KESEHATAN JIWA
Pesan-pesan secara simultan dikirim dan diterima melalui dua cara, yaitu
secara verbal dan secara non verbal.
2. JARAK:
Jarak intim: sampai dengan 50 cm
Jarak Pribadi: 50 – 120 cm
Jarak Konsultasi sosial: 275 – 365 cm
SIKAP DALAM BERKOMUNIKASI
3. SENTUHAN
bersalaman, menepuk bahu, menggenggam tangan.
Hati-hati! Tidak tepat untuk: pasien curiga, korban aniaya,
larangan budaya.
4. DIAM
setelah mengajukan pertanyaan, maka petugas diam
untuk memberi kesempatan kepada pasien memikirkan
jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan.
SIKAP DALAM BERKOMUNIKASI
5. VOLUME DAN NADA SUARA
Volume dan nada suara, dapat mempengaruhi
penyampaian pesan.
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menanyakan nama pasien
4. Mengevaluasi perasaan/ kondisi pasien/ keluarga
5. Menyepakati kontrak/pertemuan: topik, kesediaan
pasien untuk bercakap-cakap, waktu, tempat
TAHAP ORIENTASI
Dilaksanakan pada awal pertemuan kedua dan
seterusnya
Tujuan tahap orientasi adalah mengevaluasi
keluarga
Menyepakati kontrak pertemuan
TAHAP KERJA
Terminasi akhir (terjadi jika pasien & keluarganya telah mampu menyelesaikan
masalahnya):
1. Evaluasi
2. Tindak lanjut
3. Eksplorasi perasaan
FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN
☺Orientasi:
Salam: …………….
Evaluasi/ validasi: ………………….
Kontrak: topik, waktu, tempat ………
Tujuan ………………..
☺Kerja:
☺Terminasi:
Evaluasi subyektif: …………………
Evaluasi obyektif: ………………….
Rencana Tindak Lanjut (RTL): ………………….
Kontrak y.a.d.: topik, waktu, tempat……..
PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
PADA KELUARGA
Definisi
Komunikasi terapeutik pada keluarga bertujuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan pada keluarga.
Interaksi dengan keluarga atau pemberian pendidikan
kesehatan kepada keluarga dilakukan secara bertahap:
1. Permulaan hubungan dengan keluarga
2. Pendidikan kesehatan tentang keterampilan keluarga
merawat pasien
3. Penerapan cara merawat pasien
4. Peran keluarga merawat pasien di rumah-keluarga-
masyarakat
Tujuan
Memampukan keluarga melakukan tugas kesehatan keluarga:
1. Mengenal masalah kesehatan anggota keluarga (khususnya pasien
gangguan jiwa yang ada dalam keluarga).
2. Mengambil keputusan yang tepat dalam merawat anggota keluarga yang
memerlukan pertolongan (keluarga setuju dirawat oleh petugas
puskesmas saat pasien dibawa berkunjung ke puskesmas).
3. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Keluarga
dapat merawat sesuai dengan masalah yang ditemukan.
4. Menciptakan lingkungan yang kondusif di keluarga dan lingkungan.
Dalam hal ini termasuk sikap dan fasilitas dalam keluarga dan lingkungan
yang mendukung perbaikan pasien.
5. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat membantu
pemulihan dan pemeliharaan kesehatan jiwa anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa.
Langkah-langkah melatih kemampuan keluarga melakukan tugas kesehatan jiwa