Anda di halaman 1dari 36

E T I K A B I S N I S

DAN 4
PERTEMUAN 3 ,
T IK A B IS N IS, ETIKA PROFESI
RELEVANSI E APANNYA
IN S IP-P RIN SIP DAN PENER
PR
ETIKA BISNIS

 Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan

bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan


individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis
dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan
perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun
hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja,
pemegang saham, masyarakat.
ETIKA BISNIS

 Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi


seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya
sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari
dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan
sikap yang profesional.
ETIKA BISNIS

 Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis

yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan


berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-
kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.
RELEVANSI ETIKA BISNIS

Bisnis : Sebuah Profesi Etis ?


ETIKA TERAPAN
Etika
Etika
Umum

Etika
Etika Individual
Khusus
Etika
Etika Sosial Keluarga
Biomedis

Etika Etika gender


Bisnis
Lingkungan

Etika profesi Hukum

Ilmu
Etika politik Pengetahuan

Pendidikan
ETIKA PROFESI

 Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup


dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi
dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang sangat
mendalam.
 Profesional adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan
karena ahli di bidang tersebut dan meluangkan seluruh waktu,
tenaga dan perhatiaannya untuk pekerjaan tersebut.
 Pekerjaan akan membentuk identitas dan kematangan dirinya,
dan karena itu dirinya berkembang bersama dengan
kemajuannya pekerjaannya itu
 Prosefional tidak lagi menjalankan pekerjaannya karena hobi,
sekedar mengisi waktu luang atau secara asal-asalan
 Komitmen pribadi inilah yang melahirkan tanggung yang besar
dan mendalam atas pekerjaanya itu
ETIKA PROFESI

Ciri-ciri profesi :
1. Adanya keahlian dan keterampilan khusus
2. Komitmen moral yang tinggi  patuh kode etik, contoh kode
etik kedokteran, kode etik pengacara
3. Orang yang hidup dari profesinya  dibayar dengan gaji
tinggi, membentuk identitas dirinya
4. Pengabdian kepada masyarakat  sumpah jabatan, lebih
mendahulukan dan mengutamakan kepentingan masyarakat
5. Ada izin khusus untuk menjalankan profesinya  surat izin,
sumpah, kaul
6. Menjadi anggota dari suatu organisasi profesi
Contoh : IDI untuk dokter, IAI untuk akuntan,
Ikadin untuk advokat
ETIKA PROFESI

Prinsip-prinsip Etika Profesi :

1. Prinsip Tanggung Jawab  bertanggung jawab pada


pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya, dan dampak profesinya

2. Prinsip Keadilan  tidak merugikan hak dan kepentingan


tertentu, khususnya orang-orang dilayaninya

3. Prinsip Otonomi  diberi kebebasan sepenuhnya dalam


menjalankan profesinya

4. Prinsip Integritas Moral  mempunyai komitmen pribadi


menjaga keluhuran profesinya, nama baiknya, dan kepentingan
orang lain atau masyarakat
ETIKA PROFESI

Bisnis sebagai profesi luhur


• Bisnis modern mensyaratkan dan menuntut para pelaku bisnis
untuk menjadi orang yang profesional

• Tidak hanya kemampuan teknis menyangkut keahlian dan


keterampilan yang terkait dengan bisnis seperti manajemen,
produksi, pemasaran, keuangan, personalia dan sebagainya
tetapi juga komitmen pribadi dan moral pada profesi tersebut

• Orang yang professional berarti orang yang punya komitmen


tinggi, yang serius menjalankan pekerjaannya, yang
bertanggung jawab atas pekerjaanya, hasil dan mutu yang
sangat baik karena komitmen dan tanggung jawab moral
pribadinya
ETIKA PROFESI

Untuk melihat tepat tidaknya kata profesi dipakai juga untuk


dunia bisnis dan melihat apakah bisnis dapat menjadi sebuah
profesi yang luhur, mari meninjau dua pendangan mengenai
pekerjaan dan kegiatan bisnis yang dianut pelaku bisnis yaitu,
1. Pandangan Praktis-Realistis  melihat kenyatan, melihat
bisnis dari hakikatnya dan tujuan memperoleh keuntungan.
Pandangan ekonomi klasik (Adam Smith) dan neoklasik
(Milton Friedman).
2. Pandangan Ideal  melihat bisnis dari hakikatnya dan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh :
Konosuke Matsushita, dari pemenuhan kebutuhan
masyarakat keuntungan akan mengalir terus.
Prinsip Bisnis dan Manajemen Matsushita Inc

Pada bulan Juli 1933 Konosuke Matsushita memberi beberapa


prinsip berikut ini yang menjadi pedoman kegiatan sehari-hari dan
menjadi pendorong bagi setiap orang dalam perusahaannya :
1. semangat pelayanan melalui industri (yang dijalankan
perusahaan ini),
2. semangat fairness,
3. semangat harmoni dan kerja sama,
4. semangat kerja keras untuk maju,
5. semangat hormat dan rendah hati,
6. semangat mengikuti hukum alam,
7. semangat bersyukur.
Selain prinsip-prinsip tersebut Matsushita percaya bahwa “setiap
perusahaan betapapun kecilnya, harus mempunyai tujuan-tujuan
yang jelas selain mengejar keuntungan.
Prinsip Bisnis dan Manajemen Matsushita Inc

Tujuan-tujuan itulah yang membenarkan keberadaannya di tengah kita. Bagi


saya tujuan-tujuan seperti itu merupakan suatu panggilan, suatu misi
sekular bagi dunia ini. Kalau pejabat eksekutif utama telah memiliki misi ini,
ia dapat memberitahukan para pegawainya apa yang ingin dicapai perusahan
itu, dan menjelaskan hakikat serta cita-citanya. Jika para pegawai
memahami bahwa mereka tidak hanya bekerja untuk sesuap nasi, mereka
akan dimotivasi untuk bekerja keras secara berssama demi mewujudkan
tujuan bersama tadi. Dalam proses tersebut mereka akan belajar lebih dari
yang mereka peroleh kalau tujuan mereka hanya dibatasi skala upah saja.
Mereka akan tumbuh sebagai manusia, sebagai warga negara, dan sebagai
orang bisnis.”

Bagi Matsushita, prinsip yang juga perlu dipegang adalah bahwa entah Anda
berhubungan dengan industri tertentu, sebuah komunitas atau sebuah
bangsa, hal yang paling penting diingat adalah memperhatikan kebaikan
semua pihak secara keseluruhan. Pada akhirnya, kepentinganmu sendiri
paling bisa dijamin kalua kepentingan semua orang terlayani.
ETIKA BISNIS

Bidang kajian etika bisnis :


1. Level makro
Mempelajari aspek-aspek moral dari sistem ekonomi
secara keseluruhan, serta kemungkinan alternatif dan
modifikasinya
2. Level mikro
Menyelidiki masalah-masalah etika dibidang organisasi
3. Level individu
Mempelajari moral individu dalam hubungan dengan
kegiatan ekonomi dan bisnis
4. Level internasional
Mempelajari tindakan-tindakan individu dan perusahaan
dalam bisnis internasional
ETIKA BISNIS

Lazimnya, etika bisnis mencakup jenis kegiatan :


1. Menerapkan prinsip-prinsip etika umum kepada kasus atau
praktek khusus dalam bisnis
2. Etika meta, mempelajari apakah norma moral yang lazimnya
diterapkan untuk menjelaskan individu dan tindakan-
tindakannya dapat diterapkan pada organisasi bisnis
3. Analisa asumsi bisnis, moralitas sistem ekonomi secara
umum, secara khusus misalnya sistem ekonomi Indonesia
4. Mempelajari bagian bidang ilmu yang berkaitan dengan
tujuan bisnis, misalnya ekonomi dan manajemen
5. Menjelaskan tindakan-tindakan secara moral patut dipuji,
baik oleh individu dalam bisnis atau oleh perusahaan
(memberikan moral ideals)
ETIKA BISNIS

Beberapa pandangan :
1. Etika bisnis dapat membantu orang mendekati masalah moral
dalam bisnis lebih sistematis dan menggunakan teknik yang
lebih baik disbanding pendekatan lain.
2. Etika bisnis tidak dapat membuat orang bermoral secara
langsung terlepas dari bahwa orang yang mempelajarinya
merupakan individu yang bermoral, mengetahui mana yang
benar dan mana yang salah
3. Etika bisnis tidak akan merubah praktek-praktek bisnis kecuali
para pelaku bisnis itu sendiri yang ingin mengubahnya
4. Etika bisnis sering dipandang sebagai pandangan yang
konservatif ataupun bahkan sebagai pandangan radikal terhadap
perubahan. Idealnya tidak demikian, karena sesungguh etika
bisnis mencari hal-hal yang obyektif
DIMENSI MORAL DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN BISNIS

 Bisnis adalah organisasi ekonomi yang tidak hanya


menjalankan kegiatannya berdasarkan aturan-aturan
hukum yang berlaku, tetapi juga norma-norma etika yang
berlaku di masyarakat. Bahkan dapat dikatakan, bahwa
seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya bisnis yang bertanggung jawab sosial, etika
merupakan dimensi sangat penting yang harus selalu
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan bisnis.
DIMENSI MORAL DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN BISNIS

 Ada dua prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan dimensi etis

dalam pengambilan keputusan yaitu :

▪ Prinsip Konsequentialis: Konsep etika ini berfokus pada konsekuensi


dari pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang. Ini artinya,
penilaian apakah sebuah keputusan dapat dikatakan etis atau tidak,
itu tergantung pada konsekuensi (dampak) dari keputusan tersebut.
Misalnya, keputusan mengalirkan lumpur panas ke laut. Penilaian
etis atas keputusan ini diukur dari dampaknya terhadap kerusakan
lingkungan dan kerugian masyarakat.
DIMENSI MORAL DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN BISNIS

▪ Prinsip Non-Konsekuentialis: Konsep etika ini mendasarkan


penilaian pada rangkaian peraturan yang digunakan sebagai
petunjuk/panduan pengambilan keputusan. Penilaian etis
lebih didasarkan pada alasan, bukan pada akibatnya.
PRINSIP PENERAPAN ETIKA BISNIS

Berikut ini adalah 10 Prinsip di dalam menerapkan Etika


Bisnis yang positif:
●Etika Bisnis dibangun berdasarkan etika
pribadi maksudnya, tidak ada perbedaan yang tegas antara
etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan
etika bisnis berdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang kita
yakini sebagai kebenaran.
●Etika Bisnis berdasarkan pada fairness.
●Etika Bisnis membutuhkan integritas. 
Integritas merujuk pada keutuhan pribadi, kepercayaan dan
konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orang dengan
hormat, jujur dan berintegritas. Mereka menepati janji dan
melaksanakan komitmen.
PRINSIP PENERAPAN ETIKA BISNIS

●Etika Bisnis membutuhkan kejujuran. 


Bukan jamannya lagi bagi perusahaan untuk mengelabuhi
pihak lain dan menyembunyikan cacat produk. Jaman sekarang
adalah era kejujuran. Pengusaha harus jujur mengakui
keterbatasan yang dimiliki oleh produknya.

●Etika Bisnis harus dapat dipercayai.

●Etika Bisnis membutuhkan perencanaan bisnis. 


Sebuah perusahaan yang beretika dibangun di atas realitas
sekarang, visi atas masa depan dan perannya di dalam
lingkungan.

●Etika Bisnis diterapkan secara internal dan eksternal.


PRINSIP PENERAPAN ETIKA BISNIS

●Etika Bisnis membutuhkan keuntungan. 


Bisnis yang beretika adalah bisnis yang dikelola dengan
baik, memiliki sistem kendali internal dan bertumbuh.

●Etika Bisnis berdasarkan nilai. 


Perusahaan yang beretika harus merumuskan standar
nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik, tetapi
berlaku secara umum. Etika menyangkut norma, nilai
dan harapan yang ideal. Meski begitu, perumusannya
harus jelas dan dapat dilaksanakan dalam pekerjaan
sehari-hari.

●Etika Bisnis dimulai dari pimpinan. 


PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS

1. Prinsip Otonomi

Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk


mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran
sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
Orang yang otonom adalah orang yang bebas mengambil
keputusan dan tindakan serta  bertanggung jawab atas
keputusan dan tindakannya tersebut.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS
2. Prinsip Kejujuran

Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.


Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga
sebanding.
Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.

3. Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama

sesuai dengan aturan yang  adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional

objektif dan dapat dipertanggung jawabkan.


4. Prinsip Saling Menguntungkan (mutual benefit principle)

Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa


sehingga menguntung semua pihak. Prinsip ini mengakomodasi
hakikat dan tujuan bisnis Prinsip ini menuntut persaingan bisnis
harus melahirkan suatu win-win solution.

5. Prinsip Integritas moral


Prinsip ini terutama dihayati sebagi tuntutan internal dalam diri
pelaku bisnis atau perusahaan agar dia perlu menjalankan bisnis
dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaannya.
Prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam pelaku
bisnis untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan.
MITOS BISNIS AMORAL

Dalam kerangka bisnis amoral, bisnis diibaratkan sebagai


permainan judi, yang dapat menghalalkan segala cara untuk
menang, untuk memperoleh keuntungan. Dasar
pemikirannya adalah sebagai berikut:

●Bisnis adalah sebuah bentuk persaingan. Dan sebagai suatu


bentuk persaingan, semua orang yang terlibat di dalamnya

selalu berusaha dengan segala cara dan upaya untuk menang.


MITOS BISNIS AMORAL

●Dalam persaingan aturan yang digunakan berbeda dari aturan


yang ada dalam kehidupan sosial pada umumnya. Maka aturan
bisnis berbeda dari aturan sosial moral umumnya.

●Orang yang mematuhi aturan moral akan berada dalam posisi


yang tidak menguntungkan di tengah persaingan ketat yang
menghalalkan segala cara. Dengan kata lain, di tengah persaingan
bisnis yang ketat orang masih mau memperhatikan norma-norma
moral akan merugi dan tersingkir dengan sendirinya.
MITOS BISNIS AMORAL

Ada beberapa argumen yang dapat dikemukakan untuk

menjawab pertanyaan tersebut:

●Bisnis diibaratkan dengan judi dalam arti tertentu karena dalam bisnis
orang dituntut untuk berani mengambil resiko. Dalam bisnis ada nilai
manusiawi yang dipertaruhkan, mau tidak mau cara untuk
memperoleh keuntungan atau menang juga harus manusiawi. Bisnis
perlu dilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan etis. Dengan
menggunakan pandangan ideal, bisnis tidak hanya bertujuan untuk
untung melainkan juga untuk memperjuangkan nilai-nilai yang
manusiawi.
Mitos Bisnis Amoral

● Tidak benar bahwa sebagai suatu permainan dunia bisnis


mempunyai aturan-aturan sendiri yang berbeda dari aturan
yang berlaku dalam kehidupan sosial pada umumnya.
Alasannya, karena bisnis adalah bagian dari aktivitas yang
penting dari masyarakat yaitu hubungan antara manusia
dengan manusia lainnya. Sebagai kegiatan antar manusia
bisnis juga membutuhkan etika sebagai pemberi pedoman dan
orientasi bagi keputusan, kegiatan dan tindak tanduk manusia
dalam berhubungan (bisnis) satu sama yang lainnya.
MITOS BISNIS AMORAL

● Kalau mau berhasil dalam bisnis, kegiatan bisnisnya harus


tetap memperhatikan prinsip-prinsip etika. Dan orang bisnis
yang bersaing dengan tetap memperhatikan norma-norma etis
pada iklim bisnis yang semakin profesional justru akan
menang karena tetap dipercaya masyarakat.
MITOS BISNIS AMORAL

● Adanya situasi khusus atau pengecualian yang menyimpang


dalam kegiatan bisnis dan dari segi etika dibenarkan, tidak
dengan sendirinya membenarkan bahwa bisnis tidak mengenal
etika.
Dan praktik dalam situasi khusus dibenarkan karena alasan
atau pertimbangan yang rasional, maka dari pengecualian yang
dibenarkan jangan dijadikan alasan untuk menilai bahwa
bisnis tidak mengenal etika.
MITOS BISNIS AMORAL

● Dan praktik dalam situasi khusus dibenarkan karena alasan


atau pertimbangan yang rasional, maka dari pengecualian yang
dibenarkan jangan dijadikan alasan untuk menilai bahwa
bisnis tidak mengenal etika.
MASALAH YANG DIHADAPI ETIKA BISNIS
DI INDONESIA
 

●Hubungan Sekunder

Meliputi berbagai hubungan dengan kelompok-kelompok

masyarakat yang merupakan akibat dari pelaksanaan fungsi dan

misi utama perusahaan.


Masalah yang dihadapi adalah bahwa standar moral para pelaku

bisnis masih sangat lemah. Banyak diantaranya (pelaku bisnis)

yang terjun di dunia bisnis hanya dengan motivasi dasar untuk

mencari keuntungan dan memperoleh tingkat hidup yang

mencukupi material dan tidak memperhitungkan segi etika bisnis.


MASALAH YANG DIHADAPI ETIKA BISNIS
DI INDONESIA

 Situasi politik dan ekonomi yang relatif belum stabil

 Masih lemahnya penegakan hukum

 Komitmen perusahaan yang masih rendah

 Kurang kesadaran baik produsen dan konsumen dalam

penerapan etika bisnis


 Masuknya teknologi-teknologi baru yang membawa dampak

negatif pada penerapan etika bisnis dan potensi pelanggaran


 Belum ada organisasi bisnis dan manajemen yang berperan

menegakkan kode etik bisnis dan manajemen


MANFAAT ETIKA BISNIS BAGI PERUSAHAAN

1. Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena


etika telah dijadikan sebagai corporate culture. Hal ini terutama
penting bagi perusahaan besar yang karyawannya tidak semuanya
saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya etika bisnis,
secara intern semua karyawan terikat dengan standard etis yang
sama.

2. Dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu)


dibidang etika.

3. Menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab


sosialnya.

4. Menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya,


kemungkinan untuk mengatur diri sendiri (self regulation).
MANFAAT ETIKA BISNIS BAGI PERUSAHAAN

5. Bagi perusahaan yang telah go public dapat memperoleh manfaat

berupa meningkatnya kepercayaan para investor. Selain itu karena


adanya kenaikan harga saham, maka dapat menarik minat para investor
untuk membeli saham perusahaan tersebut.

6. Dapat meningkatkan daya saing (competitive advantage)

perusahaan.

7. Membangun corporate image / citra positif , serta dalam jangka panjang


dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan (sustainable company).

Anda mungkin juga menyukai