditimbulkan dari
pembangunan Jembatan Suramadu adalah
sebagai berikut :
a. Adanya perubahan pendapatan masyarakat setelah berdirinya Jembatan Suramadu. Perubahan ini ditunjukkan
dengan adanya peningkatan terhadap pendapatan masyarakat khususnya masyarakat di Kec.Labang,
Kab.Bangkalan : Madura yang membuka usaha sebagai pedagang kaki lima. di sisi lain Income perkapita rata
rata per tahun di Bangkalan telah bertambah sebanyak 93.63% hal ini disebabkan semakin lancarnya
transportasi yang juga akan meningkatkan kegiatan ekonomi.
b. Setelah berdirinya Jembatan Suramadu, masyarakat Kec.Labang Kab.Bangkalan : Madura memiliki peluang
untuk membuka usaha di sekitar akses jalan menuju Jembatan Suramadu, misalnya sebagai pedagang kaki lima
(PKL). dengan demikian adanya kesempatan kerja dan peluang berusaha menjadi jalan alternati bagi ibu rumah
tangga nelayan untuk mencari pendapatan selain bergantung pada hasil nelayan yang semakin menurun.
c. Pada masa prakonstruksi budaya yang ada di masyarakat Madura masih tertata rapi dan tidak terpengaruh
dengan budaya dari luar pulau Madura yang lebih condong pada budaya yang lebih modern.
Identifikasi Dampak Potensial
Dalam melakukan identifikasi dampak potensial ini dilakukan analisa dampak yang
terjadi berdasarkan 3 komponen, yakni ditinjau dari komponen biogeofisik, sosial ekonomi,
dan sosial budaya. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing komponen tersebut :

1. Komponen Biogeofisik :

a) Perubahan Bentuk Lahan

b) Penurunan Kualitas Air Laut

c) Penurunan Kualitas Udara Bersih


Identifikasi Dampak Potensial
2. Komponen Sosial Ekonomi

a) Perubahan Pendapatan Masyarakat

b) Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha

3. Komponen Sosial Budaya


c) Sikap Masyarakat Terhadap Proyek
d) Ketenangan Masyarakat
Dampak potensial yang berpengaruh pada komponen lingkungan
selengkapnya adalah sebagai berikut :
   
Tahap Prakonstr Tahap Konstruksi Tahap Pasca
No Komponen Lingkungan
uksi Konstruksi

Komponen Biogeofisik      
1 Perubahan bentuk lahan   √  
2 Penurunan Kualitas Air Laut   √ √

3 Penurunan Kualitas Udara Bersih   √ √

Komponen Sosial Ekonomi      


1 Perubahan Pendapatan Masyarakat √ √ √

2 Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha   √ √

Komponen Sosial Budaya      


1. Sikap Masyarakat Terhadap Proyek √   √

2. Ketenangan Masyarakat   √ √
Evaluasi Dampak Potensial
Macam-macam dampak potensial yang ditimbulkan dari pembangunan Jembatan Suramadu. Berikut adalah hasil
evaluasi dari masing-masing dampak potensial berdasarkan 3 komponen

a. Komponen Biogeofisik
• Perubahan bentuk lahan
• Penurunan kualitas air laut
• Biota aquatic
• Penurunan kualitas udara bersih

b. Komponen Sosial Ekonomi


• Pendapatan masyarakat
• Kesempatan kerja dan peluang berusaha

c. Komponen Sosial Budaya


Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL)
No. Dampak Lingkungan Sumber Dampak Indikator Bentuk Pengelolaan Lokasi Periode Institusi
yang Dikelola Keberhasilan Lingkungan Hidup Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Hidup Hidup Hidup

      Tahap Prakonstruksi      
1. Survei lokasi untuk Lokasi yang Terbangunnya a. Datang secara Wilayah kaki 6 bulan sebelum Instansi
kelayakan wilayah yang digunakan jembatan yang langsung ke tempat Suramadu baik di infrastruktur pelaksana yaitu
tepat digunakan untuk sebagian tepat untuk dapat lokasi yang akan bagian Surabaya dimulai Perwakilan
pembangunan kecilrbesarnya mempermudah dibangunnya maupun Kec. Kementrian

untuk dijadikan akses tujuan jembatan Labung Kab. Pekerjaan Umum


jalan akses b. Dipertimbangkan Bangkalan Balai Besar
merupakan milik lokasi tersebut Pelaksanaan
warga sekitar apakah layak Jalan Nasional V
dibangun jembatan

atau tidak dari segi


lingkungan
2. Melakukan permohonan Pembebasan lahan a. Tidak terjadinya a. Dilakukan sosialisasi Suramadu baik di 6 bulan sebelum Instansi pelaksana
izin kepada masyarakat dan perizinan kesenjangan secara transparansi bagian Surabaya infranstruktur yaitu Perwakilan
setempat terhadap masyarakat sosial tanpa adanya tutup maupun Kec. dimulai Kementrian

yang lahannya akan b. Tidaj terjadi menutup atau secara Labang Kab. Pekerjaan Umum
terkena dampak kesalahpahama terbuka Bangkalan Balai Besar

pembangunan n dan dapat b. Pemilik lahan yang Pelaksanaan Jalan


membuat lahannya akan Nasional V
masyarakat terkena pembangyan,

lebih mengerti sebaiknya pihak


tujuan tersebut diberi modal

dibangunnya terlebih dahulu untuk


jembatan membuka usaha
Suramadu mikro

c. Pemberian hak
ganti aset lahan

yang akan
digunakan
sebagai

pembangunan
jembatan
3. Kesempatan kerja dan Merekrut tenaga Menambah a. Mengutamakan Wilayah kaki 6 bulan sebelum a. Instansi
peluang berusaha kerja untuk dapat lapangan penduduk setempat Suramadu baik infrastruktur pelaksana
bekerja di usaha- pekerjaan seperti dalam perekrutan di bagian dimulai yaitu
usaha mikro usaha mikro dari b. Memberikan Surabaya Perwakilan
tersebut masyarakat sekitar pengarahan kepada maupun Kec. Kementrian
calon pekerja Labung Kab. Pekerjaan
c. Memberikan Bangkalan Umum Balai
bantuan moal Besar
terlebih dahulu Pelaksanaan
untuk membuka Jalan
usaha kecil-kecilan Nasional V
b. Instansi
Pengawas
yaitu Kepala
Desa
    Tahap Konstruksi      
1.
Perubahan Pembukaan Tidak Menghindari Disepanjang Dari saat tahap a. Instansi pelaksana yaitu
bentuk lahan lahan sebagai menimbulkan penebangan jalan akses konstruksi Perwakilan Kementrian
jalan akses kerusakan lahan pohon menuju hingga pasca Pekerjaan Umum Balai Besar
menuju sembarangan Jembatan konstruksi Pelaksanaan Jalan Nasional V
Jembatan Suramadu b. Instransi Pengawan yaitu Dinas
Suramadu dari atah Kab. Perhubungan
Bangkalan
2. Penurunan Materialrbahan Tidak Pendekatan teknologi Disepanjang lokasi Dari saat tahap a. Instansi pelaksana yaitu
kualitas air bangunan yang menyebabkan dan penerapan standar yang akan konstruksi hingga Perwakilan Kementrian

jatuh ke pencemaran air K3 dibangunnya pasca konstruksi Pekerjaan Umum Balai


perairan laut jembatan Suramadu Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional V
b. Instansi Pengawasan yaitu

Dinas Kantor LH dan Dinas


Kesehatan
c. Instansi penerima laporan

3. Penurunan Pada saat Tidak dapat Penerapan standar K3 Lokasi di sepanjang Secara periode a. Instansi pelaksana yaitu
kualitas udara pembangunan menimbulkan harus diberlakukan pembangunan disesuiakan dengan Perwakilan Kementrian

bersih jembatan yang pencermaran debu, karena menyangkut jembatan Suramadu kebutuhan supaya Pekerjaan Umum Balai Besar
bersumber dari dan bahan material keselamatan pekerja dilaksanakan terlaksana seoptimal Pelaksanaan Jalan Nasional V
bahan dan bahan bangunan, mungkin b. Instansi pengawasan yaitu

materialnya karena dapat Dinas Kesehatan Kab.


mengganggu Bangkalan dan Surabaya, dan

kesehatan Kantor LH
masyarakat dan c. Instansi penerima Laporan

pekerja yaitu Kantor LH


 
4. Gangguan biota air Masuknya material Tidak menyebabkan Pendekatan teknologi Di sepanjanh lokasi yang Dari saat tahap a. Instansi pelaksana
bangunan ke dalam air pencemaran air laut dan penerapan standar akan dibangunnya konstruksi hingga yaitu Perwakilan

K3 jembatan Suramadu pasca konstruksi Kementrian


Pekerjaan Umum
Balai Besar

Pelaksanaan Jalan
Nasional V

b. Instansi pengawasan
yaitu Kantor LH dan
Dinas Pertanian,

Perikanan serta
Kehutanan

c. Instansi penerima
laporan yaitu Kantor
LH

 
5. Operasi Dari dalam Cepat Karena ranjau tersebut Di sepanjang lokasi Dilaksanakan a. Instansi pelaksana yaitu
pembersihan perairan terlaksanannya berada dalam perairan yang akan sampai ranjau Perwakilan Kementrian
ranjau bersumber dari pembangunan dan seharusnya dibangunnya tersebut benar- Pekerjaan Umum Balai
akibat perang memakai alat berat jembatan benar tidak ada Besar Pelaksanaan Jalan
dunia z untuk mengambil Suramadu supaya Nasional V
ranjau tersebut terlaksananya b. Instansi pengawasan : KPLP
pembangunan  
yang
berkelanjutan

6. Gangguan lalu Mobilisasi perairan Tidak terjadi a. Estimasi waktu saat Dilakukan di Dilaksanaakan a. Instansi pelaksana yaitu
lintas di laut kerancuan di laut mobilisasi peralatan sepanjang rute pada saat atau Perwakilan Kementrian

antara kapal-kapal b. Menggunakan tanda mobilisasi selama mobilisasi Pekerjaan Umum Balai Besar
warning pada saat pembangunan berlangsung Pelaksanaan Jalan Nasional V

pembangunan jembatan Suramadu b. Instansi pengawasan yaitu


c. Pemakaian latar Polantas, Dinas Perhub
belakang untuk Kominto dan Kantor LH

pemberitahuan c. Instansi penerima laporan


(tanda) bahwa yaitu Kantor LH

terdapat proyek
yaitu sedang
berlangsung
7. Gangguan Mobilisasi perairan Kesehatan akan Melakukan Wilayah kaki Tahap pada saat pasca a. Instansi pelaksana
kesehatan masyarakat pengelolaan air Suramadu dan konstruksi yaitu Perwakilan
meningkat limbah sampah lokasi Kementrian
dan kualitas udara pembangunan Pekerjaan Umum
Balai Besar
Pelaksanaan Jalan
Nasional V
b. Instansi pengawas
yaitu Dinas
Kesehatan dan

Kantor LH
c. Instansi penerima
laporan yaitu Kantor
LH
    Tahap Pasca Konstruksi      

Pembersihan bahan Kegiatan Terciptaan kesehatan, Pembersihan Di sekitar wilayah Pasca operasi a. Instansi pelaksana yaitu Perwakilan

dan material pembangunan dan dan debu-debu tidak dilakukan dengan pembangunan jembatan pembangunan Kementrian Pekerjaan Umum Balai Besar
pembangunan pengangkatan bertebaran sehingga menggunakan alat Suramadu Pelaksanaan Jalan Nasional V

material bangunan tidak mengganggu yang memadai b. Instansi pengawasan yaitu Dinas
pernafasan untuk Kesehatan, Kantor LH, serta DISHUB
membersihkan c. Instansi penerima laporan yaitu Kantor LH

lingkungan yang dan v0 DISHUB


terkena dampak

dari material
bangunan

Pembayaran upah Sebagai balas jasa Dapat terjaganya Diberi upah Di sekitar wilayah Pasca operasi a. Instansi pelaksana yaitu Perwakilan
para pekerja. terhadap kesejahteraan serta dengan pembangunan jembatan pembangunan. Kementrian Pekerjaan Umum Balai Besar

keikutsertaan dalam sikap salig mengevaluasi Suramadu. Pelaksanaan Jalan Nasional V.


pembangunan menghargai antara terlebih dahulu

jembatan pekerja dan pihak hasil pekerjaan


Suramadu. pembangun. yang telah
dikerjakan.
Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL)
Tahap Prakontruksi
  Dampak yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan   Instansi  
Lingkungan Hidup Pemantau

No. Jenis Dampak Indikator r Sumber Metode Lokasi Pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Pelaporan
yang Timbul Parameter Dampak Pengumpula Frekuensi
n Analisis
Data

1. Survei lokasi Lokasi yang Lokasu yang Melakukan Di sepanjang Dilakukan Perwakilan Kepala DISHUB
untuk kelayakan sesuai untuk digunakan pemetaan lokasi proyek berkali-kali Kementrian Desa Kec. Kab.
wilayah yang peengembanga sebagian terhadap pengembangan sebelum Pekerja Labang, Bangkalan
tepat digunakan n proyek kecilrbesarn lokasi yang jembatan dilakukan Umum Kab.
untuk ya untuk digunakan Suramadu pembangun Balai Besar Bangakalan
pembangunan dijadikan untuk an Pelaksanaa -Madura
jalan akses pengembang n Jalan
merupakan an proyek Nasional V
mili warga
sekitar
2. Melakukan Mendapatkan izin Pembebasan a. Mengirim Daerah Dilakukan Perwakilan Kepala Desa a. Kepala

permohonan izin pembebasan dan perizinan kan surat permukaan sampai benar- Kementrian Kec. Labang, Desa
kepada masyarakat lahan untuk terhapa permoho sekitar lokasi benar Pekerja Kab. Kec.
setempat dijadikan jalan masyarakat nan proyek mendapatkan Umum Balai Bangakalan- Labang
akses yang dibangun izin Besar Madura b. DISHUB

lahannya nya Pelaksanaan Kab.


akan terkena Jembatan Jalan Bangak
dampak b. Melakuka Nasional V alan
pembanguna n
n sosialisasi

pengemb
angan
proyek
kepada

masyarak
at
3. Kesempatan kerja a. Proporsi Perekrutan Melakukan Di wilayah Di wilayah Kementrian Kepala Desa a. Dinas

dan peluang pekerja bagi tenaga kerja wawancara permukaan dalam v kali Pekerja Kec. Labang, Tenaga
berusaha tenaga lokal untuk terhadap masyarakat tahap masa Umum Balai Kab. Kerja
b. Terbukanya pembanguna masyarakat sekitar proyek prakonstruksi Besar Bangakalan- dan
lapangan n jembatan yang Pelaksanaan Madura Sosial

pekerjaan Suramadu merasakan Jalan Kab.


c. Kesempatan dampak dari Nasional V Bangka
berusaha proyek lan
bagi pembanguna b. Kantor

masyarakat n jembatan BLH


lokal Suramadu Kab.
Bangak
alan
Tahap Konstruksi
  Dampak yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan   Instansi  
Lingkungan Hidup Pemantau

No. Jenis Dampak Indikator r Sumber Dampak Metode Lokasi Pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Pelaporan
yang Timbul Parameter Pengumpulan Frekuensi
Analisis Data

1. Kualitas udara Parameter udara a. Pembuatan Mendeskripsikan a. Di sepanjang Dilaksanakan a. Perwakilan a. DinKes Instansi
yang dipantau langsung dengan jalan akses pada saat Kementrian Kab. pengawas
adalah Nz, Oz, COz jembatan membandingkan menuju pembangunan Pekerja Bangakal yaitu DinKes,
dan TSP Suramadu baku mutu udara jembatan jembatan Umum Balai an dan Kantor LH,

b. Mobilisasi yang telah Suramadu Suramadu Besar Surabaya dan DISHUB


peralatan ditetapkan dari arah Kab. berlangsung Pelaksanaan b. Instansi
Bangkalan Jalan Nasional pelaksan
b. Pada rute V a yaitu

pengangkata b. Instansi Perwakila


n material pengawas n
yaitu DinKes Kementri
an
Pekerjaa
n Umum
2. Penurunan a. Material Dari kegiatan a. Survei Di sepanjang Dari saat tahap a. Instansi pelaksana a. Dinas dan Kantor LH Kab.
kualitas air bangunan pembangunan kedalaman lokasi yang akan konstruksi yaitu Perwakilan Sumberdaya Bangakalan

yang jatuh jembatan muka dibangunnya hingga Kementrian Pekerja Energi Kab. dan Surabaya
ke perairan Suramadu pada perairan jembatan selesainya Umum Balai Besar Bangakalan dan

b. Dilihat dari saat memasang b. Wawancara Suramadu pembangunan Pelaksanaan Jalan Surabaya
kekeruhan tiang-tiang di dengan jembatan Nasional V b. Instansi
airnya dalam laut penduduk b. Instansi penggawas pengawas yaitu

sebagai sekitar yaitu Dinas Kantor Dinas Kantor LH


penyangga pemeriksaan LH dan DinKes

jembatan sampel air c. Instansi penerima


dengan laporan yaitu
pengukuran Kantor LH

pH, suhu, dll

3. Gangguan Dilihat dari biota Disebabkan oleh Survei pengamatan Di sepanjang Pada saat a. Instansi pelaksana a. Instansi pelaksana Instansi
biota air yang mendominasi masuknya pada lapangan perairan lokasi pembangunan yaitu Perwakilan yaitu Perwakilan pelaksana yaiut
material yang secara langsung yang akan jembatan hingga Kementrian Pekerja Kementrian Pekerja Perwakilan
dapat mencemari dibangunnya terselesaikannya Umum Balai Besar Umum Balai Kementrian
perairan tersebut jembatan pembangunan Pelaksanaan Jalan Pelaksaan Jalan Pekerjaan

Suramadu tersebut Nasional V Nasional V Umum Balai


b. Instansi pengawas b. Instansi pengawas Besar
yaitu Kantor LH yaitu Kantor LH Pelaksanaan

Nasional V dan
Instansi
4. Operasi Terdapat Dari dalam Dengan survei Di sepanjang Dilaksanakan a. Instansi pelaksana a. Instansi pelaksana a. Instansi pelaksana

pembersihan beberapa perairan pengamatan lokasi yang sampai ranjau yaitu Perwakilan yaitu Perwakilan yaitu Perwakilan
ranjau ranjau akibat bersumber lapangan akan tersebut benar- Kementrian Pekerja Kementrian Kementrian
perang dunia dari akibat karena ranjau dibangunnya benar tidak ada Umum Balai Besar Pekerja Umum Pekerja Umum

ke-z perang dunia tersebut berada jembatan supaya Pelaksanaan Jalan Balai Besar Balai Besar
ke-z dalam perairan Suramadu terlaksanya Nasional V Pelaksaan Jalan Pelaksaan Jalan

dan seharusnya pembangunan b. Instansi pengawas : Nasional V Nasional V


memakai alat yang KPLP b. Instansi b. Instansi
berat untuk berkelanjutan pengawas : KPLP pengawas : KPLP

mengambil
ranjau tersebut

5. Gangguan lalu Lokasi, jumlah Mobilisasi Survei Dilakukan di Saat mobilisasi a. Instansi pelaksana a. Instansi pelaksana a. Instansi pelaksana
lintas laut dan jenis peralatan dan pengamatan sepanjang jalur peralatan dan yaitu Perwakilan yaitu Perwakilan yaitu Perwakilan

potensi konflik materila lapangan secara jalan mobilisasi material Kementrian Pekerja Kementrian Pekerja Kementrian Pekerja
kendaraan pada langsung berlangsung Umum Balai Besar Umum Balai Besar Umum Balai Besar

lalu lintas di air Pelaksanaan Jalan Pelaksanaan Jalan Pelaksanaan Jalan


Nasional V Nasional V Nasional V
b. Instansi pengawas b. Instansi pengawas b. Instansi pengawas

yaitu Polantas, yaitu Polantas, yaitu Polantas,


DISHUB Kominfo dan DISHUB Kominfo DISHUB Kominfo

Kantor LH dan Kantor LH dan Kantor LH


c. Instansi penerima c. Instansi penerima c. Instansi penerima
laporan yaitu Knator laporan yaitu Knator laporan yaitu Knator
6. Gangguan Kesehatan Dari kegiatan Dilakukan Di lokasi Di lokasi demi a. Instansi a. Instansi a. Instansi
kesehatan masyarakat pada pembangunan pemeriksaan pembangunan terjaganya pelaksana yaitu pelaksana yaitu pelaksana

saat jembatan yang jembatan tersebut kesehatan Perwakilan Perwakilan yaitu


pembangunan semestinya pekerja Kementrian Kementrian Perwakilan
berlangsung pada saat akan sekalipun Pekerja Umum Pekerja Umum Kementrian

membangunnya Balai Besar Balai Besar Pekerja Umum


jembatan Pelaksanaan Pelaksanaan Balai Besar

Jalan Nasional Jalan Nasional V Pelaksanaan


V b. Instansi Jalan Nasional
b. Instansi pengawas yaitu V

pengawas yaitu DinKes dan b. Instansi


DinKes dan Kantor LH pengawas

Kantor LH yaitu DinKes


dan Kantor LH

7. Perubahan Perubahan Dari Memantau Lokasi Pemantauan a. Instansi a. Instansi a. Instansi


bentuk lahan struktur tanah dan pembangunan kondisi perairan pembangunan dilakukan pelaksana yaitu pelaksana yaitu pelaksana yaitu

permukaan tiang-tiang yang tersebut secara jembatan Suramadu perkuartal Perwakilan Perwakilan Perwakilan
perairan dibangun di dalam langsung Kementrian Kementrian Kementrian
perairan Pekerja Umum Pekerja Umum Pekerja Umum

Balai Besar Balai Besar Balai Besar


Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan

Jalan Nasional V Jalan Nasional V Jalan Nasional


b. Kantor LH b. Kantor LH V
 
Pasca Konstruksi
  Dampak yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan   Instansi Pemantau  
Lingkung Hidup

an
No. Jenis Indikator r Sumber Dampak Metode Lokasi Pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Pelaporan

Dampak Parameter Pengumpulan Frekuensi


yang Analisis Data

Timbul
1. Pembersih Tidak Kegiatan Melakukan Di Dilakukan berkali- a. Perwakilan a. Kepala Desa Kec. a. DISHUB Kab. Bangakalan

an bahan menyebabkan pembangunan dan kegiatan bersih- sepanjang kali sampai Kementrian Labang, Kab. b. DinKes
dan pencemaran pengangkatan bersih di sekitar lokasi benar-benar Pekerja Umum Bangakalan, c. BLH Kab. Bangakalan

material pada lingkungan material bangunan lokasi proyek tercipta Balai Besar Madura d. Kepala Desa Kec. Labang,
pembangu pembangun lingkungan bersih Pelaksanaan b. DinKes Kab. Bangkalan
nan an jembatan Jalan Nasional V c. BLH Kab.

Suramadu b. DinKes Bangkalan


c. BLH Kab.
Bangakalan
2. Pembayar Mensejahterakan Sebagai balas jasa Membayar upah Secara personal Dilakukan secara Perwakilan a. Kepala Desa Kec. a. Kepala Desa Kec. Labang,

an upah para pekerja terhadap sesuai perjanjian terhadap para personal sampai Kementrian Pekerja Labang, Kab. Kab. Bangkalan, Madura
para dengan memberi keikutsertaan dalam yang sudah ada pekerja urusan selesai Umum Balai Besar Bangkalan, Madura b. Perwakilan Kementrian
pekerja hasil pendapatan pembangunan pembangunan Pelaksanaan Jalan b. Dinas Pengelola Pekerja Umum Balai

jembatan Suramadu jembatan Nasional V dan Keuangan Aset Besar Pelaksanaan Jalan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai