Anda di halaman 1dari 23

URINALISIS

Oleh: apt. Irwandi, M. Farm


DEFENISI

• Pemeriksaan secara kimiawi dan dengan


mikroskopis terhadap urin.

• Urinalisis adalah pemeriksaan sampel urine


secara fisik, kimia dan mikroskopik.
TUJUAN

 untuk evaluasi gangguan fungsi ginjal,


gangguan fungsi hati, gangguan hematologi,
infeksi saluran kemih dan diabetes mellitus
 Untuk membantu penegakan diagnosis
 Untuk memantau efektifitas pengobatan atau
komplikasi.
LANJUTAN
• Permintaan urinalisis diindikasikan pada pasien dengan
evalusi kesehatan secara umum, gangguan endokrin,
gangguan pada ginjal atau traktus urinarius, monitoring
pasien dengan diabetes, kehamilan, kasus toksikologi atau
over dosis.
• Secara kualitatif pemeriksaan urine bertujuan untuk
mengidentifikasi zat-zat yang secara normal ada dalam
urine dan zat-zat yang seharusnya tidak ada dalam urine.
• Secara kuantitatif (atau semi-kuantitatif) pemeriksaan urine
bertujuan untuk mengetahui jumlah zat-zat tersebut di
dalam urine.
JENIS PEMERIKSAAN URINE

1. Pemeriksaan makroskopik meliputi tes


volume, warna, kejernihan, pH dan berat jenis.
2. Pemeriksaan mikroskopik untuk melihat
sedimen urine seperti eritrosit, leukosit, sel
epitel, kristal, dan lain-lain.
3. Pemeriksaan kimia meliputi tes protein,
glukosa, keton, darah, bilirubin, urobilinogen,
nitrit, dan lekosit esterase.
JENIS PEMERIKSAAN URINE
• Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan yang hasilnya dapat digunakan sebagai
dasar untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dikerjakan
pada setiap penderita tanpa indikasi
• Pemeriksaan Penyaring
Pemeriksaan awal utk memperkirakan suatu penyakit.
• Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan berdasar indikasi utk menunjang dengan
penyakit tertentu
JENIS SAMPEL URINE
1. Spesimen urine pagi pertama (First morning urine)
Urine pagi pertama lebih pekat bila dibandingkan dengan
urine yang dikeluarkan siang hari.
urine ini baik untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis,
protein, dan lain-lain, serta baik juga untuk tes kehamilan.
2. Spesimen urine pagi kedua
Spesimen urine ini dikumpulkan 2 – 4 jam setelah urine pagi
pertama. Spesimen ini dipengaruhi oleh makanan dan
minuman, dan aktivitas tubuh. Spesimen ini lebih praktis
untuk pasien rawat jalan
JENIS SAMPEL URINE
3. Spesimen urine sewaktu (Random)
Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan
tidak ada prosedur khusus atau pembatasan diet untuk
pengumpulan spesimen. Spesimen ini dapat digunakan untuk
bermacam-macam pemeriksaan, biasanya cukup baik untuk
pemeriksaan urine rutin
4. Spesimen urine berdasarkan waktu (Timed collection)
Urine 24 jam
Spesimen ini adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam
terus-menerus dan kemudian dikumpulkan dalam satu
wadah.
JENIS SAMPEL URINE
Urine post prandial
Urine yang pertama kali dikeluaran 1,5 – 3 jam setelah makan.
Spesimen ini baik digunakan untuk pemeriksaan glukosaria.
BERAT JENIS SPESIFIK (SPECIFIC GRAVITY)
• Urinalisis dapat dilakukan sewaktu atau pada pagi hari.
• Pemeriksaan berat jenis urin dapat digunakan untuk
mengevaluasi penyakit ginjal pasien.
• Berat jenis normal adalah 1,001-1,030 dan menunjukkan
kemampuan pemekatan yang baik, hal ini dipengaruhi oleh
status hidrasi pasien dan konsentrasi urin.
• Berat jenis meningkat pada diabetes (glukosuria), proteinuria
> 2g/24 jam), radio kontras, manitol, dekstran, diuretik.
• Nilai berat jenis menurun dengan meningkatnya umur (seiring
dengan menurunnya kemampuan ginjal memekatkan urin)
dan preginjal azotemia.
WARNA URINE
• Warna urin dipengaruhi oleh konsentrasi, adanya obat,
senyawa eksogen dan endogen, dan Ph
• Warna merah coklat menunjukkan urin mengandung
hemoglobin, myoglobin, pigmen empedu, darah atau
pewarna. Dapat juga karena pemakaian klorpromazin,
haloperidol, rifampisin, doksorubisin, fenitoin, ibuprofen.
• Warna merah coklat dapat berarti urin bersifat asam (karena
metronidazol) atau alkali (karena laksatif, metildopa)
• Warna kuning merah (pink) menunjukkan adanya sayuran, bit,
fenazopiridin atau katartik fenolftalein, ibuprofen, fenitoin,
klorokuin
WARNA URINE
• Warna biru-hijau menunjukkan pasien mengkonsumsi bit,
bakteri Pseudomonas, pigmen empedu, amitriptilin,
• Warna hitam menunjukkan adanya, alkaptouria
• Warna gelap menunjukkan porfiria, malignant melanoma
(sangat jarang)
• Urin yang keruh merupakan tanda adanya urat, fosfat atau sel
darah putih (pyuria), polymorphonuclear (PMNs), bakteriuria,
obat kontras radiografi.
• Urin yang berbusa mengandung protein atau asam empedu
• Kuning kecoklatan menunjukkan primakuin, sulfametoksazol,
bilirubin, urobilin
pH urin (normal 5,0-7,5)
• Dipengaruhi oleh diet dan vegetarian dimana asupan
asam sangat rendah sehingga membuat urin menjadi
alkali.
• pH urin mempengaruhi terbentuknya Kristal.
Misalnya pada pH urin asam dan peningkatan specific
gravity akan mempermudah terbentuknya kristal
asam urat .
LANJUTAN
PH alkalin disebabkan:
o adanya organisme pengurai yang memproduksi
protease seperti proteus, Klebsiella atau E. coli
o ginjal tubular asidosis akibat terapi amfoterisin
o Penyakit ginjal kronik
o Intoksikasi salisilat
LANJUTAN
pH asam disebabkan karena :
o emfisema pulmonal
o diare, dehidrasi
o kelaparan (starvation)
o asidosis diabetik
PROTEIN
• Protein urin dihitung dari urin yang dikumpulkan selama 24
jam. Proteinuria (dengan metode dipstick) : +1 = 100 mg/dL,
+2 = 300 mg/dL, +4 = 1000 mg/dL. Dikatakan proteinuria bila
lebih dari 300 mg/hari.
• Hasil positif palsu dapat terjadi pada pemakaian obat berikut:
• penisilin dosis tinggi,
• klorpromazin,
• tolbutamid
• golongan sulfa
• Dapat memberikan hasil positif palsu bagi pasien dengan urin
alkali.
GLUKOSA
• Korelasi antara urin glukosa dengan glukosa serum
berguna dalam memonitor dan penyesuaian terapi
antidiabetik.
KETON
• Dapat ditemukan pada urin malnutrisi, pasien DM
yang tidak terkontrol, dan pecandu alkohol.
• Terjadi pada :
• gangguan kondisi metabolik seperti: diabetes
mellitus, ginjal
• glikosuria,
• peningkatan kondisi metabolik seperti:
hipertiroidism, demam, kehamilan dan menyusui
• malnutrisi, diet kaya lemak
SEDIMEN
• Tes ini memberikan gambaran adanya infeksi saluran
kemih, batu ginjal atau saluran kemih, nefritis,
keganasan atau penyakit hati.
• Tidak ada tipe urin cast tertentu yang patognomonik
bagi gangguan penyakit ginjal yang khusus, walaupun
terdapat cast sel darah cast sel darah putih.
• Sedimen urin dapat normal pada kondisi preginjal
atau postginjal dengan minimal atau tanpa
proteinuria.
SEDIMEN
IMPLIKASI KLINIK
• Cell cast : Menunjukkan acute tubular necrosis.
• White cell cast biasanya terjadi pada acute pyelonephritis atau interstitial
nephritis
• Red cell cast timbul pada glomerulonefritis akut
• RBC : Peningkatan nilai menunjukkan glomerulonefritis, vaskulitis,
obstruksi ginjal atau penyakit mikroemboli, atau proteinuria
• WBC : peningkatan nilai menunjukkan penyakit ginjal dengan inflamasi
• Bakteri : jumlah bakteri > 105/mL menunjukkan adanya infeksi saluran
kemih.
• Kristal : meliputi kristal kalsium oksalat, asam urat, amorf, triple fosfat.
• Adanya kristal menunjukkan peningkatan asam urat dan asam amino

Anda mungkin juga menyukai