Anda di halaman 1dari 9

Metode ijtihad

dan majlis tarjih


Kelompok 10 :
1.Nava Arlinda Junior
2.Puspita Zulviandari
3.Ananda Laila istiqomah
Pengertian ijtihad
Kata ijtihad berasal dari kata “al-jahd” atau “al-juhd”, yang memiliki arti “al-masyoqot” (kesulitan
atau kesusahan) dan “athoqot” (kesanggupan dan kemampuan) atas dasar pada firman Allah Swt
dalam QS. Yunus ayat 9 yang artinya: ..”dan (mencela) orang yang tidak memperoleh (sesuatu
untuk disedekahkan) selain kesanggupan”.

Pengertian ijtihad secara etimologi memiliki pengertian: “pengerahan segala kemampuan untuk
mengerjakan sesuatu yang sulit”. Sedangkan pengertian ijtihad secara terminologi adalah
penelitian dan pemikiran untuk mendapatkan sesuatu yang terdekat pada kitabullah (syara) dan
sunnah rasul atau yang lainnya untuk memperoleh nash yang ma’qu; agar maksud dan tujuan
umum dari hikmah syariah yang terkenal dengan maslahat.
Fungsi ijtihad
Fungsi ijtihad sendiri di antaranya adalah:

1. Fungsi ijtihad al-ruju’ (kembali): mengembalikan ajaran-ajaran Islam kepada al-Qur’an dan
sunnah dari segala interpretasi yang kurang relevan.
2. Fungsi ijtihad al-ihya (kehidupan): menghidupkan kembali bagian-bagian dari nilai dan Islam
semangat agar mampu menjawab tantangan zaman.
3. Fungsi ijtihad al-inabah (pembenahan): memenuhi ajaran-ajaran Islam yang telah di-ijtihadi
oleh ulama terdahulu dan dimungkinkan adanya kesalahan menurut konteks zaman dan
kondisi yang dihadapi.
Rukun ijtihad
Adapun rukun ijtihad adalah:

1. Al-Waqi’ yaitu adanya kasus yang terjadi atau diduga akan terjadi tidak diterangkan oleh
nash,
2. Mujtahid ialah orang yang melakukan ijtihad dan mempunyai kemampuan untuk ber-ijtihad
dengan syarat-syarat tertentu,
3. Mujtahid fill ialah hukum-hukum syariah yang bersifat amali (taklifi), dan
4. Dalil syara untuk menentukan suatu hukum bagi mujtahid fill.
Apa itu manhaj tarjih ?

Wakil Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Sopa menjelaskan


bahwa Manhaj Tarjih berasal dari dua suku kata. “Manhaj” artinya metode, “tarjih”
artinya kegiatan ijtihad dalam Muhammadiyah.
Manhaj Tarjih berarti suatu sistem yang memuat seperangkat wawasan (semangat
atau perpektif), sumber, pendekatan dan prosedur-prosedur teknis (metode)
tertentu yang menjadi pegangan dalam kegiatan ketarjihan
Metode ijtihad dalam manhaj tarjih
Metode asumsi integralistik merupakan kumpulan dalil-dalil baik yang berkaitan langsung
maupun yang tidak langsung tentang suatu persoalan kemudian dikoroborasikan.
Sedangkan metode asumsi hirarkis adalah suatu anggapan bahwa norma itu berlapis dari
norma yang paling bawah hingga norma paling atas. apabila lapisan norma tersebut dilihat dari
atas ke bawah maka lapisan norma pertama ialah nilai-nilai dasar (al-qiyam al-asasiyyah),
kemudian prinsip-prinsip umum (al-ushul al-kulliyah), dan lapisan paling bawah ketentuan
hukum praktis (al-ahkam al-far’iyyah).
Contoh produk tarjih
Ada tiga macam produk Tarjih, yaitu :

1. Putusan Tarjih adalah keputusan resmi Muhammadiyah dalam bidang agama–bukan


keputusan Majelis Tarjih–dan mengikat organisasi secara formal (walaupun dalam praktik
terkadang diabaikan dan banyak warga Muhammadiyah tidak memahaminya atau bahkan
tidak mengetahui beberapa butir penting darinya).

2. Fatwa adalah jawaban Majelis Tarjih terhadap pertanyaan masyarakat mengenai masalah-
masalah yang memerlukan penjelasan dari segi hukum syariah. Sesuai dengan sifat fatwa pada
umumnya, fatwa majelis Tarjih tidak mengikat baik secara organisatoris maupun anggota
sebagai perorangan. Bahkan fatwa tersebut dapat dipertanyakan dan didiskusikan.
3. Wacana adalah gagasan-gagasan atau pemikiran yang dilontarkan dalam rangka
memancing dan menumbuhkan semangat berijtihad yang kritis serta menghimpun bahan-
bahan atau stock ide mengenai berbagai masalah aktual dalam masyarakat. Wacana-wacana
tarjih tertuang dalam berbagai publikasi Majelis Tarjih seperti Jurnal Tarjih dan berbagai buku
yang diterbitkan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai