Anda di halaman 1dari 56

Diagnosis

Tuberkulosis paru
dan ekstra paru
Dr. Indah Rahmawati, SpP
Blok 6.1
Selasa, 5 Maret 2019
PENDAHULUAN

Tuberkulosis masih merupakan salah


satu masalah kesehatan masyarakat
WHO 2013 : 8.6 juta kasus TB thn 2012 dgn
1.1 juta(13%) TB-HIV positip
Thn 2012 tedapat 450 ribu kasus MDR, 170
ribu meninggal dunia
PENDAHULUAN

Kasus TB anak thn 2012 : 6% (530 ribu tb


anak/thn)
Sekitar 75% pasien TB usia produktif
(usia15-50 tahun)
Kehilangan waktu kerja 3-4 bulan
Kehilangan pendapatan tahunan 20-30%
Kerugian ekonomis dan dampak sosial
Ranking Indonesia
Negara Total no of Negara Total no of
Incident cases Incident cases
1. India 1.962.000
1. India 1.982.628
2. China 1.306.000
3. Indonesia 528.000 2. China 1.301.322
4. South 461.000 3. South 476.732
Africa Africa
5. Nigeria 460.000 4. Nigeria 457.675
5. Indonesia 429.000
Global Tuberculosis Control, 2009
(Data 2007 ) Global Tuberculosis Control,
A Short Update to 2009 Report
(Data 2008 )
5 Negara dengan Ranking Kasus TB Tertinggi
(Global Tuberculosis Control, 2010)

1. India
2. China 430.000 kasus baru per tahun ;
3. South Africa 61.000 kematian per tahun
4. Nigeria (Global Tuberculosis Control 2010 p 171)
5. Indonesia
● 5ountry with TB Burden (Global
Tuberculosis Control, 2014)

1.India (2,600)
2.China (1300)
3.South Africa (380)
4.Indonesia (680)
5.Pakistan (620)
24 Maret
Hari TBC sedunia
● DIAGNOSIS

Anamnesis
Pemeriksaan Fisis
Penunjang : Laboratoris, Bakteriologis,
Radiologis, PA, dll
● ANAMNESIS

Batuk 3 mg atau lebih


Dahak bercampur darah
Sesak napas atau nyeri dada
Gejala sistemik : badan lemah, demam, nafsu
makan ↓, malaise, keringat malam
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Umum : KU, Gizi, Tanda Vital,


dll
Pemeriksaan Respiratorik : Inspeksi,
Palpasi, Perkusi, Auskultasi
● PEMERIKSAAN LAB

Darah rutin : LED ↑, Limfositosis,


Gula Darah, Fungsi Hati, dll
BTA 3 X (SPS), Kultur, Resistensi
 Memastikan Diagnosis

Lain-lain bila diperlukan : Uji Mantoux, PCR,


Serologik, dll
PEMERIKSAAN DAHAK

• Pemeriksaan dahak langsung SPS


 Penegakan diagnosis, menilai keberhasilan
terapi dan menilai potensi penularan
• Pemeriksan biakan M.tb (TB ekstra paru, TB
anak atau TB dengan sputum BTA negatif)
• Minimal satu pemeriksaan sputum positip
● Tuberkulin tes
MIKROBIOLOGI

 Tuberkulosis disebabkan infeksi Mycobacterium


tuberculosis complex
 Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus
atau sedikit melengkung, tidak berspora dan tidak
berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 – 0,6 m
dan panjang 1 – 4 m.
 Dinding M. tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari
lapisan lemak cukup tinggi (60%) 
Kuman TB

• Kuman bentuk batang warna merah


• Bersifat tahan asam dengan pewarnaan ZN
• Media khusus biakan L. Jensen atau Ogawa
• Tahan hidup pada suhu rendah 4 sampai -70⁰C
• Peka terhadap panas, sinar matahari atau UV
• Dapat bersifat dorman(tidur/tidak berkembang)
MIKROBIOLOGI

 Unsur lain pada dinding sel bakteri adalah


polisakarida (arabinogalaktan dan arabinomanan)
 Struktur dinding sel yang kompleks menyebabkan
bakteri M. tuberculosis bersifat tahan asam, yaitu
sekali diwarnai akan tetap tahan terhadap upaya
penghilangan zat warna tersebut dengan larutan
asam – alkohol
MIKROBIOLOGI

Tahan terhadap suhu rendah, bertahan lama pada


suhu 4-min 70⁰C
Sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan
ultraviolet
Kuman dapat bersifat dorman “tidur”
PATOGENESIS TB
PEMERIKSAAN UJI KEPEKAAN OBAT

• Menentukan ada tidaknya resistensi M.tb


terhadap OAT
• Dilakukan di laboratorium yang lulus uji
pemantapan mutu (tersertifikasi)
• Test cepat GeneXpert untuk memperluas akses
penemuan kasus resisten OAT
● TB The Great Imitator
* Infiltrat
* Fibroinfiltrat
* Caviti
* Milier
* Atelektasis
* Efusi Pleura
* Pneumotoraks
* Destroyed Lung
* Massa, dll
Diagnosis TB ekstra Paru

• Tergantung organ yg terkena  misal pembesaran KGB


leher  limfadenitis TB
• Diagnosis pasti sulit, memerlukan pemeriksaan lain misal
rontgen, biopsi, patologi anatomi
• Sering disertai TB paru maka diperiksa dahak SPS dan
foto toraks
PENULARAN
PENULARAN

Sumber penularan adalah pasien BTA positip


Penularan TB BTA positip 65%
BTA negatif dengan kultur positip 26%
BTA kultur negatif dan foto toraks positip
17%
Kandungan droplet

• Bicara : 0 – 210 partikel


• Batuk : 0 – 3500 partikel
• Bersin : 4500 – 1 juta partikel
UPAYA PENGENDALIAN TB

• Strategi DOTS mulai th 1995


• Strategi STOP DOTS mulai th 2005
1. Mencapai, mengoptimalkan dan mempertahankan
mutu DOTS
2. Merespons masalah TB-HIV, TB MDR
3. Penguatan sistem kesehatan
4. Melibatkan semua pemberi pelayanan kesehatan
5. Memberdayakan pasien dan masyarakat
6. Melaksanakan dan mengembangkan penelitian
5 KOMPONEN KUNCI DOTS

• Komitmen Politis
• Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya
• Pengobatan jangka pendek yang standard bagi semua
kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat,
termasuk pengawasan langsung pengobatan
• Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu
• Sistem pencatatan & pelaporan yang mampu
memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan
pasien & kinerja program secara keseluruhan
The 5 elements of
komitmen politis

do+s 1 dx sputum
mikroskopis
bermutu
ketersediaan 2
OAT bermutu
WHO 1991

3
Pengobatan
5
jangka pendek
directly observed diawasi PMO
treatment short course
RR baku utk menilai
hasil & kinerja
KEMAJUAN PENGENDALIAN TB DI INDONESIA
(Laporan JEMM Pebruari 2013)

• Prevalensi TB thn 1990 sebesar 443/100.000


berpeluang menurun 50% di tahun 2015
• Selama 2011-2013 jumlah temuan kasus meningkat,
keberhasilan pengendalian di Puskesmas, angka
resistensi rendah
• Standar pengobatan TB masuk penilaian akreditasi
RS
• Laborat rujukan TB nasional, alat Gene Xpert dan
LPA(Hain test) untuk penapisan TB MDR dan TB-HIV
• Upaya pengendalian TB resisten sejak 2009
• Kolaborasi TB-HIV : buku Pedoman Koinfeksi TB-HIV,
manajemen kolaborasi TB-HIV
lanjutan ....
STRATEGI PENEMUAN KASUS

• Kelompok khusus yang rentan dan berisiko sakit TB


(HIV, DM, malnutrisi)
• Kelompok rentan di lingkungan berisiko tinggi
penularan TB (Lapas/Rutan, daerah pengungsian,
daerah kumuh, tempat kerja, asrama, panti jompo)
• Anak balita yang kontak dengan penderita TB
• Kontak erat dengan pasien TB dan TB resisten obat
DIAGNOSIS TB PARU

• Penegakan diagnosis dengan bakteriologis


(mikroskopis langsung, biakan atau tes cepat)
• Apabila bakteriologis negatif, penegakan
diagnosis secara klinis dan penunjang foto
toraks
• Penegakan diagnosis secara klinis dilakukan
sesudah pemberian antibiotik spektrum luas
(non OAT dan non Quinolon) yg tidak
memberikan perbaikan klinis
DIAGNOSIS TB PARU

• Tidak dibenarkan mendiagnosis TB dengan


pemeriksaan serologis
• Tidak dibenarkan mendiagnosis TB dengan
pemeriksaan foto toraks saja
• Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya
dengan pemeriksaan uji tuberkulin
DIAGNOSIS TB EKSTRA PARU

• Gejala dan keluhan tergantung organ yang


terkena
• Penegakan pasti TB ekstra paru dengan
pemeriksaan klinis, bakteriologis atau
histopatologis organ yang terkena
• Dilakukan pemeriksaan bakteriologis apabila
juga ditemukan klinis TB paru
KLASIFIKASI DAN TIPE PASIEN TB

• TERDUGA TB adalah seseorang yang mempunyai


keluhan atau gejala klinis mendukung TB
• Pasien TB berdasarkan konfirmasi bakteriologis
• Pasien TB terdiagnosis klinis
KLASIFIKASI TB

Menurut Kemenkes 2014 klasifikasi TB dibagi


berdasarkan:
• Anatomi
• Riwayat pengobatan sebelumnya
• Uji kepekaan obat
• TB berdasarkan status HIV
5 Kategori :
1. Monoresistance (resisten 1 obat)
2. Polyresistance (res > 1 obat, bukan kombinasi RH)
3. Multi Drug Resistance (MDR) (res min RH)
4. Extensively Drug Resistance (XDR) : MDR +
fluoroquinolon dan min 1 dari 3 injeksi lini kedua
(amikasin, kanamisin, kapreomisin)
5. TB Resistan Rifampisin (TB RR)

TB RESISTAN
OBAT
SITUASI TB MDR INDONESIA
• Dalam WHO global report 2011 tercatat bahwa Indonesia
sebagai no-9 dari 27 negara “high burden MDR TB countries”
dengan , perkiraan insidensi TB MDR: 6.100/th.
• Data DRS
Data TB MDR di antara:
Tahun Lokasi Survei
Kasus Baru TB Pernah diobati
2004 Kab. Timika Papua 2% -

2006 Prov. Jawa Tengah 1,9% 17,1%

2007 Kota Makassar 4,1% 19,2%

• OAT lini-2 yg beredar: quinolon & kanamisin & sering banyak


disalah gunakan sehingga berpotensi timbulnya TB-XDR
Kriteria suspek TB MDR

1. Kasus kronik / gagal kat-2


2. Tidak konversi kat-2
3. Tx non DOTS atau pernah tx OAT lini-2
4. Gagal kat-1
5. Tetap positif setelah sisipan kat-1
6. Kasus kambuh ( kat-1 maupun kat-2 )
7. Setelah default ( kat-1 maupun kat-2 )
8. Kontak erat pasien konfirm TB MDR
9. Kasus TB-HIV

Sejak awal, apabila menemukan suspek TB-MDR -- > rujuk


TUJUAN PENGOBATAN

Menyembuhkan penderita
Mencegah kematian
Mencegah kekambuhan
Menurunkan risiko penularan
Mencegah resistensi kuman
TUJUAN PENGOBATAN

 Prinsip pengobatan : kombinasi beberapa jenis obat,


dosis tepat, sesuai kategori pengobatan, diberikan
dalam 2 tahap (tahap intensif dan lanjutan ), patuh
sampai selesai masa pengobatan
PRINSIP PENGOBATAN
 TAHAP INTENSIF : diberikan tiap hari
Konversi sputum dg cepat (bakterisidal)
Menghilangkan keluhan
Cegah efek penyakit lebih lanjut
Cegah resistensi

 TAHAP LANJUTAN : diberikan intermiten


Hilangkan BTA yg tersisa (efek sterilisasi)
Mencegah kekambuhan (relaps)
PRINSIP PENGOBATAN TB

• Paduan OAT minimal 4 untuk mencegah


terjadinya resistensi
• Dalam dosis yang tepat
• Ditelan secara teratur dan diawasi PMO
sampai selesai pengobatan
• Pengobatan dibagi menjadi fase awal dan
fase lanjutan
KATEGORI PENGOBATAN

Kategori I : - TB Paru BTA (+) kasus baru


- TB Paru BTA (-), RÖ (+) lesi luas/sakit berat
- TB ekstra paru berat

Kategori II : - TB Paru kambuh


- TB Paru gagal
- TB Paru lalai (D.O)

Kategori III : - TB Paru BTA (-), RÖ (+) lesi / sakit ringan


- TB ekstra paru ringan
PADUAN OAT DI INDONESIA

Mengikuti WHO / IUATLD


 Kategori-1 ( 2RHZE / 4R3H3 )

Untuk :
* Penderita baru BTA (+)
* Penderita baru BTA (-), Ro (+)
* Penderita baru ekstra paru berat
Kategori-2
(2HRZES / 1HRZE / 5H3R3E3

Bagi penderita BTA (+) yang sudah pernah


minum OAT > 1 bulan , kemudian :
* Kambuh (relaps)
* Gagal (failure)
* Defaulter dengan BTA (+)
Pemeriksaan dahak ulang untuk hasil pengobatan
Pemeriksaan dahak ulang untuk hasil pengobatan
Dosis paduan OAT KDT kategori 1

Dosis paduan OAT KDT kategori 2


Hasil pengobatan
EVALUASI PENGOBATAN
Evaluasi Klinis
Keluhan batuk, batuk darah,dll
Nafsu makan >, BB >
Pemeriksaan fisik perbaikan
Evaluasi Bakteriologis : Konversi sputum
Evaluasi Radiologis
Perbaikan struktur anatomis paru
Kelainan lain
Evaluasi Efek Samping Obat
Alergi, Intoleransi, Hepatitis,dll
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai