Anda di halaman 1dari 37

IMPLEMENTASI PERPAJAKAN PT TASPEN (PERSERO)

Januari 2022
MAKSUD DAN TUJUAN

Memahami ketentuan terbaru Perpajakan

• Menyikapi transaksi yang berkaitan dengan perpajakan

Menghindari sanksi perpajakan

• Ketepatan dalam penerapan kewajiban perpajakan

2
TOPIK BAHASAN

Update PPh Pasal 21


• PMK No.101/PMK.03/2016
• PER-16/PJ/2016
• UU No 7 Tahun 2021

Update Withholding Tax


• PPh Pasal 22 (PMK-107/2015 jo PMK-34/2017)
• PPh Pasal 23 (PMK-141/2015)
• PPh Pasal 26
• PPh Pasal 4(2)

Update Pajak Pertambahan Nilai

3
Ruang Lingkup Perpajakan

Verifikasi

Penghitungan
Monitoring
Pajak

Ruang
Lingkup
Perpajakan

Pemungutan/
Pelaporan
Pemotongan
Pajak Pajak

Penyetoran
Pajak
4
Jenis Perpajakan PT Taspen (Persero)

PPh Pasal 23/26


Dipotong atas penghasilan
berupa jasa atau sewa (selain
tanah dan/atau bangunan)
yang diterima/ diperoleh
orang pribadi atau badan PPh Pasal 4 Ayat (2)
PPh Pasal 22 Dipotong atas pengahasilan
Dipungut atas pembelian berupa sewa tanah dan/atau
barang yang berkaitan bangunan, bunga deposito,
dengan kegiatan usaha bunga obligasi dan jasa
dengan nominal diatas konstruksi yang diterima/
Rp10.000.000 (sblm PPN) diperoleh Orang Pribadi atau
Badan

PPh Pasal 21/26


Dipotong atas penghasilan
Jenis PPN
Dipungut atas pembelian
JKP/BKP dengan PKP (kecuali

Pajak
yang diterima/ diperoleh BUMN) dgn nominal diatas
orang pribadi Rp10.000.000 (sblm PPN)

5
PPh Pasal 21/26

SUBJEK PAJAK OBJEK PAJAK


a. Pegawai/karyawan a. Penghasilan Pegawai Tetap, baik Teratur maupun
Tidak Teratur;
b. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang
b. Penghasilan penerima pensiun secara teratur;
manfaat pensiun, THT/JHT, termasuk ahli warisnya
c. Uang pesangon, uang manfaat pensiun, THT/JHT
c. Bukan pegawai yang dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya
melewati 2 (dua) tahun
d. Anggota dewan komisaris /dewan pengawas yang
d. penghasilan Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja
tidak merangkap sebagi pegawai tetap pada
Lepas,
perusahaan yang sama
e. imbalan kepada Bukan Pegawai;
e. Mantan pegawai f. imbalan kepada peserta kegiatan,
g. Imbalan yang diterima anggota dewan komisaris
f. Peserta kegiatan
/dewan pengawas yang bukan merupakan Pegawai
Tetap pada perusahaan yang sama;
h. imbalan kepada mantan pegawai;
i. penarikan dana pensiun oleh pegawai,

6
PPh Pasal 21/26

Tarif PPh Pasal 21


(Sesuai Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh) Contoh

Penghasilan kena pajak Rp 6.000.000.000


Rp 0 s.d. Rp 60 juta 5% Maka perhitungan pajak terutangnya:

5% x 60.000.000 = 2.500.000
15% x 190.000.000 = 30.000.000
>Rp 60 juta s.d. Rp 250 juta 15% 25% x 250.000.000 = 62.500.000
30% x 4.500.000.000 = 1.350.000.000
35% x 1.000.000.000 = 350.000.000
Jumlah Pajak Terutang = 1.794.000.000
>Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta 25%

>Rp 500 juta s.d Rp 5 Milyar 30%

>5 Milyar 35%


7
TETAP Ph NETO - PTKP

PEGAWAI BULANAN Ph BRUTO - PTKP


TIDAK TETAP
Ph BRUTO – 450 RIBU
HARIAN
Ph BRUTO(>450rb s.d 4,5 jt) –
PTKP Harian

Ph BRUTO(>7jt) – PTKP

PENSIUNAN BERKALA Ph NETO - PTKP

((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan)


BERKESINAMBUNGAN Kumulatif

BUKAN PEGAWAI BERKESINAMBUNGAN exc Psl 13 (1) (50% X Ph Bruto) Kumulatif

TIDAK BERKESINAMBUNGAN 50 % x Ph Bruto

KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI Ph Bruto Kumulatif

PESERTA KEGIATAN Ph Bruto

8
Contoh PPh Pasal 21/26

Bp Jarwo mendapatkan Honor


Bp Jarwo dari Rapat dengan
Rapat dari Taspen Rp 500.000
Pemda Taspen

•Rp 500.000 x 5 % (memiliki NPWP) = Rp 25.000


Yang diterima Bp Jarwo = Rp 500.000 – Rp 25.000 = Rp 475.000

•Rp 500.000 x 5 % x 120 % (tidak memiliki NPWP) = Rp 30.000


Yang diterima Bp jarwo = Rp 500.000 – Rp 30.000 = Rp 470.000

Pemotongan PPh Pasal 21 Tidak Final atas Imbalan Kepada Peserta Kegiatan

9
Contoh PPh Pasal 21/26

Bu Jarwi seorang Bu Jarwi mendapatkan penghasilan


Jumat pagi melakukan
instruktur senam dari Taspen Rp 500.000
senam di Taspen

•Rp 500.000 x 50 % x 5 % (memiliki NPWP) = Rp 12.500


Yang diterima Bu Jarwi = Rp 500.000 – Rp 12.500 = Rp 487.500

•Rp 500.000 x 50 % x 5 % x 120 % (tidak memiliki NPWP) = Rp 15.000


Yang diterima Bu Jarwi = Rp 500.000 – Rp 15.000 = Rp 485.000

Pemotongan PPh Pasal 21 Tidak Final atas Imbalan Kepada Bukan Pegawai yang Menerima
Penghasilan yang Tidak Bersifat Berkesinambungan

10
SPT Induk dan e-Billing PPh Pasal 21/26

11
PPh Pasal 22
(PMK 107/PMK.010/2015 jo PMK 34/PMK.010/2017)

BUMN, yaitu badan usaha yang seluruh atau


Pasal 1 (1) sebagian modalnya dimiliki oleh negara melalui
huruf e penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan

Berkenaan dengan pembayaran atas pembelian


barang dan/atau bahan-bahan untuk keperluan
kegiatan usahanya.

Pasal 2 (1) Tarif 1.5% X harga pembelian


huruf b (tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai)

Pasal 3 (1) Tidak di pungut PPh Pasal 22 jumlahnya paling


huruf e 2 banyak Rp 10.000.000 (sebelum PPN)

Besarnya tarif Non NPWP lebih tinggi 100% atau menjadi 3%


“Terutang dan dipungut pada saat pembayaran.”
12
PPh Pasal 22
(PMK 107/PMK.010/2015 jo PMK 34/PMK.010/2017)

Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 oleh pemungut pajak


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf
Pasal 5 ayat 2 d, wajib disetor oleh pemungut ke kas negara melalui Kantor Pos, bank
devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan,
dengan menggunakan Surat Setoran Pajak yang telah diisi atas nama
rekanan serta ditandatangani oleh pemungut pajak.

Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 oleh pemungut pajak


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf e, huruf f, huruf g,
Pasal 5 ayat 3 huruf h, huruf i, huruf j, dan huruf k wajib disetor oleh pemungut ke kas
negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak.

13
Contoh PPh Pasal 22

PT ELEKTRONIK PT ELEKTRONIK
MAJU MAJU

Kontrak dengan PT Elektronik Maju


Beli komputer/laptop PT Elektronik Maju dapat penghasilan dari
Taspen sebesar Rp 30.000.000 (sblm PPN)

•Rp 30.000.000 x 1.5 % (memiliki NPWP) = Rp 450.000


Yang diterima PT EM = Rp 30.000.000 – Rp 450.000 = Rp 29.550.000

•Rp 30.000.000 x 3% (tidak memiliki NPWP) = Rp 900.000


Yang diterima PT EM = Rp 30.000.000 – Rp 900.000 = Rp 29.100.000

Pemungutan PPh Pasal 22 atas Pembelian Barang Oleh Bendaharawan/Badan tertentu yang ditunjuk

14
Contoh PPh Pasal 22

PT Kaos

Taspen Ambon akan melakukan Membeli kaos dari PT Kaos PT Kaos mendapatkan penghasilan
gerak jalan bersama Pemda untuk seragam gerak jalan Rp14.000.000 (sblm PPN) atas
pembelian barang oleh Taspen

Tidak dilakukan Pemungutan PPh Pasal 22 karena tidak Berkenaan dengan pembayaran atas pembelian
barang dan/atau bahan-bahan untuk keperluan kegiatan usahanya.

Tetapi tetap dilakukan Pemungutan PPN Penyerahan BKP apabila PT Kaos merupakan Pengusaha Kena
Pajak (PKP)

15
SPT Induk dan e-Billing PPh Pasal 22

16
PPh Pasal 23/26
(PMK 141/PMK.03/2015)

Hadiah dan Penghargaan


• Sehubungan dengan kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21
Tarif 15%
• Contoh : Hadiah yang diterima oleh instansi

Sewa (Selain tanah dan/bangunan)


• Sehubungan dengan penggunaan harta, Tarif 2%
• Contoh : Sewa mobil, sewa kursi pesta
Non NPWP Tarif 100%
Lebih Tinggi

Imbalan sehubungan dengan Jasa


• Tarif 2%
• Contoh : Jasa Catering, Jasa Outsourching, dll

17
Contoh PPh Pasal 23/26

Kontrak dengan PT PKS untuk Mendapatkan tagihan dari PT PT PKS mendapatkan penghasilan dari Taspen
jasa outsourching PKS awal bulan Rp 15.000.000, terdiri dari Upah Pekerja Rp
10.000.000 Jasa Outsourching Rp 5.000.000

•Rp 5.000.000 x 2 % = Rp 100.000


Yang diterima PT PKS = Rp 15.000.000 – Rp 100.000 = Rp 14.900.000

Pemotongan PPh Pasal 23 atas Jasa Lain - Jasa Penyedia Tenaga Kerja dan/atau Tenaga
Ahli (outsourcing services)

18
Contoh PPh Pasal 23/26

Taspen Ambon akan mengadakan PT Chair mendapatkan penghasilan


acara sosialisasi ketaspenan Menyewa kursi ke PT Chair
Rp 3.000.000 atas sewa kursi

•Rp 3.000.000 x 2 % (memiliki NPWP) = Rp 60.000


Yang diterima PT Chair = Rp 3.000.000 – Rp 60.000 = Rp 2.940.000

•Rp 3.000.000 x 2 % x kenaikan 100% (tdk memiliki NPWP) = Rp 120.000


Yang diterima PT Chair = Rp 3.000.000 – Rp 120.000 = Rp 2.880.000

Pemotongan PPh Pasal 23 atas Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta

19
SPT Induk dan e-Billing PPh Pasal 23/26

20
PPh Pasal 4 (2)

2%
Yg memiliki
Kualifikasi Usaha
Hadiah Undian Kecil
Tarif : 25% 3%
Yg memiliki
Kualifikasi Usaha
Jasa Menengah/Besar
Pelaksanaan
4%
Sewa Tanah
Yg tidak memiliki
dan/bangunan Kualifikasi Usaha
Jasa Konstruksi
Tarif : 10%
4%
Jasa Yg memiliki
Perencanaan & Kualifikasi Usaha
Vendor terdaftar Pengawasan
sebagai WP PP 23 6%
Tarif : 0,5% Yg tidak memiliki
Kualifikasi Usaha

21
Contoh PPh Pasal 4 (2)

Menyewa lapangan Memberikan penghasilan atas sewa


Pulang kerja akan
futsal sebesar Rp 300.000 ke pemilik
bermain futsal
lapangan

•Rp 300.000 x 10 % = Rp 30.000


Yang di berikan ke pemilik lapangan = Rp 300.000 – Rp 30.000 = Rp 270.000

Pemotongan PPh Pasal 4 Ayat 2 atas Persewaan Tanah dan/Bangunan

22
Contoh PPh Pasal 4 (2)

Kontrak Pelaksanaan
PT PKS melakukan PT PKS mendapatkan
Konstruksi dengan PT
Pelaksanaan Konstruksi penghasilan dari Taspen
PKS
Rp 50.000.000

•Rp 50.000.000 x 2 % = Rp 1.000.000


Yang di berikan ke PT PKS = Rp 50.000.000 – Rp 1.000.000 = Rp 49.000.000

Pemotongan PPh Pasal 4 Ayat 2 atas Jasa Pelaksanaan Konstruksi oleh Penyedia Jasa
dengan Kualifikasi Usaha Kecil

23
SPT Induk dan e-Billing PPh Pasal 4 (2)

24
Pajak Pertambahan Nilai
(PMK-85/PMK.03/2012 jo PMK 136/PMK.03/2012)

PPN
Rp Rp PPN

Harga tanpa
Harga + PPN PPN

Faktur Pajak Faktur Pajak

Barang/ Jasa Barang/ Jasa

*Harga + PPN >Rp10.000.000


Penjual (PKP) Pembeli
Penjual (PKP) Pembeli (Taspen)

SKEMA PPN TASPEN


SKEMA PPN UMUM
(WAJIB PUNGUT)

25
Pajak Pertambahan Nilai
(PMK-8/PMK.03/2021)

PPN
Rp Rp PPN

Harga tanpa
Harga + PPN PPN

Faktur Pajak Faktur Pajak

Barang/ Jasa Barang/ Jasa

*Harga + PPN >Rp10.000.000


Penjual (PKP) Pembeli
Penjual (PKP) Pembeli (TASPEN)
BUMN (TASPEN)

SKEMA PPN TASPEN – PKP BUMN SKEMA PPN TASPEN – PKP NON BUMN

26
Pajak Pertambahan Nilai

Tata Cara Penggunaan Kode Transaksi pada Faktur Pajak yang dibuat oleh Rekanan mengacu pada ketentuan yang
berlaku (kode transaksi “03”)

0 3 0.000–0 0.0 0 0 0 0 0 0 0
Kode Transaksi Kode Cabang Tahun Penerbitan Nomor Urut

Kode Status

Kode FP Nomor Seri FP

Nomor Seri FP TRANSAKSI < Rp.10.000.001,- (Harga + PPN)

0 1 0.000–0 0.0 0 0 0 0 0 0 0
27
Pajak Pertambahan Nilai

Tidak dipungut
oleh Taspen?
pembayaran yang
jumlahnya paling banyak Dalam hal terjadi
Rp10.000.000,00 (sepuluh penyerahan
juta rupiah) termasuk Barang dan/atau
jumlah PPN dan PPnBM Jasa kepada
yang terutang dan tidak sesame
merupakan pembayaran Pemungut PPN
yang terpecah-pecah; (BUMN)

28
DPP PPN ata Kontrak Jasa Pihak Ke III
Skema DPP yang berlaku berdasarkan
PMK No. 83/2012 dan SE No. 47/PJ/2012.

29
DPP PPN atas Kontrak Jasa Pihak Ke III
Skema DPP yang berlaku berdasarkan
PMK No. 83/2012 dan SE No. 47/PJ/2012.

Syarat Pengenaan DPP berupa Nilai Lain :


1. Pengadan bukan dengan Sistim Pemborongan Pekerjaan (Pengadaan
Material/ Bahan dan Obat 2 an terpisah dari Kontrak Jasa Tenaga Kerja)

2. Nilai lain, dalam hal tagihan atas penyerahan jasa penyediaan tenaga
kerja dirinci dalam Faktur Pajak dengan memisahkan antara tagihan atas
penyerahan jasa penyediaan tenaga kerja yang diterima oleh pengusaha
jasa (Fee Manajemen) dan imbalan yang diterima oleh tenaga kerja
(Upah, honorrarium, tunjangan dan sejenisnya).

3. Nilai lain adalah seluruh tagihan yang diminta atau seharusnya diminta
oleh pengusaha jasa atas penyerahan jasa penyediaan tenaga kerja
kepada pengguna jasa , tidak termasuk imbalan yang diterima tenaga
kerja berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan sejenisnya.

30
SURAT PEMBERITAHUAN MASA
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN)
BAGI PEMUNGUT PPN
Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN
FORMULIR

1107 PUT
Pengisian SPT
1107 PUT
DEPARTEMEN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Beri tanda X dalam yang sesuai

Nama Pemungut : NPWP : - - - - -

Alamat : Masa : s.d. -

No. Telp : Pembetulan Ke : …….. (……………………)

Usaha :
Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (7) UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU
Nomor 16 Tahun 2000, apabila SPT Masa yang Saudara sampaikan tidak ditandatangani atau tidak sepenuhnya dilampiri

A. PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH BENDAHARAWAN PEMERINTAH


B. PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH SELAIN BENDAHARAWAN PEMERINTAH
1 PPN yang dipungut oleh Penerbit SPM melalui KPPN Rp 1

PPn BM yang dipungut oleh Penerbit SPM melalui KPPN Rp PPN yang dipungut Rp 3

Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut oleh Penerbit SPM Rp PPn BM yang dipungut Rp
melalui KPPN
Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut Rp
2 PPN yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran Rp 2
keterangan dan/atau dokumen yang ditetapkan, maka SPT Saudara dianggap tidak disampaikan.

PPn BM yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran Rp Lampiran : Surat Kuasa Khusus
Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut oleh Bendahara
Rp
Pengeluaran SSP

B. PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH SELAIN BENDAHARAWAN PEMERINTAH 1 PPN sebanyak ….………. Lembar Rp …………………………
PPN yang dipungut Rp 3
2 PPn BM sebanyak …………. Lembar Rp …………………………
PPn BM yang dipungut Rp

Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut Rp


LAMPIRAN 2 FORMULIR
Lampiran : Surat Kuasa Khusus DAFTAR PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH SELAIN BENDAHARAWAN PEMERINTAH
Masa Pajak : s.d. - 1107
SSP DEPARTEMEN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Pembetulan Ke- : …… (……….……….)
PUT 2
1 PPN sebanyak ….………. Lembar Rp …………………………
NAMA PEMUNGUT :

2 PPn BM sebanyak …………. Lembar Rp ………………………… NPWP :

FAKT UR PAJAK Kode dan Nomor Tanggal Setor


…………………………..
Perhatian

No. Nama Rekanan NPWP Rekanan Seri FP Yang DPP (Rupiah) PPN (Rupiah) PPn BM (Rupiah)
Kode dan Nomor Seri Tanggal PPN PPn BM
Diganti
1

3
P e rnya ta a n ……………………, ……………………………….
4
Denga n me nya da ri s e pe nuhnya a ka n s ega la a kiba tnya , s aya
me nya ta ka n ba hwa a pa ya ng te la h s a ya be rita huka n di a ta s Kuasa Bendaharawan/Pengurus 5
be s erta la mpira n-la mpira nnya a da la h be na r, le ngka p, jela s da n
6
tida k be rs yara t
Tanda tangan : 7

Nama Jelas : 8

9
Pemungut Jabatan :
10

Kuasa Cap Perusahaan : 11

12
F.1.2.32.02
13

14

15

dst

JUMLAH - dipindahkan ke Formulir 1107 PUT 3

D.1.2.32.04

31
Contoh PPN

PT ELEKTRONIK PT ELEKTRONIK
MAJU MAJU

Kontrak dengan PT Elektronik


PT EM menyerahkan Barang PT EM dapat penghasilan dari
Maju (PT EM) pembelian PC
beserta invoice dan Faktur Pajak Taspen
dengan nilai jual Rp 30.000.000,
Kode 03 karena pembelian diatas
belum termasuk PPN dan PPh
Rp 10.000.000

DPP
DPP Rp
Rp 30.000.000
30.000.000
PPN (10 %)
PPN (10 %) Rp
Rp 3.000.000
3.000.000 ++
Jumlah Bruto
Jumlah Bruto Rp 33.000.000
Rp 33.000.000
PPh Pasal 22 = 1.5% x Rp 30.000.000
PPh Pasal 22 = 1.5% x Rp 30.000.000 Rp
Rp 450.000
450.000 --
Jumlah
Jumlah pembayaran
pembayaran sebelum
sebelum WAPU
WAPU Rp
Rp 32.550.000
32.550.000
Karena
Karena PT
PT TASPEN
TASPEN sebagai
sebagai WAPU
WAPU dan
dan jumlah
jumlah transaksi
transaksi melebihi
melebihi Rp
Rp 10.000.000
10.000.000 maka
maka jumlah
jumlah PPN
PPN yang
yang biasanya
biasanya disetor
disetor oleh
oleh rekanan
rekanan
(dalam hal ini PT EM) disetor sendiri oleh PT TASPEN atas nama rekanan, sehingga jumlah tagihan yang dibayarkan adalah
(dalam hal ini PT EM) disetor sendiri oleh PT TASPEN atas nama rekanan, sehingga jumlah tagihan yang dibayarkan adalah : :
Jumlah
Jumlah pembayaran
pembayaran sebelum
sebelum WAPU
WAPU Rp
Rp 32.550.000
32.550.000
PPN
PPN Rp 3.000.000
Rp 3.000.000 – –
Yang
Yang dibayarkan
dibayarkan keke PT
PT EM
EM Rp
Rp 29.550.000
29.550.000

32
Contoh PPN

PT Chair mendapatkan
Menyewa kursi ke PT Chair. PT Chair menyerahkan Barang
penghasilan dari Taspen
Nilai sewa kursi Rp 3.000.000, beserta invoice dan Faktur Pajak
belum termasuk PPN dan PPh Kode 01 karena pembelian
dibawah Rp 10.000.000

DPP
DPP Rp
Rp 3.000.000
3.000.000
PPN (10 %)
PPN (10 %) Rp
Rp 300.000
300.000 +
+
Jumlah Bruto
Jumlah Bruto Rp 3.300.000
Rp 3.300.000
PPh Pasal 23 = 2% x Rp 3.000.000
PPh Pasal 23 = 2% x Rp 3.000.000 Rp
Rp 60.000
60.000 --
Jumlah
Jumlah pembayaran
pembayaran sebelum
sebelum WAPU
WAPU Rp
Rp 3.240.000
3.240.000

Karena
Karena jumlah
jumlah transaksi
transaksi kurang
kurang dari
dari Rp
Rp 10.000.000
10.000.000 maka
maka jumlah
jumlah PPN
PPN disetor
disetor oleh
oleh rekanan
rekanan (dalam
(dalam hal
hal ini
ini PT
PT Chair)
Chair) sehingga
sehingga jumlah
jumlah
tagihan yang dibayarkan adalah Rp 3.240.000
tagihan yang dibayarkan adalah Rp 3.240.000

33
Contoh PPN

PT Kimia Farma (Persero) Tbk


Pembelian vitamin ke PT Kimia PT Kimia Farma (Persero) Tbk
mendapatkan penghasilan dari
Farma (Persero) Tbk. menyerahkan Barang beserta
Taspen
Nilai Rp 20.000.000, belum invoice dan Faktur Pajak Kode 01
termasuk PPN karena merupakan WAPU

DPP
DPP Rp
Rp 20.000.000
20.000.000
PPN
PPN (10
(10 %)
%) Rp
Rp 2.000.000+
2.000.000+
Jumlah Bruto
Jumlah Bruto Rp 22.000.000
Rp 22.000.000

Karena
Karena transaksi
transaksi dengan
dengan sesama
sesama WAPU
WAPU maka
maka jumlah
jumlah PPN
PPN disetor
disetor oleh
oleh rekanan
rekanan (dalam
(dalam hal
hal ini
ini PT
PT Kimia
Kimia Farma
Farma (Persero) Tbk) sehingga
(Persero) Tbk) sehingga
jumlah
jumlah tagihan
tagihan yang
yang dibayarkan
dibayarkan adalah
adalah Rp
Rp 22.000.000
22.000.000

34
SPT Induk dan e-Billing PPN

35
Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak

Menerima LPT dari Melakukan verifikasi Mengembalikan LPT


PP pajak terhadap LPT ke verifikator (Adm)

Melakukan
Melakukan
penyetoran pajak dan
Membuat SPT pengecekan
pelaporan pajak via
Bulanan dan terhadap neraca
e-Filling / Online
membuat e-Billing akun utang pajak
Pajak
(Akhir bulan)
36

Anda mungkin juga menyukai