Anda di halaman 1dari 20

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PERWAT DI RSUD


DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
TAHUN 2021

OLEH :

RUDOLF AGUNG SETIAWAN WENI


NPM. 19070424

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN 2021

BAB I

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang meliputi rawat inap, rawat
jalan, laboratorium dan intalasi gawat darurat( Suhartono, 2019)
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan harus memperhatikan Prinsip-
prinsip yang benar diantaranya prinsip utama prosedur Standar Kewaspadaan
Universa5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Alat Pelindung diri (APD)
Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang di pakai petugas untuk
memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/bahan infeksius.
APD terdiri dari sarung tangan, masker/Respirator Partikulat, pelindung mata (goggle),
perisai/pelindung wajah, kap penutup kepala, gaun pelindung/apron, sandal/sepatu
tertutup (Sepatu Boot). 3) pemakaian APD bertujuan untuk melindungi kulit dan
membran mukosa dari resiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang
tidak utuh dan selaput lendir dari pasien ke petugas dan sebaliknya.
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2017)
Menurut OSHA (Occupational Safety and Health Administration) Alat pelindung diri
adalah alat yang digunakan untuk melindungi dari luka atau penyakit yang diakibatkan
adanya kontak dengan bahaya yang bersifat kimia, biologis, radiasi , fisik, elektrik,
mekanik, dan lainnya
Penggunaan alat pelindung diri (APD) secara teknis dapat mengurangi tingkat
keparahan dari kecelakaan kerja yang terjadi, perlatan pelindung diri tidak
menghilangkan atau mengurangi bahaya yang ada, peralatan ini mengurangi jumlah
kontak dengan bahaya dengan cara penempatan penghalang antara tenaga kerja dengan
bahaya ( Suma’mur, 2009)
Menurut WHO 2010 dari 35 juta pekerja kesehatan, 3 juta terpajan pathogen darah
2juta terpajan virus HBV, 0,9 juta terpajan virus HBC dan 170.000

2
terpajanvirus HIV/AIDS amerika 1998 mencatat frekuensi angka kecelakaan akibat kerja
di rumah sakit lebih tinggi 41% disbanding pekerja lain dengan angka Kecelakaan akibat
kerja terbesar adalah karna cedera jarum suntik atau needle stick injuries(NSI)
Di Indonesia melalui Departemen Kesehatan RI, telah melakukan survey pada tahun
2013 terhadap 10 Rumah Sakit Umum Pendidikan, didapatkan angka yang cukup tinggi
6-16 % angka infeksi nosokomial, dengan rata-rata 9,8%. Survey yang dilakukan di 10
rumah sakit di DKI Jakarta ini menunjukkan bahwa pasien rawat inap yang mendapat
infeksi yang baru selama dirawat di rumah sakit adalah sebanyak 9,8% (Riani, 2019)
Kesadaran akan penggunaan alat pelindung diri pada perawat masih sangat kurang di
Rumah sakit di Indonesia ternyata hanya 40%

Menurut hasil penelitian mengenai rendahnya penggunaan apd yaitu :


Menurut Ramdayana (2009) factor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam
menggunakan Alat pelindung diri adalah pengetahuan, masa kerja, pendidikan, usia ,
jenis kelamin,dan sikap dan factor extrinsic kelengkapan APD, kenyamanan pemakaian
alat, peraturan tentang APD.
penelitian Dwi Agung Riyanto (2016) tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri di Rumah Sakit Sari Asih
Serang Provinsi Banten” Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara factor
komunikasi dengan kepatuhan perawat dalam menggunakaan APD Adanya hubungan
antara factor ketersediaan alat dengan kepatuhan perawat dalam menggunkan APD
adanya hubungan factor pengawasan dengan kepatuhan perawat dalam menggunkan
APD Adanya hubungan antara factor sikap dengan kepatuhan perawat dalam
menggunkan APD dengan kesimpulan bahwa kepatuhan perawat dalam menggunakan
APD di RS Sari Asih Serang belum maximal.

Penelitian Seally Rahmatiala (2020) “pengaruh prilaku terhadapa penggunaan alat


pelindung diri dalam pencegahan infeksi nasokomial di ruang rawat inap RSUD Dr. R.
M. Djoelham Binjai 2020” dengan kesimpulan bahwa kurangnya kepatuhan perawat
dalam menggunakan APD yang berhubungan dengn pengetahuan, sikap dan tindakan
dari perawat

3
terjadinya perubahan prilaku patuh menjadi kurang patu dapat dipengaruhi
oleh kelengkapan sarana dan prasarana khususnya dalam penyediaan alat pelindung
diri hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chrismadani (2011) bahwa
adanya keterkaitan antar faktor ketersediaan APD dan kepatuhan hal ini menunjukan
peranan penting keterlibatan rumah sakit dalam hal penyediaan APD di setiap ruangan,
RSUD DR. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin merupakan Rumah sakit tipe
apa B dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 315 buah karna pandemi Covid 19
terjadi penurunan sebanyak 5,12% (56 buah ) dan jumlah perawat sebanyak 404 orang,
untuk tingkat kepatuhan dalam menggunakan APD tertinggi di ruang Emerald lantai 2
& 3 dengan persentase 100% dan terendah dengan persentase 76,47% dengan angka
infeksi Plebitis 2% ( PPI RS Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin 2021 )
Melalui pengamatan secara langsung dari peneliti bahwa terdapat beberapa
perawat yang tampak tidak menggunakan APD atau menggunakan APD Tapi tidak
sesuai dengan Standart Operasional Prosedur (SOP ) dalam menggunakan APD saat
melakukan tindakan

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka dapat peneliti
rumuskan masalah yang terjadi ialah adanya ketidakpatuhan perawat dalam
menggunakan Alat pelindung diri (APD ) yang dapat menimbulkan kerugian bagi diri
sendiri, pasien dan lingkungan di rumah sakit kepatuhan dalam menggunakan APD di
RS Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin 2021 tertinggi di ruang Emerald lantai 2 &
3 dengan persentase 100% dan terendah dengan persentase 76,47% dengan angka
infeksi Plebitis 2% ( PPI RS Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin 2021 )

4
D. Keaslian Penelitian
Nama, Judul Penelitian, Tempat
No Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
& Tahun

Noor zairin (2015) Faktor Menggunakan rumus Hasil variable pengawasan mendapat Terletak pada variabel, tempat dan
yang mempengaruhi cross sectional study 1. nilai regresi 0,700 dan variable waktu serta sasaran penelitian.
prilaku terhadap dengan jumlah sample ketersediaan apd 0,678% terdapat
1.
kepatuhan penggunaan 81 orang pengaruh yang signifikan
alat pelindung diri pengawasan dan ketersediaan apd di
IBS RS Ulin Banjarmasin
Dwi Agung Riyanto Sampel sebanyak 66 Hasil penelitian menunjukkan adanya Terletak pada variabel, tempat dan
(2016) Faktor - factor Orang Dengan metode hubungan antara komunikasi dengan waktu serta sasaran penelitian.
yang mempengaruhi deskripsi kuantitatif kepatuhan dengan nilai P =
perawat dalam denga pendekatan cross 0,011(p=,0,05) dan QR = 4.8 Adanya
menggunakan Alat sectional dan analisis hubungan ketersediaan alat denga
2.
pelindung diri di RS Sari data penelitian kepatuhan nilai P = 0,003 (P = 0,05)
Asih Serang Provinsi menggunakan analisa dan QR = 6,67 faktor pengawasan
Banten CHI-Square P0.02 (P<0.05)dan QR = 4,40 dan
yang terakhir sikap P= 0,034
(p<0,05) QR = 4,42

5
Kepatuhan menggunakan APD di RS
sari asih serang masih kurang
Rizka Ayu Zahara (2017) Penelitian dilakukan Hasil penelitian menunjukkan Terletak pada variabel, tempat dan
kepatuhan menggunakan dengan sample variable pengetahuan P=0,001 waktu serta sasaran penelitian.
alat pelindung diri sebanyak 64 orang dan variabel prilaku P= 0,006 dan
ditinjau dari pengetahuan dengan menggunakan terdapat korelasi antara pengetahuan
3.
dan prilaku petugas metode uji statistisk chi dan prilaku terhadap kepatuhan
instalasi pemeliharaan scuare
sarana dan prasarana
rumah sakit
Nur Handayani SKM Diskriptif kuantitatif Hubungan pengetahuan dengan 4. Terletak pada variabel, tempat dan
(2017) factor -faktor yang dengan pendekatan kepatuhan mendapat (91,1%) waktu serta sasaran penelitian.
berhubungan dengan cross sectional Jumlah hubungan kenyamanan
kepatuhan perawat sampel 45 perawat menggunakan5. Apd dengan
4
menggunakan APD menggunakan teknik kepatuhan mendapat nilai (77,8%)
masker sesuai SOP di RS purpose sampling
Paru Respira Jogjakarta

Nur Handayani SKM Diskriptif kuantitatif Hubungan pengetahuan dengan 6. Terletak pada variabel, tempat dan
(2017) factor -faktor yang dengan pendekatan kepatuhan mendapat (91,1%) waktu serta sasaran penelitian.
5
berhubungan cross sectional hubungan kenyamanan
menggunakan7.

6
dengan kepatuhan Jumlah sampel 45 Apd dengan kepatuhan mendapat
perawat menggunakan perawat menggunakan nilai (77,8%)
APD masker sesuai SOP teknik purpose
di RS Paru Respira sampling
Jogjakarta
Rizka Ayu Zahara (2017) Penelitian dilakukan Hasil penelitian menunjukkan Terletak pada variabel, tempat dan
kepatuhan menggunakan dengan sample variable pengetahuan P=0,001 waktu serta sasaran penelitian.
alat pelindung diri sebanyak 64 orang dan variabel prilaku P= 0,006 dan
ditinjau dari pengetahuan dengan menggunakan terdapat korelasi antara pengetahuan
6
dan prilaku petugas metode uji statistisk chi dan prilaku terhadap kepatuhan
instalasi pemeliharaan scuare
sarana dan prasarana
rumah sakit
Puti Khairunisak (2017) Penelitian Hasil penelitian menunjukan 54,6% Terletak pada variabel, tempat dan
Faktor yang berhubungan menggunakan metode menggunakan APD yang sesuai, waktu serta sasaran penelitian.
7 denga penggunaan APD cross sectional dengan 61,9% memiliki motivasi tinggi
di RS Islam Ibnusina total sampling 97 orang 54,6*% menyatakan petugas P2K3
Bukit TInggi berperan 58,8 sop terlaksana
Cita Chusnul Chotimah Penelitian inii Hasil penelitian ini menunjukan Terletak pada variabel, tempat dan
(2018) Pengaruh menggunakan metode bahwa terdapat pengaruh waktu serta sasaran penelitian.
8
pengetahuan, motivasi teknik proportionate pengetahuan, motivasi, dan persepsi
13.

7
dan persepsi resiko random sampling yang resiko terhdap prilaku penggunaan
terhdap prilaku diwawancarai denga APD
penggunaan alat instrument berupa
pelindung diri dasar yang kuisioner, alat analisis
di moderrasi factor menggunakan regresi
pengawawan pada civitas moderasi dengan
Hospital ia RSGM sampling sebanyak
Unsoed 127 orang
Riani Hubungan antara peneliitan ini untuk Hasil penelitian diperoleh bahwa Terletak pada variabel, tempat dan
motivasi dengan menganalisa hubungan (P<0,05) P= waktu serta sasaran penelitian.

kepatuahan perawat motivasi dan kepatuhan


0.003,denganPOR 9.286 (CI = 2.225
melaksanakan hand perawat dalam
-38.750) maka Ha diterima yang
hygene sebagai tindakan melakukan hand
artinya ada
pencegahan infeksi hygiene. Desain
nasokomial di ruang penelitian yang hubungan yang bermakna antara
9 rawat inap di Rumah digunakan cross motivasi dengan kepatuhan perawat
Sakit AH Tahun 2019 melaksanakan

hand hygiene
sectional, yang
menjadi populasi dan
sampel yaitu seluruh

8
perawat ruangan rawat

inap dengan jumlah 47


orang perawat

Appolonaris T. Berkanis Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan Terletak pada variabel, tempat dan
(2019). Hubungan menggunakan jenis terdapat hubunagan antara motivasi waktu serta sasaran penelitian.
motivasi dengan analisis Cross sectional dengan kepatuhan perawat dalam
kepatuhan perawat dalam dengan jumlah sampel penggunaan alat pelindung diri
10 penggunaan alat 35 orang Perawat dimana diperoleh nilai p =0.003, p<a
pelindung diri (APD) di (0.003<0.05) yang artinya diterima
ruang rawat inap Rumah yaitu ada hubungan antara motivasi
sakit Tentara Wira Sakti dan kepatuhan
Kupang 2019
Seally Rahmatilah (2020) Pendekatan cross Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terletak pada variabel, tempat dan
Pengaruh prilaku dan sectional study Sampel didapat nilai P=Velue ,0,05 yaitu waktu serta sasaran penelitian.
kepatuhan perawat sebanyak 57orang pengetahuan (0,651), sikap
terhadap penggunaan alat (0,03)Tindakan (0,001), Kepatuhan
11
pelindung diri dalam (0.044)yang berate terdapat hubungan
pencegahan infeksi antara prilaku dan kepatuhan dlaam
nasokomial di ruang penggunaan APD di ruang rawat inap

9
rawat inap DR. R M DR. R M Djoelham Binjai Tahun
Djoelham Binjai Tahun 2020
2020
Erie Aditia (2020) Desain penelitian ini Hasil penelitian didapatkan 57,56% Terletak pada variabel, tempat dan
Hubungan Umur, Jenis adalah cross sectional. petugas kesehatan yang patuh dalam waktu serta sasaran penelitian.
Kelamin dan dengan metode penggunaan APD, sedangkan 42,44%
LamaBekerja dengan sampling petugas kesehatan tidak patuh dalam
Kepatuhan Penggunaan menggunakan penggunaan APD. Hasil uji chi-
Alat Pelindung Diri purposive sampling square didapatkan variabel jenis
(APD) Pada Petugas serta dianalisis secara kelamin memiliki hubungan terhadap
12
Kesehatan Di Pelayanan multivariat kepatuhan dalam penggunaan APD
Kesehatan Radjak Group menggunakan regresi dengan p-value sebesar 0,005
logistikResponden (p<0,05), sedangkan variabel umur
pada penelitian ini dan lama bekerja tidak memiliki
yaitu sebanyak 172 hubungan terhadap kepatuhan dalam
orang petugas penggunaan APD dengan p-value
kesehatan sebesar 0,861 dan 0,863 (p>0,05)
Lany hakim (2020) faktor penelitian ini Hasil : penelitian uji statistic dengan Terletak pada variabel, tempat dan
yang berhubungan merupakan penelitian menggunakan uji chi square didapati waktu serta sasaran penelitian.
13
dengan kepatuhan tenaga kuantitatif dengan bahwa dari ke tiga variabel yaitu
kesehatan menggunakan menggunaka Survey mas2 kerja (p=0,037), pengawasan

10
alat pelindung diri (apd) Analitik dengan (p=0,002), dan beban kerja (p=0,014)
di era pendemik covid 19 pendekatan Cross memiliki hubungan yang signifikan
pada puskesmas sectional Study. dengan dengan kepatuhan
makkasau makassar tahun Analisis data dengan menggunakan APD. Sedangkan
2020 menggunakan uji pendidikan formal (p=0,702) dan
Regresi Logistik. pengetahuan 100% , tidak memiliki
Teknik pengambilan hubungan yang signifikan dengan
sampel dalam kepatuhan menggunakan APD.
penelitian ini adalah
total sampling dengan
jumlah sampel 42
tenaga kesehatan
Arif Afandi (2021) Sampel sebanyak 109 Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terletak pada variabel, tempat dan
hubungan pengetahuan Orang denga sebagian besar tenaga kesehatan waktu serta sasaran penelitian.
dan sikap tenaga menggunakan metode mempunyai sikap, pengetahuan dan
kesehatan dengan prilaku correlational denga prilaku yang baik di masa pandemic
14 penggunaan alat pendekatan cross covid 19
pelindung diri di masa sectional
pandemic covid 19 di Teknik pengambilan
RSUD Balung sampel menggunakan
purposive sampling

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan umum tentang kepatuhan
Pengertian Kepatuhan
Kepatuhan adalah suatu prilaku manusia yang taat terhadap aturan, perintah, prosedur
dan disiplin (John Feri, 2007) Notoatmodjo (2003) menjelaskan kepatuhan merupakan
perilaku pemeliharaan kesehatan seseorang untuk menjaga kesehatan agar tidak sakit
dan melakukan upaya penyembuhan apabila sakit

B. Tujuan Umum tentang Pengetahuan


Penertian Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan adalah segala hal yang diketahui mengenai
sesuatu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek
atau peristiwa. Pengetahuan atau ranah kognitif menjadi dasar penting terbentuknya
perilaku seseorang karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
mempermudah seseorang untuk melakukan suatu perilaku serta akan lebih
berlangsung lama dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan,
demikian sebaliknya ( Sakinah 2017)

C. Tujuan Umum tentang Sikap


Pengertian Sikap Menurut Notoatmodjo (2005), sikap merupakan reaksi atau respon
yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap juga
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan juga merupakan pelaksanaan
motif tertentu sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
a) Menerima (receiving). Diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
b) Merespon (responding). Memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan atau
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

12
c) Menghargai (valuing). Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d) Bertanggung jawab (responsibility). Bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap
yang paling tinggi.

D. Tujuan Umum tentang Alat Pelindung Diri


Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau
seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.( Permen
Kemenakertrans No Per.08/Men/VII/2010)

Fungsi dan Jenis alat pelindung diri


S Alat pelindung mata dan muka
Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya,
paparan partikel-partikel yang melayang di udara

S Alat pelindung pernapasan

Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya adalah alat pelindung


yang berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara
menyalurkan udara bersih dan sehat dan/atau menyaring cemaran bahan
kimia, mikro-organisme, partikel yang berupa debu, kabut (aerosol),
uap, asap, gas

S Alat pelindung tangan


Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas,
suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan
kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus,
bakteri) dan jasad renik

13
S Pakaian pelindung

Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh bagian
badan dari mikro-organisme patogen dari manusia seperti virus, bakteri dan jamur.
Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (Vests), celemek (Apron/Coveralls),
Menurut Green (1980) dalam Lina (2004) menyatakan bahwa terjadinya perubahan
perilaku patuh yang kurang menjadi baik dapat dipengaruhi oleh kelengkapan sarana
dan prasarana khususnya dalam penyediaan alat pelindung diri yang diperlukan oleh
perawat saat bekerja.

14
15
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian
deskriptif kuantitatif Penelitian Deskriptif Penelitian ini
dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail
mengenai suatu gejala atau fenomena. Hasil akhir dari
penelitian ini biasanya berupa tipologi atau pola-pola
mengenai fenomena yang sedang dibahas (priyono 2016).
Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan cross
sectional yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti
adanya hubungan antara Pengetahuan, Sikap dan
Ketersediaan APD terhadap Kepatuhan Perawat dalam
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Penelitian ini
hanya digunaka dalam waktu tertentu, dan tidak akan
dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk
diperbandingkan (Bambang Prasetyo & Lina Miftahul
Jannah, 2012)

B. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Perawat di
gedung Nilam yang terdiri dari ruang Nilam 1,2 dan 3 RSUD
Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2021 yang
berjumlah 66 orang
2. Sampel Penelitian
a) Sampel
Sampel adalah Tabel
bagian2.1dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi
Definisi
Operasional
tersebut (Sugiyono, 2017) namun dalam hal ini peneliti
menggunakan total populasi

D. Definisi Operasional

16
NO Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1. Kepatuh Prilaku patuh pada Kuesioner Menggunakan perhiutng dgn Ordin


an perawat dalam / skala gutmen Pengukuran al
menggunakan APD Wawancar Kepatuhan

yang benar di Rs. Dr. a diukur dengan 14 buah


H. Moch. Ansari pertanyaan
Saleh Banjarmasin Perhitungan skor =
2021 Jumlah jawaban yang benar x
100%

Jumlah Pertanyaan

Kriteria penilaian Patuh jika 66-


100%
Kurang Patuh Jika 51% - 65%
Tidak Patuh < 50%

2. Pengetah Pengetahuan perawat Kuesioner Sesuatu yang telah diketahui dan Ordin
uan dalam menggunakan /Wawanca mampu diingat olehresponden al
APD yang benar ra mengenai pengertian,
sesuai SOP di Rs. Dr. penggunaan dan manfaat alat

H. Moch. Ansari pelindung diri.


Saleh Banjarmasin 2021
Pengukuran Pengetahuan diukur
dengan 14 buah pertanyaan
Perhitungan skor =
Jumlah jawaban yang benar x

17
100%
Jumlah Pertanyaan

Kriteria penilaian Pengetahuan


baik jika 66- 100% Pengetahuan
Cukup Jika 51% -
65%
Pengetahuan Kurang < 50%

3. sikap Ordin
Sikap patuh perawat Kuesioner /Menggunakan skala liket dengan
al
dalam menggunakan W awancapilihan jawaban yaitu
APD yang benar sesuai ra SS,S,TS,STS. Jika pernyataan
SOP di Rs. Dr. H. positif ma SS (4), S(3), TS(2),
Moch. Ansari Saleh STS(1) dan jika pernyataan negatif
Banjarmasin 2021 maka SS(1), S(2), TS(3), STS(4)

Kriteria penilaian :
1. Baik 35-56
2. Kurang Baik 14-35

4 tersedianya
Ketersed Kuesioner Pengukuran Ketersediaan APD
iaan /Wawanca diukur dengan 6 buah pertanyaan
alat pelindung diri bagi
APD ra Perhitungan skor =
perawat pada saat
Jumlah jawaban yang benar x
melakukan tindakan
100%
prosedur
medis Jumlah Pertanyaan

APD Tersedia jika skor 76 -100%


APD tersedia tapi Tidak

18
Mencukupi jika skor 56% - 75%
APD Tidak Tersedia < 55%

Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data


1) Data primer

Data Primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara langsung dari
sumber pertama data ini kumpulkan melalui wawancara dan adanya angket yang diisi
oleh responden
2) Data sekunder
Data Sekunder adalah data yang dikumpulkan sebagai data pelengkap yang
mendukung dalam penelitian ini yaitu dari studi kepustakaan, internet, data dari Rs Dr.
Hj. Moch Ansari Saleh Banjarmasin 2021

2. Pengolahan Data
1) Pengukuran Kepatuhan Perawat dengan Menggunakan perhiutng dgn skala gutmen
Pengukuran Kepatuhan diukur dengan 14 buah pertanyaan
Perhitungan skor = Jumlah jawaban yang benar x 100%
Jumlah Pertanyaan Nilai 1 untuk setiap jawaban benar Nilai 0 untuk setiap jawaban
salah Kriteria penilaian :
a) Patuh jika 66- 100%
b) Kurang Patuh Jika 51% - 65%
c) Tidak Patuh < 50%

19
2) Kategori Pengetahuan Perawat diukur dengan menggunakan
pernyataan sebanyak 14 buah Pertanyaan kemudian dihitung
persentase dengan menggunakan
rumus: Jumlah jawaban yang benar x 100%
Jumlah Pertanyaan Nilai 1 untuk setiap jawaban benar Nilai 0 untuk
setiap jawaban salah Kriteria penilaian :
1. Pengetahuan baik jika 66- 100%
2. Pengetahuan Cukup Jika 51% - 65%
3. Pengetahuan Kurang < 50%

3) . Kategori Sikap Perawat diukur dengan menggunakan pernyataan


sebanyak 14 buah
Nilai terendah jumlah soal = skor terendah (1 x 14 = 14)
Nilai tertinggi jumlah soal = skor tertinggi (4 x 14 =56)
Skor tertinggi - skor terendah = range (56 - 14 = 42)
Karena dibagi dalam 2 (dua) kategori maka nilai range 42 : 2 = 21 yang
disebut sebagai nilai jarak, maka kategori penilaian :
1 = Baik jika skore jawaban 35-56
2 = Kurang Baik jika skore jawaban 14-35

4) . Pengukuran Ketersediaan APD diukur dengan 6 buah pertanyaan


Perhitungan skor = Jumlah jawaban yang benar x 100%
Jumlah Pertanyaan Nilai 1 untuk setiap jawaban benar Nilai 0 untuk
setiap jawaban salah
a) APD Tersedia jika skor 76 - 100%
b) APD tersedia tapi Tidak Mencukupi jika skor 56% - 75%
c) APD Tidak Tersedia < 55%

20

Anda mungkin juga menyukai