Anda di halaman 1dari 13

NEONATUS DAN KELAINAN

BAWAAN DAN
PENATALAKSAANYA
Kelompok 3 :
1. Reka Agustina
2. Rifdah Alfiana
3. Sarinah
4. Wahyuni Ade Saputri
Labioskisiz
Labioskizis (celah bibir) merupakan malformasi facial yang terjadi
dalam perkembangan embrio. Keadaan ini sering dijumpai pada
semua populasi dan dapat menjadi disabilitas yang berat pada
orang yang terkena.

Penatalaksaan:
Penanganan anak yang menderita palaktoskizis berupa
pembedahan dan biasanya tindakan ini meliputi intervensi jangka
panjang kecuali mungkin oprasi perbaikan jaringan perutnya.
Penatalaksanaan medis ditunjukan kepada penutupan celah,
pencegahan komplikasi dan percepatan tumbuh-kembang anak
yang normal
Labiapalatoskisiz
Kelainan congenital pada bibir dan langit-langit yang dapat terjadi secara terpisah atau
bersamaan yang disebabkan oleh kegagalan atau penyatuan struktur facial embrionik yang tidak
lengkap. Kelainan ini cenderung bersifat di turunkan (hereditary) tetapi dapat terjadi akibat faktor
non-genetik

Penatalaksaan:
a. Tindakan operasi pertama di kerjakan untuk menutup celah bibir berdasarkan kriteria tube of
ten yaitu umur > 10 minggu (3 bulan) > 10 pon (5 kg), > 10 gr/dl, leukosit > 10.000/ui.
b. Tindakan operasi selanjutnya adalah menutup langitan (palatolasti0. di kerjakan sedini mungkin
(15-24bulan) sebelum anak mampu bicara lengkap sehingga pusat bicara di otak belum
membentuk cara bicara.
c. Setelah operasi, anak dapat belajar dari orang lain atau melakukan spech therapist untuk
melatih atau mengajar anak bicara dengan normal.
d. Pada umur 8-9 tahun dilakukan operasi penambahan tulang pada celah alveolus / maksila untuk
memungkinkan ablioefodenti mengatur pertumbuhan gigi di kanan-kiri celah supaya normal.
Atresia Esophagus
Atresia esofagus adalah malpormasi yang disebabkan oleh kegagalan esofagus untuk
mengadakan pasase yang kontinu : esophagus mungkin saja atau mungkin juga tidak
membentuk sambungan dengan trakea (fistula trakeoesopagus)

Penatalaksaan:
Pengobatan dilakukan operasi Sebelum dilakukan operasi, bayi diletakkan setengah duduk
untuk mencegah terjadinya regurgitasi cairan lambung kedalam paru. Cairan lambung
harus sering diisap untuk mencegah as[irasi. Untuk mencegah terjadinya hipotermia, bayi
hendakna dirawat dalam inkobator agar mendapatkan lingkungan yang cukup hangat.
Posisinya sering di ubah-ubah, pengisapan lender harus sering di lakukan bayi hendaknya
dirangsang untuk menangi agar paru berkembang.
Atresia Rekti dan Anus
Atresia rekti dan anus adalah kondisi dimana rectal terjadi gangguan pemisahan kloaka selama
pertumbuhan dalam kandungan.

Penatalaksanaan :

Pengobatan umumnya dilakukan dalam tiga prosedur, pertama adalah pembuatan stoma pada usus
yang dikenal dengan kolostomi. Bayi baru lahir dengan stoma akan membutuhkan kantung khusus untuk
mengumpulkan feses. Prosedur kedua adalah anoplasti yaitu menarik turun rektum ke posisi anus dimana
akan dibuat anus buatan. Jika terdapat fistula atau penghubung yang abnormal antara kandung kemih atau
vagina, maka fistula ini harus ditutup. Beberapa bulan kemudian setelah anus baru telah sembuh, maka
dilakukan prosedur ketiga yaitu penutupan stoma. Jika ujung usus berada pada letak rendah di pelvis,
pembuatan lubang anus dapat dilakukan dengan operasi tunggal. Rektum ditarik turun ke posisi anus dan
lubang anus yang baru dibuat, dengan teknik minimal invasif yang dikenal dengan laparoskopi. Pada kasus
ini, stoma tidak diperlukan. Jika anus baru berada pada posisi yang salah, maka anus tersebut akan ditutup
dan dipindahkan ke posisi yang benar. Segera setelah operasi, peristaltik bayi meningkat yang dapat
mengakibatkan diaper rash yang berat. Sehingga salep pelindung kulit diperlukan. Bayi diperbolehkan
pulang jika sudah dapat minum, peristaltik normal, tidak merasakan nyeri dan bebas demam.
Hirschprung
Kondisi usus besar (kolon) yang menyebabkan kesulitan
mengeluarkan tinja. Penyakit Hirschsprung mengenai sel-sel saraf
yang hilang pada otot sebagian atau keseluruhan usus besar (kolon).
Hadir pada saat lahir, kondisi ini menyebabkan kesulitan melewatkan
tinja. Gejala utama yaitu bayi yang baru lahir tidak buang air besar
dalam waktu 48 jam setelah lahir. Gejala lainnya yaitu perut bengkak
dan muntah. Operasi diperlukan untuk memotong bagian usus besar
yang terkena atau diangkat sepenuhnya.

Penatalaksanaan :
1. Pertahankan pemberian nutrisi
2. Pencegahan obstipasi
3. Pencegahan infeksi pada neonatus
4. Pengangkatan ganglionic (usus yang dilatasi)
5. Dilakukan Tindakan kolostomi
Obtruksi Billiaris
Obtruksi Billiaris adalah tersumbatnya saluran empedu sehingga empedu tidak
dapat mengalir ke dalam usus untuk dikeluarkan.

Penatalaksanaan :
Pada dasarnya penatalaksanaan pasien dengan obstruksi biliaris bertujuan
untuk menghilangkan penyebab sumbatan atau mengalihkan aliran empedu. berupa
tindakan pembedahan misalnya pengangkatan batu atau reseksi tumor. Bila tindakan
pembedahan tidak mungkin dilakukan untuk menghilangkan penyebab sumbatan,
dilakukan tindakan drenase yang bertujuan agar empedu yang terhambat dapat
dialirkan, Drenase dapat dilakukan keluar tubuh misalnya dengan pemasangan pipa
naso bilier, pipa T pada duktus koledokus, atau kolesistostomi.
Omfalokel
Omfalokel adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui akar
pusar yang hanya dilapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan tidak dilapisi
oleh kulit

Penatalaksaan :

Penatalaksanaan pada omfalokel terbagi menjadi beberapa tahap, hal


ini dikarenakan kondisi ini biasanya sudah diketahui sebelum bayi lahir,
sehingga penatalaksanaan yang diberikan sifatnya bertahap, yakni dapat
dimulai sejak asuhan perinatal, kemudian pada saat kelahiran yakni resusitasi
dan manajemen neonates, hingga tindakan operatif.
Hernia Diafragmatika
Hernia diafragma adalah kondisi ketika organ dalam rongga perut naik dan masuk ke
dalam rongga dada, melalui lubang abnormal pada diafragma.

Penatalaksanaan :

Penatalakasanaan dari Hernia Diafragma dengan memberikan asuhan prenatal,


resusitasi dan monitoring serta tindakan pembedahan.
Atresia Duideni
Atresia duodenum merupakan bagian dari atresia, yaitu kelainan bawaan saat lahir yang
terjadi akibat tertutupnya lubang atau saluran cerna tertentu.

Penatalaksanaan :
1. Pengobatan awal bayi dengan atresia duodenum meliputi dekompresi naso atau
arogastik dengan penggantian cairan secara intervena.
2. Ekokardiogram dan foto ronsen dada serta tulang belakang harus dilakukan untuk
mengevaluasi anomaly yang lain karena 1/3 bayi dengan artesia duodenum mempunyai
anomaly bawaan yang dapat mengancam kehidupan.
3. Operasi perbaikan atresia duodenum. Usus proksimal yang melebar dan dikecilkan
secara perlahan upaya memperbaiki peristaltic.
4. Pemasangan pipa gastrostomy dipasang untuk mengalirkan lambung dan melindungi
jalan nafas.
5. Dukungan nutrisi intervena atau pipa jejunum transanastomosis diperluka sampai bayi
mulai makan per oral.
Meningokel
Meningokel adalah menonjolnya selaput yang menutupi tulang belakang dan bagian saraf
tulang belakang. Penyakit ini biasanya ditandai dengan adanya benjolan pada punggung
bayi.

Penatalaksaaan
1. Sebelum dioperasi, bayi dimasukan kedalam incubator dengan kondisi tanpa baju.
2. Bayi dalam posisi telengkup atau tidur jika kantongnya besar untuk mencegah infeksi.
3. Cegah infeksi perlukan ensefalokel waktu lahir, menutup luka dengan kasa steril setelah
lahir.
4. Persiapan operasi dilakukan seini mungkin untuk mencegah infeksi otak yang sangat
berbahaya.
5. Pacsa operasi perhatikan luka agar tidak basah, ditarik atau digaruk bayi, perhatikan
mungkin terjadi hidrosefalusus, ukur lingkar kepala, pemberian antibiotic.
6. Berkolaborasi dengan dokter anak, ahli bedah,terutama untuk Tindakan pembedahan,
dengan sebelumnya melakukan informed consent pada keluarga.
Ensefalokel
Ensefalokel adalah meningokel otak atau meningomielokel. Merupakan defek tabung
neural yangdikarakteristikan dengan kista seperti kantung yang mengandung jaringan
otak, cairan serebrospinal, danmeninges, yang menonjol melalui defek kongenital pada
tengkorak dan dikaitkan pada defek otak.

Penatalaksanaan :
Melaukan Tindakan pembedahan.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai