Anda di halaman 1dari 16

FILSAFAT PANCASILA

Lecture: Tukina
Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU)-Universitas Pancasila
E-mail: tukino_uki06@yahoo.com
Pengertian

 Istilah: Filsafat, Filusuf, Filosof, Filosophy


 Asal Kata: Yunani, Phylosophia= Philein(Philos)+Sophia, Philein (Philos) berarti :
Love, Cinta, Sahabat dan Shophia yang berarti: kebenaran, kebijaksanaan,
kearifan (wisdom). Jadi Philosophia berarti Cinta akan kebenaran, kebajikan,
kebijakasanaan (Ilmu Pengetahuan).
 Filsafat terkait erat dengan berpikir mendalam untuk mendapatkan wisdom,
kebijaksanaan, kebenaran
 Filsafat adalah Ibu Pengetahuan (Mother of Science)
 Orang yang berpikir mendalam akan menjadi orang yang bijaksana
 Idealnya orang berpikir dahulu baru bertindak, karena itu berarti orang yang arif
dan bijaksana. Orang yang mendahulukan tindakan maka akan ceroboh, tidak
wise, tidak bijaksana dan arif
Pengertian
Terdapat filosuf besar di dunia :
Socratos, yang hidup antara tahun 469399 SM adalah seorang filsuf Yunani. la sangat
menaruh perhatian pada manusia dan menginginkan agar manusia itu mampu mengenali
dirinya sendiri. Menurutnya, jiwa manusia merupakan asas hidup yang paling dalam. Jadi,
jiwa merupakan hakikat manusia yang memiliki arti sebagai penentu kehidupan manusia
Berdasarkan 1.8 Filsafat Ilmu  pandangannya itu, ia tidak mempunyai niat untuk
memaksa orang lain menerima ajaran atau pandangan tertentu. Ia justru mengutamakan
agar orang lain dapat menyampaikan pandangan mereka sendiri.
Plato (427347 SM) mengemukakan pandangannya bahwa realitas yang mendasar adalah
ide atau idea. Ia percaya bahwa alam yang kita lihat atau alam empiris yang mengalami
perubahan itu bukanlah realitas yang sebenarnya. Dunia penglihatan atau dunia persepsi,
yakni dunia yang konkret itu hanyalah bayangan dari ide-ide yang bersifat abadi dan
immaterial. Plato menyatakan bahwa ada dunia tangkapan indrawi atau dunia nyata, dan
dunia ide. Untuk memasuki dunia ide, diperlukan adanya tenaga kejiwaan yang besar dan
untuk itu manusia harus meninggalkan kebiasaan hidupnya, mengendalikan nafsu serta
senantiasa berbuat kebajikan. Plato menyatakan pula bahwa jiwa manusia terdiri atas
tiga tingkatan, yaitu bagian tertinggi ialah akal budi, bagian tengah diisi oleh rasa atau
keinginan, dan bagian bawah ditempati oleh nafsu. Akal budilah yang dapat digunakan
untuk melihat ide serta menertibkan jiwa-jiwa yang ada pada bagian tengah dan bawah.
Pengertian
 Aristoteles (384322 SM) pernah menjadi murid Plato selama 20 tahun hingga
Plato meninggal. Ia senang melakukan perjalanan ke berbagai tempat dan
pernah menjadi guru Pangeran Alexander yang kemudian menjadi Raja
Alexander Yang Agung. Selanjutnya, perlu Anda pahami bahwa Ia juga 
IDIK4006/MODUL 1 1.9 mendirikan sebuah sekolah yang disebut Lyceum.
Aristoteles merupakan seorang pemikir yang kritis, banyak melakukan
penelitian dan mengembangkan pengetahuan pada masa hidupnya. Ia banyak
menaruh perhatian pada ilmu kealaman dan kedokteran. Tulisan-tulisannya
dapat dikatakan, meliputi segala ilmu yang dikenal pada masanya, termasuk
ilmu kealaman, masyarakat dan negara, sastra dan kesenian, serta kehidupan
manusia. Tulisan Aristoteles yang terkenal hingga sekarang ialah mengenai
logika yang disebut analitika. Analitika ini bertujuan mengajukan syarat-
syarat yang harus dipenuhi pemikiran yang bermaksud mencapai kebenaran.
Pengertian

Jaman sekarang terutama diKota-kota besar yang terlalu hedonism-materialism


sulit ditemukan seorang Filosof sejati. Seorang filosof akan berpikir yang dalam
agar mendapat kebenarnan.
Sifat dasar Filsafat sebagai Ibu dari ilmu pengetahuan, berasal pada pertanyaan
dan berakhir pada pertanyaan, berpikir filsafat tidak akan berhenti (no
end/tidak ada akhirnya),
semua ilmu berawal dari Filsafat. Berpikir mendalam terkait hal-hal indah maka
lahirlah seni, estetika, berpikir mendalam mengenai hitung menghitung lahirlah
matematika, berpikir mendalam terntang bagaimana berhubungan yang baik
dengan orang lain melahirkan banyak ilmu; bahasa, komunikasi, berpikir
mendalam tentang alam semesta lahirlah Ilmu Pengetahuan Alam, Berpikir
mendalam terkait perbintangan maka lahirkan Ilmu Perbitangan dan seterusnya
Pengertian Pancasila sebagai Sistem
Filsafat
 Pancasila memiliki nilai-nilai yang mengandung kebenaran yang dalam. Sila
Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai yang sangat dalam Bahwa
Bangsa Indonesia percaya dan yakin adanya Dzat yang maha Kuasa. Keyakinan itu
tumbuh dan berkembang dari proses kelahiran Indonesia sampai saat ini. Bangsa
Indonesia juga sadar bahwa terdapat Agama Islam, Kristen, Katholit, Hindhu,
Budha, dan Khonghuchu serta ada Aliran Kepercayaan lainnya. Alairan
Kepercayaan telah ada dan berkembang bersamaan dengan adanya Indonesia.
Maka itu Pada jaman Orba ada Mimbar Aliran Kepercayaan.
 Nilai kedua Kemanusiaan, bangsa Indonesia sangat menjujung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan. Bangsa Indonesia menganggab bangsa Indonesia memiliki derajat
kmanusiaan yang tinggi. Nilai-nilai Kemanusiaan itu menempatkan manusia pada
derajat yang tinggi dan terhormat, tidak boleh ada penindasar, perendahan,
pelecehan dan meganngab sebelah. Demikianpula sifat rasis, rasial tidak dikenal
dalam Negara Indonesia beradasarkan Pancasila
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

 Sila Persatuan, Nilai-nilai menempatkan kepentingan Bangsa dan Negara diatas


kepentingan Pribadi, golongan telah menjadi moto dasar dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Kepentingan Pribadi atau Golongan tidak boleh
diatas kepentingan bersama, masyarakat dan Negara. Bila kepentingan Pribadi dan
Golongan yang diutamakan maka yang terjadi adalah Konflik,
pertikaian,kerusuhan, ‘pembantaian’, pemberontakan yang tidak berkesudahan.
Menempatkan kepentingan Persatuan Negara juga sangat penting karena itu
sejalan dengan Perjuangan Para Pendiri Negara yangsudah berjuangan sehingga
lahir Negara Indonesia ini.
 Nilai Musyawarah Gotong Royong adalah ciri khas Indonesia. Semua masalah akan
menjadi mudah kalau dimusyawarkan dan ada Gotong Royong. Gotong Roying
merupakan ciri khas bangsa Indonesia sejak dulu. Gotong Royong menjadikan
permasalahan dan tantangan kehidupan bersama pribadi, masyarakat dan Negara
menjadi lebih mudah
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

 Penyelesaian masalah melalui musyawarah bukan merendahkan salah satu


pihak, semua pihak diajak baiknya bagaimana, bukan merasa benar sendiri
atau kelompoknya, Namun kebenaran adalah hasil dari pembicaraan pihak
yang terlibat sehingga tercapai Hikma Kebijaksanaan. Dalam musyawarah
antara pihak yang mayoritas dan minoritas memilih kedudukan yang sama
saling menghormati dan didengarkan pendapatnya. Terkait pendapat, bias
jadi pendapat yang dianggab kurang baik, sebeanrya itu baik dan
demikianpula sebaliknya. Dalam musyawarah dan mufatkat sangat
menghargai pendapat orang lain, tidak merendahkan. Tujuan musyawarah
adalah untuk mencapai mufakat. Tidak ada musyawarah yang terus-terusan,
namun musyawarah tujuannya adalah etrcapainya mufakat. Itulah demokrasi
yang harsunya diterapkan didalam kehidupan Negara Indonesia.
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

 Nilai-nilai kelima dari pancasila adalah keadilan, Keadilan adalah dasar


kehidupan bernegara. Semakin ada keadilan maka Negara itu akan kokoh. Hal
demikian sangat disadari oleh Para pendiri bangsa Ini dan juga masyarakat
Indonesia> Selama ada keadilan maka disitu ada kehidupan dan kekokohan
Negara. Dan semakin tidak ada keadilan maka akan ada masalah dalam
Negara. Semakin adil maka kehidupan rakyat akan semaki baik dan sejahtera
dan sebaliknya. Keadilan yang ingin diterapkan adalah Keadilan Untuk Semua
(Justice for All). Keadilan untuk semua rakyat Indonesia, di Kota besar
sampaike Pelosok Negara Indonesia.
 Nilai-nilai Pancasila dari sila Pertama sampai ke lima itu merupakan unsur-
unsur/komponent komponen yang saling kait mengkait tidak bias dilepaskan
satu dengan yang lain, mengandung kebenaran, itulah Filsafat Pancasila.
Bangsa Indonesia perlu sadar dan menerapkannya dalam kehidupan nyata.
Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Nilai

 Sila pertama, causa Prima; sebab dari segala sebab


 Sila Berikutnya, kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah Gotong Royong dan
keadilan social Harus berdasarkan Ketuhanan Pancasila, sila pertama.
 Bangsa Indonesia, sejak perjuangan mendirikan sudah sadar akan adanya
Dzat yang Maha Kuasa. Istilah itu sering disebut sebagai Kuasa Allah/Kuasa
Tuhan/God Will. Kalau Allah berkehendak maka cukup berkata jadi maka
akan jadi. Semua yang tidak mungkin akan menjadi sangat mungkin karena
Kuasa Allah/Kehendak Allah.
 Seringkali Manusia mengingkin ini, itu, Namun Allah berkehendak Lain.
Kehendak Allah perlu dimaknai sebagai sesuatu yang terbaik. Hal demikian
karena Manusia tidak tahu, tidak mengerti Namun Allah Maha tahu bahkan
atas apa yang belum terjadi sama sekali.
Pancasila sebagai Satu Kesatuan Nilai

 Orang boleh berkata Tahu, Mengerti, paham, kuat Namun Perlu diingat Manusia Bukan
MAHA TAHU, Maha mengerti, Maha Paham. Allah Maha Tahu dan manusia banyak yang
tidak tahu. Sesuatu yang dianggab sebagai sesuatu yang sangat Berat dimata Allah itu
sangat mudah, Allah kuasa membolak-balik hati dan apapun yang ada didunia ini.
 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sesuai dengan kesepakatan para pendiri Negara
Indonesia. Dalam sejarah untuk menemukan kesepakatan Ketuhanan Yang Maha Esa
membutuhkan Proses yang panjang, dengan Pengorbanan Nyawa, darah dan Air Mata.
 Kita Tengok sejarah, Ketika Kelompok Islam dengan hasil Piagama Jakarta, sila
Pertama berbunyi : Ketuhanan Yang Maha Esa dengan Kewajiban Menjalankan Syariat
Islam (Ketuhanan Maha Esa + 7 Kata) maka Utusan Indonesia Timur Maluku, Ambon
yang mayoritas Begama Kristen datang ke Soekarno ‘mengancam’ mendirikan Negara
tersendiri. Kiinginan itu, turut dipengaruhi oleh Belanda dan merupakan embrio
Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).
Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Nilai

 Karena desakan dari Indonesia Timur tersebut maka Soekarno Mengahpus 7


kata menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Yang terjadi kemudian Kelompok
Islam yang telah mengeluarkan Rumusan Piagama Jakarta Marah Besar ke
Soekarno. Dan sebagian tidak puas dengan mendirikan Negara Islam
Indonesia/Darul Islam Indonesia (NI/DI TII). Kemudian akibat Pemberontakan
DI TII/NII muncul juga reaksi Partai Komunis Inddonesia juga memberontak
sera ada pula pemeberontakan PRRI Pemesta. Dari pemeberontakan RMS
timbul korban sekitar 40-60.000 orang, Pemberontakan NII/DI TII menimbulkan
Korban sekitar 1 juta orang dan Pemberontakan PKI sekitar 1,5 juta Orang.
 Bila menengok sejarah, Peristiwa perang antar sesama Ummat Islam seperti di
Negara-Negara Arab dan Timur Tengah juga pernah dialami oleh Bangsa
Indonesia, yaitu ketika Terjadinya Pemberontakan Negara Islam
Indonesia/darul Islam Indonesia/Tentara Islam Indonesia/NII/DI TII.
Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Nilai

 Pemberontakan NII/DI TII pemberontakan paling ‘memusingkan’ antara kelompok


Pro Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pro Negara Islam Indonesia. Sesama
Umat Islam saling berkonflik dan membunuh. Perang itu terjadi juga sesama ummat
Islam. Orang Islam di Kampung-kampung bila ditanya apakah Pro Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang menurut pandangan kelompok satunya (NII/DI TII) sebagai
‘kafir’ atau Negara Islam, Darul Islam Tentara Islam Indonesia/NII DI TII sebagai
jalan jihad akan ‘membingungkan rakyat’. Banyak rakyat didaerah yang Islamnya
Kuat seperti di Garut, Tasik, Kuningan dan beberapa daerah lainnya terutama di
Jawa Barat mengelami ‘kebingungan’. Pilihan untuk berjihad dengan Negara Islam
dan Darul Islam sebenarnya ‘tidak salah’ dan melawan yang kafir, pilihan itu juga
memiliki akibat yaitu bersebarangan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dan berhadapan dengan TNI. Kebanyakan rakyat menjadi Korban atas situasi
dan Kondisi yang ‘membingungkan’tersebut. Situasi ini juga pernah dialami di
Negara-Negara dimana ISIS Berjaya, rakyat dihadapkan pada situasi dilematis
Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Nilai

 Akibat situasi pilihan yang dilematis tersebut banyak ummat Islam dibantai oleh ummat
Islam sendiri. Itu merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi sejarah Indonesia.
 Dalam Situasi demikian yang serba membingunkan, traumatis, kesedihan yang tiada tara
dan pengorbanan Nyawa ‘sesame saudara’ dan harta Benda yang tidak sedikit, Kemudian
PKI datang menawarkan kondisi yang membahagiakan, melalui pusat-pusat Kebudayaan
(LEKRA) dan kesenian ke kampong-kampong dan menawarkan, menghibur ‘menawarkan
altenative lain’ yaitu komunisme/Atheis. Akibatnya PKI di Tahun 1964-1965 menjadi
kekuatan Politik besar di Indonesia. Kondisi itu juga mendapat ‘angin segar’ ditambah
keinginan PKI memperkuat Tani Nelayan dan Buruk ‘agar dipersenjatai’ menambah kondisi
politik Indonesia menjadi semakin konflik tidak berkesudahan. Petani ditingkat bawah
sendiri kesehariannya sudah terbiasa memegang Clurit/arit dan Cangkul karena untuk
mencari rumput, meladang dan berkebun sebagai Alat untuk hidup. Alat-alat itu dijaman
PKI menjadi ‘symbol perjuangan’ kaum bawah untuk menghapus kelas dan kaum
borjuis/pemilik modal dan tuan tanah yang sifatnya ‘tamak dan semakin kurang’.
Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Nilai

 Berdasarkan sejarah Pancasila terutama sila Pertama itulah kemudian


pancasila menjadi Konsensus Nasional/Kesepakatan Nasional. Dalam Proses
sejarah yang panjang itu juga menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara,
Dasar Pemersatu Negara Indonesia. Bila tampa Pancasila, misalnya salah satu
kelompok memaksa maka akan terjadi lagi pengulangan Sejarah, dan
Indonesia terancam Pecah. Perlu disadari dalam sejarah Bangsa Indonesia,
awal masayarakat Indonesia adalah Dinamisme/Anisme, kemudian Hindu
Budha dari India (Masa sekitar 700 tahun) dan masih banyak jejaknya Seperti
Candi BoroBudur, Prambanan, Pura dan lain sebagainya, kemudian Pedagang
Arab membawa Agama Islam dan Kedatangan Negara-negara Barat (Protugis,
Belanda, Ingris, Amerika) membawa Agama Kristen, Protestan dan Katholit,
serta orang-orang China dengan Khong Huchu nya (diakui Jaman Presiden Gus
dur)
Thank’s

 Material info: 085693560336

Anda mungkin juga menyukai