Anda di halaman 1dari 22

Al-Ghazali dan

Tasawufnya

Taufik Alfuad (19106060035)


R. Ahmad Zuhair (19106060044)
Helma Widiya S (19106060049)
Rofik Pratama P (19106060055)
Sejarah Hidup Al-Ghazali

1. Profil

2. Perjalanan hidup

3. Karya karya
Profil
 Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin
Muhammad bin Ta’us Ath-Thusi Asy-Syafi’i Al-Ghazali.

 Secara singkat dipanggil Al-Ghazali atau Abu Hamid Al-Ghazali


karena dilahirkan dikampung Ghazlah

 Ayah wafat, menitipkan Al-Ghazali dan adiknya yang bernama Ahmad


kepada seorang sufi.
Perjalanan Hidup Al-Ghazali
Mu’askar
Thus Nasaibur Nasaibur (Baghdad
Bertemu Imam al-
)
haramain Abu Al- Menampilkan
Ma’ali Al-Juwaini karya “Mankhul Berhubungan
Awal belajar fi ‘Ilmi al-Ushul” baik dengan
ilmu tetapi Mazhab-mazhab fiqih
Nizam al-Mulk
kurangnya
Dianggap figure
bekal Ilmu kalam dan ushul
intelektual
pengetahuan Diangkat menjadi
pada daerah Filsafat, Logika guru besar di
Perguruan
Thus Menjadi dosen Nizamiyah
DLL diumur 25 Baghdad
Perjalanan Hidup Al-Ghazali

Damasku
Baghdad Baghdad Palestina
s
Menderita Krisis
Nama Al-Ghazali Rohani akibat sikap
Terkenal kesangsiannya (Al-
Syak) Mengisolasi
Berdoa di
diri (‘uzlah)
Kelompok samping
Menderita Sakit 6 untuk
Halaqah nya Kuburan
semakin luas
Bulan beribadah,
Nabi Ibrahim
kontemplasi,
a.s.
Meninggalkan semua dan sufistik
Memulai jabatan untuk
berpolemik mengembara
Perjalanan Hidup Al-Ghazali
Arab
(Mekkah
Syam Mesir Thus
dan
Madina)
Tinggal di Menulis karya-
karya nya
Menunaikan Damaskus
ibadah haji Mendirikan
khanaqah bagi
Mengajar Tinggal di para sufi
Keilmuannya
pada orang lain Iskandariah Mendirikan madrasah
Berziarah ke bagi para penuntut
ilmunya
makam
Rasulullah Beribadah Beribadah dan
Muhammad SAW Baitul Maqdis Silaturahmi
kepada para Sufi
Karya-karya
 Ihya Ulum ad-Din (membahas ilmu-ilmu agama).
 Tahafut Al-Falasifah (menerangkan pendapat para filsuf ditinjau dari segi
agama).
 Al-Iqtishad fi Al-‘Itiqad (inti ilmu ahli kalam).
 Al-Munqidz min adh-Dhalal (menerangkan tujuan dan rahasia-rahasia ilmu).
 Jawahir al-Qur’an (rahasia-rahasia yang terkandung dalam al-Quran).
Karya-karya
 Mizan al-‘Amal f. (tentang falsafah keagamaan).
 Al-Maqashid al-Asna fi Ma’ani Asma’illah al-Husna g. (tentang arti nama-nama
Tuhan)
 Faishal at-Tafriq Baina al-Islam wa al-Zindiqah h. (perbedaan antara Islam dan
Zindiq).
 Al-Qisthas al-Mustaqim i. (jalan untuk mengatasi perselisihan pendapat).
Karya-karya
 Mankhul fi ‘Ilmi al-Ushul  Mi’raj As-Salikin

 Ihya’ Ulum Ad-Din  Ayuhal Walad

 Minhaj Al-Abidin  Ilmu filsafat dan ilmu kalam,

 Bidayah Al-Hidayah fiqh-ushul fiqh, tafsir, tasawuf


dan akhlak, dan sebagainya…
Konsep Ajaran Tasawuf Al-Ghazali
Al- Ghazali memilih tasawuf sunni (tasawuf akhlaki) yang berdasarkan Al-
Quran dan As-Sunnah Nabi Muhammad SAW. Ia menjauhkan semua
kecendrungan gnostis yang memengaruhi para filsuf Islam, sekte Ismailiyah, aliran
Syi’ah, ikhwan Ash-Shafa. Ia menjauhkan tasawufnya dari paham ketuhanan
Aristoteles, seperti emanasi dan penyatuan sehingga dapat dikatakan bahwa
tasawuf Al-Ghazali benar-benar bercorak Islam. Corak tasawufnya adalah
psikomoral yang mengutamakan pendidikan moral. Hal ini dapat dilihat dalam
karya-karyanya seperti Ihya’ Ulum Ad-Din, Minhaj Al-Abidin, Mizan Al-Amal,
Bidayah Al-Hidayah, Mi’raj As-Salikin, Ayuhal Walad.
Al-Ghazali mempunyai jasa besar dalam dunia Islam. Dialah orang yang
mampu memadukan antara ketiga kubu keilmuan islam, yaitu tasawuf, fiqh,
dan ilmu kalam, yang sebelumnya mengalami ketegangan. Al-Ghazali
menjadikan tasawuf sebagai sarana untuk berolah rasa dan berolah jiwa,
sehingga sampai pada makrifat yang membantu menciptakan  (sa’adah)
Pandangan Al-Ghozali

1. Tentang Makrifat

2. Tentang As-Sa'dah
Pemikiran Tasawuf Al-Ghazali

Al-Ghazali, setelah melalui pengembaraannya mencari kebenaran akhirnya memilih


jalan tasawuf. Menurutnya, tasawuf adalah semacam pengalaman maupun penderitaan
yang riil. Beberapa pemikiran tasawuf Al-Ghazali diantaranya :
1. Jalan (At-Thariq)
2. Ma’rifah
3. Tingkatan Manusia
4. Kebahagiaan
Jalan (At-Thariq)
Beberapa Jenjang (Jalan) calon sufi menurut Al-Ghazali :
1. Tobat.
2. Sabar.
3. Kefakiran.
4. Zuhud.
5. Tawakal
6. Ma’rifat
Jalan (At-Thariq)
Seorang murid yang menempuh jalan para sufi, menurut al-
Ghazali, harus konsisten menjalani hidup menyendiri, diam,
menahan lapar, dan tidak tidur malam hari. Sebab pelaksanaan
jalan para sufi tidak lain ialah penaklukan hambatan-hambatan,
serta tidak terdapat hambatan menuju Allah kecuali tabiat-tabiat
yang muncul dari sikap berpaling pada pesona duniawi
Ma’rifah
Ma’rifah adalah esensi taqarrub (pendekatan pada
Tahun).Ma’rifahmerupakan hasil penyerapan jiwa yang
mempengaruhi kondisi jiwa seorang hamba yang ada akhirnya
akan mempengaruhi seluruh aktivitas ragawi. ‘Ilm, diibaratkan
seperti melihat api sementara ma’rifah ibarat cahaya yang
memancar dari nyala api tersebut.
Ma’rifah
Ma’rifah secara etimologis, adalah pengetahuan tanpa ada
keraguan sedikit pun. Dalam terminologi kaum sufi, ma’rifah
disebut pengetahuan yang tidak ada keraguan lagi di dalamnya
ketika pengatahuan itu terkait dengan persoalan Zat Allah swt. dan
sifat-sifat-Nya
Ma’rifah
Ma’rifah secara etimologis, adalah pengetahuan tanpa ada
keraguan sedikit pun. Dalam terminologi kaum sufi, ma’rifah
disebut pengetahuan yang tidak ada keraguan lagi di dalamnya
ketika pengatahuan itu terkait dengan persoalan Zat Allah swt. dan
sifat-sifat-Nya
Ma’rifah
Menurut al-Ghazali sarana ma’rifat seorang sufi adalah kalbu,
bukannya perasaan dan bukan pula akal budi. Kalbu menurut al-
Ghazali bagaikan cermin. Sementara ilmu adalah pantulan gambar
realitas yang terdapat di dalamnya.
Tingkatan Manusia
Al-Ghazali membagi manusia ke dalam tiga golongan, yaitu sebagai berikut:
1. Pertama, kaum awam, yang cara berfikirnya sederhana sekali.
2. Kedua, kaum pilihan (khawas; elect) yang akalnya tajam dan berfikir secara
mendalam.
3. Ketiga, kaum ahli debat (ahl al-jadl).
Kebahagiaan
Al-Ghazali berpendapat bahwa kebahagiaan adalah tujuan akhir jalan para
sufi, sebagai buah pengenalan terhadap Allah. Menurut al-Ghazali jalan menuju
kebahagiaan itu adalah ilmu serta amal. Sehingga ilmu itu dipelajari karena
kemanfaatannya.
Sebagai hak umat manusia adalah kebahagiaan abadi. Sementara yang
paling baik adalah sarana ilmu tersebut yaitu amal yang mengantarnya kepada
kebahagiaan tersebut dan kebahagiaan tersebut mustahil tercapai dengan ilmu
cara beramal
Kebahagiaan
Jadi, asal kebahagiaan di dunia dan akhirat sebenarnya ilmu. Teori kebahagiaan,
menurut al-Ghazali didasarkan pada semacam analisa psikologis dan dia menekankan
pula bahwa setiap bentuk pengetahuan itu asalnya bersumber dari semacam kelezatan
atau kebahagiaan.
Lanjut al-Ghazali bahwa segala sesuatu memilikirasa bahagia, nikmat dan kepuasan.
Rasa nikmat akan peroleh bila ia melakukan semua yang diperintahkan oleh tabiatnya.
Tabiat segala sesuatu adalah semua yang tercipta untuknya

Anda mungkin juga menyukai