0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan20 halaman
Dokumen ini membahas tentang Alat Pelindung Diri (APD) yang merupakan alat wajib bagi pekerja untuk melindungi diri dari bahaya di tempat kerja sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan. Dokumen ini menjelaskan definisi, jenis, fungsi, dan contoh penerapan APD di laboratorium.
Dokumen ini membahas tentang Alat Pelindung Diri (APD) yang merupakan alat wajib bagi pekerja untuk melindungi diri dari bahaya di tempat kerja sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan. Dokumen ini menjelaskan definisi, jenis, fungsi, dan contoh penerapan APD di laboratorium.
Dokumen ini membahas tentang Alat Pelindung Diri (APD) yang merupakan alat wajib bagi pekerja untuk melindungi diri dari bahaya di tempat kerja sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan. Dokumen ini menjelaskan definisi, jenis, fungsi, dan contoh penerapan APD di laboratorium.
Latar Belakang Bagi seseorang pekerja dan perusahaan, keselamatan kerja menjadi hal utama. K3 ini juga diatur dalam UU Ketenagakerjaan. Perusahaan dan pekerja sama-sama harus mengetahui tentang keselamatan kerja sesuai dengan standard yang berlaku, salah satunya dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai standarisasi Definisi APD APD atau yang dikenal dengan Personal Protective Equipment merupakan alat-alat yang digunakan untuk melindungi keselamatan pekerja ketika melakukan pekerjaan yang berpotensi atau beresiko kecelakaan atau bahaya Menurut Permenaker No. 8 tahun 2010, APD sendiri di definisikan sebagai suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang, guna mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administrative tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut, namun sebahai usaha akhir Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3 Landasan Hukum APD Kewajiban ini tertuang dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang APD. Dan pengusaha wajib untuk menyediakan APD sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi pekerja nya. APD ini terdiri dari kelengkapan wajib yang digunakan oleh pekerja sesuai dengan bahaya dan resiko kerja yang digunakan untuk menjaga keselamatan pekerja sekaligus orang disekelilingnya. Peraturan yang diberikan Menteri Ketenagakerjaan tersebut merupakan landasan hukum serta panduan, untuk kita memahami dan menerapkan perlindungan dengan Alat Pelindung Diri (APD) Metode Penentuan APD Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang dipakai Telaah data-data kecelakaan dan penyakit Belajar dari pengalaman industry sejenis lainnya Bila ada perubahan proses, mesin, dan material Peraturan perundangan Apa Kriteria APD ? Proses penggunaan APD harus memenuhi kriteria : Hazard telah diidentifikasi APD yang dipakai sesuai dengan hazard yang dituju Adanya bukti bahwa APD dipatuhi penggunaannya Fungsi APD Fungsi utama dari APD sendiri yaitu untuk melindungi para pekerja dari berbagai ancaman risiko dan bahaya ketika bekerja. Namun fungsi APD itu sendiri sebenarnya berbeda-beda sesuai denga jenis APD itu sendiri Jenis-jenis APD Sebagai salah satu syarat penting dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka Alat Pelindung Diri (APD) digolongkan kedalam 3 jenis, yaitu APD bagian kepala, APD bagian tubuh, dan APD bagian tubuh lainnya APD Bagian Kepala APD Bagian Kepala APD Bagian Kepala APD Bagian Kepala APD Bagian Tubuh APD Bagian Tubuh APD Bagian Tubuh Lainnya Safety Sign APD di Laboratorium CPO