Anda di halaman 1dari 33

PENGKAJIAN FISIK PADA DADA

(JANTUNG & PARU)

OLEH: LUKMANNUL HAKIM, S.Kep. Ners


DISAMPAIKAN PADA PKKT STIKES MB 2015
• Pemeriksaan Thorax hendaknya dilakukan
se-efisien mungkin. tidak baik membuat
pasien duduk kemudian berbaring secara
terus menerus. lebih baik, selesaikan
pemeriksaan yang mengharuskan pasien
dalam keadaan duduk, setelah itu lakukan
pemeriksaan pasien dalam keadaan
berbaring.
Pemeriksaan Thoraks
• Memperkenalkan diri pada pasien dan jelaskan tindakan
yang akan dilakukan *minta persetujuan pasien

• Minta pasien melepas baju, perhiasan, dan alat lain yang


terbuat dari logam (misalnya, ikat pinggang)

• Memberikan posisi yang nyaman pada pasien

• Ciptakan lingkungan yang nyaman

• Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, jaga privasi klien

• Cuci tangan
Pemeriksaan Thoraks
Saat Pasien Duduk

• Inspeksi
melihat bentuk dada anterior dan posterior
melihat ada tidaknya deviasi
melihat ada tidaknya bendungan vena pada
dinding dada
• Palpasi
 
NOTE : Mulai dari palpasi hingga auskultasi, Posisi
kedua skapula harus dalam keadaan terbuka untuk
memperluas lapang pemeriksaan. *minta pasien
untuk meletakkan kedua tangannya pada bahu

 Membandingkan gerakan dada posterior kanan-kiri


merasakan fremitus taktil suara dengan cara
meminta pasien mengucapkan "tujuh - tujuh"
  
Posisi kedua tangan pada pemeriksaan dada
posterior :
 
Perkusi
• Tujuan dari perkusi adalah berusaha menangkap
getaran suara yang dihasilkan dari phalange
(tulang jari). ada beberapa jenis suara yang
mungkin dihasilkan dari perkusi
• NOTE : Jurnal Kedokteran di Indonesia
menggunakan istilah dull sebagai "pekak", karena
itu pekak hati bukan di terjemahkan menjadi liver
flatness melainkan liver dullness.
• Prosedur perkusi
Tempatkan jari pleksimeter pada dinding dada
yang akan diperiksa *untuk menghasilkan bunyi
perkusi yang lebih keras, tekan jari dengan kuat.
Cara ini lebih baik daripada melakukan
pengetukan lebih keras
• Pada tangan lainnya, lakukan pengetukan tanpa
pergerakan siku (lakukan pengetukan dengan
cepat dan seperti refleks)
• Pengetukan dilakukan di bagian paling ujung
(pada gambar), kemudian pindahkan jari
dengan cepat agar getaran tidak teredam.
• Pemeriksaan :
 membandingkan bunyi perkusi paru kanan
dan kiri secara berurutan
 menentukan batas bawah paru
Bunyi Perkusi dan Karakteristiknya

  Intensitas Nada Durasi Contoh


relative Relative Relative Lokasi

Pekak(flatness) Pelan Tinggi Singkat Paha

Redup (dullness)+ Sedang Sedang Sedang Hepar

Sonor(resonance) Keras Rendah Lama Paru yang normal

Hipersonor Sangat keras Lebih rendah Lebih lama Tidak ditemukan


(hyperresornance) pada keadaan
normal
Keterangan tabel :
Pekak adalah suara perkusi jaringan yang padat seperti
pada :
(a)    Adanya cairan di rongga pleura
(b)   Perkusi daerah jantung
(c)    Perkusi daerah hepar
Redup adalah suara perkusi jaringan yang lebih padat/
konsolidasi paru-paru seperti pneumonia
 Sonor adalah suara perkusi jaringan yang normal
Hipersonor/timpani adalah suara perkusi pada daerah
yang lebih berongga kosong seperti :
(a)   Daerah caverne-caverne paru
(b)   Penderita asma kronik terutama dengan bentuk
dada barrel-chest akan terdengar seperti ketukan
benda-benda kosong.
• NOTE (secara normal : orang Indonesia batas
bawah pulmo dextra posterior terletak sejajar
dengan processus spinosus thoracal IX atau
thoracal X, batas bawah pulmo sinistra posterior
terletak sejajar dengan processus spinosus
thoracal VIII atau IX)
Auskultasi
• Auskultasi dinding dada posterior kurang kuat
terdengar dibandingkan auskultasi anterior.
(kecuali di triangle of auscultation)
• Posisi stetoskop sewaktu auskultasi adalah sama
seperti pada palpasi fremitus suara
Auskultasi pada pernafasan normal :
 

      Karakteristik bunyi napas


  Lamanya bunyi Intensitas bunyi Nada bunyi Lokasi bunyi
ekspirasi ekspirasi terdengaar secara
normal
Vesicular* Bunyi inspirasi berlangsung pelan Relative rendah Hamper diseluruh kedua
             
lebih lama dari pada bunyi lapang paru
ekspirasi
bronkovesikular Lama berlangsungnya bunyi sedang sedang Sering pada ruang sela
inspirasi dan ekspirasi lebih iga pertama dan kedua
kurang sama disebelah anterior dan
pada daerah
interskapular

bronkial Bunyi ekspirasi berlangsung keras Relative tinggi Pada daerah manubrium
lebih lama dari pada bunyi jika benar-benar
inspirasi terdengar

trakeal Lama berlangsungnya bunyi Sangat keras Relative tinggi Di daerah trakea pada
inspirasi dan ekspirasi lebih leher
kurang sama.
Pemeriksaan yang Dilakukan Sewaktu Pasien Berbaring

• Ada dua jenis pemeriksaan yang dilakukan


sewaktu pasien berbaring, yaitu :
Pemeriksaan Paru anterior
Pemeriksaan Jantung
1. Pemeriksaan Paru Anterior
• Inspeksi
melihat keadaan sela iga sewaktu bernafas
(secara normal : sela iga akan ekspansi
atau meregang saat inspirasi dan kembali
ke posisi semula sewaktu ekspirasi)
• Palpasi
membandingkan gerakan dinding dada
sewaktu bernafas
merasakan getaran fremitus suara
Posisi kedua tangan sewaktu palpasi
thoraks anterior
• Perkusi
 membandingkan bunyi perkusi paru kanan -
kiri anterior secara berurutan
 menentukan batas paru – hepar
o perkusi dilakukan di sepanjang
garis midklavikula dextra.
Batas paru hepar ditentukan
setelah terjadi perubahan
suara dari sonor ke pekak
menentukan batas paru - lambung
• perkusi dilakukan di sepanjang garis axilla
anterior sinistra.
• Batas paru - lambung ditentukan setelah terjadi
perubahan suara dari sonor ke timpani. (secara
normal : batas paru - lambung orang Indonesia
berada di Intercostae VII atau intercostae VIII)
 menentukan batas peranjakan paru
perkusi dilakukan di batas paru - hepar.
setelah pasien diminta untuk menahan nafas,
batas paru-hepar yang semula berbunyi perkusi
"pekak" akan berganti menjadi "sonor".

Perkusi dilanjutkan sampai ditemukan batas


paru - hepar yang baru, kemudian tentukan
seberapa besar batas peranjakan paru.
(secara normal : batas peranjakan paru adalah
2 cm atau sebesar 2 jari orang dewasa)
Auskultasi

• membandingkan bunyi nafas dasar paru anterior


dan bronkial pada pasien
2. Pemeriksaan Jantung

• Inspeksi
oMelihat ada tidaknya bendungan vena pada
dinding dada
oMelihat pulsasi iktus cordis
• Palpasi
omencari pulsasi iktus cordis (secara normal :
iktus cordis terletak di garis midklavikula
sinistra Intercostae V)
odenyut jantung dapat dihitung pada iktus
cordis (walaupun cara ini tidak lazim
dilakukan)
• Palpasi Prekordium
• Perkusi
o Menentukan batas kanan jantung
 Batas kanan jantung ditentukan setelah batas
paru hepar ditemukan
 
o Menentukan batas kiri jantung
 Batas kiri jantung ditentukan setelah batas
paru - lambung ditemukan
• Auskultasi
o Mendengarkan bunyi jantung I  saat katup mitral
dan trikuspidal menutup, dan
o Bunyi jantung II  saat katup aorta dan pulmonal
menutup pada masing - masing katup jantung.

• NOTE :
o katup mitral terletak di garis midklavikula
sinistra intercostae V
o katup trikuspidal terletak di garis parasternal
sinistra intercostae IV
o katup aorta terletak di garis sternalis dextra
intercostae II
o katup pulmonal terletak di garis sternalis
sinistra intercostae II
Sumber tertulis:  Buku "Physical Examination and Taking Medical History", Penulis : Barbara Bates
 
• MARI KITA LIHAT VISUALISASI
PEMERIKSAAN DADA (JANTUNG DAN
PARU)
• VIDEO INI TIDAK MENGGAMBARKAN
SECARA LANGSUNG PENYAKIT
Cor/Jantung (bentuk dan ukuran) -->
dengan menggunakan CTR (Cardiothoraco
ratio).
• normalnya pada orang dewasa adalah 45%-50%,
sedangkan pada anak-anak sebesar 52%-53%.
Cara menghitungnya adalah (a + b) : c x 100%
• Cara pengukurannya adalah sebagai berikut:
• Ditarik garis M yang berjalan di tengah-tengah
kolumna vertebralis torakalis.
• Garis A adalah jarak antara M dengan batas jantung
sisi kanan yang terjauh.
• Garis B adalah jarak antara M dengan batas kiri
jantung yang terjauh.
• Garis transversal C ditarik dari dinding toraks sisi
kanan ke dinding toraks sisi kiri. Garis ini melalui
sinus kardiofrenikus kanan.
• Bila sinus-sinus kardiofrenikus ini tidak sama
tingginya, maka garis C ditarik melalui pertengahan
antara kedua sinus itu.
• Cara lain yaitu:
• menarik garis C ini dari sinus kardiofrenikus kanan ke
sinus kardiofrenikus kiri.
• Perbedaan pengukuran ini tidak terlalu besar sehingga
dapat dipakai semuanya.
Demikian Pertemuan
Kita Kali Ini
Terima Kasih Atas
Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai