Anda di halaman 1dari 25

PENGERTIAN BIROKRASI

Secara etimologi, kita mengenal sbb:


• Biro + krasi = Meja + kekuasaan
• Demo + krasi = Rakyat + kekuasaan
• Tekno+ krasi = Cendikiawan + kekuasaan
• Aristo + krasi = Bangsawan + kekuasaan
PENGERTIAN BIROKRASI
Taliziduhu Ndraha (2003)
Tiga macam pengertian birokrasi yang
berkembang saat ini :
1. Birokrasi diartikan sebagai aparat yang
diangkat penguasa untuk menjalankan
pemerintahan (government by bureaus);
2. Birokrasi diartikan sebagai sifat atau
perilaku pemerintahan yang buruk (patologi);
3. Birokrasi sebagai tipe ideal organisasi.
• Pengertian birokrasi (pemerintahan) dalam mata kuliah
ini adalah suatu organisasi pemerintahan yang terdiri dari
sub-sub struktur yang memiliki hubungan satu dengan
yang lain, yang memiliki fungsi, peran, dan kewenangan
dalam melaksanakan pemerintahan, dalam rangka
mencapai suatu visi, misi, tujuan, dan program yang telah
ditetapkan.
• Fungsi dan peran birokrasi meliputi hal-hal sebagai
berikut: (1) melaksanakan pelayanan publik; (2) pelaksana
pembangunan yang profesional (merrit system); (3)
perencana, pelaksanan, dan pengawas kebijakan
(manajemen pemerintahan); (4) alat pemerintah untuk
melayani kepentingan (abdi) masyarakat dan negara yang
netral dan bukan merupakan bagian dari kekuatan atau
mesin politik (netralitas birokrasi).
• Kewenangan birokrasi adalah kewenangan formal yang
dimiliki dengan legitimasi produk hukum bukan dengan
legitimasi politik.
KLASIFIKASI BIROKRASI
Dilihat dari sisi pelaksana, birokrasi terbagi 2 yakni:
1. Birokrasi sektor privat (contoh: perusahaan swasta, NGO, sekolah
swasta, dll)
2. Birokrasi sektor publik (contoh: pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dll)

Dilihat dalam arti luas dan sempit, birokrasi terbagi 2 yakni:


1. Birokrasi eksekutif (contoh: kabinet, departemen, kementerian
negara, dll)
2. Birokrasi negara (eks, leg, yudikatif)

Dilihat dari tingkatan pemerintahan, birokrasi terbagi sbb:


1. Pemerintah Pusat
2. Pemerintah Provinsi
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
4. Pemerintah Desa
TUJUAN BIROKRASI
• Sejalan dengan tujuan pemerintah
• Melaksanakan kegiatan dan program demi
tercapainya visi dan misi pemerintah dan negara
• Melayani masyarakat dan melaksanakan
pembangunan dengan netral dan profesional
• Menjalankan manajemen pemerintahan, mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, sinkronisasi, represif,
prepentif, antisipatif, resolusi, dll
MANFAAT BIROKRASI
• Memsistematiskan, mempermudah,
mempercepat, mendukung, mengefektifkan,
dan mengefisienkan pencapaian tujuan-tujuan
pemerintahan
• Memudahkan masyarakat dan pihak yang
berkepetingan untuk memperoleh layanan
dan perlindungan
• Menjamin keberlangsungan sistem
pemerintahan dan politik suatu negara
Birokrasi dalam Perspektif
Administrasi Publik

Badan atau organisasi pemerintahan


yang melaksanakan layanan publik
yang profesional, efektif, efisien, dan
produktif. Birokrasi mesti melaksanakan
tugas sesuai aturan, cepat, tepat,
mudah, murah, dan menghasilkan.
Birokrasi dalam Perspektif Politik

Badan pemerintah yang merupakan bagian


dari sistem politik atau kepanjangan tangan
dari pihak (partai) berkuasa, yang cenderung
memihak (kepentingan penguasa dan
rakyat), memiliki kewengan, terlibat dalam
perencanaan kebijakan/keputusan politik,
dan dapat menjadi organisasi mobilisasi
massa.
Birokrasi dalam Perspektif Pemerintahan

Badan pemerintah yang melaksanakan


fungsi-fungsi manajemen pemerintahan
(perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, resolusi konflik, dll),
penetapan kebijakan publik, bersikap netral
dan profesional, melaksanakan etika
birokrasi dan tata pemerintahan yang baik
(transparansi, akuntabilitas, dan partispatif).
Latar Belakang Birokrasi (Perspektif Teori
Negara dan Teori Organisasi)
• Dalam teori negara (pemikiran Logemann, Wilson, dan Lemaire unsur
negara meliputi unsur konstitutif dan unsur deklaratif. Unsur
konstitutif meliputi wilayah, rakyat dan pemerintah. (WRP)
• Unsur deklaratif pengakuan secara defacto dan dejure oleh negara
lain. Pemerintah menjalankan fungsi-fungsi pemerintahannya
dengan mengandalkan mesin birokrasi pusat sampai dengan yang
terendah (desa).
• Dalam teori organisasi (Max Webber, Jay M. Shafritz, J. Steven dalam
buku Perspektif Perilaku Birokrasi, karangan Miftah Thoha, Penerbit
Rajawali Press, Jakarta, 1991; SC Dube, Fred W. Riggs dalam buku Elite
dan Modernisasi , penyunting Aidit Alwi, penerbit Liberty Yogyakarta,
1989; Peter M. Blau dan Marshall W. Meyer, dalam buku Birokrasi
dalam Masyarakat Modern, Penerbit Pustakaraya, Jakarta, 2000),
dinyatakan bahwa tujuan individu dan kelompok dalam suatu
organisasi dapat dicapai apabila ditopang dengan adanya instrumen
birokrasi dan mekanisme kerja.
BIROKRASI LEGAL-RASIONAL
MAX WEBER

KEKUASAAN DAN KEWENANGAN (OTORITAS)

Kekuasaan: kemampuan melaksanakan kemauan


walau ditentang orang lain
org dpt dipaksa patuh

Otoritas: hak untuk mempengaruhi krn didukung aturan


ttg kesetiaan bawahan untuk patuh
TEORI BIROKRASI WEBER
Prinsip Pemikiran Max Weber
• Birokrasi rasional adalah sebuah konsepsi birokrasi yg muncul
atas dasar kaidah-kaidah otoritas hukum, bukan krn sebab
lain, seperti otoritas tradisional maupun otoritas kharismatis.
• Weber (1922) membedakan tiga tipe otoritas:
- Otoritas Tradisional, bertumpu pd kepercayaan dan
rasa hormat pd tradisi dan orang-orang yg mengemban
pelaksanaan tradisi tsb. Dlm otoritas ini seseorg taat dan
tunduk pd org lain krn mrk percaya bahwa tradisi
memang mengharuskan mrk berbuat demikian, tanpa
perlu melakukan critical analysis thdp kenyataan itu.
Pemimpin memperoleh hak-hak istimewa scr otomatis,
dan tdk membutuhkan legalitas formal dr pengikutnya.
Contoh: pemimpin agama, pemimpin sekte ttt, dsb.
• Otoritas Kharismatis, bertumpu pd
keyakinan thdp pengabdian, kepahlawanan,
jasa dan kemampuan luar biasa dari ssorg.
Dlm otoritas ini, ssorg taat dan patuh pd org
lain krn ia dipercaya memiliki kelebihan
khusus yg tdk dimiliki org lain. Ketaatan
bersifat mutlak, artinya apapun yg
diperintahkan pemimpin akan diikuti
pengikutnya. Sifat ketaatan tsb emosional.
• Otoritas Legal, berdasarkan keyakinan akan
aturan hukum yg diciptakan scr rasional dan juga
pd kewenangan ssorg yg melaksanakan aturan
hukum itu sesuai prosedur yg ditetapkan.
Dlm otoritas ini, ssorg taat pd org lain krn memang
hukum menentukan demikian dan dia terikat pd
ketentuan hukum itu. Ketaatan bersifat impersonal,
tdk berkenaan dgn pribadi.
• Menurut Weber, tdk ada bentuk murni dari ketiga
tipe ideal yg teraplikasikan dlm sejarah. Yg ada
adlh campuran dari dua atau ketiganya, dgn salah
satu tipe cenderung dominan.
• Hartmann dan Parsons menambahkan adanya tipe
keempat, yakni otoritas fungsional atau otoritas
profesional. Didasarkan atas keyakinan akan
keahlian atau pengetahuan dan kejuruan ssorg.
Org taat dan tunduk di bawah subordinasi pemegang
otoritas (pemimpin) krn dia dipercaya memiliki
keahlian profesi yg mumpuni.
KONSEPSI BIROKRASI RASIONAL MAX WEBER

1. Individu pejabat secara personal bebas akan tetapi dibatasi


oleh jabatannya manakala ia menjalankan tugas-tugas atau
kepentingan individu dalam jabatannya. Pejabat tidak bebas
menggunakan jabatannya untuk keperluan dan kepentingan
pribadinya termasuk keluarganya;
2. Jabatan-jabatan itu disusun dalam tingkatanhirarki dari atas ke
bawah dan ke samping. Konsekuensinya ada jabatan atasan
dan bawahan. Ada yang menyandang kekuasaan lebih besar
dan ada yang lebih kecil;
3. Tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam hirarki itu
secara spesifik berbeda satu dengan lainnya;
4. Setiap pejabat mempunyai kontrak jabatan yang harus
dijalankan. Uraian tugas masing-masing pejabat merupakan
domain yang menjadi wewenang dan tanggung jawab yang
harus dijalankan sesuai kontrak.
KONSEPSI BIROKRASI RASIONAL MAX
WEBER (2)
5. Setiap pejabat diseleksi atas dasar
kualifikasi profesionalitasnya, ideal melalui ujian kompetitif;
6. Setiap pejabat mempunyai gaji termasuk hak untuk menerima
pensiun sesuai dengan tingkatan hirarki jabatan yang
disandangnya. Setiap pejabat bisa memutuskan untuk keluar dari
pekerjaannya dan jabatannya sesuai dengan keinginannya dan
kontraknya bisa diakhiri dalam keadaan tertentu;
7. Terdapat struktur pengembangan karir yang jelas dengan
promosi berdasarkan senioritas dan penilaian obyektif (merit
system);
8. Setiap pejabat tidak dibenarkan menjalankan jabatannya dan
sumber daya instansinya untuk kepentingan pribadi dan keluarga;
9. Setiap pejabat berada di bawah pengendalian dan pengawasan
suatu sistem yang dijalankan secara disiplin.
KRITIK THDP BIROKRASI LEGAL-
RASIONAL WEBER (1)

(1) Tdk manusiawi: hancurkn emosi


dan perasaan;
(2) Tekanan pd keteptn dan keajegan
(reliabilitas) dlm adm, dpt
mengakibtkn kegagaln adm itu
sndiri. Peraturn yg disusun sbg alat
dpt menjdi tujuan itu sndiri
(3) Norma impersonal dpt merusak hub
pribadi antara pejbt dan masy
KRITIK THDP BIROKRASI LEGAL-
RASIONAL WEBER (2)

(4) Jk posisi ditempti olh org yg tdk


cocok dpt timbul konflik, krn tdk
jels siapa yg hrs ditaati:
pemegang otoritas atau tenaga
ahli;
(5) Ketaatn thdp peraturn: ada yg
taat, ada yg tdk  pengaruhi
kinerja
(6) Sult beradaptsi dgn perubhn krn
terikt peraturn
PANDANGAN TERHADAP BIROKRASI WEBERIAN
Warren Benis (1967)
Birokrasi hirarki piramida pada masa depan akan diganti dengan sistem sosial baru sesuai harapan
masyarakat.

Lawrence dan Lorch (1967)


Birokrasi yang bersifat rutin dan stabil, belum tentu cocok untuk lingkungan yang kompleks. Oleh
karena itu jika ingin survive birokrasi harus menyesuaikan diri dengan perkembangan atau
perubahan

David Bheetham (1975)


Birokrasi Weber memiliki ciri-ciri pokok (1) instrumen teknis; (2) kekuatan independen; (3) dapat
keluar dari fungsinya yang tepat karena anggotanya cenderung dari kelas sosial partikular (parpol,
misalnya)

Heckscher dan Donellon (1994)


bentuk organisasi masa depan adalah “post bureaucratic organization” yang tidak sama dengan
birokrasi weberian. Powering (kekuasaan) bukan satu-satunya cara mengendalikan birokrasi,
melainkan perlu empowering (pemberdayaan)

Miftah Thoha (2003)


Birokrasi weberian --diistilahkan sebagai officialdom atau kerajaan pejabat– memiliki dua
pemahaman yaitu birokrasi yang rasional (netral) dan birokrasi yang sarat dengan kekuasaan
(potensi politis). Birokrasi yang netral bisa dilihat pada poin (1) birokrasi politis dapat dilihat pada
poin (2) dan (3)
BIROKRASI HEGELIAN dan MARXIS

Hegel
“Birokrasi adalah jembatan penghubung antara negara
(pemerintah) dengan masyarakatnya”

Karl Marx
Didasari teori perjuangan kelas, krisis kapitalisme dan
pengembangan komunisme, Karl Marx berpendapat tentang
birokrasi sbb:
1. Birokrasi adalah negara atau pemerintah itu sendiri;
2. Birokrasi merupakan instrumen yang digunakan oleh
kelas yang dominan untuk melaksanakan
kekuasaan dominasinya atas kelas sosial lainnya;
3. Dalam masyarakat komunis kelak (tiada kelas sosial, semua
sama), birokrasi menjadi tiada arti karena fungsi birokrasi
dijalankan oleh semua anggota masyarakat.
PANDANGAN TERHADAP BIROKRASI
HEGELIAN/MARX

Miftah Thoha (2003)


1. Birokrasi Hegelian termasuk dalam kategori
birokrasi netral;
2. Birokrasi Marxis termasuk dalam kategori
birokrasi politik atau tidak netral
BIROKRASI DAVID OSBORNE dan TED GAEBLER (1993)

Birokrasi pemerintah sebaiknya bercirikan sebagai berikut:


1. Katalis (mengarahkan ketimbang mengayuh);
2. Memberi wewenang ketimbang melayani;
3. Pemerintah yang kompetitif;
4. Digerakan oleh misi bukan aturan;
5. Berorientasi hasil bukan masukan;
6. Melayani pelanggan, bukan dilayani atau melayani diri
sendiri;
7. Menghasilkan ketimbang membelanjakan;
8. Antisipatif (mencegah daripada mengobati)
9. Desentralisasi ketimbang sentralisasi;
10. Pemerintah berorientasi pasar.
PANDANGAN TERHADAP BIROKRASI DAVID
OSBORNE/TED GAEBLER
Miftah Thoha (2003)
1. Konsep birokrasi pemerintahan ini banyak dipengaruhi
konsep enterpreneurship (wirausaha) dunia swasta atau
bisnis, sedangkan konsep birokrasi pemerintahan umumnya
dipengaruhi konsep weberian (birokrasi rasional, hirarki dan
kaku). Pergeseran paradigma birokrasi pemerintahan ini
tidak bisa segera diterapkan tetapi memerlukan waktu yang
cukup lama;
2. Akan lebih mudah diterapkan di negara yang telah maju,
kaya, berpendidikan, swasta/masyarakat yang kuat dan
mandiri, pasar bebas, berideologi liberal;
3. Sulit diterapkan di negara komunis dan juga di negara
berkembang yang korup dan birokrasinya terlanjur buruk

Anda mungkin juga menyukai