0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan14 halaman
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan yang disebabkan oleh faktor kardiovaskular, trauma, paritas, usia ibu, penggunaan kokain dan rokok, serta riwayat solusio plasenta sebelumnya. Penanganannya dilakukan di rumah sakit dengan transfusi darah, pemecahan ketuban, dan sectio cesarea jika diperlukan. Pencegahannya meliputi menghindari merokok, meng
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan yang disebabkan oleh faktor kardiovaskular, trauma, paritas, usia ibu, penggunaan kokain dan rokok, serta riwayat solusio plasenta sebelumnya. Penanganannya dilakukan di rumah sakit dengan transfusi darah, pemecahan ketuban, dan sectio cesarea jika diperlukan. Pencegahannya meliputi menghindari merokok, meng
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan yang disebabkan oleh faktor kardiovaskular, trauma, paritas, usia ibu, penggunaan kokain dan rokok, serta riwayat solusio plasenta sebelumnya. Penanganannya dilakukan di rumah sakit dengan transfusi darah, pemecahan ketuban, dan sectio cesarea jika diperlukan. Pencegahannya meliputi menghindari merokok, meng
Oleh : Ayu Nopita Sari Wan Nisa Destriana Defenisi
Solusio plasenta (solutio placentae), atau yang
disebut juga sebagai abrupsio plasenta (abruptioplacentae), adalah lepasnya plasenta dari dinding rahim bagian dalam sebelum proses persalinan, baik seluruhnya maupun sebagian. ETIOLOGI 1. Faktor kardio-reno-vaskuler Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial,sindroma preeklamsia dan eklamsia. Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa terdapat hipertensi pada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh dari wanita yang hipertensi tersebut mempunyai penyakit hipertensi kronik,sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan. 2. Faktor trauma
Dekompresi uterus pada hidroamnion dan
gemeli. Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain. 3. Faktor paritas ibu Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Beberapa penelitian menerangkan bahwa makin tinggi paritas ibu makin kurang baik keadaan endometrium. 4. Faktor usia ibu Makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi menahun. 5. Leiomioma uteri (uterine leiomyoma) yang hamil dapat menyebabkan solusio plasenta apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang mengandung leiomioma. 6. Faktor pengunaan kokain Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan peningkatan pelepasan katekolamin yang bertanggung jawab atas terjadinya vasospasme pembuluh darah uterus dan berakibat terlepasnya plasenta. Namun, hipotesis ini belum terbukti secara definitif.
7. Faktor kebiasaan merokok
Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu) bungkus per hari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameter lebih luas dan beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya 8. Riwayat solusio plasenta sebelumnya Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan riwayat solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadian ini padakehamilan berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak memiliki riwayat solusio plasenta.
9. Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi
gizi, tekanan uterus pada vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanyakehamilan, dan lain-lain. PENANGANAN Penanganan solusio plasenta menurut Manuaba (1998:260-261) : 1. Solusio plasenta ringan Perut tegang sedikit, perdarahan tidak terlalu banyak. Keadaan janin masih dapat dilakukan penanganan konservatif. Perdarahan berlangsung terus ketegangan makin meningkat, dengan janin yang masih baik dilakukan sectio cesaria. Perdarahan yang berhenti dan keadaan baik pada kehamilan prematur dilakukan perawatan inap 2. Solusio plasenta tingkat sedang dan berat. Penanganannya dilakukan di rumah sakit karena dapat membahayakan jiwa penderita. Tatalaksananya adalah : Pemasangan infus dan tranfusi darah. Memecahkan ketuban. Induksi persalinan atau dilakukan SC.
Oleh karena itu, penanganan solusio plasenta
sedang dan berat harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang mencukupi. 3. Sikap bidan dalam menghadapi solusio plasenta. Bidan merupakan tenaga andalan masyarakat untuk dapat memberikan pertolongan kebidanan, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Dalam menghadapi perdarahan pada kehamilan, sikap bidan yang paling utama adalah melakukan rujukan ke rumah sakit.
Dalam melakukan rujukan diberikan pertolongan darurat :
a. Pemasangan infus b. Tanpa melakukan pemeriksaan dalam c. Diantar petugas yang dapat memberikan pertolongan d. Mempersiapkan donor dari masyarakat atau keluarganya e. Menyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan untuk memberikan pertolongan pertama Pertolongan solusio plasenta di RS menurut Marmi (2011:80-81) : Transfusi darah Pemecahan ketuban Infus oksitosin Di SC, jika perlu PENCEGAHAN Mencegah terjadinya solusio plasenta secara langsung tidak bisa dilakukan, tetapi yang dapat lakukan adalah mengurangi faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya solusio plasenta. Misalnya, tidak merokok atau menggunakan kokain. Jika memiliki tekanan darah tinggi, konsultasi ke dokter untuk kontrol tekanan darah. Jika mengalami cedera pada perut karena kecelakaan lalu lintas, terjatuh atau cedera lainnya segera konsultasi ke dokter karena hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya solusio plasenta dan komplikasi lainnya. Jika ibu mempunyai riwayat solusio plasenta pada kehamilan sebelumnya dan saat ini berencana untuk hamil lagi maka bicarakan dengan dokter mengenai hal-hal apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya solusio plasenta pada kehamilan berikutnya. Karena itu penting untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur. TERIMA KASIH