KELOMPOK 3
2B
SARJANA TERAPAN GIZI &
DIETETIKA
POLTEKKES KEMENKES MALANG
Kelompok 3 UPGRADE Group 3
Search
DEWI NUR ROHMAH
Your Library
P17111204045
Start
Start
Judul HUBUNGAN KONSUMSI SUSU DAN KALSIUM DENGAN DENSITAS TULANG DAN TINGGI BADAN
REMAJA
Halaman 43-48
Tahun 2008
Sampel Remaja usia 16-17 SMA Negeri 3 dan SMA Negeri 5 Bogor
Skala
Definisi Metode Alat Indikator Hasil
Variabel Pengu
(Batasan) Pengukuran Pengukuran Pengukuran
kuran
Konsumsi Pangan sumber kalsium dapat wawancara Data Kebiasaan - 78,2% remaja laki-laki dan Rasio
pangan diperoleh dari susu, hasil kuesioner dengan Konsumsi Susu, 75,6% remaja perempuan
sumber olahannya, dan olahan pangan cara semi dan Data yang biasa mengonsumsi
kalsium non-susu seperti ikan teri, quantitative food kebiasaan susu
konsumsi - Data konsumsi pangan Ordinal
tulang ikan sarden kaleng, frequency Pangan sumber
sayuran hijau, tahu, kedele, questioner (semi kalsium non- sumber kalsium non susu
kerang dan tiram FFQ) konsumsi rata-rata /hari
susu subjek adalah 568,54-288,6
mg.
Densitas Densitas tulang merupakan Pendataan dan Dari nilai Rata-rata tinggi badan subjek Nominal
tulang dan komponen penting pada tulang, pengamatan subjek stiffness index secara keseluruhan adalah
Tinggi jika status densitas tulang yang diukur dengan (SI), yaitu suatu 160,4 cm. Tinggi badan
badan rendah maka besar Densitometer jenis gambaran dari minimum subjek secara
kualitas tulang
Remaja kemungkinan untuk terjadinya Achilles Insight berkaitan keseluruhan adalah 135,9 cm,
risiko fraktur pada tulang. jenis quantitative dengan sedangkan tinggi badan
Tinggi badan merupakan ultrasound kepadatan, maksimum adalah 179,9 cm.
ukuran antropometri yang struktur dan
menggambarkan keadaan kekuatannya
pertumbuhan skeletal
PERILAKU SARAPAN PAGI KAITANNYA DENGAN
STATUS GIZI DAN ANEMIA PADA ANAK SEKOLAH
DASAR
Start
Start
Judul Perilaku sarapan pagi kaitannya dengan status gizi dan anemia pada anak
sekolah dasar
Halaman 63 – 68
Tahun 2018
Sampel Siswa Kelas 4,5 dan 6 Sekolah Dasar Negeri dan Swasta Kota Kupang
Definisi Metode Alat Indikator Hasil Skala
Variabel
(Batasan) Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran
Status Gizi Penilaian terhadap Pendataan Data IMT/U Data hasil dari Interval
subjek yang diperoleh pendataan subjek:
meliputi menggunakan
IMT/U,TB/U, dan timbangan injak Data IMT/U
kadar hemoglobin merk seca dengan (sangat kurus,
ketelitian 0,1 kg,. kurus, normal,
Data TB/U diukur gemuk, dan
dengan microtoise obesitas)
dengan ketelitian 0,1
Data TB/U
cm, dan Data kadar
hemoglobin (sangat
diperoleh pendek,pendek,
menggunakan Hb normal, tinggi)
digital Data Kadar
Hemocue. Hemoglobin
(Normal dan
Anemia)
AKTIVITAS FISIK BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR
Start
Start
Judul Aktivitas Fisik Berhubungan Dengan Kejadian Obesitas Pada anak
Sekolah Dasar
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia
Halaman 123-128
Tahun 2016
Penulis M. Zamzani , Hamam Hadi , Dewi Astiti
Akses https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/IJND/article/view/33902
Agustus
2021 pukul 12.15
Sampel Anak Sekolah Dasar
Metode Alat Indikator Hasil Skala
Variabel Definisi Batasan
Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran
Aktivitas Fisik Menunjukkan Observasi dengan Data aktivitas Dinyatakan dalam Rasio
Karakteristik subjek menggunakan fisik diperoleh satuan %.
penelitian diketahui Sampel penelitian. menggunakan
bahwa distribusi Tingkat Aktivitas
usia, jenis kelamin, kuesioner
fisik pada anak
jumlah anggota terstruktur.
sedang-berat >1
rumah
jam/hari sebanyak
tangga,pendidikan
ibu,pekerjaan 60,4%
ibu,pendidikan
ayah,pekerjaan,
Penghasilan per
bulan pada
anakyang obesitas
Dan tidak obesitas
tidak berbeda
signifikan (P>0,05)
Metode Alat Indikator Hasil Skala
Variabel Definisi Batasan
Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran
Obesitas Rendahnya aktivitas fisik Wawancara Data dikumpulkan Bahwa 60,4% Rasio
di sekolah, minimnya dengan anakanak sekolah
ekstrakurikuler sehingga menanyakan mempunyai
menurunkan kegiatan
yang dilakukan oleh anak, pertanyaan yang aktivitas sedang-
berkurangnya rasa tertarik tertera dalam berat.
anak untuk bermain di kuesioner Setelah
Sedang-berat >1
luar rumah setelah pulang semua data jam/hari ≤1
sekolah karena mereka terkumpul, data jam/hari
lebih memilih untuk dianalisis secara
menonton televisi atau
bivariat
bermain game
menggunakan
Fisher’s Exact Test
perangkat lunak
statistik.
JENIS PANGAN SARAPAN DAN PERANNYA DALAM ASUPAN
GIZI HARIAN ANAK USIA 6—12 TAHUN DI INDONESIA
Start
Start
Jenis Pangan Sarapan Dan Perannya Dalam Asupan Gizi Harian Anak Usia 6—12 Tahun Di
Judul
Indonesia
Halaman 89 – 96
Tahun 2012
Jenis pangan dan Sepuluh jenis Wawancara Kuesioner Sepuluh jenis makanan Nominal
sarapan makanan yang Riskesdas yang paling populer
paling populer (RKD10.RT) adalah nasi putih, telur
sebagai sarapan ceplok/dadar, tempe
anak 6—12 tahun goreng, sayur berkuah,
dan lima jenis ikan goreng, mi instan,
nasi goreng, sayuran
minuman yang
(tumis), tahu goreng, serta
paling populer roti dan turunannya. Lima
sebagai sarapan jenis minuman yang
anak 6—12 tahun. paling popular adalah air
putih, teh manis, susu
kental manis, susu instan,
dan air teh dengan
minuman terbanyak
dikonsumsi adalah air
putih.
Definisi Metode Alat Indikator Hasil Skala
Variabel
(Batasan) Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran
Start
Start
Judul Konsumsi fast food dan soft drink sebagai faktor risiko obesitas pada remaja
Tahun 2015
Konsumsi fast food Asupan energi fast food dan Wawancara Kuesioner Mengkonsumsi fast food dan Ordinal
dan soft drink soft drik serta frekuensi menggunakan soft drink :
konsumsi fast food dan soft formulir semi 1. Sering (> 15 kali/bulan)
drink. quantitative food 2. Jarang (≤ 15 kali/bulan)
frequency
quesionnaire Status Pekerjaan Ibu: Nominal
(SQFFQ) 3. Bekerja
4. Tidak Bekerja
Faktor resiko Faktor yang mempengaruhi Penimbangan Berat Timbangan berat Aktifitas Fisik mets: Ordinal
obesitas pada tingginya prevalensi badan badan 1. Ringan (< 600)
remaja obesitas adalah adanya 2. Sedang (> 600 - <3000)
perubahan gaya hidup dan
pola makan. Pola makan Uang Saku : Ordinal
terutama di kota besar, 3. Besar
bergeser dari pola makan 4. Kecil
tradisional ke pola makan
barat (terutama dalam Riwayat Status Obesitas orang Nominal
bentuk fast food). tua:
5. Ibu
6. Ayah
DAFTAR RUJUKAN
Hardinsyah , Damayanthi Evy , Zulianti Wirna. 2008. Hubungan Konsumsi Susu dan Kalsium
Dengan Densitas Tulang dan Tinggi Badan Remaja.
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/4446 diakses 03 Agustus 2021 pukul 20.13
Lalu Juntra Utama, Anita Ch Sembiring, Juni Gressilda L Sine. 2018. Perilaku sarapan pagi
kaitannya dengan status gizi dan anemia pada anak sekolah dasar.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/. diakses 03 Agustus pukul 16.00
M. Zamzani, Hamam Hadi, Dewi Astiti. 2016. Aktivitas fisik berhubungan dengan kejadian
obesitas pada anak sekolah dasar. https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/IJND/article/view/339 .
diakses 03 agustus 2021 pukul 11.30
Hardinsyah1, Muhammad Aries1. 2012. Jenis Pangan Sarapan Dan Perannya Dalam Asupan
Gizi Harian Anak Usia 6—12 Tahun Di Indonesia.
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/12370. diakses 03 Agustus pukul 11.35
Rafiony A, Purba M Br, Pramantara I Dewa Putu. 2015. Konsumsi fast food dan soft drink
sebagai faktor risiko obesitas pada remaja. https://core.ac.uk/download/pdf/194040368.pdf diakses 03
Agustus 2021 pukul 09.13
Thank
You
Do You Have Any Questions?