Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

FAMILY MEDICINE
Fyani Ramadanthy-130112160555

Perseptor : dr. Lukman Hilfi, M.M.


Perseptor Lapangan: dr. Dewi Primasari
Identitas
Nama : Bp. ER
Umur : 40 tahun
Alamat : Rancaloa RT 06 RW 03
Pekerjaan : Tukang Ojek
Pendidikan : SD
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal berkunjung ke
Puskesmas : 4 Desember 2017
Tanggal homevisit : 5 Desember 2017
Anamnesis 2 hari yang lalu 1 hari yang lalu
Datang ke
Puskesmas
Keluhan Utama: Mata Merah
- Muncul gejala sakit mata seperti - Buram (+) namun hanya - Merasa gejala akan
anaknya, pada kedua mata disertai dengan
rasa panas seperti terbakar, gatal, berair, sedikit sepertiada yang bertambah parah apabila
3 hari yang lalu dan terasa ada benda asing menghalangi pandangan, kedua mata pasien terkena
- Flu, batuk dan - Bengkak (+) muncul bersamaan dengan apabila pasien mengerjap angin, setelah pasien
nyeri tenggrokan gejala yang lain.
6 hari yang lalu
akan hilang sedikit demi mencoba untuk bekerja
pasien masih tetap - Kotoran mata (+), muncul ketika baru
ada, penggunaan bangun tidur. sedikit kembali
- Anak sakit mata dengan
gejala yang sama dengan obat tetap - Cairan dari mata(+) berwarna putih - Silau (+) Gatal (+) pada - Khawatir gejala bertambah
pasien sekarang, pasien dilanjutkan dan keruh.
hanya terdapat kedua mata. parah dan mengganggu
dan anaknya tidak -Pasien belum menggunakan obat, hanya
mengetahui penyebabnya sedikit perbaikan mengompresnya dengan air hangat, cairan -Memutuskan untuk tidak pekerjaannya, pasien datang
dan bagaimana bisa gejala dan belek dibersihkan tiap bangun tidur
bekerja, karena takut semakin ke puskesmas
7 hari yang lalu muncul menggunakan tisu
- Demam (+) tidak
-Batuk (+) dahak berwarna diukur suhu -Pasien sempat beberapa kali mengucek parah - Batuk, pilek, dan nyeri
- Pasien demam, tidak
putih, darah (-), berbau (-)
diukur suhunya, disertai
mata dengan tangan tanpa dicuci terlebih tenggorokan sudah membaik
-Pilek (+) cairan hidung dahulu, karena rasa gatal. namun masih dikeluhkan
pusing dan meriang
berwarna putih bening, -Flu, batuk, dan nyeri tenggorokan masih
darah (-) - Batuk, pilek,dan nyeri dirasakan pasien
pasien.
-Nyeri tenggorokan(+), tenggorokan (+) dan tidak -Gejala pada mata anak pasien mulai - Demam (+) namun pasien
kesulitan menelan (-) ada perubahan membaik setelah diberikan obat dari
dokter
merasa tidak separah saat
-Minum obat OBH, dan - Pasien masih meminum
panadol hijau obat OBH dan panadol .
pertama kali demam
-Keluar cairan dari tlelinga hijau
(-) pusing berputar (-)
nyeri pada wajah (-) telinga
berdengung (-) penurunan
pendengaran (-)
Anamnesis
◦ Keluhan Utama: Mata Merah  Riwayat mengkonsumsi obat-obatan lama, penyakit jantung, bersin-
bersin di pagi hari, asma, alergi obat dan alergi makanan disangkal
Riwayat Penyakit Sekarang pasien.
 Pasien makan tidak teratur kadang 2x sehari kadang 3x sehari,  Riwayat DM, hipertensi, asam urat tinggi, kolestrol tinggi disangkal
pasien menyukai sayur dan buah pasien.
 Pasien mengakui suka membeli jajanan di pinggir jalan seperti cilok, Riwayat Penyakit Terdahulu
rujak, dan gorengan dalam seminggu ini pasien mengaku dapat
membeli jajanan tersebut minimal 1x-2x/ hari  Riwayat dirawat di rumah sakit disangkal pasien.
 Pasien tidak terlalu suka minum air putih. Biasanya pasien  Riwayat penyakit mata dengan gejala yang sama disangkal pasien.
menghabiskan antara 1-2 botol aqua ukuran sedang (600-1200 ml)
 Riwayat penyakit kronis dan lama seperti TB disangkal pasien
 Pasien bekerja sebagai tukang ojek, dan diakui oleh pasien 2 minggu
belakangan ini pasien sering kehujanan dan pulang lebih malam dari
biasanya (pukul 10 malam)
 Riwayat penurunan nafsu makan dan berat badan drastis dalam
beberapa bulan terakhir disangkal pasien.
 Pasien merokok sejak usia 15 tahun, dan dapat menghabiskan 1-2
bungkus sehari. Kadang di dalam rumah, namun paling sering di
pangkalan tempatnya bekerja.
 Pasien jarang sekali berolahraga, bahkan tidak setiap bulan.
Anamnesis
Riwayat Keluarga dan Lingkungan  Pasien tinggal di kontrakan di gang kecil yang padat dan
kumuh bersama istri dan seorang anaknya. Anak kedua nya
 Keluarga dengan keluhan mata yang sama : anak pasien
meninggal didalam kandungan.
 Riwayat bersin-bersin di pagi hari, asma, riwayat alergi
 Pasien cukup dekat dengan tetangganya, sering mengobrol
makanan dan obat-obatan pada keluarga disangkal pasien
dan merasa tidak ada masalah dengan tetangga disekitar
 Riwayat penyakit lain seperti TB, DM, kolestrol dan asam tempat tinggalnya.
urat tinggi pada keluarga disangkal pasien
 Pasien bekerja sebagai tukang ojek sehari-hari dan
 Riwayat penyakit hipertensi (+); ibu pasien. Ibu pasien ‘mangkal’ ditempat yang tidak jauh dari rumahnya. Pasien
jarang meminum obat hipertensinya, dan hanya meminum mengakui memiliki hubungan yang baik dengan sesama
ketika gejala seperti pusing muncul. Ibu pasien tidak teman pengojek di pangkalan. Sewaktu menunggu giliran
mengikuti Prolanis di Puskesmas dan jarang kontrol ke untuk mengantar penumpang, pasien biasa meminum kopi
Puskesmas untuk memeriksakan tekanan darahnya dan merokok bersama sesama pengojek.
 Pasien mengakui keluarga tidak terlalu mengetahui dan  Riwayat tetangga dengan gejala penyakit mata yang sama
menekankan kebersihan terutama cuci tangan dan makan disangkal, riwayat teman kerja dengan gejala yang sama di
makanan bergizi, karena alasan memang tidak mengetahui pangkalan disangkal
dan alasan perekonomian.
Genogram
Genogram Keluarga Bapak ES, 4/12/17

Tn. M Tn. DP, Ny, IL 63 thn


Ny, A 60 thn
64 th 65 th

Tn. ER Ny, O , 35 Ny. M Tn. BH Ny. PW, Tn.AM


43 thn thn 31 thn 37 thn 33 thn 28 thn

An. D: 2016
SK, 8
thn KETERANGA
N
Laki-laki Keluarga dirumah Perempuan
dengan
Perempuan hipertensi
Pasien

Meninggal D: tahun meninggal


Bentuk Keluarga : Keluarga inti (Nuclear Family) ◦ Pendapatan keluarga didapatkan dari pasien yang bekerja sebagai tukang
ojek dan dari istri pasien bekerja sebagai buruh cuci rumah tangga, dan baru
Tahapan Siklus Hidup Keluarga : Keluarga dengan anak usia sekolah bekerja selama 1,5 bulan untuk membantu keadaan ekonomi keluarga.
Family Map : Pasien tidak memiliki tabungan pada akhir bulan dan terkadang meminjam
apabila tidak mencukupi. Penghasilan yang pasien dapatkan kira-kira
◦ Pasien tinggal bersama dengan istri dan anaknya, di kontrakan di gang sebesar Rp. 800.000 – Rp. 1.200.000 dan istri pasien sebesar Rp.
kecil yang kumuh dan padat 1.000.000- Rp. 1.500.000 yang dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan
◦ Ibu dan adik-adik pasien tinggal di rumah kontrakan yang letaknya tidak pasien dan keluarga sehari-hari
terlalu jauh dengan rumah pasien ◦ Pasien mengakui dapat menceritakan permasalahan baik mengenai
◦ Pasien tidak memiliki riwayat penyakit bawaan yang diketahui. perekonomian maupun mengenai pekerjaan dan emosi lainnya kepada sang
istri. Pasien menjelaskan sang istri berinisiatif untuk bekerja membantu
◦ Ibu pasien merupakan penderita hipertensi. Namun, ibu pasien kurang pasien untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Hubungan pasien
rutin mengkonsumsi obat penurun tekanan darah, hanya diminum ketika dengan istri dan anak cukup dekat dan baik, dan hubungan dengan keluarga
gejala seperti pusing dan sakit kepala dirasakan saja. Ibu pasien tidak baik dengan keluarga pasien maupun istri pasien cukup baik.
mengikuti Prolanis di Puskesmas dan jarang kontrol ke Puskesmas untuk
memeriksakan tekanan darahnya ◦ Istri pasien yang mendorong pasien untuk berobat ke Puskesmas dengan
kekhawatiran tidak bisa mengojek dan sakit bertambah parah, istri pasien
juga kerap membantu pasien dalam membersihkan cairan mata dan
mengompres mata. Istri pasien turut serta mengantar pasien untuk berobat
◦ Keluarga pasien jarang menghabiskan waktu akhir pekan bersama diluar
rumah karena kendala biaya dan lebih senang berkumpul dirumah bersama
anak, istri, dengan turut serta mengajak ibu dan adik-adiknya untuk sekedar
mengobrol bersama dan makan bersama.
◦ Pasien mengakui hubungannya dengan keluarga istri maupun sebaliknya
baik dan tidak memiliki konflik yang berarti.
APGAR
No Pertanyaan APGAR Selalu/ Kadang- Jarang/tidak
sering kadang/
pernah

1. Saya puas karena saya dapat kembali pada keluarga saya jika saya 2
menghadapi masalah
2. Saya puas dengan cara keluarga saya membahas serta membagi masalah 2
dengan saya
3. Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan 2
saya melaksanakan kegiatan dan taupun arah hidup yang baru

4. Saya puas dengan cara-cara keluarga saya menyatakan rasa kasih sayang 1
dan menanggapi emosi

5. Saya puas dengan cara-cara keluarga saya membagi waktu bersama 1

APGAR SCORE: 8  Highly functional family


SCREEM
SCREEM

1. Interaksi Pasien memiliki hubungan yang baik dan dekat dengan tetangga di sekitar rumah, serta dengan rekan kerja di pangkalan. Kemungkinan terdapat hubungan antara interaksi
sosial sosial dengan penyakit pasien yaitu mungkin saja ada rekan kerja di pangkalan atau tetangga dengan gejala keluhan mata yang sama namun pasien tidak menyadarinya,
walaupun kemungkinan besar penyakit pasien ditularkan melalui interaksi pasien dengan anaknya.

2. Dukungan Pasien bersuku sunda dan gemar makan makanan asin dan bersambal. Tidak ada hubungan antara gejala yang dialami pasien sekarang dengan budaya, namun karena
budaya gemar makan makanan asin, kemungkinan dapat terjadi hipertensi, ditambah dengan sudah ada anggota keluarga yang memiliki riwayat hipertensi(ibu pasien)

3. Agama Pasien beragama Islam dan menjalankan ibadah dengan baik. Agama tidak berhubungan dengan gejala yang dialami pasien sekarang, namun mempengaruhi aktivitas
pasien dalam beribadah, karena sejak gejala pada matanya muncul pasien yang biasanya selalu shalat maghrib di masjid, untuk sementara shalat di rumah.
4. Stabilitas Penghasilan yang pasien dapatkan kira-kira sebesar Rp. 800.000 – Rp. 1.200.000 dan istri pasien sebesar Rp. 1.000.000- Rp. 1.500.000 yang dirasa kurang untuk
ekonomi memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga sehari-hari. Pasien memiliki BPJS namun terkadang tidak rutin membayar iuran BPJS karena stabilitas ekonomi yang kurang
baik. Stabilitas ekonomi mungkin saja berpengaruh dengan keadaan pasien sekarang, apabila seandainya terdapat obat-obatan yang tidak ditanggung oleh BPJS dan harus
digunakan pasien.

5. Pendidikan Pendidikan terakhir pasien SD dan cukup untuk memahami informasi yang diberikan mengenai penyakitnya dan menjelaskan mengenai kondisinya, kondisi ekonomi, dan
keluarganya. Namun karena pendidikan pasien terakhir SD, hal ini membuat pasien tidak terlalu menekankan pentingnya kebersihan, tidak mengetahui bagaimana
penularan penyakit pada mata, hubungan batuk dan pilek dengan gejala penyakit matanya sekarang dan bagaimana menanganinya. Begitu pula dengan istri pasien dengan
pendidikan terakhir SD, sehingga istri pasien juga tidak terlalu menekankan pentingnya kebersihan baik ke pasien maupun ke anaknya dan pentingnya makan makanan
yang bergizi untuk memelihara imun tubuh.
6. Pelayanan Akses menuju Puskesmas Cipamokolan mudah dan dekat, murah dan pelayanan cukup sehingga jika terdapat keluhan kesehatan pasien maupun anggota keluarga yang
medis lain. Menurut pasien dan keluarga pelayanan puskesmas terbilang cukup baik dan memuaskan
Penilaian Kasus Gizi
◦ BB = 52 kg
◦ TB = 165 cm
◦ BMI = 18,75 kg/m2 (normal)

1. Riwayat penyakit sebelumnya yg berhubungan masalah gizi : tidak ada


2. Tingkat stress metabolik : Tidak ada
3. Obat-obatan yg biasa dikonsumsi: tidak ada
4. Riwayat penyakit di keluarga : Tidak diketahui pasien
5. Penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir : tidak ada
6. Perubahan berat badan dalam 2 minggu terakhir : tidak ada
7. Keluhan pencernaan yang menetap selama lebih dari 2 minggu : tidak ada
8. Kapasitas fungsional : tidak ada disfungsi
9. Jenis aktivitas : ringan
10. Asupan makanan:
◦ Perubahan asupan makanan : Tidak ada
◦ Konsistensi makanan sekarang : Biasa (padat)
24 Hour Food Recall
Waktu Jenis Makanan Jumlah URT Kalori (kkal)
07.00 Nasi ¾ gelas 175 kkal
Sayur bayam 1 gelas 74 kkal
Tahu 1 potong sedang 35 kkal
Telur 1 butir 75 kkal
10.00 Cilok bumbu 1 porsi 150 kkal
12.00 Nasi ¾ gelas 175 kkal
Sayur Sop 1 gelas 35 kkal
Tempe 1 potong sedang 35 kkal
Gorengan 1 potong sedang 40 kkal
17.00 Nasi ¾ gelas 175 kkal
Tahu 1 potong sedang 35 kkal
Tempe 1 potong sedang 35 kkal

Total Kalori: 1.039 kalori


Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : kompos mentis, tampak sakit ringan - Hidung : secret (-), mukosa tenang
- Mulut : mukosa tenang, ulkus (-)
Tanda Vital : Leher : Pembesaran KGB (-)
- Tekanan darah = 110/80 mmHg Thorax : bentuk dan gerak simetris
- Nadi = 92x/menit; - Pulmo : VR, VBS ki=ka,wheezing (-/-), ronchi (-/-)
- Respirasi = 22x/menit; (normal) - Cor : S1, S2 normal, reguler; S3 S4 (-); murmur(-)
- Suhu = 37,8 C
BB: 52 kg Abdomen : datar, lembut, BU (+) N,
TB: 165 cm NT di epigastrium (-)
BMI: 18,87 kg/m2 Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-)
Kepala : Tidak ada deformitas dan benjolan
- Mata: (pemeriksaan oftalmologis)
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis ◦ Edema -/-
1. Telinga ◦ Hiperemis -/-
◦ Nyeri tekan -/-
Periaurikular
◦ Sikatriks -/-
 Kongenital anomali -/-
◦ Fistula -/-
 Radang -/-
◦ Fluktuasi -/-
 Tumor -/-
 Trauma -/- CAE
 Nyeri tekan tragus -/-  Mukosa tenang/tenang
 Sekret -/-
 Aurikular
 Serumen +/+
 Kongenital anomali -/-
 Radang -/- Membaran Timpani
 Tumor -/-  Intak +/+
 Trauma -/-  Warna putih keabuan/putih keabuan
 Refleks cahaya +/+
Retroaurikular
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis 3. Mulut dan Orofaring
2. Hidung  Mulut
 Mukosa tenang
 Bentuk dan ukuran tidak ada kelainan
 Lidah simetris
 Rhinoskopi anterior:
 Gigi geligi normal
 Mukosa tenang/tenang
 Uvula simetris
 Sekret +/+
 Halitosis (-)
 Krusta -/-
 Tonsil
 Konka inferior tidak ada kelainan/tidak ada kelainan
 Ukuran T1-T1
 Septum deviasi -/-
 Mukosa tenang/tenang
 Polip -/-
 Kripta membesar -/-
 Trauma -/-
 Detritus -/-
 Pasase udara +/+
 Perlengketan -/-
 Faring
 Mukosa hiperemis
 Granula –
 Post nasal drip -
Pemeriksaan Oftalmologis
◦ Visus o Tekanan Intra Okular
◦ OD : 1.0 F-1 OD & OS : Dalam batas normal
◦ OS : 1.0
◦ Pergerakan Bola Mata
◦ Duksi : Normal ke segala arah
◦ Versi : Normal ke segala arah

OD OS
Edema, Lakrimasi, Sekret Palpebra Edema, Lakrimasi, Sekret
Injeksi Konjungtiva Konjungtiva Injeksi Konjungtiva
Jernih Kornea Jernih
Dalam Batas Normal Bilik Mata Depan Dalam Batas Normal
Bulat Pupil Bulat
Sinekia (-) Iris Sinekia (-)
Jernih Lensa Jernih
Hasil Kunjungan Rumah
Alasan Dilakukan Kunjungan Rumah
◦ Mengumpulkan data mengenai latar belakang keluarga, kesehatan keluarga serta psikodinamika keluarga  hasil
diketahui riwayat keluarga, genogram, family map.
◦ Mengenal lingkungan hidup keluarga.
◦ Mengetahui faktor resiko dari lingkungan dan keluarga yang mempengaruhi gejala yang dialami pasien saat ini
Data Demografi Keluarga
No Nama Kedudukan JK Umur Pekerjaan Pendidikan Masalah medis &
dlm keluarga biopsikososial
1. Tn. ER Bapak (Kepala L 40 th Tukang Ojek SD Konjungtivitis akut viral
Keluarga) + demam
faringokunjungtiva
2. Ny. SK Ibu P 33 th Buruh cuci SD -
3 An. PW Anak P 8 th Pelajar SD -
Lingkungan Tempat Tinggal
Sanitasi Rumah dan Lingkungan Tempat Tinggal
◦ Kepemilikan rumah :
Karakteristik
Mengontrak
Lantai rumah : Semen
◦ Daerah perumahan : di Atap rumah : Genteng
dalam gang, kumuh dan Dinding rumah : Batu bata
padat Cat dinding rumah : Tidak di cat
Luas tanah : 30 m2
Luas bangunan : 25 m2

Jumlah kamar 1
Dapur Tidak ada
Cerobong asap Tidak ada
Jendela terbuka Tidak ada
Jumlah jendela-ventilasi Tidak ada
Jumlah jendela-pencahayaan 2
Sumber air bersih Ada, dari sumur gali
Sumber pencemaran dekat (<10m) sumber air Tidak ada

Kemudahan mendapatkan air bersih Mudah sepanjang tahun


Karakteristik
Kualitas fisik air minum Baik, bening, tidak berasa, tidak berbau
Pengolahan air minum sebelum diminum Dimasak
Tempat penampungan air sebelum dimasak Ada, didalam baskom besar di dapur
Tempat penampungan air limbah dari kamar mandi/tempat cuci/dapur Penampungan di luar pekarangan

Saluran pembuangan air limbah Saluran terbuka


Tempat pembuangan sampah di luar rumah Ada, tempat sampah terbuka
Bahan bakar apa untuk memasak sehari-hari Gas
Memelihara ternak di rumah? Tidak ada

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan


Karakteristik
Sarana pelayanan kesehatan yang digunakan Puskesmas Cipamokolan

Jarak dan waktu yang ditempuh Kurang lebih 200 m, 5-10 menit jalan kaki

Angkutan umum ke fasilitas? Ada


Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau
Pelayanan Memuaskan
Lingkungan Pekerjaan
◦ Anggota keluarga yang bekerja :
◦ Suami (Tn. ER)
◦ Istri (Ny. PW)
◦ Risiko kesehatan dalam pekerjaannya :

Faktor Risiko Tn. ER


Faktor Fisik Kelelahan
Faktor Kimia Polusi gas kendaraan
Faktor Biologis Tertular bakteri & virus dari rekan kerja
Ergonomis Terlalu lama mengendarai motor
Faktor Psikologis Stress

Faktor Risiko Ny. PW


Faktor Fisik Kelelahan
Faktor Kimia Bahan-bahan kimia dari sabun cuci, polusi gas kendaraan saat berangkat dan pulang kerja
Faktor Biologis Tertular bakteri & virus dari tempatnya mencuci
Ergonomis Terlalu lama duduk dan menggunakan tangan untuk bekerja
Faktor Psikologis Stress
Interpretasi Kunjungan Rumah
◦ Rumah berada di lingkungan perumahan di dalam gang yang padat kumuh
◦ Ventilasi udara kurang baik, jendela pencahayaan tidak dapat digunakan sebagai ventilasi.
◦ Pencahayaan kurang baik
◦ Sanitasi kurang baik
◦ Rumah kurang layak dihuni oleh 3 orang.
◦ Kualitas air baik, dan mudah didapat sepanjang musim
◦ Penyakit pasien mungkin disebabkan karena lingkungan rumah, dengan kondisi rumah yang sempit dan kurang
bersih, penularan antara pasien dengan yang memiliki gejala sama (anak) lebih cepat
Diagnosis Banding
◦ Konjungtivitis akut viral
◦ Demam Faringokunjungtiva
◦ Konjungtivitis akut bakterial
Pemeriksaan Penunjang
◦ Tidak dilakukan
Kultur (agar
cokelat)

Pilihan Pemeriksaan
Hapus
Penunjang Konjungtiva

Uji sensitivitas
Faktor Resiko
• Riwayat batuk dan pilek sebelumnya

Klien
• Sistem imun yang sedang turun
• Makan tidak teratur
• Riwayat mengucek-ngucek mata

• Terdapat gejala yang sama pada keluarga : anak pasien

Keluarga
• Keluarga yang tidak terlalu menekankan dan mengetahui mengenai
kebersihan, terutama cara cuci tangan yang baik dan benar

• Pekerjaan yang mengharuskan pasien terkena debu dan angin setiap hari

Lingkungan
• Cuaca yang sedang berubah-ubah
• Lingkungan tempat tinggal yang padat, memudahkan penularan penyakit
Diagnosis Holistik
Aspek Personal
Alasan kedatangan: mata merah, terasa panas, berair, nyeri, bengkak,
dan gatal
Aspek Klinis
Kekhawatiran: mata merah dengan gejala penyertanya semakin
mengganggu aktifitas sehari-hari dan dapat menjadi sesuatu yang lebih
Konjungtivitis akut viral + demam
serius faringokonjungtiva
Harapan: Mata merah dan gejala penyertanya sembuh

Aspek Eksternal
Aspek Internal
- Sosioekonomi menengah kebawah
- Rendahnya pengetahuan pasien mengenai PHBS terutama mencuci tangan
dengan benar dan penularan penyakit mata yang dialaminya - Pengetahuan keluarga mengenai kebersihan kurang
- Pengetahuan keluarga mengenai penularan penyakit mata yang dialami pasien kurang.
- Sistem imun pasien yang sedang turun
- Udara dan debu yang didapat dari pekerjaan pasien
- Pasien masih merokok
- Kontak dengan yang memiliki gejala dan keluhan yang sama di mata (anak pasien)
- Pasien gemar jajan makanan di pinggir jalan dengan kebersihan yang belum
- Mudah mendapatkan rokok dan jajanan pinggir jalan dengan kebersihan yang belum terjamin
terjamin
- Cuaca yang sedang berubah-ubah
- Tinggal di rumah yang tidak cukup luas untuk 3 orang, sehingga kontak
dengan orang yang bergejala sama lebih sering - Lingkungan dan rumah yang padat dan kumuh, kurangnya ventilasi, dan kurang luas untuk
ditempati 3 orang
Penatalaksanaan
• Amoxicillin 500 mg tab no. XV S3dd tab. 1 p.c.

Farmakologis
• Prednisolon asetat eyedrops 0.125% fl no. I S4dd gtt I o.d.s
• Ibuprofen 400 mg tab no. IX S3dd tab 1 p.c.
• Artificial tears fl no. I S2dd gtt I o.d.s

• Kompres dingin pada kedua mata


• Membersihkan mata apabila terdapat cairan yang keluar
• Edukasi mengenai PHBS, terutama bagaimana cara mencuci tangan dengan langkah
yang baik dan benar

Non
• Edukasi untuk tidak mengucek-ngucek mata, agar gejala tidak semakin parah dan
mempercepat proses penyembuhan
• Edukasi kepada keluarga dan kepada pasien mengenai penularan penyakit mata yang

Farmakologis
dialami pasien
• Edukasi mengenai cara batuk dan bersin yang benar untuk mencegah penularan.
• Istirahat dirumah untuk menghindari terpapar debu dan polusi yang memperparah
keadaan dan mencegah penularan ke rekan kerja
• Edukasi mengenai cara pemakaian obat-obatan di mata
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Rencana Pemeliharaan Kesehatan
No Nama Status Kesehatan Skrining Konseling Imunisasi Profilaksis
1. Tn. ER Konjungtivitis akut viral Hipertensi, BMI, profil lipid, kolestrol, gula Nutrisi, aktivitas fisik, pencegahan kecelakaan, - Vitamin
(40 thn) + demam darah, penglihatan, asam urat kesehan kerja, kesehatan reproduksi, PHBS
faringokunjungtiva (mencuci tangan yang baik dengan sabun, tidak
merokok di dalam rumah, makan buah dan sayur
setiap hari, penggunaan jamban sehat dan
ketersediaan air bersih), pemberhentian merokok
(smoking cessation), pola asuh anak
2. Ny. PW Sehat Hipertensi, BMI, profil lipid, kolestrol, gula Nutrisi, aktivitas fisik, pencegahan kecelakaan, HPV
(33 thn) darah, penglihatan, asam urat, Pap Smear / kesehan kerja, kesehatan reproduksi, PHBS
IVA test, SADARI, Sadanis (mencuci tangan yang baik dengan sabun, makan
buah dan sayur setiap hari, penggunaan jamban
sehat dan ketersediaan air bersih), pola asuh anak
4. An. SK Sehat Tinggi dan berat berdasarkan umur dan jenis Ke orang tua: Nutrisi, aktivitas fisik, PHBS - Vitamin, Susu
(8 thn) kelamin, gizi, penglihatan,pendengaran (mencuci tangan yang baik dengan sabun, makan kalsium, Obat cacing
pemeriksaan gigi, kesehatan mental dan buah dan sayur setiap hari),sexual abuse, pola asuh
tumbuh kembang anak, perawatan gigi

Ke anak: PHBS (mencuci tangan yang baik


dengan sabun, makan buah dan sayur setiap hari),
sexual abuse, cara menyikat gigi yang baik dan
benar
Intervensi Gizi
◦ TB = 165 cm;
BB = 52 kg;
BMI= 18, 75 kg/m2
◦ BB ideal = 90% x (TB-100) x 1 kg = 90% x 65 x 1 = 58,5 kg
◦ BB sekarang 52 kg, maka butuh kenaikan 6,5 kg
◦ Kebutuhan kalori :
Laki-laki = 66 + (13,7 X kgBB) + (5 X TB cm) – ( 6,8 X umur tahun)
= 66 + (13,7 X 52) + (5 X 165) – (6,8 X 40)
= 66 + 712,4 + 825 – 272
= 1331,4 kkal
- Koreksi:
- Aktivitas ringan : +20% x 1331,4 = 266,2 kkal
- Total Kebutuhan Kalori = 1597,6 kkal
Komposisi :
◦ Protein : (0,8 x BB ideal x 4)= 187,2 kkal
◦ Lemak : (25% x total kalori) = 332,85 kkal
◦ Karbohidrat : 1331,4 – (187,2 + 332,85) = 811,35 kkal
Jenis nutrien spesifik : vitamin dan mineral

Jenis makanan yang dianjurkan


◦ Nutrien yang dianjurkan : Karbohidrat kompleks, Protein Hewani (ayam, ikan, telur), Protein Nabati (tahu, tempe, kacang-
kacangan), Sayuran, Buah, Susu

Jenis makanan yang tidak dianjurkan


◦ Makanan pedas dan asam
◦ Makanan berpengawet tinggi didalam kemasan
◦ Makanan asin (tinggi garam)
◦ Makanan yang dijual di pinggir jalan (tidak diketahui jelas kebersihannya)

Konsistensi yang dianjurkan : Lunak dan padat biasa


Pengolahan yang dianjurkan : direbus, dikukus, digoreng
Cara pemberian : Oral
Frekuensi yang dianjurkan : 3 x makan berat dan 2x cemilan
Penjabaran Pola Makan
Jadwal Jenis Makanan Jumlah Kalori
Pagi (07.00-08.00) Nasi ¾ gelas 175
Telur 1 butir 75
Tumis jagung 1 gelas 200
Minyak 1 sdm 50
Snack pagi (10.00) Pepaya 1 potong sedang 50
Siang (12.00-13.00) Nasi ¾ gelas 175
Tahu goreng 2 potong sedang 80
Tempe goreng 1 potong sedang 40
Sayur buncis 1 gelas 80
Minyak 1 sdm 50
Snack sore (15.00- Pepaya 2 potong sedang 100
16.00)
Malam (19.00-20.00) Nasi ¾ gelas 175
Ikan mas goreng 1 potong sedang 200
Sayur sop 1 gelas 50
Minyak 1 sdm 50
Susu sapi 1 gelas 60
Jumlah kalori 1610
Aktivitas dan Olahraga
No Nama Kedudukan Umur Jenis Olah Raga Frekuensi
1 Tn. ER Bapak 40 th Jalan santai, senam
Minimal 3 x/minggu,
2 Ny. PW Ibu 33 th Jalan santai, senam Intensitas ringan sedang,
30-60 menit, aerobik

3 An. SK Anak 8 th
Jogging, bersepeda Minimal 3 x/minggu,
Intensitas ringan sedang,
30-60 menit, aerobic
BASIC SCIENCE
KONJUNGTIVITIS AKUT VIRAL &
DEMAM FARINGOKONJUNGTIVA
Klasifikasi Konjungtivitis Bakteri
Definisi berdasarkan
- Bakterial Akut
Radang konjungtiva / radang selaput etiologi
lendir yang menutupi belakang - Bakterial Hiperakut
kelopak dan bola mata - Gonococcal Neonatal
- Chlamydia

Klasifikasi Konjungtivitis Viral


- Adenoviral Demam
• Akut faringokonjungtiva
- Herpes
• Kronis

Konjungtivitis Alergi
- Keratokonjungtivitis Atopi
- Konjungtivitis Alergi
- Konjungtivitis Vernal
- Konjungtivitis Musiman
Konjungtivitis Viral
◦ Definisi: Peradangan pada konjungtiva yang disebabkan
oleh virus, paling banyak oleh adenovirus, namun dapat
juga herpes simplex virus (HSV) dan varicella zoster
Anamnesis
virus (VZV)
• Gejala
◦ Faktor resiko: • Sekret
• Kelopak mata terasa lengket
◦ Kontak terhadap individu yang sudah terinfeksi ◦ Diagnosa: melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
• Mata merah
◦ Riwayat infeksi saluran pernafasan atas • Sensasi benda asing
◦ HSV: terpapar dengan HSV sebelumnya  trigger • Berair
reaktivasi • Jenis :
• Sekret purulen, banyak, dalam 12 jam  gonorrhea
◦ VZV: kontak atau terpapar dengan individu yang telah • Riwayat ISPA/ kontak dengan orang yang memiliki mata
terinfeksi VZ merah  Adenovirus
• Berulang, musiman (panas), gatal saat siang atau sore 
vernal
• Riwayat alergi, gatal  Atopik

Pemeriksaan Fisik
• (dijelaskan lebih lanjut)
◦ Penularan: ◦ Non Farmakologis:
◦ Sangat menular ◦ Penerapan cara cuci tangan yang baik dan benar, terutama sebelum
dan sesudah menggunakan obat, setelah batuk/ bersin, sebelum dan
◦ Masa penularan: 5-12 hari, selama mata masih terlihat merah sesudah makan, dan setelah beraktivitas diluar rumah
◦ Penularan melalui: ◦ Penerapan cara batuk dan bersin yang benar
◦ Kontak langsung dengan penderita yang sudah terinfeksi  melalui ◦ Menghindari penggunaan barang-barang pribadi seperti handuk dan
tangan make up
◦ Penggunaan alat pribadi seperti handuk bersama dengan penderita ◦ Beristirahat di rumah, tidak kerja untuk sementara waktu hingga mata
◦ Berenang bersama penderita kembali normal (tidak merah dan cairan yang keluar dari mata
berkurang). Untuk mencegah penularan.
◦ Alat-alat medis
◦ Edukasi mengenai penularan konjungtivitis akut viral
◦ Melalui droplet  batuk saat ISPA
◦ Edukasi mengenai cara pemakaian obat topikal di mata
◦ Bersifat epidemik : dapat dengan cepat menular ke mata yang
◦ Edukasi untuk tidak menyentuh mata yang sehat setelah mengobati
belum terinfeksi yang sakit
◦ Penatalaksanaan ◦ Apabila dalam 10 hari tidak membak  rujuk ke PPK 2  Dokter
Spesialis Mata
◦ Farmakologis:
◦ Tidak membutuhkan antibiotik  infeksi sekunder jarang terjadi
◦ Kortikosteroid topikal untuk mata  flourometholon / prednisolon
asetat 0.125%
◦ Artificial tears
◦ Acyclovir salep 3x sehari selama 10 hari
Demam Faringokonjungtiva
◦ Definisi: Merupakan salah satu bentuk konjungtivitis ◦ Gejala sebelumnya: ada riwayat ISPA
viral yang disebabkan adenovirus tipe 8 & 19, yang ◦ Penularan: droplet, berenang, atau kontak dengan
didahului oleh infeksi saluran pernafasan atas barang penderita
◦ Diagnosa: melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
Diagnosis Banding
Relevansi Bagi Dokter Umum
◦ Penanganan konjungtivitis dan infeksi kelopak mata lain ◦ Konjungtivitis sangat mudah ditularkan dan masih
termasuk Pelayan Kesehatan Primer di PPK 1 banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana
cara penularannya. Tugas dokter di PPK 1 adalah
◦ Konjungtivitis merupakan SKDI 4A, dimana seorang
dokter umum harus mengetahui anamnesis, pemeriksaan sebagai sarana edukasi mengenai penularan ini.
fisik, cara mendiagnosis, hingga pemberian terapi. ◦ Penularan konjungtivitis paling banyak melalui kontak
tangan (seperti mengucek mata), dimana penularan ini
dapat dihindari dengan cara pencucian tangan yang baik
dan benar, yang dapat disampaikan oleh dokter di PPK 1
sebagai usaha preventif
Daftar Pustaka
◦ Diagnosis and Management of Red Eye in Primary Care. American Academy of Family Physicians. 2010
◦ Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang Pandunan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
◦ Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Mata di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
◦ Preferred Practice Patterns; Conjunctivitis. American Academu of Ophthalmology. 2013
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai