Anda di halaman 1dari 27

UAS MATA KULIAH MSDM

ANALISIS METODE PERSON ORGANIZATION FIT


DALAM RANGKA REKRUTMEN & SELEKSI
TENAGA ENUMERATOR PENELITIAN DI DINAS KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG

VIDYA NIRMALA, S.KM


NIM. 101414453001

MINAT MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI S-2 ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA

1
1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI METODE Person Organization Fit
2.2 TUJUAN METODE Person Organization Fit
2.3 INDIKATOR METODE Person Organization Fit
TOPIK 2.4 TAHAPAN METODE Person Organization Fit
BAHASAN • PEMBAHASAN
3.1 GAMBARAN UMUM
3.1.1 KEADAAN GEOGRAFIS
3.1.2 KEADAAN ADMINISTRATIF
3.2 KAJIAN METODE Person Organization Fit
4 PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
2
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Misi Ke-7 dalam Pembangunan Kesehatan
Kabupaten Magelang adalah
mengembangkan sistem informasi dan
perencanaan kesehatan yang terintegrasi.
Dinas Kesehatan juga mengeluarkan
kebijakan yaitu penyusunan perencanaan
dalam pengambilan keputusan berdasarkan
informasi yang evidence based

3
Lanjutan
Oleh karena itu penelitian/riset harus
dilaksanakan dengan baik dan benar, yang
dilaksanakan oleh tenaga enumerator sebagai
pengumpul dan pengolah data.
Pada waktu proses pelaksanaan pengumpulan dan
pengolahan data terjadi beberapa masalah antara
lain:
1. 2 orang ketua tim tidak hadir selama 2 minggu
tanpa alasan yang jelas pada saat pengumpulan
dan pengolahan data.

4
Lanjutan
2. Ketua tim tersebut sering berbohong
dalam hal kehadiran, keuangan, serta teknis
administrasi dan pengumpulan data.
3. 1 orang enumerator yang mengajukan
permohonan pembayaran gaji terlebih
dahulu dengan alasan pribadi serta
mempengaruhi anggota kelompok yang lain
untuk mendesak pencairan gaji.

5
Lanjutan
Dinas Kesehatan dalam melaksanakan seleksi berorientasi
kepada Knowledge, Skills, Ability (KSA) tanpa
mempertimbangkan yang lain. Oleh sebab itu pada saat
seleksi administrasi dan wawancara lebih fokus kepada
KSA. Metode tersebut disebut dengan Person Job Fit.
Proses seleksi tersebut di atas ternyata menimbulkan
banyak permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan
penelitian/riset. Hal ini brarti dalam menentukan tenaga
enumerator juga harus mempertimbangkan salah satunya
karakteristik organisasi meliputi budaya, nilai maupun
tujuan organisasi tersebut. Metode seleksi tersebut adalah
Person Organization Fit.

6
Lanjutan
MASALAH:
“Proses seleksi tenaga enumerator riset di
Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang masih
menerapkan metode konvensional yaitu
Person Job Fit belum menggunakan metode
Person Organization Fit”

7
Lanjutan
Tujuan
Tujuan Umum
Memberikan rekomendasi panduan seleksi
menggunakan metode Person Organization Fit
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.
Tujuan Khusus
1. Mempelajari tahapan-tahapan
Person Organization Fit.
2. Menganalisis tahapan-tahapan
Person Organization Fit.
8
TINJAUAN PUSTAKA
METODE Person-Organization Fit
2.1 DEFINISI
a.Menurut R.Wayne Mondy, dan Robert M. Noe, (2005)
Organizational Fit refers to management perception of
the degree to which the prospective employee will fit in with
the firm’s culture or value system
b.Menurut Bowen, David; Gerard E. Ledford; Barry R.
Nathan dalam jurnal yang berjudul ”Hiring The Organization,
not The Job” seperti yang dikutip oleh Jeffrey A. Mello
(2002)
Person-Organization Fit places in the context of a rich
interaction between the person and organization, both of
which are more broadly defined and assessed than in the
traditional selection model

9
Lanjutan
c. Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2004)
Person-Organization Fit is the congruence between
individuals and organizational factors
KESIMPULAN:
seleksi yang memperhitungkan kesesuaian antara
individu dengan nilai-nilai perusahaan, dan suatu teknik
yang menempatkan proses seleksi sebagai sarana untuk
berinteraksi antara perusahaan dengan individu, dimana
Kecocokan antara Individu dengan Pekerjaan (Person-Job
Fit), dan Kecocokan Individu dengan perusahaan (Person-
Organization Fit), diperhitungkan dan didefinisikan
dengan gamblang, daripada model seleksi tradisional.

10
Lanjutan
2.2 TUJUAN
a.Menggabungkan kecocokan antara individu dengan
pekerjaan (Person-Job Fit), dengan kecocokan antara
individu dengan perusahaan (Person-Organization Fit)
b.Memperhitungkan semua faktor-faktor yang diperlukan
untuk menyesuaikan antara calon karyawan dengan
perusahaan
c.Memberikan informasi nyata bagi calon karyawan
mengenai lingkungan kerja yang akan mereka hadapi,
sehingga mereka dapat menentukan dan memutuskan
apakah mereka menerima pekerjaan yang ditawarkan,
atau menolaknya

11
Lanjutan
2.3 INDIKATOR SELEKSI
Menurut Bowen, David (2002) indikator-indikator seleksi
dengan Metode Person-Organization Fit antara lain:
1. Kesesuaian pengetahuan calon karyawan dengan
pekerjaan
2. Kesesuaian keterampilan calon karyawan dengan
pekerjaan
3. Kesesuaian kemampuan calon karyawan dengan
pekerjaan
4. Kesesuaian kebutuhan calon karyawan dengan
lingkungan perusahaan
5. Kesesuaian antara nilai-nilai personal calon karyawan
dengan perusahaan

12
Lanjutan
2.4 TAHAPAN-TAHAPAN METODE PERSON ORGANIZATION FIT

Gambar 2.1 Tahapan-Tahapan Metode Person Organization Fit


Menurut Bowen (2002)

13
PEMBAHASAN
3.1 GAMBARAN UMUM
3.1.1 KEADAAN GEOGRAFIS
Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang ada di
wilayah Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Magelang terletak
diantara 110o –01' - 51" Bujur Timur, 110o – 26' - 58" Bujur Timur, 7o - 19' -
13" Lintang Selatan dan 7o - 42' - 16" Lintang Selatan.

14
Lanjutan
Kabupaten Magelang berbatasan dengan beberapa
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten
Semarang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten
Purworejo dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sebelah
timur berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan
Kabupaten Boyolali, sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo. Selain
berbatasan dengan 5 kabupaten dan 1 daerah istimewa di
sebelah utara, selatan, timur dan barat Kabupaten
Magelang juga berbatasan dengan Kota Magelang yang
terletak ditengah-tengah (gambar 3.1).

15
Lanjutan
3.1.2 KEADAAN ADMINISTRATIF
Kabupaten Magelang secara administratif dibagi menjadi
21 kecamatan yang terdiri dari 367 desa dan 5 kelurahan. Luas
wilayah Kabupaten Magelang kurang lebih 1.085,73 km2
(108.573 hektar) atau kurang lebih 3,34% dari luas wilayah
Provinsi Jawa Tengah.

16
Lanjutan
3.1.3 Kajian Metode Person Organization Fit Dalam Rangka
Rekrutmen dan Seleksi Tenaga Enumerator di Dinas
Kesehatan Kabupaten Magelang
Proses rekrutmen dan seleksi tenaga enumerator di Dinas
Kesehatan Kabupaten Magelang melalui tahapan
administrasi dan wawancara. Seleksi tersebut menggunakan
metode seleksi yang konvensional yaitu Person Job Fit yang
lebih mengutamakan Knowledge, Skills, Ability.
Pada saat melakukan rekrutmen dan seleksi belum
mempertimbangkan terkait dengan karakteristik organisasi
seperti visi dan misi organisasi, tujuan organisasi, budaya
organisasi dan sebagainya.

17
Lanjutan
Metode Person Organization Fit merupakan seleksi yang
memperhitungkan kesesuaian antara individu dengan nilai-
nilai perusahaan, dan suatu teknik yang menempatkan
proses seleksi sebagai sarana untuk berinteraksi antara
perusahaan dengan individu, dimana kecocokan antara
individu dengan pekerjaan (Person Job Fit), dan kecocokan
individu dengan perusahaan (Person Organization Fit),
diperhitungkan dan didefinisikan dengan gamblang,
daripada model seleksi tradisional.

18
Lanjutan
1. Langkah Pertama:
Langkah pertama yaitu analisis jabatan dan analisis
organisasi. Kedua hal tersebut telah dilaksanakan melalui
brainstroming dengan tim seleksi tenaga enumerator di
Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.
Analisis Jabatan:
a. Analisis Jabatan Ketua Tim
b. Analisis Jabatan Anggota Tim
Analisis Organisasi
Hasil Analisis Jabatan dan Organisasi

19
Lanjutan
2. Langkah Kedua
Berdasarkan hasil analisis jabatan dan organisasi dapat
disimpulkan tipe orang yang dibutuhkan sebagai tenaga
enumerator (ketua dan anggota tim).
3. Langkah Ketiga
Pada langkah ketiga dirancang tata cara penerimaan calon
tenaga enumerator penelitian/riset sebagai berikut:
a. Seleksi Administrasi : sesuai dengan persyaratan
administrasi yang ada pada lowongan pekerjaan.
b. Tes Akademik : soal-soal terkait dengan kemampuan serta
pengetahuan enumerator tentang materi penelitian.

20
Lanjutan
c. Tes Interpersonal : tes yang digunakan untuk mengetahui keahlian
setiap orang dalam melakukan komunikasi satu sama lain seperti
mendengarkan seseorang, memberi pendapat dan bekerja secara tim.
Model tesnya diberikan studi kasus dalam tim.
d. Tes Wawancara : tes dapat dilakukan dapat dengan melakukan
wawancara terstruktur maupun tidak terstruktur. Tes ini dikaitkan
dengan kondisi di organisasi berdasarkan hasil analisis organisasi pada
langkah yang pertama.
e. Tes Kepribadian : tes yang dilakukan untuk mengetahui kepribadian
seseorang. Sehingga waktu pembentukan tim bisa sesuai dengan
kepribadian masing-masing. Dalam tes kepribadian juga diberikan studi
kasus untuk melihat kejujuran setiap calon tenaga enumerator.
f. Tes Simulasi Pekerjaan : tes yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan seseorang secara keseluruhan.

21
Lanjutan
4. Langkah Keempat
Setelah melalui beberapa tes tersebut tenaga-tenaga
enumerator mendapatkan pelatihan selama 2 minggu
sebelum pengumpulan dan pengolahan data.
Metode Person Organization Fit akan menciptakan
tenaga-tenaga enumerator yang solid dalam pelaksanaan
pengumpulan dan pengolahan data penelitian/riset. Hal ini
sangat dibutuhkan karena di wilayah Kabupaten Magelang
terdapat daerah-daerah yang sulit dijangkau. Dengan
terbentuknya tim yang solid dalam bekerjasama sehingga
pekerjaan akan cepat terselesaikan dengan baik dan
benar.

22
Lanjutan
Oleh sebab itu Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang
dalam melakukan rekrutmen dan seleksi tenaga
enumerator penelitian/riset direkomendasikan
menggunakan metode Person Organization Fit yang lebih
lengkap sehingga dapat memperoleh tenaga yang qualified.

23
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Metode Person Organization Fit merupakan salah satu metode seleksi
yang dapat digunakan dengan menggabungkan dua karakteristik yaitu
individu dan organisasi.
2. Tahapan-tahapan dalam metode Person Organization Fit terdiri dari 4
langkah antara lain analisis jabatan dan organisasi, menentukan tipe sumber
daya manusia (SDM) yang dibutuhkan, merancang tata cara peerimaan SDM,
melaksanakan pelatihan dan orientasi.
3.Person Organization Fit merupakan metode yang komprehensif sehingga
diharapkan akan menghasilkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi dan qualified.
4.Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang direkomendasikan menggunakan
metode Person Organization Fit dalam rangka rekrutmen dan seleksi tenaga
enumerator penelitian/riset.

24
PENUTUP
4.2 SARAN
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang sebaiknya
menggunakan metode Person Organization Fit dalam proses
seleksi tenaga enumerator.
2. Analisis jabatan dan organisasi sebaiknya dilakukan minimal
setiap tahun sekali.

25
DAFTAR PUSTAKA
Araoz, CF, Hiring without firing, Harvard Business Review, JulyAugust.1999,
Pp109–120.,
Bowen, DE, Ledford, GE and Nathan, BR, Hiring for the organization, not the
job, Academy of Management Executive, 1991. Volume 5, No. 5.
Handoko, TH, Manajemen personalia dan sumber daya manusia. Edisi ke-2.
Yogyakarta: PBFE [Universitas Gadjah Mada], 2000.
Handler, Charles, The value of person-organization fit ere networking, 2004.
Ivancevich, John M, Human resource management, New York: Mc.Grow – Hill
Companies, 2001.
Karren, RJ and Graves, LM, Assesing Person-organization fit in Personnel
Selection: guideline for future research. International Journal of Selection And
Assessment, 1994. Vol. 2. No. 3.

26
27

Anda mungkin juga menyukai