Batuan merupakan sekumpulan mineral yang terbentuk pada
lingkungan tertentu.
Mineral merupakan komponen batuan, yang terbentuk oleh proses
alamiah dari satu atau lebih komposisi kimia. SIKLUS PEMBENTUKAN BATUAN BATUAN BEKU Batuan hasil pembekuan magma, dimana dalam proses pembekuannya akan terbentuk batuan beku dengan karakteristik tekstur dan struktur sangat bervariasi, dan sangat tergantung dari cepat atau lambatnya penurunan suhu dan tekanannya.
Magma adalah cairan kental, liat larutan silikat pijar
bertemperatur tinggi (1500oC – 2500oC) bersifat mobile, yang terbentuk secara alamiah pada kerak bumi bagian bawah. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Batuan beku ekstrusif, yaitu batuan yang terbentuk diatas permukaan akibat dari letusan gunung berapi. Batuan ini terbentuk dari larutan magma yang mencapai permukaan bumi. Contoh : Lava 2. Batuan beku intrusive, yaitu batuan yang terbentuk dibawah permukaan bumi atau terbentuk dari larutan magma yang relative di dalam bumi. Contoh : batholith, dike, dan sebagainnya. Pengaruh penurunan suhu dan tekanan 1. Lambat : akan menghasilkan batuan yang bertekstur kasar atau fanerik yang relative sempurna kristalnya di dalam bumi. Contohnya yaitu granit, granit porfiri dan granodiorite yang termasuk dalam batuan beku asam. 2. Cepat : akan menghasilkan batuan bertekstur halus atau afanitik. Contohnya yaitu andesit, diorite yang termasuk dalam batuan beku intermediate. 3. Ekstrim/ sangat cepat : akan menghasilkan batuan tanpa kristal. Contohnya yaitu obsidian, glasshard, gelas volkanik yang termasuk dalam batuan beku basa-ultra basa. Bowen’s Reaction Series Digunakan untuk memahami proses urutan-urutan penghabluran magma. Bowen’s reaction series dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Discontinous reaction series : kristal yang terbentuk pertama kali pada suhu tinggi adalah olivine, larutan sisa magma akan bereaksi segera setelah suhu turun, dan membentuk kristan yang berbeda (piroksen) begitu seterusnya dan pada suhu yang relative rendah sekitar 670oC akan terbentuk kuarsa. Kuarsa terbentuk karena proses pembentukannya pada suhu yang terendah maka relative lebih resisten terhadap proses pelapukan dibandingkan dengan kristal mineral yang pada suhu tinggi. 2. Continous reaction series : kristal yang terbentuk pada suhu tinggi akan bereaksi dengan larutan sisa magma begitu terus menerus proses tersebut berlanjut, contoh golongan ini adalah plagioklas. Batuan beku berdasarkan tempat terjadinya Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Batuan beku dalam (plutonik) : terbentuk karena pembekuan yang terjadi didalam dapur magma secara perlahan-lahan sekali sehingga tubuh batuan terdiri dari kristal-kristal yang besar. Contoh dari batuan ini adalah batuan granit,batuan peridotit, dan juga batuan gabro. 2. Batuan beku gang/ korok : batuan ini terbentuk pada celah-celah antar lapisan di dalam kulit bumi. Proses pembekuan ini berjalan lebih cepat sehingga di samping kristal besar terdapat banyak kristal kecil juga. Contoh dari batuan ini adalah batuan granit porfir. 3. Batuan beku luar (volkanik) : batuan ini terbentuk pada saat gunung berapi mengeluarkan lelehan lava cair pijar. Pembekuan ini tidak hanya terjadi di sekitar kawah saja tetapi juga di udara. Pembekuan ini berlangsung secara singkat dan hampir tidak mengandung kristal (amorf). BATUAN METAMORF Batuan yang telah ada sebelumnya mengalami perubahan menjadi batuan metamorf pada temperature dan tekanan tinggi yang berlangsung secara isokimia dari fase padat menuju fase padat tanpa melalui fase cair. Proses metamorfosa : • Rekristalisasi, perubahan ukuran kristal. • Chemical recombination, munculnya mineral baru oleh proses interaksi mineral batuan asli, contoh : kuarsa dan kalsit pada P & T tinggi membentuk wollastonite. • Chemical replacement, munculnya mineral baru yang berciri magma/intrusi. Berdasarkan factor-factor yang mempengaruhinya terdapat 3 jenis batuan metamorf. a. Kontak/thermal : metamorfosa akibat kenaikan temperature (intrusi atau ekstrusi). b. Dinamo : metamorfosa akibat kenaikan tekanan (stress pada daerah sesar). c. Regional : metamorfosa yang terjadi akibat kenaikan tekanan dan temperature secara bersamaan, umumnya pada daerah geosinklin yang dasarnya terus menarani penurunan. Deskripsi batuan beku Berdasarkan prosentase kehadiran senyawa silika atau SiO2 batuan beku dibedakan menjadi : a. Batuan beku asam (66% SiO2) b. Batuan beku intermediate (52%-66% SiO2) c. Batuan beku basa (45%-52% SiO2) d. Batuan beku ultra basa (<45% SiO2) Deskripsi Batuan Beku Warna Warna adalah yang pertama kali dideskripsikan. Warna dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Warna terang : abu-abu sedang, biasanya merupakan batuan beku asam. 2. Warna terang (sedang) : abu-abu sedang, biasanya merupakan batuan beku intermediet. 3. Warna gelap : abu-abu gelap, hitam, dll. Biasanya merupakan batuan beku basa. Struktur Struktur adalah kenampakan batuan tersebut yang meliputi : 1. Vesikuler : adanya lubang-lubang gas sewaktu penghabluran, arah lubang teratur. 2. Skoria : seperti vesikuler tetapi arah lubang tidak teratur. 3. Amigaloidal : lubang- lubang berisi mineral sekunder. 4. Xenolitis : fragmen batuan lain yang mengisi batuan yang mengintrusi. Jika batuan tidak menampakkan tekstur seperti di atas disebut : struktur massif. Tekstur Pengamatan tekstur meliputi : 1. Derajat Kristalisasi a. Holokristalin : batuan terdiri dari massa kristal seluruhnya. b. Holohyalin : batuan terdiri dari massa gelas seluruhnya. c. Hipokristalin : batuan terdiri dari massa kristal dan massa gelas. 2. Granularitas a. Fanerik : apabila kristalnya dapat terlihat jelas. b. Afanitik : kristalnya amat halus sulit dibedakan dengan mata telanjang. c. Porfiritik : kristal-kristal besar (phanerocyst) dilingkupi kristal-kristal halus. 3. Bentuk kristal a. Euhedral : batas mineral Nampak sebagai bidang kristal masih asli. b. Subhedral : Sebagian batas mineral sudah tidak Nampak lagi. c. Anhedral : bidang asli kristal tidak Nampak lagi. 4. Hubungan antar butir (relasi) a. Equigranular : ukuran kristal relative berukuran sama. b. Inequigranular : ukuran kristal relative tidak sama. Komposisi mineral Sebagai petunjuk untuk menentukan komposisi mineral adalah petunjuk indeks warna sebagai penentuan megaskopis : 1. Mineral Felsik (kristal mineral berwarna terang) : kuarsa, feldspar, dan muskovit. 2. Mineral mafik (kristal mineral yang berwarna gelap) : biotite, olivine, piroksen, amphibol. Deskripsi Batuan Metamorf Batuan metamorf dibedakan berdasarkan cara terbentuknya dibedakan menjadi 2 : 1. Foliasi, hasil metamorfosa regional yang memperhatikan kesan perlapisan dari mineral-mineral yang terorientasi secara parallel/ sejajar. 2. Non Foliasi, hasil metamorfosa kontak/ thermal yang tidak memperlihatkan kesan. Untuk memeraikan batuan metamorf ada 3 unsur penting yaitu : Struktur a. Foliasi : penjajaran mineral atau orientasi sejajar dari kristal-kristal mineral. • Saltycleavage : penjajaran kristal mineralnya sangat halus, cenderung mudah membelah. Contoh batuan sabak/slate. • Filitik/phyletic : penjajaran kristal mineral pipih dari kepingan- kepingan mika. Contoh batuan filit. • Schistosa : perulangan penjajaran kristal mineral pipih dan batuan. Contoh batuan sekis. • Gneisic : perulangan penjajaran kristal mineral butiran/granular, ketebalan perlapisan antar 1mm. Contoh batuan geneis. b. Non Foliasi 1. Hornfelsik : tidak menunjukkan orientasi butiran, dijumpai pada batuan hornfels. 2. Kataklastik : pecahan atau fragmen batuan/mineral, dijumpai pada zona patahan. 3. Milonitik : sama seperti kataklastik tetapi butirannya lebih halus, zona patahan diisi diperkirakan lebih kuat karena butiran lebih halus dan berorientasi mineral. Tekstur Dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Kristaloblastik : tekstur yang tumbuh saat metamorfosa, sehingga tekstur asal batuan tidak dapat diamati. • Lepidoblastik, kesan orientasi sejajar pada mineral pipih. • nematoblastik, orientasi sejajar pada mineral prismatic. • Granoblastik, butiran mineral yang berorientasi. • Porfiroblastik, kristal besar tertanam dalam masa dasar kristal lebih halus. • Idoblastik, berupa mineral euhedral. • Xenoblastik, berupa mineral anhedral. b. Palimpset (tekstur sisa dari batuan asal). Komposisi mineral Dibedakan menjadi 2 golongan yaitu : 1. Mineral stress : mineral berbentuk pipih, tabulan atau prismatic (mika, hornblende, biotit). 2. Mineral anti stress : mineral berbentuk equidimensional (kuarsa, kalsit, granit, dll).