Anda di halaman 1dari 39

Gangguan Perkembangan dan

Gangguan Perilaku Pada Anak


Pokok Bahasan

1. Gangguan perkembangan
2. Tata laksana gangguan perkembangan di
layanan primer
3. Gangguan perilaku
4. Tata laksana gangguan perilaku di layanan
primer
Perkembangan Anak
Tahap Perkembangan Anak

Perkembangan Motorik Kasar


Tengkurap 4 bulan
Terlentang dan tengkurap 5 bulan
Duduk ditopang 5 bulan
Duduk tanpa ditopang 6 bulan
Merayap 7 bulan
Duduk sendiri 8 bulan
Merangkak 8 bulan
Rambatan 9 bulan
Berjalan 12 bulan
Berjalan mundur 14 bulan
Berlari 16 bulan
Berjalan naik tangga 20 bulan
Melompat 27 bulan
Tahap Perkembangan Anak (2)

Perkembangan motorik halus


Telapak tangan terbuka 3 bulan
Menyatukan kedua tangan 4 bulan
Memindahkan benda antara kedua tangan 5 bulan
Meraih unilateral 6 bulan
Mengambil benda kecil dengan jari 9-11 bulan
Minum dari gelas sendiri/menggunakan sendok 12 bulan
Mencoret 12 bulan
Meniru membuat garis 15 bulan
Menyusun 2 kubus 15 bulan
Menyusun 3 kubus 16 bulan
Membuat garis spontan 18 bulan
Membuat garis horisontal dan vertikal 25-27 bulan
Meniru membuat lingkaran 30 bulan
Membuat lingkaran tanpa melihat contoh 3 tahun
Tahap Perkembangan Anak (3)
Perkembangan Berbahasa
Reaksi terhadap suara 0,5 bulan
Senyum sosial 5 minggu
Mengeluarkan suara “aguu-aguu..” 2 bulan
Menggumam 6 bulan
Mengucapkan “dada-dada..” 8 bulan
Kata pertama yang benar 11 bulan
Kata kedua yang benar 12 bulan
Kata baru 4-6 kata 12-15 bulan
Menguasai 7-20 kata 16-17 bulan
Menguasai 50 kata, kalimat pertama (2 kata) 18-30 bulan
Kalimat terdiri dari 3 kata 2-3 tahun
Perbendaharaan sampai 14000 kata, menyebut 3 kata 3-5 tahun
sifat, kegunaan benda, bicara sebagian/seluruhnya
dimengerti, menyebut 4 warna, menyebut jenis kegiatan
Pengertian bahasa yang lebih kompleks, ucapan dan 6 tahun
Perkembangan Kognitif
GANGGUAN PERKEMBANGAN

Disabilitas intelektual/ Retardasi Mental


Gangguan perkembangan pervasif
(Ganggauan Sprektrum Autisme)
Gangguan Perkembangan

Karakteristik
•Keterlambatan perkembangan lebih lambat
belajar dibandingkan anak seusianya mis
tersenyum, duduk, berdiri, berjalan, bicara /
komunikasi
•Keterlambatan pada area perkembangan
lainnya seperti membaca dan menulis
•Abnormalitas dalam berkomunikasi seperti
perilaku yang terbatas, berulang
•Kesulitan untuk melakukan aktivitas normal
harian sesuai usianya
Disabilitas Intelektual/
Retardasi Mental
• suatu keadaan perkembangan mental yang
terhenti atau tidak lengkap
• terutama ditandai oleh adanya hendaya
keterampilan selama masa perkembangan,
yang berpengaruh pada semua tingkat
intelegensia: kemampuan kognitif, bahasa,
motorik dan sosial
DISABILITAS INTELEKTUAL
(Retardasi Mental)
Kriteria Diagnostik

• Pada pemeriksaan tes IQ, fungsi intelektual di


bawah rata-rata, yaitu ≤70
• Adanya keterbatasan dalam fungsi adaptif:
komunikasi, perawatan diri, mengurus rumah, keterampilan
sosial dan interpersonal, akademik, pekerjaan, kesehatan,
keamanan, waktu luang
• Awitan sebelum usia 18 tahun
• Nilai IQ 70 – (90-95) disebut sebagai fungsi
intelektual borderline

Kriteria Diagnosis PPDGJ-3 atau ICD-10, WHO 1997


13
• Kelainan perkembangan saraf pada otak
(neurodevelopmentaldisorder) yang cukup sering
ditemukan
• Ditandai adanya hendaya/ impaiment/ ketidak
mampuan mental secara umum
• Berpengaruh terhadap fungsi intelektual dan
fungsi penyesuaian diri (adaptasi) 3 domain:
keterampilan konseptual, keterampilan sosial dan
keterampilan kehidupan praktis sehari-hari.
• terjadi pada usia sebelum umur 18 tahun.
Disabilitas Intelektual
Disabilitas Intelektual/
Retardasi Mental

Klasifikasi IQ

DI/RM Ringan 55-70

DI/RM Sedang 40-55

DI/RM Berat 25-40

DI/RM Sangat Berat <25


Retardasi Mental Ringan
(IQ=55-70)
• 85 % dari populasi pasien dengan RM
• Hampir sama dengan individu yang tidak RM
• Baru tampak ketika memasuki sekolah formal
• Bisa mencapai sekolah kelas VI ( beberapa
tamat SMA).
• Dewasa: bekerja, menikah, berkeluarga.
• Tampak lambat dan butuh bantuan dalam
menyelesaikan masalah hidup dan tugas-
tugas.
Retardasi Mental Sedang
(IQ=40-54)

• 10 % dari populasi RM
• Sudah dapat didiagnosis pada usia pra
sekolah
• Memerlukan pelayanan pendidikan yang
khusus.
• Kemampuan akademis nya mencapai kelas
II dan III.
• Memerlukan dukungan bantuan sepanjang
hidupnya
Retardasi Berat
(IQ= 25-40)

• 3 – 4% dari populasi dengan retardasi mental


• Punya lebih dari 1 gangguan organik yang
menyebabkan keterlambatannya.
• Memerlukan supervisi yang ketat dan
pelayanan khusus sepanjang hidup.
• Beberapa belajar tugas yang sederhana
untuk bina diri atau keterampilan
Retardasi Sangat Berat
(IQ < 25)

• 1 – 2 % dari populasi dengan RM


• Terdapat gangguan fungsi kognitif, motorik
dan komunikasi yang pervasif.
• Mengalami gangguan fungsi motorik dan
sensorik sejak awal masa kanak.
• Individu memerlukan latihan yang ekstensif
untuk melakukan “self care” yang sangat
mendasar ( makan, BAB dan BAK ).
• Memerlukan supervisi dan perawatan
sepanjang hidup.
Gangguan Yang Sering Menyertai
Disabilitas Intelektual
• Epilepsi
• Gangguan perilaku (hiperaktivitas, impulsivitas,
perilaku menyakiti diri sendiri, agresif, menentang)
• Gangguan mood (depresi)
• Gangguan cemas (cemas perpisahan, gangguan
obsesif kompulsif, gangguan panik, gangguan
cemas menyeluruh)
• Gangguan makan (menolak makan, pica)
• Gangguan mental organik oleh karena kondisi
medis umum
• Gangguan psikotik
Gangguan Perkembangan Pervasif
(Gangguan Spektrum Autisme)
• Hendaya kualitatif dalam interaksi sosial
• Gangguan komunikasi verbal, non verbal dan
bermain
• Perilaku stereotipik
• Aktivitas dan minat yang terbatas
• Emosi yang sering tidak stabil
• Respon berlebih atau kekurangan terhadap
beberapa stimuli sensorik
• Gejala-gejala perilaku lain (hiper/hipo-kinesis,
agresi, tantrum, melukai diri, rentang perhatian
pendek, kurangnya kemampuan untuk fokus pada
tugas, insomnia, masalah makan)
Faktor Etiologi

Penyebab pasti gangguan autisme masih belum


diketahui. Faktor yang berperan antara lain:
•Genetik
•Biologis
•Imunologis
•Perinatal (infeksi, komplikasi kehamilan dan
kelahiran)
•Neuroanatomis
•Biokimia
•Psikososial dan keluarga
Algoritma
Penilaian
Gangguan
Perkembangan
Tatalaksana
Gangguan Perkembangan
• Psikoedukasi keluarga (1)
– Pelajari apa yang membuat anak senang; apa yang
memicu timbulnya perilaku bermasalah dan apa yang
dapat mencegahnya; potensi apa yang dimiliki anak
– Memahami bahwa anak dengan gangguan
perkembangan sering mengalami kesulitan dalam situasi
baru
– Buat jadwal yang teratur untuk aktivitas harian seperti
makan, bermain, belajar dan tidur.
– Libatkan anak dalam kegiatan sederhana sehari-hari
– Upayakan sedapat mungkin agar anak dapat tetap
bersekolah
Tatalaksana
Gangguan Perkembangan
• Psikoedukasi keluarga (2)
– Pantau kebersihan diri dan latih anak untuk dapat
melakukannya
– Beri penghargaan untuk setiap perilaku baik yang
dilakukan anak dan tidak memberikan penghargaan
untuk perilaku yang bermasalah
– Lindungi anak dari kemungkinan perilaku kekerasan
– Berkomunikasi dan berbagi informasi dengan orang tua
lain yang memiliki anak dengan masalah yang sama
Tatalaksana
Gangguan Perkembangan

• Kontak pihak sekolah dengan persetujuan


anak tersebut dan orang tua, kemudian berikan
saran sederhana seperti:
– Minta agar anak dapat duduk di barisan depan kelas
– Beri anak waktu tambahan dalam memahami dan
mengerjakan tugas
– Membagi tugas yang panjang dan kompleks menjadi
beberapa bagian yang lebih sederhana
– Memantau adanya kemungkinan perilaku yang tidak
wajar atau kekerasan dari teman sebaya dan ambil
langkah yang sesuai untuk menghentikan hal
tersebut.
Tatalaksana
Gangguan Perkembangan
• Berikan dukungan untuk mengantisipasi situasi
sulit dalam hidup.
• Fasilitasi dan berkolaborasi dengan layanan
rehabilitasi berbasis komunitas.
• Bantu untuk melindungi hak asasi anak dan
keluarga
• Berikan dukungan pada pelaku rawat
• Rujuk ke spesialis, jika tersedia, untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
• Pantau secara teratur
• Pendekatan psikofarmaka dapat diberikan untuk
membantu mengatasi perilaku pasien maladaptif
GANGGUAN PERILAKU
Gangguan kiperkinetik: Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Gangguan Tingkah laku Lainnya
Gangguan Perilaku

• Gangguan dalam atensi yang berat


• Aktivitas berlebihan yang berat
• Impulsivitas yang berlebihan
• Perilaku berulang dan mengganggu yang lain
(temper tantrums yang sering dan berat,
perilaku yang kejam, tidak patuh yang berat,
mencuri)
• Perubahan yang tiba-tiba dalam perilaku atau
hubungan dengan teman sebaya termasuk
kemarahan dan penarikan diri
Gangguan Pemusatan Perhatian
dan Hiperaktivitas (GPPH)
Gejala :
•Gangguan atensi yang berat dan tidak mampu untuk fokus,
berhenti mengerjakan tugas secara berulang-ulang sebelum
menyelesaikannya dan pindah mengerjakan tugas lainnya.
•Aktivitas berlebihan yang berat: lari-lari berputar yang tidak
bisa dikontrol, sulit untuk dapat duduk diam, bicara terus
atau bergerak terus.
•Impulsivitas yang berlebihan: melakukan sesuatu tanpa
berpikir terlebih dahulu.
•Perilaku berulang dan mengganggu yang lain (temper
tantrums yang sering dan berat, perilaku yang kejam, tidak
patuh yang berat, mencuri)
•Perubahan yang tiba-tiba dalam perilaku atau hubungan
dengan teman sebaya termasuk kemarahan dan penarikan
diri.
Perjalanan GPPH

Masa kanak Masa remaja Masa dewasa


Gangguan Perilaku Lainnya

Perilaku disosial, agresif, atau menentang yang berulang


dan menetap, seperti:
•Berkelahi atau mengganggu anak-anak lain yang
berlebihan
•Kejam terhadap binatang atau orang lain
•Merusak barang-barang
•Bermain api
•Mencuri
•Berulang-ulang berbohong
•Bolos dari sekolah
•Kabur dari rumah
•Sering mengalami temper tantrum yang berat
•Perilaku provokatif yang menyimpang
•Terus menerus tidak patuh atau menentang
Algoritma
Penilaian Gangguan Perilaku
Tata Laksana
Gangguan Perilaku
• Psikoedukasi keluarga
• Pertimbangkan pelatihan keterampilan bagi
keluarga, bila tersedia
• Hubungi guru, berikan saran dan
perencanaan kebutuhan pendidikan khusus.
• Antisipasi adanya perubahan kehidupan yang
besar (seperti pubertas, mulai bersekolah,
atau kelahiran saudara kandung) dan aturlah
dukungan personal dan sosial.
Psikoedukasi Keluarga
• Menerima, memberikan perawatan dan dukungan yang
optimal pada anak
• Konsisten (apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak)
• Beri penghargaan pada perilaku baik yang dilakukan anak
dan hindari konfrontasi langsung dengan anak
• Mulai modifikasi perilaku dengan berfokus pada beberapa
perilaku bermasalah yang jelas terlihat dan yang mungkin
dilakukan anak
• Beri instruksi yang singkat, jelas, dan tegas
• Jangan pernah menggunakan kata-kata atau tindakan
kekerasan pada anak. Lebih banyak menekankan pada
penghargaan daripada hukuman
• Sebagai pengganti hukuman, dapat menggunakan “time out”
yang singkat dan jelas, yaitu memisahkan sementara anak
dari lingkungan yang menyenangkan baginya sebagai
bagian dari usaha memodifikasi perilaku
• Jangan lupa untuk membahas hal ini setelah anak tenang
Tata Laksana
Gangguan Perilaku
• Kontak pihak sekolah dengan persetujuan anak
tersebut dan orang tua, kemudian berikan saran
sederhana seperti:
– Minta agar anak dapat duduk di barisan depan kelas
– Beri anak waktu tambahan dalam memahami dan
mengerjakan tugas
– Membagi tugas yang panjang dan kompleks menjadi
beberapa bagian yang lebih sederhana
– Memantau adanya kemungkinan perilaku yang tidak
wajar atau kekerasan dari teman sebaya dan ambil
langkah yang sesuai untuk menghentikan hal tersebut.
• Beri dukungan pada keluarga dan nilai dampak
psikososial masalah anak bagi keluarga
Tatalaksana Obat

Prinsip penggunaan obat dalam tatalaksana GPPH:


•Konsultasikan ke spesialis
•Penggunaan obat harus dengan supervisi spesialis
(psikiater)
•Gunakan obat hanya sebagai bagian dari rencana
tatalaksana menyeluruh yang melibatkan intervensi
psikologis, perilaku dan edukasional
•Methylphenidate
Dosis: 0,3 – 0,7 mg/kgBB/hari
1 kali/ hr (extended release) pagi
2 kali/ hr (immediate release) pagi dan siang
Efek samping: insomnia, napsu makan menurun, ceas dan
perubahan mood
•Risperidone
Dosis: 0,01 – 0,06 mg/kgBB/hari
dibagi 2 dosis/ hari
Referensi

1. World Health Organization. mhGAP Intervention


Guide: for mental, neurological and substance use
disorders in non-specialized health settings. Geneva:
World Health Organization, 2010.
2. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik,
Departemen Kesehatan RI. Pedoman diagnosis dan
penatalaksanaan gangguan mental emosional anak
usia 6 tahun ke bawah. Jakarta: Depkes RI, 2005.
3. Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa,
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan
Kesehatan Jiwa di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dasar Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2011
4. Kaplan and Sadock Comprehensive Textbook of
Psychiatry, 2007.
5. Pedoman diagnosis dan tata laksana GPPH, Seksi
Psikiatri Anak dan Remaja, jakarta 2016
6. Buku Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas

Anda mungkin juga menyukai