Anda di halaman 1dari 27

Penalaran

dalam Kalimat
Penalaran dalam kalimat/karangan meliputi
1. Definisi Penalaran
II. Ciri Utama Penalaran
III. Unsur Dasar Penalaran
IV. Jenis Penalaran
V. Salah Nalar
Definisi Penalaran

 Penalaran adalah proses berpikir


yang sistematik untuk
memperoleh kesimpulan berupa
pengetahuan.
Ciri Utama Penalaran
 Logis

Analitis
• Unsur Penalaran adalah fakta
Agar dapat menalar dengan tepat kita
perlu memiliki pengetahuan tentang
fakta yang berhubungan.

Klasifikasi sebagai prinsip pengelompokan fakta.


klasifikasi adalah memasukkan atau
menempatkan fakta-fakta ke dalam suatu
hubungan logis berdasarkan suatu sistem.
 Persyaratan klasifikasi
1. prinsipnya harus jelas
2. klasifikasi harus logis dan ajeg (konsisten)
3. klasifikasi harus bisa bersifat lengkap

Guna klasifikasi
guna klasifikasi adalah membantu dalam memahami
fakta yang diperlukan sebagai unsur dasar penalaran.

 Hubungan fakta-fakta (proposisi)


Proposisi merupakan kalimat yang berisi pernyataan
tentang hubungan antara fakta-fakta.
*Jenis Penalaran*
1. penalaran Deduktif
2. penalaran Induktif
Penalaran Deduktif

 Adalah penalaran yang didasarkan atas


prinsip, hukum, teori, atau putusan lain yang
berlaku umum untuk suatu hal ataupun
gejala. Penalaran deduktif berdasarkan atas
premis sehingga kesimpulannya bersifat
lebih khusus.
Bentuk penalaran deduktif
1. Silogisme (penalaran formal)
silogosme terdiri atas 3 kalimat yang
meliputi :
a. Kalimat pertama merupakan pernyataan dasar
umum yang disebut premis mayor. Predikat di
dalam premis ini disebut term mayor.
b. Kalimat kedua merupakan pernyataan dasar
khusus dan disebut premis minor. Predikatnya
disebut term penengah.
c. Kalimat ketiga merupakan kesimpulan yang
ditarik berdasarkan premis mayor dan premis
minor. Subjeknya merupakan term minor.
Ketentuan dalam penyusunan silogisme
1). premis umum / premis mayor (PU)
menyatakan bahwa semua anggota golongan
tertentu memiliki sifat atau hal tertentu.( A=B).
2). premis khusus / premis minor (PK)
menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang
adalah anggota golongan tertentu. ( C=A)
3). silogisme/ kesimpulan (S)
menyatakan bahwa sesuatu /seseorang itu memiliki
sifat atau hal tertentu ( C=B)
Rumus:
PU A=B
PK C=A
K C=B
 contoh
 1. PU : Semua mahasiswa STIKes Harapan Bangsa Purwokerto
memakai pakaian seragam putih-putih.
PK : Ari mahasiswa STIKes Harapan Bangsa Purwokerto.
 S : Jadi, ari memakai pakaian seragam putih-putih.

 2. PU : Semua penderita penyakit Hipertensi tidak diperbolehkan


makan daging kambing.
 PK : Ibu Anwar penderita penyakit hipertensi.
 S : Jadi, Ibu Anwar tidak diperbolehkan makan daging
kambing.

 3. PU : Semua mahasiswa STIKes Harapan Bangsa Purwokerto


memakai seragam putih-putih.
 PK : Ari memakai seragam putih-putih.
 S : Ari mahasiswa STIKes Harapan Bangsa Purwokerto.
ENTIMEM
• adalah silogisme yang salah satu premisnya
dihilangkan / tidak diucapkan karena sudah sama-sama
diketahui.
Misal
• Anda telah memenangkan sayembara itu, karena itu
anda berhak menerima hadiahnya.

Pernyataan di atas terdiri atas :


Anda telah memenangkan sayembara itu.
Karena itu anda berhak mendapat hadiah
• Rumus Entimem adalah C=B karena C=A /
Penalaran Induktif
 Adalah keputusan, prinsip, atau
sikap yang bersifat umum maupun
khusus berdasarkan pengamatan
atas hal-hal yang khusus.
Jenis penalaran induktif meliputi :
A. Generalisasi

ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah


gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan
mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
Prinsip generalisasi yang perlu diperhatikan untuk
menghindari suatu kesalahan :
jumlah fenomena (fakta, data, peristiwa) yang dijadikan dasar
generalisasi harus memadai dan cukup. Makin banyak makin
kuat kesimpulan yang dipaparkan.
fenomena ( fakta, data, peristiwa) yang dijadikan dasar
generalisasi harus merupakan contoh yang baik, layak, dan
pantas.
penalaran generalisasi harus memperhitungkan adanya
pengecualian. Penggunaan kata semua, tiap-tiap termasuk, tidak,
dan pernah pada rumusan generalisasi harus dilakukan dengan
hati-hati.
rumusan generalisasi harus merupakan konsekuensi logis dari
data dan fakta yang ada.
Contoh Generalisasi

1). Pemakaian bahasa Indonesia di seluruh daerah


Indonesia dewasa ini belum dikatakan seragam.
Perbedaan dalam struktur kalimat, ucapan kalimat
terlihat dengan mudah. Pemakaian bahasa Indonesia
sebagai bahasa pergaulan, sering dikalahkan oleh
bahasa daerah. Di lingkungan persuratkabaran, radio,
dan TV, pemakaian bahasa Indonesia belum lagi dapat
dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun
pada umumnya juga belum memperlihatkan
penggunaan bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta-
fakta di atas menunjukkan bahwa pengajaran bahasa
Indonesia perlu lebih ditingkatkan.
2). Besi dipanaskan mengembang. Perak dipanaskan
mengembang. Tembaga dipanaskan mengembang. Jadi,
semua logam dipanaskan mengembang.
 B. Analogi Induktif
 adalah suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang
kebenaran gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus lain yang
memiliki sifat-sifat yang bersamaan.

 Contoh Analogi
 Ia berdiri di depanku dengan wajah merah padam. Matanya melotot
bagaikan Batara Kala yang sedang marah. Lalu sambil memukul meja
disampingnya ia berteriak tak terkendali. Suaranya menggelegar,
mengejutkan seperti guntur di musim panas. Semua yang hadir terdiam
dan mengkerut seperti bekicot disiram garam.

 Secara tidak sengaja Amara mengetahui bahwa pensil Staedler 4B


menghasilkan gambar vignette yang memuaskan hatinya. Pensil itu
sangat lunak dan menghasilkan garis-garis hitam dan tebal. Maka
selama bertahun-tahun ia selalu memakai pensil itu untuk membuat
vignette. Akan tetapi, ketika ia berlibur ke rumah nenek di sebuah kota
kecamatan ia kehabisan pensil. Ia mencari di toko-toko di sepanjang
satu-satunya jalan raya di kota itu. Di mana-mana tidak ada. Akhirnya,
dari pada tidak dapat mencoret-coret ia memilih merk lain yang sama
lunaknya dengan staedler 4B, “ Ini berarti akan menghasilkan vignette
yang bagus juga,” putusnya menghibur diri.
Hubungan sebab akibat
Semua peristiwa harus ada penyebabnya. Ada tiga macam
hubungan sebab akibat :
A. hubungan akibat sebab
hubungan yang diawali dengan mengemukakan fakta yang
menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk dicari
sebabnya.

B. hubungan sebab akibat


hubungan yang bertolak mula-mula dari suatu peristiwa yang
dianggap sebagai sebab yang diketahui, kemudian bergerak
kepada kesimpulan sebagai akibat yang terdekat.
C. Hubungan akibat-akibat
Hubungan yang bertolak dari suatu akibat ke akibat berikutnya
tanpa melihat apa yang menjadi penyebab umum.
 Contoh Hubungan Sebab Akibat
 Penyakit yang diderita manusia pada zaman
modern ini semakin bervariasi. Banyak para ahli
kesehatan sulit mengidentifikasi penyakit-penyakit
tersebut. Hal ini mengakibatkan banyak penyakit yang
belum ditemukan obatnya sehingga banyak penderita
penyakit tertentu yang akhirnya meninggal.

Ketika akan mempunyai anak yang kedua, Pak Ali


melihat darah yang banyak di ruang operasi. Kebetulan
istri Pak Ali juga berada di ruang operasi. Pak Ali
langsung mengira istri dan anaknya mungkin tak dapat
tertolong nyawanya.
 Dengan diadakannya program JPS-BK ( Jaringan Pengaman
Sosial Bidang Kesehatan) oleh pemerintah telah memberikan
manfaat yang sangat besar bagi orang-orang yang kurang
mampu. Mereka mendapatkan keringanan biaya bila berobat ke
puskesmas atau ke rumah sakit. Dengan demikian, mereka
tidak terlalu dibebani oleh biaya berobat yang terlalu tinggi.

 Andi pergi ke kampus untuk mengurus pembayaran uang


ujian semester 1. Hari itu hari terakhir. Karena Andi tinggal di
luar kota, Andi baru sampai di kampus pukul 11.00. Pukul 14.00
kantor tutup. Ternyata tanda bukti pembayaran SPP Andi
tertinggal di rumah. Akibatnya Andi harus pulang kembali.
Supaya cepat Andi pakai taksi. Andi harus membayar ongkos
yang tinggi sehingga uang sakunya banyak berkurang dan Andi
harus sangat berhemat.
SALAH NALAR
 Kesalahan Formal
 Kesalahan ini berhubungan dengan materi
dan proses penarikan kesimpulan baik
deduktif maupun induktif.
Kesalahan induktif

• Kesalahan ini terjadi sehubungan dengan proses


induktif yang meliputi:
• 1. Generalisasi terlalu luas
• Contoh
• Wanita kurang mampu dalam matematika
dibandingakan dengan pria. Kesimpulan itu ditarik dari
pengamatan sebagai berikut. Di dalam kelas yang
terdiri dari dua puluh lima wanita dan dua puluh pria,
ternyata lima nilai tertinggi dicapai oleh mahasiswa
pria, sedangkan lima nilai terendah diperoleh oleh
mahasiswa wanita.
 2. Hubungan Sebab akibat yang tidak
memadai
 Contoh
 Saya tidak lulus ujian karena dosen saya tidak suka
kepada saya.
 Sebagian besar mahasiswa mendapat nilai buruk karena
pada waktu ujian ada kucing hitam yang melintas di
halaman.
 . Kesalahan analogi
 Kesalahan terjadi apabila dasar
analogi induktif tidak merupakan ciri
esensial kesimpulan yang ditarik.
 Misal :
 Anak kera dan anak manusia dapat
dididik menjadi sarjana biologi
berdasarkan persamaan sistem
pencernaan.
Kesalahan deduktif
Kesalahan dedukif terjadi karena beberapa
hal, yaitu
 Kesalahan premis mayor yang tidak dibatasi
misal :
Semua pelaku kejahatan adalah korban
rumah tangga yang berantakan.

Kalau hakim masuk desa, di desa tidak ada


lagi ketidakadilan.
– Kesalahan karena term keempat
 mayor: Semua mahasiswa lulusan SLTA
 minor: Dodi guru SLTP

– kesalahan karena kesimpulan


terlalu luas/ tidak dibatasi
– contoh
 Mayor: Sebagian orang Asia peramah
 Minor: Orang Indonesia adalah orang Asia
 K : Orang Indonesia peramah
 4. Kesalahan kesimpulan dari premis-
premis negatif
 Contoh
 PU: Semua pohon kelapa tidak bercabang.

 5. Kesalahan terjadi karena kesalahan


kesimpulan dari premis-premis negatif
 Misal
 PU: semua pohon kelapa tidak bercabang
 PK: Tiang listrik tidak bercabang
 K : Tiang listrik adalah pohon kelapa.
Latihan lagi ya biar tidak lupa...

1. Buatlah 5 rangkaian silogisme


PU =.......
PK =......
S =........(jika bingung lihat contoh)

2. Buatlah 1 pargraf penalaran induktif dengan pola


akibat-akibat (tema bebas)
3.waktu satu minggu untuk mengerjakan ya...

Anda mungkin juga menyukai