Anda di halaman 1dari 26

Kelompok 1

DIABETES MILITUS
Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh penurunan
kadar hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas yang
mengakibatkan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Penurunan
ini mengakibatkan glukosa yang dikonsumsi oleh tubuh tidak dapat
diproses secara sempurna sehingga konsentrasi glukosa dalam darah
akan meningkat.


Pengertian
Etiologi

Next slide
Virus
Diabetes tipe I
dan
bakteri

Faktor-
faktor
imunologi
Faktor-faktor
genetic dan
Bahan toksik
atau beracun
Diabetes tipe II
R Ku
O
as
b
ra
ng
Pe U
at ny
a e Ge
ra
ak s
u si it
Et
k
La i
ta Ba
ni
s
s da
n
in a
Klasifikasi
Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)

Diabetes Disebut juga Juvenile Diabetes, berkembang pada masa


kanak-kanak dansebelum usia 30 tahun. Memerlukan


therapi insulin karena pankreas tidak
Melitus Tipe I dapatmemproduksi insulin atau produksinya sangat
sedikit.

Non Insulin Independent Diabetes Melitus (NIDDM)


Diabetes Biasanya terjadi di atas usia 35 tahun ke atas. Terjadi


resistensi terhadap kerjainsulin normal karena interaksi


insulin dengan reseptor.Insulin pada sel kurangefektif
Melitus Tipe II sehingga glukosa tidak dapat masuk sel dan berkurangnya
produksi insulinrelatif.
Diabetes Melitus Gestational Diabetes Melitus tipe lain
(Gestational Diabetes Mellitus - GDM)
• Kehamilan normal yang disertai dengan Endokrinopati :
peningkatan insulin resistan (ibu hamil 1. Akromegali
gagal mempertahankan euglycemia).
2. Sindrom Cushing
GDM ini meningkatkan morbiditas
neonatus, misalnya hipoglikemia, ikterus, 3. Feokromositoma
polisitemia, dan makrosomia. 4. Hipertiroidisme
• Defek genetik fungsi sel beta : • Karena obat/zat kimia :
1. Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 1. Vacor, pentamidin, asam nikotinat
1,2,3. 2. Glukokortikoid, hormon tiroid
2. DNA mitokondria
3. Tiazid, dilantin, interferon alfa dan lain-lain
• Defek genetik kerja insulin
• Penyakit endokrin pankreas : • Infeksi :Rubella kongenital, Cytomegalovirus
1. Pankreatitis (CMV)
2. Tumor pankreas /pankreatektomi • Sebab imunologi yang jarang : Antibodi anti
3. Pankreatopati fibrokalkulus insulin
• Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan
DM : Sindrom Down, sindrom Kleinfelter,
sindrom Turner, dan lain-lain.(Lanywati, 2014).
Gejala awal Gejala yang muncul
• Poliuria (peningkatan volume urine) • Peningkatan angka infeksi akibat penurunan
protein sebagai bahanpembentukan antibody,
• Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat peningkatan konsentrasi glukosa disekresi mukus,
volume urine yang sangat besar gangguan fungsi imun dan penurunan aliran darah
dankeluarnya air yang menyebabkan pada penderita diabeteskronik.
dehidrasi ekstrasel. • Kelainan kulit gatal-gatal, bisul.
• Polifagia (peningkatan rasa lapar). • Kelainan ginekologis, keputihan dengan penyebab
tersering yaitu jamurterutama candida.
Sejumlah kalori hilang kedalam air • Kesemutan rasa baal akibat neuropati
kemih,penderita mengalami penurunan • Kelemahan tubuh
berat badan. Untuk mengkompensasi hal • Penurunan energi metabolik yang dilakukan oleh
inipenderita seringkali merasa lapar yang sel melalui proses glikolisistidak dapat berlangsung
luar biasa. secara optimal.
• Rasa lelah dan kelemahan otot akibat • Luka yang lama sembuh, proses penyembuhan luka
membutuhkan bahan dasarutama dari protein dan
gangguan aliran darah pada unsur makanan yang lain.
pasiendiabetes lama, katabolisme protein • Laki-laki dapat terjadi impotensi
diotot dan ketidakmampuan sebagian • Mata kabur karena katarak atau gangguan refraksi
besarsel untuk menggunakan glukosa akibat perubahan padalensa oleh hiperglikemia.
sebagai energi. (Lanywati, 2014)
Patofisiologi

DM Tipe II (NIDDM) terjadi resistensi


insulin dan gangguan sirkulasi insulin Produksi insulin yang
yang secara normal akan terikat dengan kurang akan menyebabkan
reseptor
khusus pada permukaan sel. Sebagai menurunnya transport
akibat terikatnya insulin dengan glukosa ke sel-sel sehingga
reseptor tersebut, terjadi suatu reaksi
dalam metabolisme glukosa dalam sel. sel-sel kekurangan
Resistensi insulin pada tipe II disertai
dengan penurunan reaksi intrasel,
makanan dan simpanan
dengan demikian insulin menjadi tidak karbohidrat, lemak dan
efektif untuk menstimulasi pengambilan
glukosa oleh jaringan.(Lanywati, 2014)
protein menjadi menipis.
WOC
Pemeriksaan Penunjang

Bukan DM Belum pasti DM


Gluko DM
sa
darah Kadar glukosa
< 100 100-200 >200
darah sewaktu
<80 80-200 >200
a. Plasma
<110 110-120 >126
Glukos
vena
a darah <90 90-110 >110
b. Darah
sewakt
u kapiler
Kadar glukosa
darah puasa
c. Plasma
vena
d. Darah
Glukosa Gluko kapiler
2 jam
post sa
prandial darah
(2 jam
PP) puasa
Lanj
uta
n…

2. HBAIC (Glucosated Haemoglobin AIC) meningkat 9. Ureum / kreatinin :Mungkin meningkat atau
yaitu terikatnya glukosa denganHb. (Normal : normal (dehidrasi/penurunan fungsiginjal ).
3,8-8,4 mg/dl). 10. Amilase darah : Mungkin meningkat yang
3. Aseton plasma ( keton ) ; Positif secara mengindikasikan adanya pankreatitisakut sebagai
mencolok. penyebab dari DKA.
4. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol 11. Insulin darah : Mungkin menurun / bahkan
meningkat. sampai tidak ada ( tipe I ) atau normalsampai
5. Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya tinggi ( tipe II ), mengindikasikan infusiensi
kurang dari 330Mosm/l insulin, gangguan dalampenggunaannya.
6. Elektrolit : 12. Resistensi insulin dapat berkembang sekunder
terhadap pembentukkan antibody (autoantibodi).
• Natrium : Mungkin normal, meningkat atau
menurun 13. Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktivitas
hormon tiroid dapatmeningkatkan glukosa darah
• Kalium : Normal dan kebutuhan akan insulin.
• Fosfor : Lebih sering menurun 14. Urin : gula dan aseton positif, berat jenis dan
7. Hemoglobin Glikosilat : kadar meningkat 2 – 4 osmolalitas mungkin meningkat.
kali dari normal yang mencerminkankontrol 15. Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya
diabetes melitus yang kurang selama 4 infeksi pada saluran kemih, infeksipernapasan
bulanterakhir. dan infeksi pada luka.(Lanywati, 2014)
8. Gas Darah Arteri : Biasanya menunjukkan pH 16. Trombosit darah : Hematokrit mungkin
rendahdan penurunanpada HCO2 (Asidosis meningkat
Metabolik ) dengan kompensasi alkalosis (dehidrasi);Leukositosis,hemokonsentrasi,
respiratorik. merupakan respon terhadap stressatau infeksi.
Komplikasi

Komplikasi akut Komplikasi kronik


Hipoglikemia dan
hiperglikemia
Neuropati diabetic
Penyakit Retinopati diabetic
makrovaskuler : Nefropati diabetic
Penyakit mikrovaskuler Proteinuria
Neuropati saraf sensorik
(berpengaruh pada Kelainan coroner
ekstrimitas), Ulkus/gangren
penatalak
sanaan

Pendidikan

Terapi (jika
Diet
diperlukan)

Pemantauan Latihan
Asuhan keperawatan
Pengkajian

1. Identitas 3. Riwatan penyakit sekarang


• Dominan muncul adalah sering kencing ,
2. Keluhan utama sering lapar dan haus, berat badan
• Kondisi hiperglikemi : penglihatan berlebih.Biasanya penderita belum tahu
kabur , lemas , rasa haus dan kalau itu penyakit DM , baru tau setelah
memeriksa diri ke pelayanan kesehatan.
banyak kencing , dehidrasi , suhu
• Riwayat kesehatan dahulu
tubuh meningkat ,sakit kepala. • DM dapat terjadi saat kehamilan, penyakit
• Kondisi hipoglikemi : Tremor, pankreas, gangguan penerimaan insulin,
perspirasi, takikardi, palpitas, gangguan hormonal, konsumsi obat-obatan
seperti glukokortiroid, furosemid, thiazid,
gelisah, rasa lapar, sakit kepala,
beta bloker, kontrasepsi yang mengandung
susah konsentrasi, vertigo, konfusi, esterogen.
penurunan daya ingat, patirasa di • Riwayat kesehatan keluarga
daerah bibir, pelo, perubahan • Menurun menurut silsilah karena kelainan
emosi, penurunan kesadaran. gen yang mengakibatkan tubuhnya tidak
dapat menghasilkan insulin dengan baik.
Lanjutan…
Pola
Pen Meliputi

Pe
● ●

persepsi keadaan

Pola nutrisi penderita,
metabolic kesadaran,


Pola
eliminasi
Pola
gkaj suara bicara,
tinggi badan,
berat badan
dan tanda –
me

aktivitas dan
latihan
Pola tidur
ian ●
tanda vital.
Kepala dan
leher
riks
dan istirahat

Sistem

Kognitif
pol integument

aan

Sistem
persepsi pernafasan

Persepsi dan ●
Sistem
konsep diri
Peran a ●
kardiovaskuler
Sistem

fisi

hubungan gastrointestina
l

gor

Seksualitas ●
Sistem urinary

Koping ●
Sistem

k
toleransi musculoskelet

Nilai al
keprercayaa
n don ●
Sistem
neurologis
Diagnosa Keperawatan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh b.d gangguan Kerusakan integritas jaringan b.d
keseimbangan insulin, makanan dan nekrosis kerusakan jaringan
aktivitas jasmani. (nekrosis luka gengrene).
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Domain 2. Nutrisi (00179) Ketidakseimbangan Manajemen Nutrisi (1100)
Kelas 1. Makan nutrisi, kurang dari kebutuhan Definisi : menyediakan dan
Ketidakseimbangan nutrisi, kurang tubuh meningkatkan intake nutrisi yang
dari kebutuhan tubuh (00002) Setelah dilakukan asuhan seimbang
keperawatan, diharapkan nutrisi Aktivitas :
pasien terpenuhi. 1. Instruksikan kepada pasien
(1004) Status Nutrisi mengenai kebutuhan nutrisi
1. Asupan makanan dan cairan 2. Tentukan jumlah kalori dan
dari skala 2 (banyak jenis nutrisi yang dibutuhkan
menyimpang dari rentang oleh pasien untuk memenuhi
normal) ditingkatkan kebutuhan gizi
menjadi skala 4 (sedikit 3. Ciptakan lingkungan yang
menyimpang dari rentang optimal pada saat
normal) mengkonsumsi makanan
4. Monitor kalori dan asupan
(1622) Perilaku patuh : diet makanan pasien
yang disarankan 5. Monitor kecenderungan
2. Memilih makanan yang terjadinya kenaikan atau
sesuai dengan diet yang penurunan berat badan pada
ditentukan dari skala 2 pasien
(jarang menunjukkan)
ditingkatkan menjadi skala 4
(sering menunjukkan)
3. Memilih minuman yang
sesuai dengan diet yang
ditentukan dari skala 2
(jarang menunjukkan)
ditingkatka menjadi skala 4
(sering menunjukkan)
(1854) Pengetahuan : diet yang
sehat
1. Intake nutrisi yang
sesuai dengan
kebutuhan individu
dari skala 2
(pengetahuan terbatas)
ditingkatkan menjadi
2 Domain 2. Nutrisi (00002) Resiko ketidakstabilan Manajemen Hiperglikemi (2120)
Kelas 4. Metabolisme kadar glukosa darah 1. Monitor kadar gula
Resiko ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan asuhan daraah, sesuai indikasi
glukosa darah(00179) keperawatan, diharapkan 2. Monitor tanda dan gejala
ketidakstabilan kadar glukosa darah hiperglikemi: poliuria,
normal. polidipsi, polifagi,
(2300) Kadar glukosa darah kelemahan, latergi,
malaise, pandangan kabur
1. Glukosa darah dari skala 2 atau sakit kepala.
(deviasi yang cukup besar dari 3. Monitor ketourin, sesuai
kisaran normal) ditingkatkan indikasi.
menjadi skala 4 (deviasi ringan 4. Brikan insulin sesuai resep
sedang dari kisaran normal) 5. Dorong asupan cairan oral
6. Batasi aktivitas ketika
(2111) Keparahan Hiperglikemia
kadar glukosa darah lebih
1. Peningkatan glukosa darah dari 250mg/dl, khusus jika
dari skala 2 (berat) ditingkatkan ketourin terjadi
menjadi skala 4 (ringan) 7. Dorong pemantauan
sendiri kadar glukosa
(1619) Manajemen diri : darah
diabetes 8. Intruksikan pada pasien
dan keluarga mengenai
1. Memantau glukosa darah dari manajemen diabetes
skala 2 (jarang menunjukkan) 9. Fasilitasi kepatuhan
ditingkatkan menjadi skala 4 terhadap diet dan regimen
(sering menunjukkan) latihan
Pengajaran: Peresepan Diet
(5614)
10. Kaji tingkat pengetahuan
pasien mengenai diet yang
disarankan
11. Kaji pola makan pasien
saat ini dan sebelumnya,
termasuk makanan yang di
sukai
12. Ajarkan pasien membuat
diary makanan yang
dikonsumsi
13. Sediakan contoh menu
makanan yang sesuai
mengidentifikasi
Kerusakan integritas berkurang.
(0401) Status sirkulasi
pasien yang berisiko
jaringan
mengalami
1. Kekuatan nadi dorsal pedis
kanan dari skala 2 (deviasi kerusakan kulit.
cukup besar dari kisaran 2. Monitor warna dan
normal) ditingkatkan menjadi
suhu kulit
skala 4 (deviasi ringan dari
kisaran normal) 3. Periksa pakaian

2. Kekuatan nadi dorsal pedis


yang terlalu ketat
kiri dari skala 2 (deviasi cukup 4. Monitor kulit dan
besar dari kisaran normal) selaput lendir
ditingkatkan menjadi skala 4
(deviasi ringan dari kisaran
terhadap area
normal) perubahan warna,
(0407) Perfusi jaringan : perifer memar, dan pecah.

1. Pengisian kapiler jari dari


5. Ajarkan anggota
skala 2 (deviasi yang cukup kelurga/pemberi
besar dari kisaran normal) asuhan mengenai
ditingkatkan menjadi skala 4
(deviasi ringan dari kisaran
tanda-tanda
normal) kerusakan kulit,
2. Pengisian kapiler jari-jari dengan tepat.
kaki dari skala 2 (deviasi yang
cukup besar dari kisaran
4 Kekurangan volume cairan Kekurangan volume cairan Fluid management
berhubungan dengan berhubungan dengan (keseimbangan cairan dan
kekurangan cairan aktif kekurangan cairan aktif menjaga komplikasi) :
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor Vital sign
3x24 jam klien mampu 2. Monitor Berat Badan
memenuhi keseimbangan pasien sebelum dan
cairan dengan KH: sesudah sakit
Fluid Balance 3. Monitor respon pasien
(keseimbangan cairan)a untuk terapi elektrolit
1. TD, N dan S dalam 4. Pertahankan intake
batas normal (3) dan output makanan
2. 24 jam keseimbangan 5. Kelola cairan selama
pemasukan dan 24 jam
pengeluaran elektrolit 6. Monitor status hidrasi
(3) 7. Monitor status nutrisi
8. Mengatur pemberian
terapi IV
Implementasi
Keperawatan
Evaluasi Keperawatan

Evaluasi dalam keperawatan merupakan


kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan
yang telah ditentukan, untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan klien secara optimal
dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
Dalam evaluasi keperawatan menggunakan
SOAP atau data subjektif, objektif, analisa dan
planning kedepannya.Jika masalah sudah
teratasi intervensi tersebut dapat dihentikan,
apabila belum teratasi perlu dilakukan
pembuatan planning kembali untuk
mengatasi masalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai