Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA INDIVIDU

LANSIA DAN PENERAPAN ASUHAN


KEPERAWATAN PADA LANSIA SEBAGAI
INDIVIDU

Nama Kelompok :
Eka Perdana Putra
Nurul Shabrina
R. Syalvia Susanti
Asuhan keperawatan lansia adalah suatu rangkaian
kegiatan dari proses keperawatan yang ditujukan
pada lansia. Kegiatan perawat yaitu dengan
melakukan pengkajian (biofisik, psikologis,
kultural, dan spiritual), membuat diagnosa
DEFINISI keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
Adapun tujuan dari pemberian asuhan keperawatan :

a. Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri


dengan upaya promosi, preventif, dan rehabilitatif.

b. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dengan jalan


perawatan dan pencegahan.

c. Membantu mempertahankan serta membesarkan semangat hidup


lansia.

d. Menolong dan merawat lansia yang menderita penyakit tertentu.

e. Membantu lansia mengahadapi kematian dengan damai dan dalam


lingkungan yang nyaman.

f. Meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan proses


keperawatan.
SASARAN ASKEP GERONTIK

Kelompok
Klien di panti (sebagai
Klien di keluarga masyarakat (posyandu
individu atau kelompok)
lansia/panti werdha)
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
a. Hubungan timbal balik antara aspek fisik dan
psikososial.

b. Efek dari penyakit dan


ketidakmampuan/keterbatasan(disability) pada
status fungsional.

c. Menurunnya efesiensi dari mekanisme


homeostatis.

d. Kurang/belum adanya standar keadaan sehat


atau sakit dari klien.

e. Perubahan respon terhadap penyakit.

f. Kerusakan fungsi kognitif


Fokus asuhan keperawatan yang dilakukan adalah peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit serta mengoptimalkan fungsi fisik dan
mental lansia. Selain itu asuhan keperawatan dilakukan untuk
mengatasi gangguan kesehatan yang umum terjadi pada lansia sebagai
akibat mekanisme adaptasi yang tidak efektif. Masalah atau gangguan
umum yang terjadi pada lansia antara lain:

- Gangguan Muskuloskletal yaitu rematik, osteoporosis.


- Gangguan Kardiovaskuler yaitu hipertensi, stroke, gagal jantung.
- Gangguan Respirasi yaitu penyempitan saluran nafas kronis, asma,
dll
01
PENGKAJIAN
A. Fisik / Biologis
Pengkajian fisik / biologis dilakukan dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang diperlukan. Riwayat kesehatan lansia dikaji dengan menanyakan tentang:
- Pandangan lansia tentang kesehatannya.
- Kegiatan yang mampu dilakukan lansia.
- Kekuatan fisik lansia : kekuatan otot, sendi, penglihatan, pendengaran.
- Kebiasaan lansia merawat diri sendiri.
- Kebiasaan makan, minum, istirahat / tidur, buang air besar / kecil.
- Kebiasaan gerak badan / olahraga.
- Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan.
- Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan minum obat.
- Masalah-masalah seksual yang dirasakan.
C. Psikologis
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaaan psikologis dilakukan saat
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara
berkomunikasi dengan lansia untuk melihat fungsi
periksa pandang, perabaan, ketuk dan
kognitif termasuk daya ingat, proses berfikir, dan
dengar untuk mengetahui perubahan system juga perlu dikaji alam perasaan, orientasi terhadap
tubuh, antara lain : system integument, realitas dan kemampuan lansia dalam penyelesaian
muskuloskletal, respirasi, kardiovaskuler, masalahnya. Perubahan yang umum terjadi antara

perkemihan, persyarafan, dan fungsi lain daya ingat yang menurun. Proses fikir yang
lambat dan adanya perasaan sedih serta merasa
sensoris misalnya penglihatan,
kurang diperhatikan.
pendengaran, pengecapan dan penciuman.
Hal-hal yang perlu dikaji pada lansia meliputi :
- Apakah mengenal masalah-masalah utamanya.
- Apakah optimis memandang sesuatu dalam
kehidupan.
- Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan.
- Apakah merasa dirinya dibutuhkan atau tidak.
- Bagaimana mengatasi masalah atau stress yang
dialami.
- Apakah mudah untuk menyesuaikan diri.
- Apakah lansia sering mengalami kegagalan.
- Apa harapan sekarang dan yang akan datang.
D. Sosial Ekonomi
Penilaian sosial dilihat dari bagaimana lansia membina keakraban dengan teman sebaya maupun dengan
lingkungannya dan bagaimana keterlibatan lansia dalam organisasi sosial. Status ekonomi juga turut mempengaruhi
yaitu dari penghasilan yang mereka peroleh. Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan sosial ekonomi, hal inipun
terkait dengan harga dirinya. Lansia yang mempunyai penghasilan tentu merasa dirinya berharga karena masih
mampu menghasilkan sesuatu untuk dirinya sendiri dan orang lain. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :
- Apa saja kesibukan lansia.
- Dari mana saja sumber keuangannya.
- Dengan siapa ia tinggal.
- Kegiatan organisasi social apa yang diikuti lansia.
- Bagaimana pandangan lansia berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
- Siapa saja yang biasa mengunjunginya.
- Seberapa besar ketergantungannya.
- Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yg ada.
E. Spiritual
Penilaian spiritual terkait dengan keyakinan agama yang dimiliki manusia dan sejauhmana
keyakinan tersebut dapat menjalankan ibadahnya dengan baik, keyakinan tersebut benar-benar
diresapi dalam kehidupan sehari-hari ia akan lebih mudah menyesuaikan diri terhadap proses
penuaan. Yang perlu dikaji pada lansia :
- Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya.
- Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan, misalnya
penyantunan anak yatim atau fakir miskin dan lain-lain.
- Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah, apakah dengan berdoa jika menghadapi
masalah.
- Apakah lansia terlihat sabar dan tawakal
Dari hasil pengkajian atau data-data yang diperoleh dari pertanyaan diatas dapat dianalisa /
disimpulkan, dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada lansia.
02
MASALAH
KEPERAWATAN
A. Fisik / biologi
- Gangguan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemasukan makanan
yang tidak adekuat.
- Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan pendengaran / penglihatan.
- Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan penurunan minat dalam merawat diri
- Resiko cedera fisik : jatuh berhubungan dengan penyesuaian terhadap penurunan fungsi tubuh
tidak adekuat.
- Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan pola makan yang tidak efektif.
- Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri.
- Gangguan pola napas berhubungan dengan penyempitan jalan napas atau adanya sekret pada
jalan napas.
- Gangguan mobilisasi berhubungan dengan kekakuan sendi dan lain-lain
B. Psikologis - sosial C. Spiritual
- Menarik diri dari lingkungan berhubungan - Reaksi berkabung atau berduka
dengan perasaan tidak mampu. berhubungan dengan ditinggal pasangan.
- Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan - Penolakan terhadap proses penuaan
curiga. berhubungan dengan ketidaksiapan
- Depresi berhubungan dengan isolasi sosial. menghadapi kematian.
- Harga diri rendah berhubungan dengan - Marah terhadap Tuhan berhubungan
perasaan ditolak. dengan kegagalan yang dialami.
- Koping yang tidak adekuat berhubungan - Perasaan tidak tenang berhubungan dengan
dengan ketidakmampuan mengungkapkan ketidakmampuan melakukan ibadah secara
perasaan secara tepat. tepat.
- Cemas berhubungan dengan sumber keuangan
terbatas.
03
PERENCANAAN
Sesuai dengan permasalahan yang dialami lansia disusun perencanaan dengan tujuan agar
lansia / keluarga dan tenaga kesehatan terutama perawat baik yang melakukan perawatan di
rumah maupun dipanti dapat membantu lansia, sehingga dapat berfungsi seoptimal mungkin
sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis dan sosial dengan tidak tergantung
pada orang lain. Tujuan tindakan keperawatan pada lansia diarahkan untuk pemenuhan
kebutuhan dasar antara lain :
1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi.
2. Meningkatnya keamanan dan keselamatan.
3. Memelihara kebersihan diri.
4. Memelihara keseimbangan istirahat / tidur.
5. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi yang efektif.
1. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
2. Meningkatkan Keamanan & Keselamatan
Peran pemenuhan gizi pada lansia adalah untuk
Lansia
mempertahankan kesehatan dan kebugaran dan
Kecelakaaan sering terjadi pada lansia antara lain
memperlambat timbulnya penyakit degeneratif
jatuh, kecelakaan lalu lintas dan kebakaran. Hal
seperti kerapuhan tulang (osteoporosis) dan
ini berkaitan dengan proses penuaan dimana
penyakit yang terjadi pada lansia sehingga dapat
fleksibilitas dari kaki mulai berkurang, ditandai
menjamin hari tua yang sehat dan tetap aktif.
dengan timbulnya masalah mobilisasi akibat nyeri,
Gangguan nutrisi pada lansia dapat disebabkan
pada sendi-sendi. Situasi tersebut menyebabkan
oleh factor fisik, psikologi dan sosial.
lansia tidak mampu menyanggah tubuhnya dengan
baik.
3. Memelihara Kebersihan Diri

Akibat proses penuaan, sebagian lansia mengalami kemunduran / motivasi


untuk melakukan perawatan diri secara teratur. Upaya yang dilakukan untuk
kebersihan diri antara lain:

- Mengingatkan atau membantu lansia untuk melakukan upaya kebersihan


diri misalnya, cuci rambut, sikat gigi, ganti pakaian, dll.
- Menganjurkan lansia untuk menggunakan sabun lunak yang
mengandung minyak atau berikan skin lotion.
- Mengingatkan / membantu lansia untuk membersihkan lubang telinga,
mata, dan gunting kuku.
4. Memelihara Keseimbangan Istirahat Dan Tidur
Pada umunya lansia mengalami gangguan tidur, upaya yang dapat
dilakukan antara lain:
- Menyediakan tempat atau waktu tidur yang nyaman.
- Mengatur lingkungan yang cukup, pentilasi bebas dari bau-bauan.
- Melatih lansia melakukan latihan fisik ringan untuk melancarkan
sirkulasi darah dan melenturkan otot-otot. Latihan fisik ini dapat
dilakukan sesuai hobby, misalnya berkebun, berjalan santai, dll.
- Memberikan minuman hangat sebelum tidur misalnya, susu hangat.
5. Meningkatkan Hubungan InterPersona
Masalah yang umum ditemukan pada lansia yaitu daya ingat yang menurun, pikun, depresi,
lekas marah dan mudah tersinggung, curiga. Hal ini disebabkan karena hubungan inter personal
yang tidak adekuat. Upaya yang dilakukan antara lain:
- Berkomunikasi dengan manusia dengan kontak mata.
- Memberikan stimulus / mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan dilakukan.
- Menyediakan waktu untuk berbincang-bincang dengan lansia.
- Memberikan lansia kesempatan untuk mengekspresikan / terhadap respon verbal dan non
verbal lansia.
- Melibatkan lansia untuk keperluan tertentu sesuai dengan kemampuan lansia.
- Menghargai pendapat lansia.
 
4. PELAKSANAAN

Semua tindakan yang telah direncanakan dilaksanakan sesuai


dengan kebutuhan lansia. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
- Berbicara dengan lembut dan sopan.

- Memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah


dimengerti dan dilakukan berulan kali, jika perlu dengan
gambar.
- Memberikan kesempatan pada lansia untuk bertanya.

5. PENILAIAN

Setiap tindakan yang telah dilakukan perlu dievaluasi /


dinilai baik verbal maupun non verbal untuk mengetahui
sejauh mana lansia atau keluarga mampu melakukan apa
yang telah dianjurkan.
TERIMAKASIH
QNA

Anda mungkin juga menyukai