Anda di halaman 1dari 20

PP NOMOR 29 TAHUN 2020

PMK-86/PMK.03/2020

FASILITAS PAJAK PENGHASILAN


DALAM RANGKA PENANGANAN
CORONA VIRUS DISEASE 2019
KEPADA DOKTER DAN TENAGA MEDIS
LATAR BELAKANG


Tidak boleh pesimistis.
Kita harus tetap berikhtiar
dan bekerja keras dalam
upaya pemulihan-pemulihan
baik pemulihan kesehatan
maupun ekonomi.
LATAR BELAKANG

Demi percepatan pemulihan ekonomi nasional, sehingga perlu dilakukan


perluasan untuk menjangkau sektor yang akan diberikan insentif

Dengan diberlakukannya konsep Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), ekonomi


masyarakat diharapkan mulai bergerak naik, sehingga perlu dilakukan
perpanjangan jangka waktu agar dampak insentif lebih terasa bagi Wajib
Pajak

Demi menjangkau lebih banyak Wajib Pajak dalam memanfaatkan insentif,


perlu dilakukan beberapa penyederhanaan dalam tata cara pemanfaatan insentif

Diperlukan dana APBN, APBD, kontribusi & sumbangan masyarakat,


dukungan ketersediaan SDM di Bidang Kesehatan, mendorong industri Alat
Kesehatan dan/atau Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, mobilisasi sarana
dan/atau prasarana dan menjaga stabilitas pasar saham
RESPONS PAJAK ATAS PANDEMI COVID-19 (TIMELINE)
PMK PERPPU PMK PMK UU PP PMK
23 1 28 44 2 29 86
Tanggal
Ditetapkan/ 21 Maret 2020 6 April 2020 16 Mei 2020 16 Juli 2020
Disahkan 31 Maret 2020 27 April 2020 10 Juni 2020

PMK-23/PMK.03/2020
01 Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah Virus Corona

PMK-44/PMK.03/2020
02 Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019

PMK-86/PMK.03/2020
03 Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019

PP Nomor 29 Tahun 2020


04 Fasilitas PPh dalam Rangka Penanganan Corona Virus Disease 2019
PERLUASAN INSENTIF PAJAK ANTISIPASI DAMPAK EKONOMI PANDEMI COVID-19
Bentuk Insentif PMK-23 PMK-44 PMK-86
1. PPh Pasal 21 Ditanggung • Sektor • Sektor tertentu (1.062 KLU), WP KITE & • Sektor tertentu (1.189 KLU), WP KITE & KB
Pemerintah (DTP) manufaktur Kawasan Berikat (KB) • Insentif s.d. Desember 2020
tertentu • Insentif s.d. September 2020 • Pemberitahuan pusat & cabang (WP KITE & KB)
(440 KLU) dan • Pemberitahuan pusat & cabang • Pemberitahuan hanya disampaikan pusat & berlaku
WP KITE untuk semua cabang (WP sektor tertentu/KLU)
2. PPh Final UMKM Ditanggung Belum diberikan • WP PP 23 Tahun 2018 • WP PP 23 Tahun 2018
Pemerintah insentif • WP harus mengajukan Surat Keterangan • WP tidak perlu mengajukan Surat Keterangan, cukup
& menyampaikan Laporan Realisasi menyampaikan Laporan Realisasi
untuk memanfaatkan insentif • Laporan Realisasi tiap bulan paling lambat tgl 20
• Laporan Realisasi tiap bulan p.l. tgl 20 bulan berikutnya
bulan berikutnya • Insentif s.d. Desember 2020
• Insentif s.d. September 2020

3. Pembebasan PPh Pasal 22 Impor • Sektor • Sektor tertentu (431 KLU) • Sektor tertentu (721 KLU)
manufaktur • WP KITE & KB • WP KITE & KB
tertentu • Insentif s.d. September 2020 • Insentif s.d. 31 Desember 2020
(102 KLU) • Pelaporan 3 bulanan • Pelaporan
• WP KITE  April-Juni: paling lambat 20 Juli 2020
 Juli-Des: setiap bulan p.l. tgl 20 bulan berikutnya
4. Pengurangan Angsuran PPh Pasal • Sektor • Sektor tertentu (846 KLU) • Sektor tertentu (1.013 KLU)
25 sebesar 30% manufaktur • WP KITE & KB • WP KITE & KB
tertentu • Insentif s.d. September 2020 • Insentif s.d. Desember 2020
(102 KLU) • Pelaporan 3 bulanan • Pelaporan
• WP KITE  April-Juni: paling lambat 20 Juli 2020
 Juli-Des: setiap bulan p.l. tgl 20 bulan berikutnya

5. Pengembalian pendahuluan PPN • Sektor • Sektor tertentu (431 KLU) • Sektor tertentu (716 KLU)
sebagai PKP berisiko rendah bagi WP manufaktur • WP KITE & KB • WP KITE & KB
yang menyampaikan SPT Masa PPN tertentu • Insentif s.d. September 2020 • Insentif s.d. Desember 2020
INSENTIF PAJAK

PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH


(DTP)
untuk pekerja dengan penghasilan bruto
tidak lebih dari 200 juta rupiah
PPh PASAL

PENERIMA INSENTIF 21
Pegawai dengan kriteria sebagai berikut:
a. menerima/memperoleh penghasilan dari pemberi kerja yang:
 memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)* tertentu
sebagaimana Lampiran A PMK;
 telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE (Kemudahan Impor
Tujuan Ekspor); atau
 telah mendapatkan izin terkait Kawasan Berikat
(Penyelenggara, Pengusaha, atau PDKB/Pengusaha di Kawasan
Berikat merangkap Penyelenggara di Kawasan Berikat)
b. memiliki NPWP
c. pada masa pajak yang bersangkutan menerima/memperoleh
Penghasilan Bruto yang bersifat tetap dan teratur yang
disetahunkan tidak lebih dari 200 juta rupiah
*) sesuai KLU yang tercantum & dilaporkan pemberi kerja dalam SPT Tahunan PPh Tahun 2018
atau Data Masterfile DJP untuk WP yang belum atau tidak memiliki kewajiban penyampaian
SPT Tahunan PPh Tahun 2018
PPh PASAL

PEMBERIAN INSENTIF 21
 PPh Pasal 21 DTP harus dibayarkan secara tunai oleh
pemberi kerja pada saat pembayaran penghasilan
kepada Pegawai

 dikecualikan dari Insentif PPh Pasal 21 DTP dalam hal


penghasilan pegawai berasal dari APBN/APBD dan
telah ditanggung pemerintah PPh Pasal 21-nya
berdasarkan ketentuan perpajakan

 PPh Pasal 21 DTP diberikan sejak Masa Pajak April


2020 sampai dengan Masa Pajak Desember 2020
PEMANFAATAN INSENTIF PPh PASAL

 Pemberi kerja menyampaikan


pemberitahuan kepada Kepala KPP
terdaftar melalui saluran tertentu pada
21
laman www.pajak.go.id
 Pemberitahuan pemanfaatan insentif
(berdasarkan kriteria KLU), hanya diajukan
oleh WP Pemberi Kerja yang berstatus
pusat dan insentif berlaku untuk pusat
beserta seluruh cabang yang terdaftar
dan memiliki kewajiban PPh Pasal 21
 Insentif berlaku sejak Masa Pajak
pemberitahuan sampai dengan Masa
Pajak Desember 2020
 Melampirkan Keputusan Menkeu
mengenai penetapan Perusahaan yang
mendapat fasilitas KITE (khusus WP KITE)
 Melampirkan Keputusan Menkeu
mengenai izin terkait Kawasan berikat
(khusus WP Kawasan Berikat)
PPh PASAL
Kewajiban pemberi kerja yang

21
memanfaatkan insentif PPh Pasal 21
DTP

 Pemberi kerja harus menyampaikan Laporan


Realisasi PPh Pasal 21 DTP melalui saluran
tertentu pada laman www.pajak.go.id
 Pemberi kerja membuat SSP/kode billing yang
dibubuhi cap/tulisan*, di-input dalam laporan
realisasi, kemudian disimpan dan diadministrasikan
Wajib Pajak dengan baik
 Pemberi kerja yang memanfaatkan insentif ini
berdasarkan kriteria KLU, menyampaikan laporan
untuk masing-masing realisasi pemanfaatan insentif
pada pusat dan seluruh cabang menggunakan
NPWP masing-masing
 Laporan dan lampirannya disampaikan paling
lambat tanggal 20 Bulan berikutnya setelah Masa
Pajak berakhir

*) “PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH EKS PMK NOMOR 86


/PMK.03/2020”
RESPONS PAJAK ATAS PANDEMI COVID-19 (TIMELINE)
PMK PERPPU PMK PMK UU PP PMK
23 1 28 44 2 29 86
Tanggal
Ditetapkan/ 21 Maret 2020 6 April 2020 16 Mei 2020 16 Juli 2020
Disahkan 31 Maret 2020 27 April 2020 10 Juni 2020

PMK-23/PMK.03/2020
01 Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah Virus Corona

PMK-44/PMK.03/2020
02 Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019

PMK-86/PMK.03/2020
03 Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019

PP Nomor 29 Tahun 2020


04 Fasilitas PPh dalam Rangka Penanganan Corona Virus Disease 2019
FASILITAS YANG DIBERIKAN

Fasilitas Pajak Penghasilan dalam rangka


penanganan COVID-19

tambahan
sumbangan yang penghasilan yang penghasilan berupa pembelian kembali
tambahan
dapat menjadi diterima/diperoleh kompensasi & saham yang
pengurangan
pengurang SDM di Bidang penggantian atas diperjualbelikan di
penghasilan neto
penghasilan bruto Kesehatan yang penggunaan harta bursa
mendapat penugasan
FASILITAS PPh

TAMBAHAN PENGHASILAN
YANG DITERIMA/DIPEROLEH
SDM DI BIDANG KESEHATAN
PEMBERIAN FASILITAS

OBJEK & SUBJEK

Tambahan penghasilan dari Pemerintah berupa


Honorarium/imbalan lain* yang diterima/diperoleh WP
Orang Pribadi yang:
a. menjadi SDM di Bidang Kesehatan (tenaga kesehatan &
tenaga pendukung kesehatan); DAN
b. mendapat penugasan,
yang memberikan pelayanan kesehatan untuk menangani
COVID-19 pada fasilitas pelayanan kesehatan & institusi
kesehatan, termasuk santunan dari Pemerintah yang
diterima ahli waris.
 Berlaku juga terhadap WP Orang Pribadi sebagaimana dimaksud
di atas yang merupakan Pejabat Negara, PNS, anggota TNI,
anggota POLRI, dan pensiunannya.

*) insentif yang diberikan Pemerintah dalam rangka penanganan COVID-19 di Indonesia


TARIF

0% x jumlah penghasilan bruto


yang diterima/diperoleh

 PPh Pasal 21 yang bersifat final sebagaimana dimaksud di


atas, dipotong oleh Pemerintah sebagai pemberi
penghasilan pada akhir bulan:
a. terjadinya pembayaran; atau
b. terutangnya penghasilan yang bersangkutan,
tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.
 Pengenaan PPh sebagaimana dimaksud di atas, berlaku
mulai 1 Maret 2020 sampai dengan 30 September 2020 &
dalam hal diperlukan dapat diperpanjang
BUKTI POTONG

 Pemotongan PPh Final ini dilakukan dengan


membuat bukti pemotongan menggunakan
Formulir 1721-VII sebagaimana dimaksud PER-
14/PJ/2013 tentang Bentuk, Isi, Tata Cara
Pengisian dan Penyampaian SPT PPh Masa 21
dan/atau Pasal 26 serta Bentuk Bukti
Pemotongan PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26

 Mengklasifikasikan tambahan penghasilan


sebagai objek PPh 21 Final Lainnya dengan
kode objek 21-499-99

 Bukti pemotongan diberikan kepada penerima


penghasilan dan wajib dilaporkan pada SPT
Masa PPh Pasal 21/26 oleh Pemotong
SE-37/PJ/2020

Atas tambahan penghasilan dari Pemerintah berupa honorarium atau imbalan lain yang
telah dipotong PPh Pasal 21 mulai 1 Maret 2020 sesuai dengan ketentuan umum PPh
atau PPh Pasal 21 bersifat final dengan tarif sebagaimana dimaksud PP 80 Tahun 2010,
Pemotong Pajak dapat:
1. melakukan pembetulan bukti pemotongan PPh dan pembetulan SPT Masa PPh Pasal
21 Masa Pajak yang bersangkutan. Dalam hal kelebihan PPh Pasal 21 akibat pembetulan
tersebut, berasal dari:
a. PPh tidak final, maka dapat dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya; atau
b. PPh final, maka dapat diajukan permohonan pemindahbukuan oleh Pemotong
Pajak di KPP tempat pembayaran diadministrasikan; dan
2. mengembalikan PPh Pasal 21 yang telanjur dipotong kepada Wajib Pajak penerima
penghasilan.

Anda mungkin juga menyukai