BAB 7
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
1. Mauidhotul Hasanah (17110083)
2. Zumazy Habibiyah (17110112)
3. Novita Dwiyanti (17110115)
4. Fania Oktavia Choirunisa’ (17110133)
5. Anifatul Nur Rohmah (17110205)
2020
METODE OBSERVASI DI PENELITIAN KELAS
Pertanyaan ini dapat membantu para guru untuk menjelaskan betapa mudahnya
melakukan penelitian di kelas. Langkah selanjutnya yakni memilih metode observasi yang
mana telah terbagi menjadi empat, diantaranya adalah observasi terbuka, observasi
terfokus, observasi terstruktur, dan observasi sistemastis.
Pengamatan Terbuka
Dalam pendekatan ini observan atau pengamat menggunakan selembar kertas yang
digunakan untuk mencatat point-point yang dianggap penting selama observasi. Pendekatan
ini tidak memiliki sasaran atau struktur yang jelas sebelum observasi. Pendekatan ini hanya
dapat digunakan untuk kategori luas atau ketika kondisi tertentu.
Kekurangan dari pendekatan ini adalah sering tidak fokus dan dapat menyebabkan
penilaian yang kurang sempurna. Cara terbaik untuk menangani pendekatan ini adalah
membuat rekaman terbuka sefaktual mungkin dan tinggalkan interpretasi sampai diskusi
setelah pelajaran.
Pengamatan Terfokus
Pengamatan Terstruktur
Seringkali yang dibutuhkan oleh pengamat adalah informasi yang cukup sederhana
yang dapat dikumpulkan dengan menggunakan sistem penghitungan atau diagram,
pendekatan ini disebut dengan pengamatan terstruktur. Observan akan memberikan tanda
checklist pada tabel sesuai dengan jawaban atau data yang diperoleh. Hasil dari pengamatan
ini akan lebih faktual daripada melakukan pengamatan dengan menilai. Pendekatan ini
cocok untuk memperoleh data yang faktual atau deskriptif.
Tujuan: Untuk melihat apakah guru mengikuti prinsip-prinsip praktik tanya jawab yang baik
Kategori perilaku
1. Pemasaran pertanyaan: (box 7.1) lingkaran mewakili siswa. Ketika siswa menjawab
sebuah pertanyaan, jumlah pertanyaan dimasukkan ke dalam lingkaran mereka; lingkaran
kosong menunjukkan siswa yang belum menjawab pertanyaan.
2. Sukarela dan yang berusaha menjawab: (box 7.2) lingkaran kembali mewakili siswa.
Gunakan 'V' untuk siswa yang memberikan jawaban secara sukarela dan 'A' untuk mereka
yang berusaha untuk menjawab. Menempatkan angka di sebelah 'V' atau 'A' akan
menunjukkan urutan pertanyaan (mis. V1, A2, V3, V4, A5, A6, dll.).
V = respon verbal
NV = respon non-verbal
a. Identifikasi, dengan memindai kelas, semua siswa yang terlihat tidak aktif setiap dua
menit. Beri nomor setiap pemindaian, menggunakan nomor yang sama untuk semua
siswa yang tampaknya tidak bertugas selama pemindaian itu. Misalnya, selama
pemindaian 7, lima murid tampak tidak bekerja.
b. Hitung perilaku yang aktif/tidak aktif: catat di kolom tidak aktif, jumlah murid yang tidak
aktif pada setiap pemindaian (katakan setiap dua menit). Kurangi yang tidak aktif dari
total kelas untuk menentukan murid yang aktif.
c. Amati perilaku yang tidak aktif dengan menggunakan kode berikut:
1. berbicara tidak terkait dengan tugas yang diberikan
2. mencoret-coret
3. melamun
4. berkeliaran di sekitar
5. mengerjakan tugas lain
6. Mengganggu murid lainnya
7. berusaha menarik perhatian
8. rautan pensil
9. dan lainnya
Pengamatan ini paling mudah dilakukan jika berkonsentrasi pada sejumlah kecil siswa
selama periode waktu yang panjang, daripada mencoba mengamati seluruh kelas sekaligus.
Pengamatan sistematis
Obeservasi kelas sistematis adalah pendekatan penelitian yang bergantung pada
penggunaan skala observasi. Ada beberapa masalah potensial dalam penggunaan skala
pengkodean, antara lain:
1. Sebagian besar skala tidak dirancang untuk digunakan oleh guru.
2. Setiap skala mewakili konsep situasi penulis, sedangkan setiap orang memiliki sudut
pandang yang berbeda-beda. Sehingga pengamat harus menyesuaikan kebutuhan,
situasi dan tujuan observasi agar tidak mudah terjebak dalam niat penulis merancang
skala.
3. Pengamatan ini sangat menekankan pada metode pengamatan kuantitatif, sehingga
sering mengakibatkan konflik antara kelakuan statistik dan kekayaan analitis.
Kebanyakan skala pengkodean yang telah ditemukan berasal dari Amerika. As Galton
(1978) berpendapat bahwa: “titik awal yang jelas untuk setiap klasifikasi system analisis
interaksi harus bercermin pada perilaku”. Kemudian, instrument observasi dikelompokan
dalam 8 judul utama:
1. Subjek pengamatan (guru dan siswa),
2. Setting dimana instrument digunakan (area subjek),
3. Jumlah target yang diamati,
4. Unit pengkodean yang digunakan,
5. Metode pengumpulan data yang digunakan,
6. Jumlah pengamat yang dibutuhkan,
7. Dimensi sistem (afektif dan kognitif),
8. Kegunaan yang dilaporkan oleh penulis.
Instrumen ini berorientasi pada sekolah menengah pertama dan beberapa diantaranya
dirancang khusus untuk anak dalam masa pertumbuhan atau lingkungan pendidikan yang
lebih tinggi. Target utamanya dalah guru dan siswa, hanya membutuhkan seorang pengamat
dan memusatkan perhatian pada deskripsi praktik kelas. Empat fokus utama dalam penelitian
ini adalah iklim kelas, pembelajaran organisasi, manajemen dan kontrol kegiatan rutin serta
konten pengetahuan.
Salah satu system pengkodean yang palin awal adalah Flanders Interaction Analysis
Categories (FIAC). Sistem ini banyak dikenal dan digunakan dan telah mempengaruhi desain
system lainnya. Untuk membant mengingat dan membuat pengkodean kode, seorang penulis
dapat mempersingkat deskripsi seperti pada kotak dibawah ini.
Guru berbicara 1. Menerima perasaan
2. Memuji
3. Menerima ide
4. Pertanyaan
5. Ceramah/menjelaskan
6. Memerintah
7. Mengkritik
Siswa berbicara 8. Diminta
9. Tanpa diminta
10. Diam
Prosedur dalam menggunakan sistem Flanders cukup mudah. Pertama tama, pengamat
dilatih terlebih dahulu kemudian pengamat melihat sebuah pembelajaran dan menerapkan
teknik tersebut sebagaimana yang diilustrasikan dalam tabel di bawah ini.
1. Setiap tiga detik, pengamat menuliskan kategori yang paling baik menggambarkan
perilaku verbal guru dan kelas.
2. Angka-angka ditulis secara berurutan di seluruh lembar data.
3. Setiap baris lembar data berisi 20 kotak, sehingga mewakili sekitar satu menit waktu.
4. ‘bagian’ yang terpisah dapat diidentifikasi dengan catatan, dan baris baru dimulai
untuk ‘bagian’ baru.
5. Dalam sebuah proyek penelitian, pengamat akan memiliki pengatur waktu saku yang
dirancang untuk memberikan sinyal setiap tiga detik, sehingga mengingatkan mereka
untuk merekam penghitungan (telepon genggam atau stopwatch dapat digunakan).
Dua keuntungan utama dari sistem Flanders adalah bahwa hal itu cukup mudah dipelajari
dan diterapkan, Di sisi lain, banyak informasi yang hilang, terutama aspek komunikasi non-
verbal.
Menurut penulis buku ini, FIAC paling tepat digunakan sebagai sarana untuk mengumpulkan
data kelas yang kemudian dapat digunakan sebagai dasar untuk tindakan. Jadi, misalnya, jika
setelah menggunakan FIAC, seorang guru mendapati bahwa mereka berbicara terlalu banyak,
maka itu menjadi masalah yang dapat diidentifikasi yang dengannya tindakan dapat diambil
dan dipantau dengan prosedur penelitian di kelas.
1. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dilakukan dengan cara mengamati peserta didik serta melaporkan
mengenai refleksi dan reaksi yang terjadi. Catatan lapangan sebaiknya ditulis sesegera
mungkin setelah pelajaran. Semakin besar selang waktu antara peristiwa dan perekaman,
semakin sulit jadinya untuk merekonstruksi masalah dan tanggapan secara akurat dan
mempertahankan kesadaran sadar akan pemikiran awal seseorang.
Buku harian juga dapat menjadi salah satu teknik yang cepat untuk mendapatkan
informasi. Tidak hanya itu, buku harian murid juga mampu memberikan kontras yang
menarik dengan catatan lapangan yang disimpan oleh guru pada topik yang sama. Ketika
murid sudah merasa nyaman dan percaya terhadap gurunya, maka ia akan menulis
semuanya dengan jujur dan merasa bebas untuk menulis tentang guru-guru lain dan aspek-
aspek sekolah.
Wawancara dalam penelitian kelas dapat terjadi antara guru dan murid, pengamat dan
murid, murid dan murid, atau antara guru dan pengamat. wawancara dengan murid dapat
memberikan sumber data yang kaya. merekam wawancara individu ini untuk referensi di
masa mendatang merupakan salah satu ide yang baik, terutama jika pertemuannya relatif
singkat.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara, yaitu:
a) menjadi pendengar yang simpatik, tertarik, dan penuh perhatian serta menghargai
pendapat anak.
b) perasaan terkejut atau tidak setuju dengan apa yang diketahui anak.
c) Pewawancara harus merasa nyaman, karena jika tergesa-gesa atau merasa tidak
nyaman maka hal tersebut akan mempengaruhi yang diwawancarai.
Adapun kelebihan wawancara yaitu:
1) Wawancara antara guru dengan murid
guru dapat bertatap muka langsung dengan murid, Murid yang dekat dengan guru
tentu merasa nyaman, guru dapat mencari informasi yang mereka inginkan secara
langsung, dapat dilakukan di waktu pelajaran atau di luar kelas.
2) Wawancara antara peneliti dengan murid
Terkadang murid lebih jujur dengan orang luar daripada dengan gurunya, orang
luar cenderung lebih objektif.
3) Wawancara antara murid dengan sesama murid
Murid mungkin lebih jujur satu sama lain, dapat terjadi selama waktu pelajaran,
dapat menghasilkan perspektif yang tidak terduga / tidak biasa.
Adapun kekurangannya adalah sebagai berikut:
1) Wawancara antara guru dengan murid
memakan waktu, Sulit bagi siswa untuk menjelaskan perasaan dan pendapat
mereka.
2) Wawancara antara peneliti dengan murid
Enggan mengungkapkan informasi yang relevan, sulit untuk mendapatkan orang
luar yang terampil.
3) Wawancara antara murid dengan sesama murid
murid mungkin merasa kegiatan itu terlalu asing, harus direkam dan diawasi oleh
guru.
Kuesioner
Tujuan utama penggunaan kuesioner dalam penelitian kelas adalah untuk
mendapatkan respons kuantitatif terhadap pertanyaan tertentu yang telah ditentukan.
Kuesioner mengajukan pertanyaan spesifik tentang aspek-aspek kelas, kurikulum atau
metode pengajaran. Kuesioner merupakan cara yang cepat dan sederhana untuk memperoleh
informasi yang luas dan dan kaya dari murid. Keuntungan kuesioner yaitu mudah dikelola,
cepat untuk mengisi, mudah ditindak lanjuti. Sebaliknya kerugian dari kuesioner yaitu
analisis memakan waktu, anak mungkin takut menjawab dengan jujur, sulit untuk
mendapatkan pertanyaan yang mengeksplorasi secara mendalam.
Sosiometri
Sosiometri adalah teknik yang digunakan untuk mengukur struktur emosional suatu
kelompok. Sosiometri bertujuan untuk menyoroti perasaan ketertarikan, ketidakpedulian dan
penolakan yang terjadi dalam suatu kelompok dan di antara para anggotanya. Tujuan lain
yang paling penting adalah mengidentifikasi siswa yang terisolasi secara sosial untuk
mengambil tindakan perbaikan. Sedangkan tujuan utama penggunaan sosiometri dslsm
lingkup penelitian kelas yaitu untuk mengungkapkan struktur sosial kelas.
Keuntungan dari sosiometri yaitu sosiometri merupakan cara yang sederhana dalam
menemukan hubungan sosial dalam di kelas dan menyediakan panduan untuk bertindak.
Namun kerugian yang dapat ditimbulkan dari teknik sosiometri ini yaitu memungkinkan
terjadinya peracikan isolasi pada siswa-siswa.
Bukti dokumenter
Studi kasus
Studi kasus merupakan analisis terhadap obyek yang disebut sebagai kasus. Studi
kasus juga mempunyai beberapa keuntungan diantaranya yaitu, informasi yang dihasilkan
cenderung memberikan gambaran yang akurat. Selain itu peneliti bisa merencanakan metode
pengajaran yang tepat kedepannya. Adapun kerugian menggunakan studi kasus adalah dapat
memakan waktu dalam persiapan.
Gambar Siswa