FAMILY MEDICINE
Fyani Ramadanthy-130112160555
An. D: 2016
SK, 8
thn KETERANGA
N
Laki-laki Keluarga dirumah Perempuan
dengan
Perempuan hipertensi
Pasien
1. Saya puas karena saya dapat kembali pada keluarga saya jika saya 2
menghadapi masalah
2. Saya puas dengan cara keluarga saya membahas serta membagi masalah 2
dengan saya
3. Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan 2
saya melaksanakan kegiatan dan taupun arah hidup yang baru
4. Saya puas dengan cara-cara keluarga saya menyatakan rasa kasih sayang 1
dan menanggapi emosi
1. Interaksi Pasien memiliki hubungan yang baik dan dekat dengan tetangga di sekitar rumah, serta dengan rekan kerja di pangkalan. Kemungkinan terdapat hubungan antara interaksi
sosial sosial dengan penyakit pasien yaitu mungkin saja ada rekan kerja di pangkalan atau tetangga dengan gejala keluhan mata yang sama namun pasien tidak menyadarinya,
walaupun kemungkinan besar penyakit pasien ditularkan melalui interaksi pasien dengan anaknya.
2. Dukungan Pasien bersuku sunda dan gemar makan makanan asin dan bersambal. Tidak ada hubungan antara gejala yang dialami pasien sekarang dengan budaya, namun karena
budaya gemar makan makanan asin, kemungkinan dapat terjadi hipertensi, ditambah dengan sudah ada anggota keluarga yang memiliki riwayat hipertensi(ibu pasien)
3. Agama Pasien beragama Islam dan menjalankan ibadah dengan baik. Agama tidak berhubungan dengan gejala yang dialami pasien sekarang, namun mempengaruhi aktivitas
pasien dalam beribadah, karena sejak gejala pada matanya muncul pasien yang biasanya selalu shalat maghrib di masjid, untuk sementara shalat di rumah.
4. Stabilitas Penghasilan yang pasien dapatkan kira-kira sebesar Rp. 800.000 – Rp. 1.200.000 dan istri pasien sebesar Rp. 1.000.000- Rp. 1.500.000 yang dirasa kurang untuk
ekonomi memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga sehari-hari. Pasien memiliki BPJS namun terkadang tidak rutin membayar iuran BPJS karena stabilitas ekonomi yang kurang
baik. Stabilitas ekonomi mungkin saja berpengaruh dengan keadaan pasien sekarang, apabila seandainya terdapat obat-obatan yang tidak ditanggung oleh BPJS dan harus
digunakan pasien.
5. Pendidikan Pendidikan terakhir pasien SD dan cukup untuk memahami informasi yang diberikan mengenai penyakitnya dan menjelaskan mengenai kondisinya, kondisi ekonomi, dan
keluarganya. Namun karena pendidikan pasien terakhir SD, hal ini membuat pasien tidak terlalu menekankan pentingnya kebersihan, tidak mengetahui bagaimana
penularan penyakit pada mata, hubungan batuk dan pilek dengan gejala penyakit matanya sekarang dan bagaimana menanganinya. Begitu pula dengan istri pasien dengan
pendidikan terakhir SD, sehingga istri pasien juga tidak terlalu menekankan pentingnya kebersihan baik ke pasien maupun ke anaknya dan pentingnya makan makanan
yang bergizi untuk memelihara imun tubuh.
6. Pelayanan Akses menuju Puskesmas Cipamokolan mudah dan dekat, murah dan pelayanan cukup sehingga jika terdapat keluhan kesehatan pasien maupun anggota keluarga yang
medis lain. Menurut pasien dan keluarga pelayanan puskesmas terbilang cukup baik dan memuaskan
Penilaian Kasus Gizi
◦ BB = 52 kg
◦ TB = 165 cm
◦ BMI = 18,75 kg/m2 (normal)
OD OS
Edema, Lakrimasi, Sekret Palpebra Edema, Lakrimasi, Sekret
Injeksi Konjungtiva Konjungtiva Injeksi Konjungtiva
Jernih Kornea Jernih
Dalam Batas Normal Bilik Mata Depan Dalam Batas Normal
Bulat Pupil Bulat
Sinekia (-) Iris Sinekia (-)
Jernih Lensa Jernih
Hasil Kunjungan Rumah
Alasan Dilakukan Kunjungan Rumah
◦ Mengumpulkan data mengenai latar belakang keluarga, kesehatan keluarga serta psikodinamika keluarga hasil
diketahui riwayat keluarga, genogram, family map.
◦ Mengenal lingkungan hidup keluarga.
◦ Mengetahui faktor resiko dari lingkungan dan keluarga yang mempengaruhi gejala yang dialami pasien saat ini
Data Demografi Keluarga
No Nama Kedudukan JK Umur Pekerjaan Pendidikan Masalah medis &
dlm keluarga biopsikososial
1. Tn. ER Bapak (Kepala L 40 th Tukang Ojek SD Konjungtivitis akut viral
Keluarga) + demam
faringokunjungtiva
2. Ny. SK Ibu P 33 th Buruh cuci SD -
3 An. PW Anak P 8 th Pelajar SD -
Lingkungan Tempat Tinggal
Sanitasi Rumah dan Lingkungan Tempat Tinggal
◦ Kepemilikan rumah :
Karakteristik
Mengontrak
Lantai rumah : Semen
◦ Daerah perumahan : di Atap rumah : Genteng
dalam gang, kumuh dan Dinding rumah : Batu bata
padat Cat dinding rumah : Tidak di cat
Luas tanah : 30 m2
Luas bangunan : 25 m2
Jumlah kamar 1
Dapur Tidak ada
Cerobong asap Tidak ada
Jendela terbuka Tidak ada
Jumlah jendela-ventilasi Tidak ada
Jumlah jendela-pencahayaan 2
Sumber air bersih Ada, dari sumur gali
Sumber pencemaran dekat (<10m) sumber air Tidak ada
Jarak dan waktu yang ditempuh Kurang lebih 200 m, 5-10 menit jalan kaki
Pilihan Pemeriksaan
Hapus
Penunjang Konjungtiva
Uji sensitivitas
Faktor Resiko
• Riwayat batuk dan pilek sebelumnya
Klien
• Sistem imun yang sedang turun
• Makan tidak teratur
• Riwayat mengucek-ngucek mata
Keluarga
• Keluarga yang tidak terlalu menekankan dan mengetahui mengenai
kebersihan, terutama cara cuci tangan yang baik dan benar
• Pekerjaan yang mengharuskan pasien terkena debu dan angin setiap hari
Lingkungan
• Cuaca yang sedang berubah-ubah
• Lingkungan tempat tinggal yang padat, memudahkan penularan penyakit
Diagnosis Holistik
Aspek Personal
Alasan kedatangan: mata merah, terasa panas, berair, nyeri, bengkak,
dan gatal
Aspek Klinis
Kekhawatiran: mata merah dengan gejala penyertanya semakin
mengganggu aktifitas sehari-hari dan dapat menjadi sesuatu yang lebih
Konjungtivitis akut viral + demam
serius faringokonjungtiva
Harapan: Mata merah dan gejala penyertanya sembuh
Aspek Eksternal
Aspek Internal
- Sosioekonomi menengah kebawah
- Rendahnya pengetahuan pasien mengenai PHBS terutama mencuci tangan
dengan benar dan penularan penyakit mata yang dialaminya - Pengetahuan keluarga mengenai kebersihan kurang
- Pengetahuan keluarga mengenai penularan penyakit mata yang dialami pasien kurang.
- Sistem imun pasien yang sedang turun
- Udara dan debu yang didapat dari pekerjaan pasien
- Pasien masih merokok
- Kontak dengan yang memiliki gejala dan keluhan yang sama di mata (anak pasien)
- Pasien gemar jajan makanan di pinggir jalan dengan kebersihan yang belum
- Mudah mendapatkan rokok dan jajanan pinggir jalan dengan kebersihan yang belum terjamin
terjamin
- Cuaca yang sedang berubah-ubah
- Tinggal di rumah yang tidak cukup luas untuk 3 orang, sehingga kontak
dengan orang yang bergejala sama lebih sering - Lingkungan dan rumah yang padat dan kumuh, kurangnya ventilasi, dan kurang luas untuk
ditempati 3 orang
Penatalaksanaan
• Amoxicillin 500 mg tab no. XV S3dd tab. 1 p.c.
Farmakologis
• Prednisolon asetat eyedrops 0.125% fl no. I S4dd gtt I o.d.s
• Ibuprofen 400 mg tab no. IX S3dd tab 1 p.c.
• Artificial tears fl no. I S2dd gtt I o.d.s
Non
• Edukasi untuk tidak mengucek-ngucek mata, agar gejala tidak semakin parah dan
mempercepat proses penyembuhan
• Edukasi kepada keluarga dan kepada pasien mengenai penularan penyakit mata yang
Farmakologis
dialami pasien
• Edukasi mengenai cara batuk dan bersin yang benar untuk mencegah penularan.
• Istirahat dirumah untuk menghindari terpapar debu dan polusi yang memperparah
keadaan dan mencegah penularan ke rekan kerja
• Edukasi mengenai cara pemakaian obat-obatan di mata
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Rencana Pemeliharaan Kesehatan
No Nama Status Kesehatan Skrining Konseling Imunisasi Profilaksis
1. Tn. ER Konjungtivitis akut viral Hipertensi, BMI, profil lipid, kolestrol, gula Nutrisi, aktivitas fisik, pencegahan kecelakaan, - Vitamin
(40 thn) + demam darah, penglihatan, asam urat kesehan kerja, kesehatan reproduksi, PHBS
faringokunjungtiva (mencuci tangan yang baik dengan sabun, tidak
merokok di dalam rumah, makan buah dan sayur
setiap hari, penggunaan jamban sehat dan
ketersediaan air bersih), pemberhentian merokok
(smoking cessation), pola asuh anak
2. Ny. PW Sehat Hipertensi, BMI, profil lipid, kolestrol, gula Nutrisi, aktivitas fisik, pencegahan kecelakaan, HPV
(33 thn) darah, penglihatan, asam urat, Pap Smear / kesehan kerja, kesehatan reproduksi, PHBS
IVA test, SADARI, Sadanis (mencuci tangan yang baik dengan sabun, makan
buah dan sayur setiap hari, penggunaan jamban
sehat dan ketersediaan air bersih), pola asuh anak
4. An. SK Sehat Tinggi dan berat berdasarkan umur dan jenis Ke orang tua: Nutrisi, aktivitas fisik, PHBS - Vitamin, Susu
(8 thn) kelamin, gizi, penglihatan,pendengaran (mencuci tangan yang baik dengan sabun, makan kalsium, Obat cacing
pemeriksaan gigi, kesehatan mental dan buah dan sayur setiap hari),sexual abuse, pola asuh
tumbuh kembang anak, perawatan gigi
3 An. SK Anak 8 th
Jogging, bersepeda Minimal 3 x/minggu,
Intensitas ringan sedang,
30-60 menit, aerobic
BASIC SCIENCE
KONJUNGTIVITIS AKUT VIRAL &
DEMAM FARINGOKONJUNGTIVA
Klasifikasi Konjungtivitis Bakteri
Definisi berdasarkan
- Bakterial Akut
Radang konjungtiva / radang selaput etiologi
lendir yang menutupi belakang - Bakterial Hiperakut
kelopak dan bola mata - Gonococcal Neonatal
- Chlamydia
Konjungtivitis Alergi
- Keratokonjungtivitis Atopi
- Konjungtivitis Alergi
- Konjungtivitis Vernal
- Konjungtivitis Musiman
Konjungtivitis Viral
◦ Definisi: Peradangan pada konjungtiva yang disebabkan
oleh virus, paling banyak oleh adenovirus, namun dapat
juga herpes simplex virus (HSV) dan varicella zoster
Anamnesis
virus (VZV)
• Gejala
◦ Faktor resiko: • Sekret
• Kelopak mata terasa lengket
◦ Kontak terhadap individu yang sudah terinfeksi ◦ Diagnosa: melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
• Mata merah
◦ Riwayat infeksi saluran pernafasan atas • Sensasi benda asing
◦ HSV: terpapar dengan HSV sebelumnya trigger • Berair
reaktivasi • Jenis :
• Sekret purulen, banyak, dalam 12 jam gonorrhea
◦ VZV: kontak atau terpapar dengan individu yang telah • Riwayat ISPA/ kontak dengan orang yang memiliki mata
terinfeksi VZ merah Adenovirus
• Berulang, musiman (panas), gatal saat siang atau sore
vernal
• Riwayat alergi, gatal Atopik
Pemeriksaan Fisik
• (dijelaskan lebih lanjut)
◦ Penularan: ◦ Non Farmakologis:
◦ Sangat menular ◦ Penerapan cara cuci tangan yang baik dan benar, terutama sebelum
dan sesudah menggunakan obat, setelah batuk/ bersin, sebelum dan
◦ Masa penularan: 5-12 hari, selama mata masih terlihat merah sesudah makan, dan setelah beraktivitas diluar rumah
◦ Penularan melalui: ◦ Penerapan cara batuk dan bersin yang benar
◦ Kontak langsung dengan penderita yang sudah terinfeksi melalui ◦ Menghindari penggunaan barang-barang pribadi seperti handuk dan
tangan make up
◦ Penggunaan alat pribadi seperti handuk bersama dengan penderita ◦ Beristirahat di rumah, tidak kerja untuk sementara waktu hingga mata
◦ Berenang bersama penderita kembali normal (tidak merah dan cairan yang keluar dari mata
berkurang). Untuk mencegah penularan.
◦ Alat-alat medis
◦ Edukasi mengenai penularan konjungtivitis akut viral
◦ Melalui droplet batuk saat ISPA
◦ Edukasi mengenai cara pemakaian obat topikal di mata
◦ Bersifat epidemik : dapat dengan cepat menular ke mata yang
◦ Edukasi untuk tidak menyentuh mata yang sehat setelah mengobati
belum terinfeksi yang sakit
◦ Penatalaksanaan ◦ Apabila dalam 10 hari tidak membak rujuk ke PPK 2 Dokter
Spesialis Mata
◦ Farmakologis:
◦ Tidak membutuhkan antibiotik infeksi sekunder jarang terjadi
◦ Kortikosteroid topikal untuk mata flourometholon / prednisolon
asetat 0.125%
◦ Artificial tears
◦ Acyclovir salep 3x sehari selama 10 hari
Demam Faringokonjungtiva
◦ Definisi: Merupakan salah satu bentuk konjungtivitis ◦ Gejala sebelumnya: ada riwayat ISPA
viral yang disebabkan adenovirus tipe 8 & 19, yang ◦ Penularan: droplet, berenang, atau kontak dengan
didahului oleh infeksi saluran pernafasan atas barang penderita
◦ Diagnosa: melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
Diagnosis Banding
Relevansi Bagi Dokter Umum
◦ Penanganan konjungtivitis dan infeksi kelopak mata lain ◦ Konjungtivitis sangat mudah ditularkan dan masih
termasuk Pelayan Kesehatan Primer di PPK 1 banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana
cara penularannya. Tugas dokter di PPK 1 adalah
◦ Konjungtivitis merupakan SKDI 4A, dimana seorang
dokter umum harus mengetahui anamnesis, pemeriksaan sebagai sarana edukasi mengenai penularan ini.
fisik, cara mendiagnosis, hingga pemberian terapi. ◦ Penularan konjungtivitis paling banyak melalui kontak
tangan (seperti mengucek mata), dimana penularan ini
dapat dihindari dengan cara pencucian tangan yang baik
dan benar, yang dapat disampaikan oleh dokter di PPK 1
sebagai usaha preventif
Daftar Pustaka
◦ Diagnosis and Management of Red Eye in Primary Care. American Academy of Family Physicians. 2010
◦ Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang Pandunan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
◦ Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Mata di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
◦ Preferred Practice Patterns; Conjunctivitis. American Academu of Ophthalmology. 2013
TERIMAKASIH