gangguan fungsi hati, gangguan hematologi, infeksi saluran kemih dan diabetes mellitus Untuk membantu penegakan diagnosis Untuk memantau efektifitas pengobatan atau komplikasi. LANJUTAN • Permintaan urinalisis diindikasikan pada pasien dengan evalusi kesehatan secara umum, gangguan endokrin, gangguan pada ginjal atau traktus urinarius, monitoring pasien dengan diabetes, kehamilan, kasus toksikologi atau over dosis. • Secara kualitatif pemeriksaan urine bertujuan untuk mengidentifikasi zat-zat yang secara normal ada dalam urine dan zat-zat yang seharusnya tidak ada dalam urine. • Secara kuantitatif (atau semi-kuantitatif) pemeriksaan urine bertujuan untuk mengetahui jumlah zat-zat tersebut di dalam urine. JENIS PEMERIKSAAN URINE
1. Pemeriksaan makroskopik meliputi tes
volume, warna, kejernihan, pH dan berat jenis. 2. Pemeriksaan mikroskopik untuk melihat sedimen urine seperti eritrosit, leukosit, sel epitel, kristal, dan lain-lain. 3. Pemeriksaan kimia meliputi tes protein, glukosa, keton, darah, bilirubin, urobilinogen, nitrit, dan lekosit esterase. JENIS PEMERIKSAAN URINE • Pemeriksaan Rutin Pemeriksaan yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dikerjakan pada setiap penderita tanpa indikasi • Pemeriksaan Penyaring Pemeriksaan awal utk memperkirakan suatu penyakit. • Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan berdasar indikasi utk menunjang dengan penyakit tertentu JENIS SAMPEL URINE 1. Spesimen urine pagi pertama (First morning urine) Urine pagi pertama lebih pekat bila dibandingkan dengan urine yang dikeluarkan siang hari. urine ini baik untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein, dan lain-lain, serta baik juga untuk tes kehamilan. 2. Spesimen urine pagi kedua Spesimen urine ini dikumpulkan 2 – 4 jam setelah urine pagi pertama. Spesimen ini dipengaruhi oleh makanan dan minuman, dan aktivitas tubuh. Spesimen ini lebih praktis untuk pasien rawat jalan JENIS SAMPEL URINE 3. Spesimen urine sewaktu (Random) Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ada prosedur khusus atau pembatasan diet untuk pengumpulan spesimen. Spesimen ini dapat digunakan untuk bermacam-macam pemeriksaan, biasanya cukup baik untuk pemeriksaan urine rutin 4. Spesimen urine berdasarkan waktu (Timed collection) Urine 24 jam Spesimen ini adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus dan kemudian dikumpulkan dalam satu wadah. JENIS SAMPEL URINE Urine post prandial Urine yang pertama kali dikeluaran 1,5 – 3 jam setelah makan. Spesimen ini baik digunakan untuk pemeriksaan glukosaria. BERAT JENIS SPESIFIK (SPECIFIC GRAVITY) • Urinalisis dapat dilakukan sewaktu atau pada pagi hari. • Pemeriksaan berat jenis urin dapat digunakan untuk mengevaluasi penyakit ginjal pasien. • Berat jenis normal adalah 1,001-1,030 dan menunjukkan kemampuan pemekatan yang baik, hal ini dipengaruhi oleh status hidrasi pasien dan konsentrasi urin. • Berat jenis meningkat pada diabetes (glukosuria), proteinuria > 2g/24 jam), radio kontras, manitol, dekstran, diuretik. • Nilai berat jenis menurun dengan meningkatnya umur (seiring dengan menurunnya kemampuan ginjal memekatkan urin) dan preginjal azotemia. WARNA URINE • Warna urin dipengaruhi oleh konsentrasi, adanya obat, senyawa eksogen dan endogen, dan Ph • Warna merah coklat menunjukkan urin mengandung hemoglobin, myoglobin, pigmen empedu, darah atau pewarna. Dapat juga karena pemakaian klorpromazin, haloperidol, rifampisin, doksorubisin, fenitoin, ibuprofen. • Warna merah coklat dapat berarti urin bersifat asam (karena metronidazol) atau alkali (karena laksatif, metildopa) • Warna kuning merah (pink) menunjukkan adanya sayuran, bit, fenazopiridin atau katartik fenolftalein, ibuprofen, fenitoin, klorokuin WARNA URINE • Warna biru-hijau menunjukkan pasien mengkonsumsi bit, bakteri Pseudomonas, pigmen empedu, amitriptilin, • Warna hitam menunjukkan adanya, alkaptouria • Warna gelap menunjukkan porfiria, malignant melanoma (sangat jarang) • Urin yang keruh merupakan tanda adanya urat, fosfat atau sel darah putih (pyuria), polymorphonuclear (PMNs), bakteriuria, obat kontras radiografi. • Urin yang berbusa mengandung protein atau asam empedu • Kuning kecoklatan menunjukkan primakuin, sulfametoksazol, bilirubin, urobilin pH urin (normal 5,0-7,5) • Dipengaruhi oleh diet dan vegetarian dimana asupan asam sangat rendah sehingga membuat urin menjadi alkali. • pH urin mempengaruhi terbentuknya Kristal. Misalnya pada pH urin asam dan peningkatan specific gravity akan mempermudah terbentuknya kristal asam urat . LANJUTAN PH alkalin disebabkan: o adanya organisme pengurai yang memproduksi protease seperti proteus, Klebsiella atau E. coli o ginjal tubular asidosis akibat terapi amfoterisin o Penyakit ginjal kronik o Intoksikasi salisilat LANJUTAN pH asam disebabkan karena : o emfisema pulmonal o diare, dehidrasi o kelaparan (starvation) o asidosis diabetik PROTEIN • Protein urin dihitung dari urin yang dikumpulkan selama 24 jam. Proteinuria (dengan metode dipstick) : +1 = 100 mg/dL, +2 = 300 mg/dL, +4 = 1000 mg/dL. Dikatakan proteinuria bila lebih dari 300 mg/hari. • Hasil positif palsu dapat terjadi pada pemakaian obat berikut: • penisilin dosis tinggi, • klorpromazin, • tolbutamid • golongan sulfa • Dapat memberikan hasil positif palsu bagi pasien dengan urin alkali. GLUKOSA • Korelasi antara urin glukosa dengan glukosa serum berguna dalam memonitor dan penyesuaian terapi antidiabetik. KETON • Dapat ditemukan pada urin malnutrisi, pasien DM yang tidak terkontrol, dan pecandu alkohol. • Terjadi pada : • gangguan kondisi metabolik seperti: diabetes mellitus, ginjal • glikosuria, • peningkatan kondisi metabolik seperti: hipertiroidism, demam, kehamilan dan menyusui • malnutrisi, diet kaya lemak SEDIMEN • Tes ini memberikan gambaran adanya infeksi saluran kemih, batu ginjal atau saluran kemih, nefritis, keganasan atau penyakit hati. • Tidak ada tipe urin cast tertentu yang patognomonik bagi gangguan penyakit ginjal yang khusus, walaupun terdapat cast sel darah cast sel darah putih. • Sedimen urin dapat normal pada kondisi preginjal atau postginjal dengan minimal atau tanpa proteinuria. SEDIMEN IMPLIKASI KLINIK • Cell cast : Menunjukkan acute tubular necrosis. • White cell cast biasanya terjadi pada acute pyelonephritis atau interstitial nephritis • Red cell cast timbul pada glomerulonefritis akut • RBC : Peningkatan nilai menunjukkan glomerulonefritis, vaskulitis, obstruksi ginjal atau penyakit mikroemboli, atau proteinuria • WBC : peningkatan nilai menunjukkan penyakit ginjal dengan inflamasi • Bakteri : jumlah bakteri > 105/mL menunjukkan adanya infeksi saluran kemih. • Kristal : meliputi kristal kalsium oksalat, asam urat, amorf, triple fosfat. • Adanya kristal menunjukkan peningkatan asam urat dan asam amino