MENJELANG AJAL
SURYADI
Salah satu kemajuan utama dalam perawatan
kesehatan modern adalah perbaikan perawatan akhir
hayat pada pasien yang mengalami penyakit terminal.
Sebagian besar pasien terminal akan sangat
menderita, penderitaan berupa fisik, mental dan atau
spiritual
pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan
seperti penyakit kanker, penyakit degeneratif,
penyakit paru obstruktif kronis, cystic fibrosis, stroke,
Parkinson, gagal jantung/ heart failure, penyakit
genetika, dan HIV/AIDS juga memerlukan perawatan
paliatif
Setelah terjadi kemajuan-kemajuan dalam teknologi
kedokteran, paliatif care terpinggirkan dan diabaikan. Hal ini
disebabkan oleh anggapan bahwa kemajuan teknologi
kedokteran itu mampu memperpanjang hidup dan kehidupan
manusia, meskipun tanpa mempertimbangkan kualitas hidup
penderita akibat penerapan teknologi tersebut.
Sejarah paliatif Perawatan bagi mereka yang akan segera meninggal pertama
care didirikan di Inggris melalui lokakarya cicely Saunders di RS
Khusus St. Christopher, RS khusus tersebut pindah ke AS pada thn
1970an.
RS khusus pertama di AS adalah RS New Haven yang kemudian
menjadi RS khusus Connecticut. RS tersebut kemudian menyebar
ke seluruh Negara
Sedangkan di Indonesia sendiri, perawatan paliatif baru dimulai
pada tanggal 19 Februari 1992 di RS Dr. Soetomo (Surabaya),
disusul RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Kanker Dharmais
(Jakarta), RS Wahidin Sudirohusodo (Makassar), RS Dr. Sardjito
(Yogyakarta), dan RS Sanglah (Denpasar).Pelayanan yang
diberikan meliputi
Rawat inap
Rawat jalan
Rawat rumah
Day care
Respite care
Tahu status kesehatannya
ikut serta merencanakan perawatan
Dapat informasi tindakan invasif
Pelayanan tanpa diskriminasi
Hak-hak Dirahasiakan penyakitnya
penderita Dapat bekerja dan dapat produktif
Berkeluarga
Perlindungan asuransi
Pendidikan yang layak
1) Menghargai setiap kehidupan
2) Menganggap kematian sebagai proses yang normal
3) Tidak mempercepat atau menunda kematian.
Prinsip-prinsip 4) Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan
dalam Perawatan 5) Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
Palliatif Care 6) Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam
perawatan pasien dan Keluarga
Menurut dr. Maria A. Witjaksono,
7) Menghindari tindakan medis yang sia-sia
8) Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap
aktif sesuai dengan kondisinya sampai akhir hayat
9) Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Penatalaksanaan nyeri
Asuhan keperawatan
Lingkup
kegiatan Dukungan psikologis