Anda di halaman 1dari 10

Nama : Puspita Zulviandari

NIM : 192120055
Kelas : 5B
Instrumen Non-Tes

Menurut Hasyim (1997), “Penilaian non-tes adalah penilaian yang mengukur kemampuan
siswa secara langsung dengan tugas-tugas rill dalam proses pembelajaran. Contoh penilaian non
test banyak pada keterampilan menulis untuk bahasa, percobaan laboratorium sains, bongkar
pasang mesin, teknik dan sebagainya”.
Berdasarkan pengertian di atas, Instrumen Non-tes dalam Evaluasi Pembelajaran
merupakan alat untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dan keberhasilan proses pembelajaran
tanpa menggunakan tes baik dalam bentuk lisan ataupun non lisan. Instrumen Non-tes
memegang peranan dalam mengevaluasi dari segi sikap (ranah afektif) khususnya dan bisa juga
untuk mengevaluasi keterampilan (ranah psikomotorik). Berikut ini adalah jenis-jenis instrumen
non-tes :
1. Observasi
Observasi merupakan instrumen non-tes yang dilakukan dengan cara mengamati
langsung tingkah laku peserta didik denga teliti dan di catat secara sistematis, logis, objektif, dan
rasional terhadap fenomena yang dijadikan objek pengamatan. Menurut Susilo Surya dan
Natawidjaja (dalam Susilo Rahardjo & Gudnanto, 2011: 48-49) membedakan observasi menjadi
observasi partisipatif, observasi sistematis, dan observasi experimental
a. Observasi pertisipatif : pengamat ikut ambil bagian dalam kegiatan kelompok yang
sedang diamati.
b. Observasi sistematis : menggunakan kerangka yang berisi faktor-faktor yang ingin diteliti
yang telah di kategorikan terlebih dahulu secara struktural.
c. Observasi experimental : pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok yang diamati
namun dapat mengendalikan unsur-unsur tertentu sehingga tercipta tujuan yang sesuai
dengan tujuan observasi.
Langkah-langkah dalam menyusun instrumen non-tes dengan observasi :

 Merumuskan tujuan
 Merumuskan kegiatan
 Menyusun langkah-langkah
 Membuat kisi-kisi
 Menyusun panduan observasi
 Membuat alat penilaian
Contoh Observation Sheet :
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

Skala
Dilaksanakan
No Aspek Yang Diamati Penilaian
Ya Tidak 4 3 2 1
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
I 1. Mempersiapkan siswa untuk
belajar
2. Memotivasi siswa untuk
mengikuti pelajaran
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
II B. Kegiatan Inti
1. Mempresentasikan materi pelajaran hari ini
2. mengorganisasikan siswa kedalam
beberapa kelompok maksimal 5 orang siswa yang
heterogen
3. Menginformasikan kepada semua
kelompok tentang permasalahan yang akan dibahas.
4. Setiap kelompok mendiskusikan dan
mengerjakan permasalahannya
5. Setiap kelompok membuat daftar pada
kertas lebar sebagai bahan persiapan untuk
digalerikan.
6. Memandu siswa dalam mengerjakan tugas
kelompoknya.
7. Semua kelompok menempelkan hasil
(beripa galeri) di depan kelas.
8. Semua siswa berjalan mengamati hasil-
hasil yang digalerikan oleh masing-masing
kelompok.
9. Setiap kelompok diberikan kesempatan
untuk bertanya atau memberikan tanggapan kepada
hasil kelompok-kelompok lain.
10. Memberikan evaluasi
11. Memberi penghargaan pada kelompok
yang pekerjaannya bagus.
III C. Penutup
1. Memberikan penguatan kepada siswa
dari penjelasan-penjelasan yang sudah
dijelaskan selama proses belajar
mengajar
2. Membimbing siswa menyimpulkan
pelajaran
3. Memberikan tugas untuk dikerjakan
dirumah
D. Suasana Belajar
1. Siswa antusias
2. Guru antusias
3. Waktu sesuai alokasi
4. KBM sesuai dengan skenario
RPP

Keterangan Skor Penilaian


1 : Terlaksana tapi tidak sesuai
2 : Terlaksana tapi kurang tepat dan tidak sistematis
3 : Terlaksana dengan tepat tapi kurang sistematis
4 : Terlaksana dengan tepat dan sistematis
2. Wawancara
Merupakan Instrumen non-tes yang dilakukan dengan melakukan percakapan dan tanya
jawab lisan secara sepihak dan berhadapan (tatap muka), yang dilakukan dengan tujuan tertentu.
Djaali dan Muljono (2008) menyatakan bahwa ada dua jenis wawancara yang dapat
dipergunakan sebagai alat evaluasi yaitu:

 Wawancara Terpimpin/wawancara berstruktur/wawancara sistematis, merupakan


wawancara yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang sudah disusun terlebih
dahulu.
 Wawancara Tidak Terpimpin/wawancara bebas, wawancara sederhana dan tidak
sistematis yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tanpa mengacu pada panduan
wawancara.
Langkah-langkah menyusun instrumen non-tes wawancara :

 Menentukan tujuan wawancara.


 Menentukan aspek yang akan di ungkapkan.
 Menentukan bentuk pertanyaan (berstruktur atau bebas)
 Membuat pertanyaan.
 Menyusun pedoman wawancara

Aspek yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan wawancara, yaitu: Tahap awal yang
bertujuan mengondisikan situasi wawancara, Penggunaan pertanyaan, Pencatatan hasil
wawancara.
Contoh wawancara :
1. Sudah berapa lama ibu mengajar di sekolahan ini?
2. Dikelas berapa ibu mengajar?
3. Apasaja intervensi atau tindakan yang ibu aplikasikan dalam mengajar dikelas?
4. Alasan apa yang membuat ibu mengaplikasikan intervention sebagai startegi
pembelajaran ibu?
5. Tindakan apa yang ibu gunakan untuk menarik minat siswa dalam belajar bahasa inggris?
6. Siswa mempunyai tingkat pemahaman yang berbeda, dalam situasi ini intervensi apa
yang ibu gunakan untuk menyamaratakan pemahaman mereka terhadap pembelajaran
yang ibu ajarkan?
7. Ketika siswa malas dalam mempelajari bahasa inggris, apakah tindakan ibu?
8. Apakah ada perkembangan terhadap siswanya setelah melakukan intervensi tersebut?
meningkat atau tidak!
9. Apakah ada lagi intervensi baru yang ingin ibu aplikasikan ketika sudah melihat
berkembangan mereka?
10. Ketika ada siswa yang lalai dalam mengerjakan tugas yang ibu berikan, adakah hukaman
yang ibu intervensikan kepada mereka?
11. Apa motivasi ibu terhadap pembelajaran bahasa inggris ketika ada siswa yang masih saja
tidak tertarik dalam mempelajari bahasa inggris meskipun ibu sudah extra memberikan
intervensi kepada siswanya?
12. Angket
Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011: 92) berpendapat angket atau kuesioner adalah
merupakan suatu tehnik atau cara memahami siswa dengan mengadakan komunikasi tertulis,
yaitu dengan memberikan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh resonden
secara tertulis juga.
Dapat diartikan bahwa angket merupakan alat untuk mengumpulkan informasi, data, dan
pendapat, yang harus diisi oleh reponden. Angket dapat di kelompokan menjadi beberapa
kelompok, yakni :
1. Berdasarkan bentuknya :
 Angket berstruktur, angket yang menyediakan kemungkinan jawaban.
1) Bentuk jawaban tertutup, angket yang telah menyediakan alternatif jawaban.
2) Bentuk jawaban tertutup tetapi alternatif terakhir merupakan jawaban terbuka yang dapat
memberikan kesempatan kepada responden untuk memberikan jawaban bebas.
3) Bentuk jawaban bergambar, yang memberikan alternatif jawaban berupa gambar.
 Angket tidak berstruktur, angket yag memberikan jawaban secara terbuka (bebas).
Angket ini memberikan gambaran lebih tentang situasi, namun lebih bersifat subjektif
dan tidak dapat di ukur secara statistik sehingga data yang di peroleh bersifat umum.

2. Ditinjau dari responden yang menjawab :


 Angket langsung, diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.
 Angket tidak langsung, diisi oleh orang yang bukan dimintai keterangan tentang dirinya.

Langkah-langkah menyusun angket :

 Menyusun kisi-kisi angket.


 Menyusun pertanyaan-pertanyaan dan bentuk yang diinginkan.
 Membuat pedoman cara menjawab.
 Melakukan uji coba angket untuk mengetahui kelemahan angket tersebut.
 Merevisi angket berdasarkan hasil uji coba.
 Menggandakan angket sesuai jumlah responden.

Hal yang perlu di perhatikan dalam melakukan instrumen non-tes menggunakan angket,
yaitu : pertanyaan hendaklah pendek dan jelas, mengandung satu jawaban, pertanyaan tidak
menyinggung perasaan responden.
Contoh Kuesioner :

Kuesioner Guru dan Tenaga Kependidikan

KELEMBAGAAN:
Sasaran
Responden : PENGELOLA SRA ( KEPALA SEKOLAH, GURU BK, WALI KELAS, GURU)

Petunjuk : Isilah dengan tanda (x/√) untuk jawaban yang dipilih


Pengisian

KEBIJAKAN SRA YA TIDAK

1 Apakah ada komitmen tertulis atau kebijakan tentang SRA ?

2 Apakah sekolah mempunyai SK Tim SRA ?

3 Apakah ada tata tertib sekolah yang dibuat bersama sama dengan siswa ?
Apakah ada kebijakan yang mengatur tentang Peserta didik Berkebutuhan
4 Khusus (ABK) dan Peserta didik Berhadapan dengan Hukum yang ada di
sekolah ?(ABH)
5 Apakah ada papan nama tentang SRA?
Apakah ada dokumen angket orang tua tentang proses pembelajaran di
6
sekolah?
7 Apakah kebijakan SRA dimplementasikan di sekolah?
Adakah Mekanisme pengaduan untuk menangani kasus di sekolah ?
8
(misal : lapor ke guru atau kepsek?)
Adakah Mekanisme pengawasan peserta didik selama peserta didik
9
berada di sekolah (di kantin, dll.)?
Apakah sekolah menyelesaikan kasus yang menimpa peserta didik dengan
10 melibatkan orang tua atau jejaring ? (Puskesmas, lembaga layanan
kekerasan, polisi, dll)
Apakah ada alokasi waktu khusus untuk peserta didik menjalankan ibadah
11
di sekolah ?
Apakah sekolah menerapkan hukuman membersihkan WC/lingkungan
12 untuk peserta didik yang melakukan kesalahan/indisipliner/lalai
mengerjakan tugas?
4. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar
yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan
untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah.
Teknik dokumentasi merupakan salah satu cara dalam mengumpulkan data penelitian
secara tidak langsung, artinya data didapatkan melalui dokumen-dokumen pendukung yang
berhubungan dengan data yang akan diteliti. Menurut Robert C. Bogdan seperti yang dikutip,
Sugiyono 2005: 82 mengemukakan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah
berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental dari seseorang. Studi
dokumentasi merupakan suatu cara dalam memperoleh data dengan mengkaji dokumen tertulis,
yang dapat berupa data, gambar, tabel, diagram. Dalam penelitian ini studi dokumentasi
dilakukan dengan cara pengumpulan gambar-gambar dan dokumen tertulis yang
menggambarkan kondisi faktual tentang manajemen akselerasi. Studi dokumen dalam penelitian
kualitatif menjadi sumber data yang melengkapi pengumpulan data melalui observasi dan
wawancara.
a. Kelebihan Dokumentasi
1. Pilihan alternatif, untuk subyek penelitian tertentu yang sukar atau tidak mungkin
dijangkau, maka studi dokumentasi dapat memberikan jalan untuk melakukan
penelitian pengumpulan data.
2. Tidak reaktif, karena studi dokumentasi tidak dilakukan secara langsung dengan
seorang, maka data yang diperlukan tidak terpengaruh oleh kehadiran peneliti
atau pengumpul data.
3. Untuk penelitian yang menggunakan data yang menjangkau jauh ke masa lalu,
studi dokumentasi memberikan cara yang terbaik.
4. Besar sampel, dengan dokumen-dokumen yang tersedia, teknik memungkinkan
untuk mengambil sampel yang lebih besar dengan biaya yang relatif kecil.

b. Kekurangan Dokumentasi
1. Bias, biasanya data yang disajikan dalam dokumen bisa berlebihan atau tidak ada
disembunyikan.
2. Tersedia secara selektif, tidak semua dokumen dipelihara untuk dibaca ulang oleh
orang lain.
3. Tidak komplit, data yang terdapat dalam dokumen biasanya tidak lengkap.
4. Format tidak baku, format yang ada pada dokumen biasanya berbeda dengan
format yang terdapat pada penelitian, disebabkan tujuan penulisan dokumen
berbeda dengan tujuan penelitian.

Contoh Dokumentasi :
Foto saat wawancara dengan guru
DAFTAR PUSTAKA

Hasyim (1997: 8) Sumber http://andinurdiansah. blogspot.com/2010/09/instrumen-non-tes.html.

Rahardjo, Susilo dan Gudnanto. (2011). Pemahaman Individu Tekhnik Non Tes. Kudus: Nora
Media Enterprise.

Djaali & Pudji Muljono. (2008). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai