Anda di halaman 1dari 10

ASKEP MIASTENIA GRAVIS DAN TETANUS

GENERALISATA

KELOMPOK 4
PUJIYANI PUTRI
JURAINI
BINTANG FIRMANSYAH

PRODI ILMU KEPERAWATAN


ILMU KESEHATAN (STIKES ) YAHYA BIMA
TAHUN
2021
Miastenia gravis merupakan penyakit kelemahan otot yang parah. Penyakit
ini merupakan penyakit neuromuscular yang merupakan gabungan antara
Latar Belakang
cepatnya terjadi kelelahan otot-otot volunter dan lambatnyapemulihan. Pada
masa lampau kematian akibat dari penyakit ini bisa mencapai 90%, tetapi
setelah ditemukannya obat-obatan dan tersedianya unit-unit perawatan
pernafasan, maka sejak itulah jumlah kematian akibat penyakit ini bisa
dikurangi.

Tetanus merupakan suatu penyakit yang


disebabkan oleh kuman Clostridium
Tetani yang menyebabkan kejang otot
dan diikuti oleh kekakuan seluruh badan
(Muttaqin, 2008
Miastenia Gravis yang berarti “kelemahan otot yang
serius” adalah satu-satunya penyakit neuromuskular yang Penyebab pasti miastenia gravis belum
menggabungkan kelelahan cepat otot voluntar dan waktu diketahui. Akan tetapi, penyakit diyakini
penyembuhan yang lama (penyembuhan dapat butuh terjadi karena :
waktu 10 hingga 20 kali lebih lama daripada normal). ·         Respons autoimun
Dahulu, angka kematian mencapai 90%. Angka kematian ·         Pelepasan asetilkolin yang tidak efektif
menurun drastis sejak tersedia pengobatan dan unit ·         Respons serabut otot yang tidak adekuat
perawatan pernapasan terhadap asetilkolin.

Penatalaksanaan
Patofisiologi Bila pasien bertahan selama 10 tahun,
Dasar ketidaknormalan pada miaternia gravis adalah adanya penyakit tersebut biasanya tetap jinak,
kerusakan pada transmisi impuls saraf menuju sel-sel otot dan kematian akibat MG itu sendiri
karena kehilangan kemampuan atau hilangnya reseptor jarang terjadi. Pasien harus belajar hidup
normal membran postsinaps pada sambungan neuron dalam batasan penyakitnya; pasien ini
muskular butuh waktu 10 jam untuk tidur dimalam
hari dan bangun dalam keadaan segar,
dan pasien juga membutuhkan pekerjaan
alternatif dan waktu istirahat; mereka
juga harus menghindari faktor pencetus
dan harus minum obat tepat waktu.
TAHAP PENGOBATAN
Obat antikolinesterase
·         Piridostigmin bromide (Mestinon), ambenonium klorida (Mytelase), neostigmine bromide
(Prostigmin).
·         Diberikan untuk meningkatkan respons otot terhadap impuls saraf dan meningkatkan kekuatan
otot; hasil diperkirakan dalam 1 jam setelah pemberian.
Medikamentosa
·         Piridostigmin (tablet 60mg). dosis awal 4 x 15 mg ( tablet), setelah 2 hari dapatditingkatkan 4 x
30 mg;jika perlu dapat ditingkatkan menjadi 4 x 60 mg. dosis maksimum 6 tablet/hari (360 mg/hari).
Jika tidak berespon dapat diberi kortokosteroid ataupun azathioprine. Bila usia pasien <45 tahun
dengan AChR +, dapat dipertimbangkan timektomi disini.
·         Kortokosteroid (prednisolon) dapat diberikan selang sehari. Dosis pertama 10 mg (1 kali pagi
hari), ditingkatkan 10 mg sampai mencapai 1,5 mg/kg/selang sehari atau misalnya 100 mg/hari. Dosis
ini dipertahankan sampai pasien mengalami remisi (beberapa bulan). Dosisdaat dikurangi per 0 mg
setiap 3-4 minggu sampai 20 mg/selang sehari.dosis kemudian dikurangi 1 mg setiap bulan dan
diberikan kembali dengan dosis tinggi bila relaps.
Timektomi
·         Timus memproduksi T-limfosit, yang berperan dalam system imun. Namun pada
penderita MG, kelenjar timus dapat mengalami peningkatan jumlah sel (hyperplasia timus)
atau tumor (timoma), sehingga merangsang pembentukan antibody berlebihan. Thimektomi
(pengangkatan kelenjar timus dengan operasi) menyebabkan remisi substansial, terutama
pada pasien dengan tumor atau hyperplasia kelenjar timus. Tindakan timektomi terbukti
memperbaiki kondisi klinis pasien MG.
Plasmaferesis (plasma exchange)
Plasmaferesis terbukti efektif untuk terapi jangka pendek pada pasien MG dengan
eksaserbasi akut. Pada plasmaferesis, dilakukan penggantian darah dengan sel darah merah,
sehingga plasma dibuang dan diganti dengan suplemen, yaitu human albumin dan larutan
normal salin. Pertukaran plasma (plasmaferesis) menyebabkan reduksi sementara dalam titer
antobodi yang bersirkulasi. Ditujukan pada penurunan pembentukan antobodi antireseptor
atau pembuangan antobodi secara langsung dengan pertukaran plasma.
Mekanisme kerja pada pemberian IVIg γ-globulin adalah mengurangi kemotaksis atau aktivitas makrofag.
Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a.       Anamnesis
Keluhan utama yang sering menyebabkan klien miastenia gravis meminta pertolongan kesehatan sesuai dengan kondisi dari
adanya penurunan atau kelemahan otot-otot dengan manifestasi diplopia (penglihatan ganda), ptosis (jatuhnya kelopak mata)
merupakan keluhan utama dari 90% klien miastenia grafis, disfonia (gangguan suara), masalah menelan, dan mengunyah
makanan. Pada kondisi berat keluhan utama biasanya adalah ketidakmampuan menutup rahang, ketidakmampuan batuk efektif,
dan dispnea
Riwayat Penyakit Sekarang
Miastenia gravis juga menyerang otot-otot wajah, laring, dan faring. Keadaan ini dapat menyebabkan regurgitasi
melalui hidung jika klien mencoba menelan(otot-otot palatum), menimbulkan suara yang abnormal atau suara
nasal, dan klien tak mampu menutup mulut tang dianamakan sebagai tanda rahang menggantung.
Terserangnya otot-otot pernapasan terlihat dari adanya batuk yang lemah dan akhirnya dapat berupa serangan
dispnea dank lien tak lagi mempu membersihkan lender dari trachea dan cabang-cabangnya.
Pada kasus lanjut, gelang bahu dan panggul dapat terserang dan terjadi kelemahan semua otot-otot rangka.
Biasanya gejala-gejala miastenia gravis dapat diredakan dengan beristirahat dan memberikan obat
antikolinesterase.
b)      Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji faktor –faktor yang berhubungan dengan penyakit yang memperberat kondisi miastenia gravis sepeti
hipertensi dan diabetes mellitus.
c)      Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Penyakit Sekarang
Miastenia gravis juga menyerang otot-otot wajah, laring, dan faring. Keadaan ini dapat
menyebabkan regurgitasi melalui hidung jika klien mencoba menelan(otot-otot palatum),
menimbulkan suara yang abnormal atau suara nasal, dan klien tak mampu menutup mulut tang
dianamakan sebagai tanda rahang menggantung.
Terserangnya otot-otot pernapasan terlihat dari adanya batuk yang lemah dan akhirnya dapat
berupa serangan dispnea dank lien tak lagi mempu membersihkan lender dari trachea dan
cabang-cabangnya.
Pada kasus lanjut, gelang bahu dan panggul dapat terserang dan terjadi kelemahan semua otot-
otot rangka. Biasanya gejala-gejala miastenia gravis dapat diredakan dengan beristirahat dan
memberikan obat antikolinesterase.
b)      Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji faktor –faktor yang berhubungan dengan penyakit yang memperberat kondisi miastenia
gravis sepeti hipertensi dan diabetes mellitus.
c)      Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji kemungkinan dari generasi terdahulu yang mempunyai persamaan dengan keluhan klien
saat ini.
B1 (Breathing)
Inspeksi apakah klien mengalami kemampuan atau B2 (Blood)
penurunan batuk efektif , produksi sputum, sesak napas, Pengkajian pada system kardiovaskular terutama
penggunaan otot bantu napas, dan peningkatan frekuensi dilakukan untuk memantau perkembangan status
pernapasan sering didapatkan pada klien yang disertai kardiovaskular, terutama denyut nadi dan
adanya kelemahan otot-otot pernapasan. Auskultasi bunyi tekanan darah yang secara progresif akan
napas tambahan seperti ronkhi atau stridor pada klien berubah sesuai dengan kondisi tidak
menandakan adanya akumulasi secret pada jalan napas membaiknya status pernapasan.
dan penurunan kemapuan otot-otot pernapasan.

)     B4 (Bladder)
)      B3 (Brain) Pemeriksaan pada system perkemihan biasanya didapatkan berkurangnya
Pengkajian B3 (Brain) merupakan volume output urine, hal ini berhubungan dengan penurunan perfusi dan
pemeriksaan focus dan lebih lengkap penurunan curah jantung ke ginjal.
dibandingkan pengkajian pada system e)      B5 (Bowel)
lainnya Mual sampai muntah dihubungkan dengan peningkatan produksi asam
lambung. Pemenuhan nutrisi pada klien miastenia gravis menurun karena
ketidakmampuan menelan makanan sekunder dari kelemahan otot-otot
menelan.
f)       B6 (Bone)
Adanya kelemahan otot-otot volunteer memberikan hambatan pada
mobilitas dan mengganggu aktifitas perawatan diri.
THANKS YOU

Anda mungkin juga menyukai