Lecture: Tukina
Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU)-Universitas Pancasila
E-mail: tukino_uki06@yahoo.com
Pengertian
Orang boleh berkata Tahu, Mengerti, paham, kuat Namun Perlu diingat Manusia Bukan
MAHA TAHU, Maha mengerti, Maha Paham. Allah Maha Tahu dan manusia banyak yang
tidak tahu. Sesuatu yang dianggab sebagai sesuatu yang sangat Berat dimata Allah itu
sangat mudah, Allah kuasa membolak-balik hati dan apapun yang ada didunia ini.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sesuai dengan kesepakatan para pendiri Negara
Indonesia. Dalam sejarah untuk menemukan kesepakatan Ketuhanan Yang Maha Esa
membutuhkan Proses yang panjang, dengan Pengorbanan Nyawa, darah dan Air Mata.
Kita Tengok sejarah, Ketika Kelompok Islam dengan hasil Piagama Jakarta, sila
Pertama berbunyi : Ketuhanan Yang Maha Esa dengan Kewajiban Menjalankan Syariat
Islam (Ketuhanan Maha Esa + 7 Kata) maka Utusan Indonesia Timur Maluku, Ambon
yang mayoritas Begama Kristen datang ke Soekarno ‘mengancam’ mendirikan Negara
tersendiri. Kiinginan itu, turut dipengaruhi oleh Belanda dan merupakan embrio
Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).
Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Nilai
Akibat situasi pilihan yang dilematis tersebut banyak ummat Islam dibantai oleh ummat
Islam sendiri. Itu merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi sejarah Indonesia.
Dalam Situasi demikian yang serba membingunkan, traumatis, kesedihan yang tiada tara
dan pengorbanan Nyawa ‘sesame saudara’ dan harta Benda yang tidak sedikit, Kemudian
PKI datang menawarkan kondisi yang membahagiakan, melalui pusat-pusat Kebudayaan
(LEKRA) dan kesenian ke kampong-kampong dan menawarkan, menghibur ‘menawarkan
altenative lain’ yaitu komunisme/Atheis. Akibatnya PKI di Tahun 1964-1965 menjadi
kekuatan Politik besar di Indonesia. Kondisi itu juga mendapat ‘angin segar’ ditambah
keinginan PKI memperkuat Tani Nelayan dan Buruk ‘agar dipersenjatai’ menambah kondisi
politik Indonesia menjadi semakin konflik tidak berkesudahan. Petani ditingkat bawah
sendiri kesehariannya sudah terbiasa memegang Clurit/arit dan Cangkul karena untuk
mencari rumput, meladang dan berkebun sebagai Alat untuk hidup. Alat-alat itu dijaman
PKI menjadi ‘symbol perjuangan’ kaum bawah untuk menghapus kelas dan kaum
borjuis/pemilik modal dan tuan tanah yang sifatnya ‘tamak dan semakin kurang’.
Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Nilai