Anda di halaman 1dari 34

Diskusi Simulasi Kejang Demam

Pembimbing:
dr. Deddy Ria Saputra, Sp.A(K)

Presentan:
Dheasita Permata

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PERIODE 13 Desember 2021 – 21 Januari 2022
Kejang
• Kejang adalah manifestasi klinis disebabkan oleh lepasnya muatan listrik di neuron
• Dapat disertai gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom

ILAE, 2017
Pudjiadi AH, Latief A, Budiwardhana N. Kejang. In: Setyabudhy, Mangunatmaja I, editors. Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat. Badan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia; 2011.
Kejang Demam
Bangkitan kejang yang terjadi pada anak usia 6 bulan – 5 tahun yang menglami
01 Defisini kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38oC, dengan metode pengukuran suhu apa
pun) yang tidak disebabkan infeksi di SSP/ intrakranial dan metabolik.

02 Epidemiologi • Menyerang 2-5% anak


• umur 6 bulan – 5 tahun (puncak 12 – 18 bulan), laki-laki : perempuan = 2:1

Kejang Demam
Sederhana
Kejang
03 Klasifikasi Demam

Kejang Demam
Kompleks

Ismael S, Pusponegoro HD, Widodo DP, Mangunatmadja I, Handryastuti S. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Pener
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016.
 Faktor Risiko

 Etiologi
Infection associated with FS

1. Chickenpox
2. Influenza
3. Infeksi telinga tengah
4. Infeksi saluran napas atas dan bawah
(tonislitis, pneumonia, bronchitis,
sinusitis)
5. Infeksi gigi

Kliegman RM, Stanton BF, St Geme JW, Schor NF. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. 6. Gastroenteritis (rotavirus)
Behrman RE, editor. Canada: Elsevier Inc.; 2016
 Manifestasi Klinis
Kejang Demam Sederhana Kejang Demam Kompleks

• Berlangsung lama (>15 menit atau >2x dan anak


• Berlangsung singkat (<15 menit) tidak sadar diantara bangkitan kejang)
• Tonik dan atau klonik (kejang umum) • Fokal atau parsial satu sisi, kejang umum didahului
• Tidak berulang dalam 24 jam kejang parsial
• Berulang atau > 1 kali/24 jam
 Patogenesis dan Patofisiologi
- Jenis kejang
- Kesadaran
- Durasi Adanya kejang
- Frekuensi
- Interval
- Suhu sebelum/saat kejang,
- Kondisi anak pasca kejang.

Diagnosis:
Riwayat kelahiran,
perkembangan, kejang
Tidak ada riwayat
demam dalam keluarga,
Anamnesis
kejang tanpa demam
epilepsy dalam keluarga
(tiga generasi).

- Gangguan elektrolit
(muntah/diare)
- Sesak (hipoksia)
sebelumnyaPenyebab - Asupan kurang
(hipoglikemia)
kejang di luar SSP
seperti
Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM. 2015
Kesadaran

Pemeriksaan
Suhu tubuh
neurologis

Diagnosis:
Pemeriksaan
Fisik
Tanda
Tanda infeksi
rangsang
di luar SSP
meningeal

Tanda
peningkatan
TIK

Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM. 2015


- Evaluasi sumber infeksi
- DPL, Elektrolit, Gula
Darah

Pemeriksaan
Diagnosis: Labolatorium
Pemeriksaa
n Penunjang Pungsi Lumbal

- Menegakkan/menyingkir
kan kemungkinan
Meningitis
- Resiko 0.6%-0.7%

Ismael S, Pusponegoro HD, Widodo DP, Mangunatmadja I, Handryastuti S. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016.
Pusponegoro H, Widodo DP, Ismael S. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2006.
Tabel perbandingan karakter CSS pada jenis Meningitis yang berbeda
Normal Bakterial Viral TB Fungal

Makroskopik Jernih, tidak Keruh Jernih/opalecent Jernih/opalecent Jernih


berwarna

Tekanan Normal Meningkat Normal / Meningkat Normal /


meningkat meningkat

Sel 0-5/mm3 100-60.000/mm3 5-100/mm3 5-1000/mm3 20-500/mm3

Neutrofil Tidak ada >80% <50% <50% <50%

Glukosa 75% Glukosa Rendah (<40% Normal Rendah (<50% Rendah (<80%
darah Glukosa darah) Glukosa darah) dalam darah)

Protein < 0.4 g/L 1-5 g/L >0.4 – 0.9 g/L 1-5 g/L 05-5 g/L

Lainnya Gram Positif <90%; PCR Kultur positif Kultur positif 50- Gram Negatif,
Kultur positif <50% 80% Kultur positif 25-
<80%; Kultur 50%
darah positif <60%
Paracetamol 10-15
mg/kg/kali tiap 4-6 jam

Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali,


Tatalaksana: Antibiotik
3-4 kali sehari

Pemberian obat
pada saat
demam Antikonvulsan - Diazepam oral 0,3
mg/kg/kali atau rektal
0,5 mg/kg/kali
- (BB <12kg: 5 mg, BB
>12kg: 10 mg)
- 3 kali sehari, max 7,5
mg/kali

Ismael S, Pusponegoro HD, Widodo DP, Mangunatmadja I, Handryastuti S. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016.
Kejang Fokal
Tatalaksana:
Indikasi Kejang >15 Menit
Pengobatan
rumat
Kelainan neurologis yang
nyata

Ismael S, Pusponegoro HD, Widodo DP, Mangunatmadja I, Handryastuti S. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016.
Pemberian Fenobarbital dan Asam
Valproat setiap hari efektif dalam
menurunkan resiko kejang berulang

Tatalaksana:
Pengobatan Fenobarbital 3-4mg/kg/hari, 1-2 dosis
Rumat
Antikonvulsan
Asam valproat15-40 mg/kg/hari dalam 2
dosis

Ismael S, Pusponegoro HD, Widodo DP, Mangunatmadja I, Handryastuti S. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016.
• Informasikan kepada orangtua bahwa
umumnya kejang demam mempunyai
prognosis yang baik.
Tatalaksana • Menjelaskan cara penanganan kejang.
: • Informasikan mengenai kemungkinan kejang
Edukasi kembali.
• Pemberian obat profilaksis untuk mencegah
berulangnya kejang memang efektif, tetapi
harus diingat adanya efek samping obat.
• Tetap tenang dan tidak panik.
• Longgarkan pakaian yang ketat terutama di
Tatalaksana sekitar leher.
• Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring.
: Bila terdapat muntah, bersihkan muntahan
Edukasi atau lendir di mulut atau hidung.
• Walaupun terdapat kemungkinan (yang
sesungguhnya sangat kecil) lidah tergigit,
jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut.
• Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan
lama kejang.
• Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang.
• Berikan diazepam rektal bila kejang masih
Tatalaksana berlangsung lebih dari 5 menit. Jangan berikan
bila kejang telah berhenti. Diazepam rektal
: hanya boleh diberikan satu kali oleh orangtua.
Edukasi • Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang
berlangsung 5 menit atau lebih, suhu tubuh
lebih dari 40 derajat Celsius, kejang tidak
berhenti dengan diazepam rektal, kejang fokal,
setelah kejang anak tidak sadar, atau terdapat
kelumpuhan.
1. Riwayat kejang demam atau dalam keluarga
2. Usia < 12 bulan,
3. Suhu tubuh saat kejang <39°C
4. Interval waktu yang singkat antara awitan
Prognosis: demam dengan terjadinya kejang
Faktor Resiko 5. Apabila kejang demam pertama merupakan
kejang demam kompleks
Kejang
Berulang • Seluruh faktor ada  kemungkinan berulang 80%
• Tidak terdapat faktor tersebut  kemungkinan 10 –
15%
• Kemungkinan paling besar berulang pada tahun
pertama

Ismael S, Pusponegoro HD, Widodo DP, Mangunatmadja I, Handryastuti S. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016.
Prognosis:
Faktor Resiko
Kejang
Berulang

Kliegman RM, Stanton BF, St Geme JW, Schor NF. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Behrman RE, editor. Canada: Elsevier Inc.; 2016
1. Kelainan neurologis atau perkembangan
yang jelas sebelum kejang demam pertama
2. Kejang demam kompleks
3. Riwayat epilepsi pada orang tua atau
Prognosis: saudara kandung
4. Kejang demam sederhana yang berulang 4
Faktor episode atau lebih dalam satu tahun
Resiko
Epilepsi • Masing-masing FR  kemungkinan 4 – 6%
• Kombinasi  kemungkinan 10 – 49%
• Kemungkinan menjadi epilepsi tidak dapat dicegah
dengan pemberian obat rumat pada pasien kejang
demam

Ismael S, Pusponegoro HD, Widodo DP, Mangunatmadja I, Handryastuti S. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016.
Prognosis:
Faktor Resiko
Kejang
Berulang

Kliegman RM, Stanton BF, St Geme JW, Schor NF. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Behrman RE, editor. Canada: Elsevier Inc.; 2016
• Kematian langsung karena kejang demam
tidak pernah dilaporkan.
Prognosis: • Angka kematian pada kelompok anak yang
Kematian mengalami kejang demam sederhana dengan
perkembangan normal dilaporkan sama
dengan populasi umum

Ismael S, Pusponegoro HD, Widodo DP, Mangunatmadja I, Handryastuti S. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016.
Ilustrasi Kasus
KU
  : Kejang sebelum 1 jam SMRS
Identitas Anak :
• No. RM : 234589 Riwayat Pernyakit Sekarang :
• Nama : An. M
• Usia : 9 bulan Pasien An. M datang ke IGD Puskesmas mengeluh kejang kurang lebih 1 jam SMRS.
• Jenis Kelamin : Perempuan Kejang terjadi sebanyak 1 kali dengan lama kejang menit di seluruh tubuh.
• Agama : Islam Saat kejang mata pasien mendelik ke atas dengan tangan dan kaki pasien kanan dan kiri
• Alamat : Pisangan, Ciputat seperti bergetar dan menghentak, tidak keluar busa dari mulut dan lidah tidak tergigit. Setelah
kejang, anak merasa kebingungan dan menangis serta lemas. Ibu mengatakan bahwa anak
Identitas Orangtua/Wali sudah sejak 2 hari yang lalu mengelami demam tetapi tidak terlalu tinggi dan mencret.
• Nama : Tn. S Keluhan mencret sebanya 4 kali setengah gelas belimbing, warna coklat kekuningan,
• Umur : 35 thn cair, ampas (+), lender/darah (-), bau biasa. Muntah 1 kali berisi makanan. Demam naik turun
• Pekerjaan : Wirausaha juga sudah 2 hari yll, sebelum anak kejang ibu sempat mengukur suhu dengan thermometer
• Agama : Islam ketiak sebesar 38,7oC. Awalnya pasien terlihat rewel, namun sebelum kejang menjadi lebih
• Perkawinan : Ya diam.
• Hubungan : Anak Sebelumnya, anak masih mau minum dan makan dengan lahap namun tampak haus dan
ibu pasien masih mengganti popok berisi air seni terakhir 4 jam SMRS. Keluhan nyeri kepala,
batuk lama, nyeri tenggorok, sesak nafas, keluar cairan dan nyeri telinga, ruam di kulit,
kelemahan pada ekstremitas, penurunan kesadaran, penurunan berat badan, berkeringat pada
malam hari, riwayat terjatuh ataupun bagian kepala tertimpa disangkal. Ibu sudah memberikan
parasetamol saat anak demam, namun anak masih demam.
RPD:
Keluhan kejang sebelumnya belum pernah terjadi, ini merupakan pertama kali terjadi. Riwayat alergi makanan atau
obat-obatan disangkal. Riwayat pembedahan dan rawat inap disangkal. Riwayat traumas ebelumnya disangkal.
• Riwayat Imunisasi : Pasien sampai saat ini baru imunisasi saat lahir Hep. B, polio oral 1x dan BCG. Dan
DPT Combo 1x
• Riwayat kehamilan : ibu hamil sehat, 4x ANC di bidan, suntik TT 2x, konsumsi obat (-), alkohol (-). Infeksi
saat kehamilan tidak ada.
• Riwayat persalinan : anak cukup bulan, menangis kuat, spontan, dibantu bidan, BBL: 3200 gram, PBL : 52
cm, infeksi (-), konsumsi obat-obatan (-)
• Riwayat tumbuh kembang : anak tengkurap bolak-balik usia 5,5 bulan, saat ini belum bisa duduk sendiri. Babbling ada.
Saat diberi mainan krincingan, anak menengok ke kanan dan kiri.
• Penggunaan obat-obatan sejak kecil disangkal

RPK:
Kakak pasien pernah mengalami hal yang serupa saat usia 1 tahun.

RPS:
Riwayat perjalanan ke laur kota disangkal. Lingkungan rumah pasien kurang mencukupi dimana tidak higienis dan
ventilasi kurang serta padat penduduk. Pola makan anak baik, anak makan 3x/hari dengan 2x selingan camilan.
Pemeriksaan Fisik
KU : Nampak sakit sedang, kehausan, rewel, lemas BB : 7,8 kg
Kesadaran : GCS 15 PB : 65 cm
Tanda Vital :
Nadi : 110x/menit, kuat, regular
RR : 22x/menit
Suhu : 38,6oC  aksila

Kepala : normocephal, rambut hitam


Mata : palpebra edema -/-, mata cekung +/+, air mata +/+ sedikit menurun,
konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor, bulat, RCL/RCTL +/+
Hidung : napas cuping(-), sekret (-), epistaksis (-)
Telinga : normotia, sekret (-), NT tragus (-)
Mulut : mukosa basah, sianosis (-), gusi berdarah (-)
Tenggorok : uvula di tengah, faring hiperemis (-), PND (-), tonsil T1/T1
Leher : pembesaran KGB (-)
Jantung : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : sonor, vesikuler kanan dan kiri, wheezing (-), rhonki (-)
Abdomen : datar, BU (+) meningkat, timpani, NT (-), pembesaran hepar dan lien (-)
Ekstremitas : CRT<2 detik, akral hangat, sianosis (-)
Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin : 10,2 g/dl
Hematokrit : 33%
Leukosit : 10.000/mm3
Trombosit : 235.000 U/L
Kesan : normal
Status Gizi

BB/U : -1 SD < Z Score < Median


PB/U : -3 SD < Z Score < -2 SD
BB/PB : Median < Z Score < 1 SD
Lingkar Kepala : Z Score < -3 SD

Kesan : Gizi Baik, Perawakan Pendek, BB Baik, Mikrosefal

Height Age : 5 – 6 bulan


BBI : 7,1 kg
RDA : 120 kkal
Kebutuhan Kalori : 7,1 kg x 120 kkal – 852 kkal
Anamnesis yang perlu digali?

RPS • Riwayat trauma


• Sudah berapa ali menderita kejang? Berapa • Riwayat sakit kepala, kelemahan, muntah
lama durasinya? Diantara kejang pasien sadar proyektil
atau tidak? • Riwayat muntah, diare, diabetes
• Apa yang dilakukan untuk kejangnya? • Riwayat infeksi saluran napas dan cerna
• Adakah tanda-tanda anak sebelum kejang? • Riwayat keganasan
(mual, muntah, pusing) • Riwayat infeksi sistem saraf pusat
• Bagaimana jenis kejangnya? Seluruh tubuh,
satu sisi tubuh saja, gerakan kelojotan?
• Apa yang sedang anak lakukan saat kejang?
Tidur, bermain, duduk, berdiri? Pemeriksaan Fisik
• Setelah anak selesai kejang, apakah anak tidur,
kelelahan, sadar, bingung, lemah?  Tanda Vital
• Perkiraan pencetus kejang? Demam,  Kesadaran
kelelahan, obat habis  PF Head to Toe
• Bila kejang berulang  kapan kejadian  Pemeriksaan neurologis (pemeriksaan motorik,
pertama, tipe kejang, frekuensi, durasi, riwayat sensorik, reflex fisiologis, patologis, tanda rangsal
pengobatan meningeal)
 Tanda peningkatan TIK dan nervus kranialis
Anamnesis :
Kejang demam sederhana
Pada An. M didapatkan adanya kejang kurang lebih 1 jam
• Waktu < 15 menit
SMRS, kejang terjadi selama 10 menit di seluruh tubuh
• Kejang umum (Tonik dan atau klonik)
dimana saat kejang mata pasien mendelik ke atas dengan
• Tidak berulang/24 jam
tangan dan kaki pasien seperti bergetar dan menghentak

Bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur


6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan
Sebelumnya, anak mengalami demam dan mencret 4x suhu tubuh (suhu di atas 38o C dengan metode
sehari sejak 2 hari yll pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan
oleh proses intrakranial.

  Mencret sebanyak 4 kali setengah gelas belimbing, warna


coklat kekuningan, cair, ampas (+), lender.darah (-), bau
biasa.

KU : rewel
Air mata berkurang
Diare ringan - sedang
Akral hangat
Ingin minum dan haus
Diagnosis Kerja :
Kejang demam sederhana disertai diare akut dengan dehidrasi
ringan-sedang.

Diagnosis banding:
Kejang demam kompleks

Tatalaksana:
1. Rawat Inap Pasien
2. Rehidrasi dengan oralit baru 75 cc/KgBB untuk 3 jam pertama, oralit 10 cc/KgBB setiap BAB atau muntah.
3. Pemberian tablet zink 1x20 mg selama 10 hari
4. Pemberian makanan tetap dilanjutkan
 
5. Parasetamol 10-15 mg/KgBB tiap 4x sehari dan kompres hangat
6. Berikan antikonvulsan intermiten berupa diazepam oral 0,3 mg/kgBB p.o atau rektal 0,5 mg/Kg/kali ( <12 kg = 5 mg, 12 kg
= 10 mg) sebanyak 3x sehari dengan dosis maks. 7,5 mg/kali selama 48 jam pertama demam.
7. Edukasi pasien
DIAZEPAM

• Golongan benzodiazepine
• Kerja : reseptor GABA-A
• Efek : meningkatkan efek inhibitorik 
menurunkan eksitabilitas sel-sel neuron
• Absorbsi diaxepam rektal baik mencapai
90% dalam waktu 10-45 menit.
• Sediaan : intravena, intramuskuler, oral,
rektal
• Kejang demam :
Dapat diberikan sebanyak 2x dengan iterval
5 menit
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai