Gizi3 Kelompok3 Wawasan IPTEK
Gizi3 Kelompok3 Wawasan IPTEK
ILMU PENGETAHUAN
Disusun Oleh:
Dadang Ahmad S
Ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus hingga dapat
menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
Minto Rahayu
Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku umum.
Syahruddin Kasim
Ilmu pengetahuan adalah pancaran hasil metabolisme ragawi sebagai hidayah ari sang pencipta yang berasal
dari proses interaksi fenomena fitrawi melalui dimensi hati, akal, nafsu rasional empirik dan hakiki dalam
menjelaskan hasanah alam semesta demi menyempurnakan tanggung jawab kekhalifahan.
Helmy A. Kotto
Ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus sampai menjelaskan
fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
Asle Montagu
Ilmu pengetahuan adalah sebagai pengetahuan yang yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari
pengalaman, studi dan percobaan yang telah dilakukan dipakai untuk menentukan hakikat prinsip tentang hak
yang sedang dipelajari.
V. Afayanev
Ilmu pengetahuan adlah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran.
Mappadjantji Amien
Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang berawal dari pengetahuan bersumber dari wahyu, hati
dan semesta yang memiliki paradigma, objek pengamatan, metode, dan media komunikasi
membentuk sains baru dengan tujuan untuk memahami semesta untuk memanfaatkannya dan
menemukan diri untuk menggali potensi fitrawi guna menganl Allah.
Analitis Verifiktaif
Kelahiran dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Zaman Pra Yunani Kuno
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini
orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Yunani pada
masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa Yunani pada masa itu
tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Sikap inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya
ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis inilah menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli-
ahli pikir terkenal sepanjang masa. Beberapa filsuf pada masa itu antara lain Thales,
Phytagoras, Socrates, Plato, Aristoteles.
Zaman Abad Pertengahan.
Zaman Abad Pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para teolog, sehingga aktivitas
ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa ini
adalah Ancilla Theologia atau abdi agama.
Zaman Renaissance.
Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari dogma-dogma
agama. Renaissance adalah zaman peralihan ketika kebudayaan Abad Pertengahan mulai berubah menjadi
suatu kebudayaan modern. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas
campur tangan ilahi. Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada
Zaman Renaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-
tokoh yang terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus, Johannes Kepler, Galileo Galilei.
Zaman Modern ( 17 – 19 M)
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan
pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak Zaman Renaissance. Seperti Rene Descartes, tokoh
yang terkenal sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes juga seorang ahli ilmu pasti.
Ilmu alamiah (natural sciences) adalah ilmu yang mengkaji tentang keteraturan-keteraturan
dalam alam semesta dengan menggunakan metode ilmiah. Seperti : Ilmu fisika, kimia, biologi,
dan lain-lain.
Ilmu sosial (social science) ialah ilmu yang mengkaji tentang keteraturan-ketetaturan dalam
hubungan antar manusia satu dengan manusia yang lainnya. Seperti: Ilmu sosiologi, ekonomi,
antropologi, dll.
Ilmu budaya (Humanities) ialah ilmu yang mengkaji tentang masalah-masalah manusia dan
budaya yang bersifat manusiawi. Seperti: Ilmu bahasa, agama, kesenian, dan lain-lain.
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Auguste Comte
Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang
menunjukkan bahwa gejala-gejala dalam ilmu pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu. Kemudian
disusul dengan gejala-gejala pengetahuan yang semakin lama semakin rumit atau kompleks dan semakin konkret.
Urutan dalam penggolongan ilmu pengetahuan menurut Auguste Comte sebagai berikut :
Ilmu pasti (matematika).
Ilmu perbintangan (astronomi)
Ilmu alam (fisika)
Ilmu kimia
Ilmu hayat (fisiologi atau biologi)
Fisika sosial (sosiologi).
Karl Raimund Popper.
Mengemukakan bahwa sistem ilmu pengetahuan manusia dapat dikelompokkan ke dalam tiga dunia (world),
yaitu dunia 1, 2, dan 3. Popper menyatakan bahwa dunia 1 merupakan kenyataan fisis dunia, sedang dunia 2 adalah
kejadian dan kenyataan psikis dalam diri manusia, dan dunia 3 yaitu segala hipotesa, hukum, dan teori ciptaan
manusia dan hasil kerjasama antara dunia 1, dan dunia 2, serta seluruh bidang kebudayaan, seni, metafisik, agama,
dan lain sebagainya.
Thomas S. Kuhn.
Berpendapat bahwa perkembangan atau kemajuan ilmiah bersifat revolusioner, bukan kumulatif sebagaimana
anggapan sebelumnya. Revolusi ilmiah itu pertama-tama menyentuh wilayah paradigma, yaitu cara pandang terhadap
dunia dan contoh-contoh prestasi atau praktek ilmiah konkret. Menurut Kuhn cara kerja paradigma dan terjadinya
revolusi ilmiah dapat digambarkan ke dalam tahap-tahap sebagai berikut :
Tahap pertama
paradigma ini membimbing dan mengarahkan aktivitas ilmiah
dalam masa ilmu normal (normal science).
Tahap kedua
menumpuknya anomali menimbulkan krisis kepercayaan
dari para ilmuwan terhadap paradigma.
Jurgen Habermas.
Pandangan Jurgen Habermas tentang klasifikasi ilmu pengetahuan sangat terkait dengan
sifat dan jenis ilmu, pengetahuan yang dihasilkan, akses kepada realitas, dan tujuan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Ignas Kleden menunjukkan pandangan Habermas tentang ada tiga
kegiatan utama yang langsung mempengaruhi dan menentukan bentuk tindakan dan bentuk
pengetahuan manusia, yaitu:
Kerja. Kerja dibimbing oleh kepentingan yang bersifat teknis.
Komunikasi. Interaksi dibimbing oleh kepentingan yang bersifat praktis.
Kekuasaan. Kekuasaan dibimbing oleh kepentingan yang bersifat emansipatoris.
TERIMAKASI
H