Anda di halaman 1dari 45

Kajian Asuhan Kebidanan

Intranatal Care
Kelpk :
Anggun Hatika Riska
Erni Johan
Silmi Aulia gusti
Imelda Ganeza
Yesi Gusti
Definisi

PERSALINAN
Macam-macam Persalinan

Persalinan spontan

Persalinan Buatan

Persalinan Anjuran
Tahapan persalinan
Kala I Fase
Laten
Fase
Aktif
Kala II Doran
Vulka
Teknus
Perjol
Kala III Fase Pelepasan
Plasenta

Kala IV Kala Pengawasan


Mekanisme Persalinan
1. Masuknya kepala janin dalam PAP
 sutura sagitalis melintang menyesuaikan
dengan letak punggung.
 sutura sagitalis dalam diameter
anteroposterior dari PAP
sutura sgitalis tepat di antara symphysis
dan promontorium,(Synclitismus) : os
parietale depan dan belakang sama
tingginya.
Con’t
 Acynclitismus posterior : sutura sagitalis
mendekati promontorium sehingga os
parietale depan lebih rendah dari os
parietale belakang
 Acynclitismus anterior : sutura sagitalis
mendekati promontorium sehingga os
parietale depan lebih rendah dari os
parietale belakang
 kepala janin masuk PAP akan terfiksasi :
engagement.
cont
2. Majunya Kepala janin
 PP : kepala masuk ke dalam rongga
panggul
dan biasanya baru mulai pada kala II
MP : bersamaan
 Majunya kepala bersamaan dengan
gerakan-gerakan yang lain : fleksi,
putaran
paksi dalam, dan ekstensi
cont
Majunya kepala disebabkan karena:
1) Tekanan cairan intrauterin
2) Tekanan langsung oleh fundus uteri oleh
bokong
3) Kekuatan mengejan
4) Melurusnya badan bayi oleh perubahan
bentuk rahim.
cont
 3. Fleksi
 ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil
yaitu dengan diameter suboccipito bregmatikus (9,5
cm) menggantikan suboccipito frontalis (11 cm).
 janin didorong maju dan sebaliknya
mendapat tahanan dari pinggir PAP, cervix,
dinding panggul atau dasar panggul
 Akibat adanya dorongan di atas kepala janin
menjadi fleksi karena momement yang
menimbulkan fleksi lebih besar daripada moment
yang menimbulkan defleksi
cont
 di dasar panggul kepala janin berada dalam
posisi fleksi maksimal. Kepala turun
menemui diafragma pelvis yang berjalan
dari belakang atas ke bawah depan
 Akibat kombinasi elastisitas diafragma

pelvis dan tekanan intra uterin yang


disebabkan oleh his yang berulang-ulang,
kepala mengadakan rotasi yang disebut
sebagai putaran paksi dalam.
cont
4. Putaran paksi dalam
 pemutaran dari bagian depan  bagian
terendah dari bagian depan memutar ke depan
ke bawah symphisis.
 presentasi belakang kepala bagian
terendahdaerah ubun-ubun kecil dan bagian
ini akan memutar ke depan ke bawah symphisis
 Putaran paksi dalam terjadi bersamaan
dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum
kepala sampai di Hodge III, kadang-kadang baru
terjadi setelah kepala sampai di dasar panggul.
Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam:

 1) Pada letak fleksi, bagian kepala


merupakan bagian terendah dari kepala
 2) Bagian terendah dari kepala mencari

tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah


depan atas dimana terdapat hiatus genitalis
antara muskulus levator ani kiri dan kanan
 3) Ukuran terbesar dari bidang tengah

panggul ialah diameter anteroposterior


cont
5. Ekstensi
  Setelah putaran paksi dalam selesai dan

kepala sampai di dasar panggul, terjadilah


ekstensi atau defleksi dari kepala  sumbu jalan
lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke
depan di atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk dapat melewati pintu bawah panggul.
  rotasi Ubun-Ubun Kecil akan berputar ke arah

depan, sehingga di dasar panggul Ubun-Ubun Kecil


berada di bawah simfisis, dengan suboksiput
sebagai hipomoklion kepala mengadakan gerakan
defleksi untuk dapat dilahirkan.
cont
 saat ada his vulva akan lebih membuka dan
kepala janin makin tampak. Perineum menjadi
makin lebar dan tipis, anus membuka dinding
rektum.
 kekuatan his dan kekuatan mengejan, maka

berturut-turut tampak bregmatikus, dahi,


muka, dan akhirnya dagu dengan gerakan
ekstensi.
 Sesudah kepala lahir, kepala segera

mengadakan rotasi, yang disebut putaran paksi


luar.
cont
6. Ekstensi
 Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di
dasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala
karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah
ke depan di atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi
untuk dapat melewati pintu bawah panggul.
 Jika tidak terjadi ekstensi maka kepala akan tertekan pada
perineum dan menembusnya.
 Kepala bekerja dengan 2 kekuatan yaitu satu mendesak ke
bawah dan satunya lagi menolak ke atas karena adanya tahanan
dasar panggul.
 Setelah subocciput tertahan di pinggir bawah symphysis, maka
yang dapat maju adalah bagian yang berhadapan dengan
subocciput.
cont
7. Putaran paksi luar
 Putaran paksi luar adalah gerakan kembali sebelum
putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan
kedudukan kepala dengan punggung janin.
 Bahu melintasi PAP dalam posisi miring.
 Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri
dengan bentuk panggul yang dilaluinya hingga di dasar
panggul, apabila kepala telah dilahirkan bahu akan berada
dalam posisi depan belakang.
 Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dulu baru
kemudian bahu belakang, kemudian bayi lahir seluruhnya.
Evidence Based Midwifery
dalam
dalam Persalinan
Persalinan

no Asuhan yang diberikan Sebelum EBM Sesudah EBM


1 Asuhan sayang ibu Ibu bersalin Ibu bebas
dilarang untuk melakukan
makan dan aktifitas apapun
minum bahkan yang mereka
untuk sukai
mebersihkan
dirinya
2 Pengaturan posisi persalinan Ibu hanya boleh Ibu bebas untuk
ibu bersalin dengan memilih posisi
posisi telentang yang mereka
inginkan
3 Tindakan episiotomi Bidan rutin Hanya dilakukan
melakukan pada saat
ASUHAN KEBIDANAN PADA
IBU
IBU BERSALIN
BERSALIN KALA
KALA II
II

1. DATA SUBJEKTIF
 Sakit pinggang menjalar ke ari-ari

 Rasional:
 Saat mulai persalinan, jaringan dari miometrium berkontraksi dan berelaksasi
seperti otot pada umumnya
 Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang belakang,dan
tulang pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Tekanan ini menyebabkan
anoksia jaringan hingga muncul lah rasa nyeri.
 Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah punggung, kemudian menyebar
kebagian bawah perut mugkin juga menyebar ke kaki.
 Selain itu, rasa nyeri juga berhubugan dengan hormon – hormon epinephrine,
norepinephrine and cortisol yang meningkat selama proses persalinan (Alehagen,
2005).
cont
2. Keluar lendir bercampur darah
Rasional:
 Perubahan jaringan ikat serviks yang dipicu oleh peningkatan
proses peradangan, oksitosin serta prostaglandin (PGE2)
menyebabkan pematangan servik sebelum dan selama
persalinan.
 Penekanan bagian terbawah janin pada servik serta tertariknya
serviks akibat peregangan yang di timbulkan oleh kontraksi
dan turunnya bagian terbawah janin membuat pecahnya
pembuluh darah perifer di daerah serviks sehingga muncul
sebagai bloodslem / bloodshow.
cont
3. Tidak datang bulan sejak 9 bulan yang lalu
 HPHT : 07 – 08 - 2019
 TP : 14 – 05 2020
 Usia gestasi bisa menentukan metode yang

akan di tempuh untuk persalinan. Persalinan


preterm akan meningkatkan resiko cedera
pada bayi jika dilakukan persalinan
pervaginam sedangkan persalinan secara SC
sendiri juga berisiko untuk ibu dan bayi.
cont
4. Ibu mengatakan cemas menghadapi
persalinan
Rasional :
 Ketakutan akan persalinan dapat berkisar dari

kecemasan ringan hingga penghindaran


melahirkan. Jika rasa takut itu sangat kuat/
ekstrim maka dapat di definisikan sebagai
tokofobia. (Varney, 2019)
cont
 OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
 a. Keadaan umum : Baik
Meliputi, baik, sedang, atau jelek (Manuaba,2008).
 b. Kesadaran : composmentis,
Penilaian kesadaran
composmentis,apatis,somnolen,sopor,koma.

 Rasional: Dalam melakukan pertolongan persalinan


pervaginam, kerjasama antara petugas dengan ibu
sangat diperlukan. Oleh sebab itu, kesadaran ibu
penting untuk diperiksa.
cont
Tanda-tanda vital :
 Tekanan darah : 120/70 mmHg

 normal antara 100-140 per 60-90 mmHg

 Nadi : 88 x/ menit

 normal antara 80-100 x/menit, s/d ≤110 x/menit pada saat inpartu

 Suhu : 36,80C
 suhu badan wanita inpartu tidak melebihi 37,2 0C,normal antara 36 0C – 37,5 0C. rata-

rata 370C. Low grade fever jika 37,5-38,4, dan high grade fever jika ≥38,5 0C. Ibu yang
demam saat bersalin dihubungkan dengan nullipara, lama kala 1 ≥ 720 menit, lama
kala 2 ≥ 120 menit, dan ketuban pecah ≥240 menit, vaginal exams yang terlalu sering,
penggunaan oksitosin dan meperidin. Hal ini meningkatkan kesakitan diantaranya SC,
APGRA skor <7 pada 5 menit pertama, dan perawatan di NICU. (Burgess et al, 2017).
 RR: 22 x/ menit

 normal antara 18-24 x/menit

 Selama persalinan dapat terjadi peningkatan frekuensi nafas di sebabkan oleh

meningkatnya metabolisme tubuh ibu, sehingga ibu butuh lebih banyak oksigen.
Penekanan oleh hasil konsepsi membuat rongga dada terdesak, sehingga inspirasi
tidak optimal.
cont
Pemeriksaan fisik
 Muka : wajah pucat, skala nyeri 6
melihat kepucatan muka dan ekspresi kesakitannya.
 Mulut : Tidak ada tanda dehidrasi
 untuk melihat dan mendeteksi adanya dehidrasi.

 Payudara : puting susu menonjol, kolostrum (+)

 menurut Sarwono (2010) periksa payudara

bagaimana pengeluaran ASI kondisi puting susu


dan kebersihan untuk proses IMD.
cont
Abdomen :
 Inspeksi:

 Pembesaran sesuai usia kehamilan, terdapat linea nigra dan

sedikit striae gravidarum di kuadran kanan dan kiri bawah


◦ Size : perhatikan ukuran abdomen. Jika terlihat lebih kecil dari usia
kehamilan, maka kemungkinan IUGR. Jika terlihat lebih besar dari usia
kehamilan, maka kemungkinan gemeli atau polihidramnion. Maka
bidan perlu memikirkan kolaborasi atau rujukan.
◦ Shape : Perhatikan bentuk abdomen. Jika oval kemungkinan presentasi
kepala, namun jika bulat seperti bola kemungkinan abnormal
presentasi. Maka bidan perlu memikirkan kolaborasi atau rujukan.
◦ Scar : Perhatikan apakah ada bekas luka SC, jika terdapat luka bekas
SC maka akan berisiko rupture uteri saat persalinan. Maka bidan perlu
memikirkan kolaborasi atau rujukan.
cont
Palpasi :
 Memantau kontraksi uterus: his 4 x 10 menit lamanya 35 detik

 dengan meletakkan tangan di sekitar fundus, hitung frekuensi

kontraksi selama 10 menit dan durasinya dalam detik


 Manuver leopold untuk:

Leopold 1 : TFU 3 jari di bawah Px: 32 cm teraba bulat lunak dan


tidak melenting
Leopold 2 : Bagian kiri ibu teraba keras, memanjang dan memapan
kemungkinan punggung janin.
Leopol 3 : Teraba keras, kemungkinan kepala dan tidak bisa di
goyang.
 Leopold 4 : Kepala sudah masuk PAP

 menentukan penurunan bagian terbawah janin.Jika kepala masi

teraba 5 jari dari atas simpisis, artinya kepala belum masuk panggun.
Jika hanya teraba 2 jari, berarti kepala sudah masuk panggul.
cont
 Auskultasi: DJJ 134- 142 x/ menit
 Memantau denyut jantung janin, dilakukan

segera setelah kontraksi berakhir, setiap 30


menit pada kala 1 fase aktif dan tiap 5 menit
pada kala 2. Jika DJJ <120 dan > 160 x/menit
dan menetap hingga 10 menit, maka terjadi
fetal distres. Diperlukan rujukan segera jika
memungkinkan dan lakukan percepatan kala
2 untuk melahirkan bayi.
cont
Genetalia
 Perhatikan pengeluaran vagina. Jika terlihat

discharge yang abnormal seperti kekuningan


atau putih dan berbau, kemungkinan terdapat
ISK dan STD.
 Jika terdapat scar pada vagina akibat trauma

pada persalinan sebelumnya, maka akan


meningkatkan risiko terjadi fistula selama
persalinan.
 Jika ada pembengkakan pada vagina, maka

dapat menghambat jalan lahir untuk janin.


cont
 Anus :periksa adanya hemoroid, tanda
tekanan pada anus sebagai tanda persalinan
segera dimulai.
 Ekstrimitas : periksa edema pada kaki tangan

sebagai tanda tanda tromboflebitis (Priharjo,


2007).
Pemeriksaan Dalam
 VT: pembukaan lengkap, selaput ketuban (+),

Kepala di Hodge IV, UUK dibawah simpisis.


Penting untuk :
 Menentukan permulaan persalinan dan stage
persalinan berdasarkan dilatasi serviks
 Menilai kemajuan persalinan dengan melihat
penambahan dilatasi serviks dan penurunan
bagian terendah janin.
 Mengidentifikasi presentasi dan posisi janin
 Mendeteksi molase sutura kepala janin,
merupakan pertanda penekanan berlebihan oleh
jalan lahir
 Menilai ukuran panggul ibu
 Menilai cairan ketuban
cont
ASESSMENT :

 Diagnosa:
 Ibu G1P0A0H0 inpartu kala II
 Janin Hidup, tunggal intra uterine, pu-ki, let

kep
PENATALAKSANAAN :
1. Mengobservasi KU dan TTV, Keadaan umum baik, kesadaran
compos mentis,tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 84x/m, respirasi
24x/m, suhu badan 36,5°C dan pembukaan seviks lengkap 10 cm
2. Membantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman : ibu sudah
dalam posisi yang nyaman Dalam jurnal “Effect of maternal birth
positions on duration of second stage of labor: systematic review
and meta-analysis” (Marta Berta, Helena Lindgren, Kyllike
Christensson, Sollomon Mekonnen & Mulat Adefris ) yang di
published 04 Desember 2019.
 Hasil penelitian dalam jurnal ini adalah Durasi tahap persalinan kala

II berkurang dalam kasus posisi melahirkan dimana seorang wanita


yang melahirkan didorong untuk memilih posisi kelahiran yang
nyaman sehingga proses kala II dapat selesai dengan cepat dan baik
sehingga meningkatkan kesejahteraan janin dan ibu. melahirkan.
cont
 Jurnal yang sama  wanita merasa lebih terkendali
selama kelahiran jika mereka mengalami pengaruh
pada posisi melahirkan. Bagi wanita yang lebih
memilih selain posisi terlentang, kelahiran di rumah
dan pengambilan keputusan bersama memiliki nilai
tambah, bidan dapat memainkan peran penting
dalam mendukung wanita dalam menggunakan
posisi melahirkan yang berbeda dan membantu
mereka menemukan posisi yang paling nyaman
bagi mereka. Dengan demikian, berkontribusi pada
pengalaman positif kelahiran wanita.
cont
3. Membantu ibu cara mengejan yang benar dengan cara lutut di tekuk,
melingkarkan tangan ke bawah paha sampai siku, kemudian tarik paha ke
arah dada, ibu mengerti dan paham posisi mengedan
 Dalam jurnal “Effects of a pushing intervention on pain, fatigue and birthing

experiences among Taiwanese women during the second stage of labour”


 Hasil penelitian ini mengatakan Para wanita dalam kelompok eksperimen

(posisi tegak) memiliki indeks rasa sakit yang lebih rendah (5,67
berbanding 7,15, p = 0,01), perasaan kelelahan pasca melahirkan yang
lebih rendah (53,91 berbanding 69,39, p <0,001), durasi yang lebih
pendek dari persalinan kala II (91,0 berbanding 145,97) , p = 0,02) dan
lebih banyak pengalaman kerja positif (39,88 berbanding 29,64, p <0,001)
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam skor Apgar untuk bayi baru lahir selama menit pertama
(7,70 vs 7,73, p = 0,72) atau menit kelima (8,91 berbanding 8,94, p =
0,64) serta hal tersebut dapat menghasilkan peningkatan tingkat kepuasan
bagi wanita yang melahirkan.
cont
4. Memimpin ibu meneran saat ada his, mendukung
usaha ibu untuk meneran, meminta keluarga
untuk memberikan minum pada ibu ½ gelas teh
gula, keluarga mendampingi ibu
5. Meminta keluarga untuk terus mendampingi ibu,
dan membantu ibu untuk menggosok-gosok
pinggang/memijat pinggang ibu jika sakit :
Keluarga mendampingi ibu
 Dalam jurnal “

Massage, reflexology and other manual methods f


or pain management in
labour”
cont
 Hasil dalam penelitian ini mengatakan dalam enam
uji coba, dengan data yang melaporkan lima uji coba
dengan 326 wanita dalam meta-analisis,
menemukan uji coba untuk pijat saja.  Satu
percobaan pijatan dibandingkan dengan perawatan
biasa menemukan berkurangnya kecemasan selama
tahap persalinan.
 Tidak ada uji coba yang dinilai berisiko rendah untuk

semua domain berkualitas, Oleh karena itu pijat


memiliki peran dalam mengurangi rasa sakit, dan
meningkatkan pengalaman emosional wanita dalam
persalinan. 
cont
6. Menyiapkan pertolongan persalinan,
memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan
obat untuk menolong persalinan.
7. Melakukan desinfektan vulva dan perineum
dengan hati-hati dari depan ke belakang
8. Mengganti sarung tangan yang terkontaminasi,
9. Mengarahkan ibu teknik mengedan yang baik
Dari jurnal “Efektivitas Teknik Meneran Terhada
Pencegahan Ruptur Perineum Spontan Pada Ibu
Bersalin Primigravida Di Bpm Sidoarjo”
cont
 Hasil Penelitian
 diketahui bahwa sebagian besar dari responden
ibu bersalin normal/spontan mengalami ruptur
perineum terjadi pada ibu dengan teknik
meneran yang salah, sedangkan dari responden
yang tidak mengalami ruptur perineum hampir
setengahnya (35,7%) terjadi pada ibu dengan
teknik meneran yang benar.
 Hal ini menunjukkan ada hubungan teknik
meneran ibubersalin normal/spontan terhadap
ruptur perineum.
cont
 Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
telah di kemukakan oleh Manuaba (2010),
bahwa mengedan yang benar mengedan
sesuai dengan dorongan alamiah pada saat
kontaksi.
 Menurut asumsi peneliti : ada hubungan

teknik mengedan dengan kejadian ruptur


perineum, dan jika teknik meneran yang
salah maka dapat menyebabkan kejadian
ruptur perineum yang lebih berat.
10. Memberi ibu roti, minum teh manis untuk
menambah tenaga ibu
 Dari jurnal “Effect of Oral Carbohydrate Intake on

Labor Progress: Randomized Controlled Trial”


 Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil

ada perbedaan yang signifikan dalam panjang


kala II persalinan ( P <0,05).
 Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hasil

ibu dan bayi baru lahir lainnya. Asupan


karbohidrat terbukti untuk mempersingkat kala II
pada wanita saat bersalin.
cont
11. Memasang kain kecil, pernel, handuk diatas perut
ibu dan memasang kain di bawah bokong ibu
12. Melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan
standar APN
13. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6
cm membuka vulva
14. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat,
Tidak ada lilitan tali pusat
15. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi
luar
16. Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar,
cont
17. Kemudian setelah bahu bayi lahir, satu
tangan menyangga kepala bayi, tangan lain
menelusuri tangan atas, punggung, bokong,
tungkai dan sampai ke ujung kaki bayi,
18. Penanganan bayi baru lahir, meletakkan
bayi di atas handuk bersih, mengeringkan
bayi dengan handuk bersih
 Dari jurnal “The right care of midwives and

nurses was reduces the risk of hypothermia


in newborns”
cont
 Hasil penelitian
 Menunjukkan bahwa kejadian hipotermi lebih banyak

terjadi pada kelompok asuhan tidak tepat.


19. Menjepit tali pusat 3 cm dari umbilicus dan 2 cm
dari klem pertama.
Effect of timing of umbilical cord clamping of term infan
ts on maternal and neonatal outcomes

Hasil dalam penelitian ini mengatakan bahwa menjepit
tali pusat dalam 30-60 detik kelahiran bayi dan
menunda penjepitan tali pusat selama setidaknya dua
hingga tiga menit tidak meningkatkan risiko
perdarahan postpartum
20. Melepaskan klem dan memasukkan ke dalam wadah yang
telah disediakan
21. Membedung bungkus bayi dengan kain bersih
 Jurnal “The Effect Early Initiation Of Breastfeeding In

Hypothermia Incidence Of The Newborn At Puskesmas


Sumbersari Kabupaten Jember”. dan lakukan IMD selama 1
jam.
Hasil penelitian:
 Analisis data yang digunakan adalah Paired T-Test dan

didapatkan hasil yang signifikan (sig. 0,000) dengan rata-rata


suhu sebelum IMD yaitu 36.539oC dan sesudah IMD yaitu
37,255oC.
22. Memeriksa kemungkinan adanya janin kedua
 
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai