Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DASAR DAN LANDASAN

PENDIDIKAN NILAI
Oleh : kelompok 8
 
Tia Ramadhani
Wahyu Hirzi Muhlis
Baiq Juwita Hepy Rukmana
Latar Belakang

Pendidikan nilai akan membuat anak didik tumbuh


menjadi pribadi yang mengerti sopan santun,
memiliki cita rasa seni, sastra, dan keindahan pada
umumnya, mampu menghargai diri sendiri dan orang
lain, bersikap hormat terhadap keluhuran martabat
manusia, serta memiliki cita rasa moral dan rohani.
Pendidikan nilai-nilai kehidupan sebagai
bagian integral kegiatan pendidikan pada
umumnya adalah upaya sadar dan terencana
membantu anak didik mengenal, menyadari,
menghargai, dan menghayati nilai-nilai yang
seharusnya dijadikan panduan bagi sikap dan
perilaku sebagai manusia dalam hidup
perorangan dan bermasyarakat.
Pengertian Pendidikan

• Ki Hadjar Dewantara mendefenisikan pendidikan sebagaimana yang


dikutip oleh Abu Ahmadi dan Nur Ukhbiyati adalah sebagai tuntutan
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka kelak menjadi
manusia dan anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Pengertian Nilai

nilai adalah keyakinan yang membuat


seseorang bertindak atas dasar pilihannya.
Nilai adalah patokan normatif yang
memengaruhi manusia dalam menentukan
pilihannya di antara cara-cara tindakan
alternatif
Konsep Dasar Pendidikan Nilai
pendidikan nilai sebagai
suatu proses kegiatan yang
dilaksanakan secara
sistematis untuk melahirkan
manusia yang memiliki
komitmen kognitif, Tujuan Pendidikan nilai
komitmen afektif, dan
komitmen pribadi yang
berlandaskan nilai-nilai tujuan pendidikan nilai adalah untuk
agama. membantu peserta didik dalam
mengeksplorasi nilai-nilai yang ada
Pengertian Pendidikan Nilai melalui pengujian kritis sehingga mereka
dapat meningkatkan atau memperbaiki
kualitas berpikir dan perasaannya.
Pendidikan Moral
Moral adalah sesuatu yang abstrak, tidak berwujud tetapi sangat
berperan dalam kehidupan manusia.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan moral adalah usaha nyata
dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.

Pelaksanaan Pendidikan Moral dalam Dunia PendidikanPendidikan moral sangat perlu bagi
manusia, karena melalui pendidikan, perkembangan moral diharapkan mampu berjalan dengan
baik, serasi dan sesuai dengan norma demi harkat dan martabat manusia itu sendiri.
Landasan Pendidikan nilai moral

1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah landasan yang berkaitan dengan hakekat
pendidikan. Landasan ini berusaha menelaah masalah pokok seperti apakah
pendidikan nilai itu, mengapa pendidikan nilai dibutuhkan, apa tujuan
pendidikan nilai. Oleh karena itu landasan ini bersifat filsafat.

2. Landasan Psikologis
Kekhasan psikologis dalam menelaah manusia terletak pada pandangannya bahwa
manusia sebagai individu selalu tampil unik. Keunikan manusia dilihat dari sisi mental
dan tingkah lakunya berimplikasi pada asumsi psikologis berikutnya bahwa pada
hakikatnya tidak ada seorangpun anak manusia yang sama persis dengan anak
manusia lainnya.
Dengan berdasarkan pada kaidah-kaidah umum psikologi seperti itu landasan
psikologis pendidikan nilai dapat dijelaskan sebagai berikut :

motivasi

Setiap orang memiliki motivasi untuk bertindak sesuai dengan keinginan, minat, dan
kebutuhannya. Motivasi merupakan penyebab yang diduga telah mendorong
seseorang ke arah perilaku atau tindakan tertentu. Karena itu dalam kajian psikologi,
motivasi sering dipertimbangkan sebagai jawaban pertanyaan ‘mengapa’ suatu
tindakan itu lahir pada diri seseor
Perbedaan Individu

Perbedaan individu merupakan aspek lain yang menjadi landasan


pengembangan Pendidikan Nilai secara psikologis. Perbedaan individu
merupakan mencerminkan adanya keunikan pada setiap peserta didik.

Tahapan Belajar Nilai

Dalam memahami nilai, anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan


pengalamannya. Hal ini tidak berarti semua pengalaman anak berlangsung
dalam suatu kejadian dan kesatuan yang utuh.
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat
hidup sendiri tanpa adanya keterlibatan orang lain
atau tanpa melibatkan diri dengan orang lain.
Hubungan saling membutuhkan antarindividu
menandakan bahwa manusia tidak dapat hidup
terisolasi dari dunia sekitar. Oleh sebab itu, manusia
dalam sejarah pemikiran Eropa Barat disebut homo
concors, yaitu makhluk yang dituntut untuk hidup
secara harmonis dalam lingkungan masyarakatnya.
Manusia adalah makhluk yang memiliki cita rasa
keindahan (estetik). Cita rasa tersebut
berkembang sesuai dengan potensi setiap individu
dalam menilai objek-objek yang bernilai seni atau
Landasan sosial menuangkan karya seni. Pada tingkatan tertentu
cita rasa keindahan berkembang secara subjektif.
Artinya, setiap orang dapat mengekspresikan
kualitas dan intensitas keindahan yang berbeda

Landasan estetik

Anda mungkin juga menyukai