Anda di halaman 1dari 25

KLP 5

Arul 105111100419
Nur Aniaya Hamid 105111101019
Sri Ulfa Handayani 105111101519
Khusnul Khatimah 105111101119

MENEJEMEN KEPERAWATAN SEBAGAI ANGGOTA


TIM KESEHATAN
POIN YANG DIBAHAS
• Bagaimana menyusun rencana kerja harian/individu?
• Bagaimana menghitung tingkat ketergantungan
pasien?
• Bagaimana praktek pre Conference sesuai prosedur?
• Bagaiman Praktek middle conference sesuai prosedur?
• Bagaimana praktek post conferece sesuai prosedur?
Rencana kerja dalam menejemen keperawatan

Perencanaan dalam manajemen keperawatan


berdasarkan jangka waktunya dibagi menjadi 3
jenis, yaitu perencanaan jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. Perencanaan
jangka pendek atau yang disebut sebagai
perencanaan operasional adalah perencanaan
yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun waktu
satu jam sampai dengan satu tahun.
Rencana harian

Rencana Harian adalah rencana yang berisikegiatanmasing-masingperawat


yang dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencana dibuatoleh kepala ruang,
ketua tim/perawat primer dan perawat pelaksana. Rencana Bulanan adalah
rencana yang berisi kegiatan dalam satu bulan. Rencana ini harus
disinkronkan dengan rencana harian. Rencana ini biasanya dibuat oleh kepala
ruang dan ketua tim/perawat primer. Rencana Tahunan adalah rencana yang
dibuat setiap tahun sekali, yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi kegiatan
tahun sebelumnya, rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang.
Menghitung tingkat ketergantungan pasien
Dorothea Orem telah mengembangkan teori Defisit Perawat Diri. Berdasarkan teorinya ini dapat
diklasifikasi tingkat ketergantungan pasien yang terdiri dari 3 yakni Minimal Care, Partial Care dan
Total care.

Minima care
1. Klien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan
a. Mampu naik-turun tempat tidur
b. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c. Mampu makan dan minum sendiri
d. Mampu mandi sendiri/mandi sebagian dengan bantuan
e. Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
f. Mampu berpakaian dan berdanda dengan sedikit bantuan
g. Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan
2. Status psikologis stabstabis
3. Klien dirawat untuk prsedur diagnostik
4. Operasi ringan
Partial Care
1. Klien memerlukan bantuan perawat sebagian Total Care
a. Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik-turun tempat 1 Kliennn memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan
tidur memerlukan waktu perawat yang lebih lama
b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/berjalan a. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari
c. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan tempat tidur ke kursi roda
d. Membutuhkan bantuan untuk makan (disuap) b. Membutuhkann latihan pasi
e. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut c. Nebutuhann nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan intravena (infus) atau NGT (sonde)
g. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat d. Membutuhkan bantuan kebersihan mulu
tidur/kamar mandi)
e. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan
2. Pasca operasi minor (24 jam) berdanda
3. Melewati fase akut dari pascaoperasi mayor f. Dimandikan perawa
4. Fase awal dari penyembuhan g. Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan katete
5.Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam h. Klienn tidak sadar
2. Keadaan klien tidak stabil

3. Observasi TTV setiap kurang dari 8 jam

4. Perawatan luka bakar

5. Perawatan kolostomi

6. Menggunakan alat bantu pernapasan

7. Menggunakan WSD

8. Irigasi kandung kemih secara terus-menerus

9. Menggunakan alat traksi

10. Fraktur dan atau pascaoperasi tulang belakang/leher

11. Gangguan emosional berat, bingung, dan disorientasi


Praktek Pre Conference sesuai prosedur

Pre conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat


pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan
pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau
penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut
hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre
conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian),
dan tambahan rencana dari kepala tim dan penanggung
jawab tim.
Tujuan pre conference

1. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,


merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan
pasien
Syarat pelaksanaan

1. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan


keperawatan dan post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan
keperawatan
2. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
3. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan
pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu
ditambahkan
4. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan
anggota tim (Jean, et.Al, 1973)
Tata laksana

1. Melakukan konferensi setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas


pagi atau sore sesuai dengan jadwal pelaksana.
2. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab timIsi conference:Rencana
tiap asuhan (rencana harian)Tambahan rencana dari ketua tim atau
penanggung jawab tim
3. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing –
masing.
4. Menyampaikan perkembangan dan masalah pasien berdasarkan hasil
evaluasi kemarin dan kondisi pasien yang dilaporkan oleh dinas malam
5. Perawat pelaksana menyampaikan hal-hal meliputi
a. Keluhan pasien
b. TTV dan kesadaran pasien
c. Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnosis terbaru
d. Masalah keperawatan
e. Rencana keperawatan hari ini
f. Perubahan keadaan terapi medis
g. Rencana medis
6. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang
masalah yang terkait dengan perawatan pasien yang meliputi :

a. Pasien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan


pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infuse
c. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
d. Ketepatan pemberian obat / injeksi
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain
f. Ketepatan dokumentasi
7. Mengingatkan kembali standar prosedur yang
ditetapkan.
8. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian,
kejujuran dan kemajuan masing–masing perawatan
asosiet.
9. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan
masalaah yang tidak dapat diselesaikan.
Praktik middle conference sesuai prosedur

Pelaksanaan
1. Mengucapkan terimakasih dan siap melaporkan

2. Perawat melaporkan perkembangan pasien kelolaan (kondisi dan tingkat ketergantungan) meliputi:

a. Identitas klien: nama, alamat, nomor registrasi.


b. Diagnosa medis
c. Diagnosa keperawatan dan data fokus yang menunjang diagnosa
d. Tindakan keparawatan yang sudah dilakukan dan hasilnya
e. Tindakan yang belum dilaksanakan
f. Rencana tindak lanjut
g. Masalah yang dihadapi

3. Meminta saran atau masukan kepada ketua tim

4. Mencatat hasil diskusi atau masukan


Terminasi (Penutup)
• Mengembalikan kepada katim untuk melanjutkan midle conference
• Mengucapkan terimakasih dan memberikan salam
Praktek Post Conference sesuai prosedur

Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah


melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Conferensi
merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan
operan dinas, pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal
dinas perawatan pelaksanaan. Konference sebaiknya
dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi
gangguan dari luar.
Tujuan Post Conference

Tujuan post conference adalah untuk memberikan


kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai.
Syarat Post Conference

a. Post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan


keperawatan
b. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan
pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu
ditambahkan
d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim
dan anggota tim
Pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi

Adapun panduan bagi Perawat pelaksana dalam melakukan konferensi


adalah sebagai berikut: (Ratna Sitorus, 2006).

a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian


dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.
b. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya
masing – masing.
c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil
evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :

a. Utamanya tentang klien (biodata, status sosial, ekonomi, budaya)


b. Keluhan klien
c. TTV dan kesadaran
d. Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
e. Masalah keperawatan
f. Rencana keperawatan hari ini
g. Perubahan keadaan terapi medis.
h. Rencana medis selanjutnya (tindak lanjut)
d. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat tentang masalah yang
terkait dengan perawatan klien yang meliputi :

a. Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan pemberian


makan, kebisingan pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infuse.
c. Ketepatanan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
d. Ketepatan pemberian obat / injeksi.
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
f. Ketepatan dokumentasi.
e. Menggiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
f. Menggiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian,
kejujuran dan kemajuan masing–masing perawatan asosiet.
g. Membantu perawat menyelesaikan masalah yang tidak
dapat diselesaikan.
Tahap – tahap inilah yang akan dilakukan oleh perawat –
perawat ruangan ketika melakukan post conference
Kesimpulan
Perencanaan dalam manajemen keperawatan berdasarkan
jangka waktunya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu perencanaan
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Perencanaan jangka pendek atau yang disebut sebagai
perencanaan operasional adalah perencanaan yang dibuat
untuk kegiatan dengan kurun waktu satu jam sampai
dengan satu tahun. Perencanaan jangka menengah adalah
perencanaan yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun
waktu antara satu tahun sampai lima tahun (Marquis &
Huston, 1998), sedangkan perencanaan jangka panjang
atau sering disebut perencanaan strategis adalah
perencanaan yang dibuat untuk kegiatan tiga sampai 20
tahun (Swanburg, 1999).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai