Motivasi,
Perilaku
Sosial, Dan
Kultural
Awarness
Dosen Pengampu :
1. Bpk. DR. Drs. Yusro Hadi.M.,
M.Kes
2. Bpk. M. Ridwan, SKM., MKM
Kelompok 14:
1. Annisa Dwi R. ( 2115371003 )
2. Siti Khotijah ( 2115371012 )
3. Gebby Amadea ( 2115371013 )
Konsep Motivasi, Perilaku Sosial, Dan
Kultural Awarness
Motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang
ataumenggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang
dilakukannyasehingga ia dapat mencapai tujuannya (Cristian pradana. 2017).
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang
dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
01 03
Perilaku sadar, perilaku
Perilaku tampak dan
yang melalui kerja otak
tidak tampak.
dan pusat susunan saraf.
02 04
Perilaku tak sadar, Perilaku kognitif, afektif,
perilaku yang spontan konatif, dan psikomotor.
atau instingtif.
Bentuk - Bentuk Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2011):
01
Bentuk pasif /Perilaku tertutup
(covert behavior
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respons atau
reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau
kesadaran dan sikap yang terjadi pada seseorang yang menerima stimulus tersebut, dan
belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
02
Perilaku terbuka (overt behavior)
Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam
bentuk tindakan atau praktik, yang dengan mudah
dapat diamati atau dilihat orang lain.
Faktor – faktor yang
mempengaruhi perilaku
menurut Sunaryo (2004) dalam Hariyanti (2015)
2. Faktor Eksogen atau Faktor Dari Luar Individu
a. Faktor Lingkungan
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Sosial Ekonomi
Kebudayaan
B. Domain Perilaku
Meskipun perilaku merupakan bentuk dari sebuah
respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan
yang diberikan, tetapi dalam menerima respons sangat
bergantung pada setiap individu yang bersangkutan.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun stimulusnya
sama, tetapi respons setiap individu berbeda. Hal
tersebut menunjukkan bahwa perilaku manusia sangat
kompleks dan unik.
Menurut Benyamin Bloom (1908) seperti dikutip Notoatmodjo (2003) dalam
Maulana (2009:195), membagi perilaku manusia dalam tiga domain
(ranah/kawasan), yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga domain
tersebut mempunyai urutan, pembentukan perilaku baru khusunya pada
orang dewasa diawali oleh domain kognitif Individu terlebih dahulu
mengetahui stimulus untuk menimbulkan pengetahuan. Selanjutnya timbul
domain afektif dalam bentuk sikap terhadap objek yang diketahuinya. Pada
akhirnya, setelah objek diketahui dan disadari sepenuhnya, timbul respons
berupa tindakan atau keterampilan (domain psikomotor).
C. Determinan Perilaku
A. Teori Lawrence Green (1980)
1. Etnosentis.
2. Universal.
3. Alkuturasi
4. Adaptif
5. Dinamis (flexibel).
6. Integratif (Integrasi).
4. Kurangnya Kepekaan Berbudaya
2. Fantasy
Merupakan kemampuan seseorang untuk mengubah diri secara imajinatif ke
dalam perasaan dan tindakan dari karakter-karakter khayalan yang terdapa
tpada buku-buku, layar kaca, bioskop maupundalam permainan-permainan.
3. Emphatic concern
Merupakan orientasi seseorang terhadap permasalahan yang
dihadapi orang lain meliputi perasaan simpati dan peduli.
6. Sentivitas Etika
Sensitivitas etika adalah kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika dari
sebuah dilema yang muncul untuk membuat suatu keputusanSensitivitas etika
adalah salah satu bagian dari proses pengambilan keputusan moral, yang terdiri
dari:
1) Kesadaran moral (moral awareness). Mengenai moral alamiah dari situasi
yang ada.
2) Keputusan moral (moral judgement). Membuat suatu keputusan yang
secara moral benar dalam keadaan itu.
3) Maksud moral (moral intent). Memutuskan menempatkan suatu nilai
dalam norma moral daripada norma yang lainnya.
4) Aksi Moral (moral action). Melibatkan dalam perilaku moral.
7. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sensitivitas Sosial
1. Bystander Bystander
2. Atribusi
3. Model
4. Sifat dan Suasana hati
5. Anomie
THANK YOU