Anda di halaman 1dari 21

OUTLINE

1. DASAR HUKUM
2. PENGERTIAN
3. MAKSUD
4. TUJUAN
5. RUANG LINGKUP :
a)NILAI DASAR
b)KODE ETIK PNS :
ETIKA DALAM BERNEGARA
ETIKA DALAM BERORGANISASI
ETIKA DALAM BERMASYARAKAT
ETIKA TERHADAP DIRI SENDIRI
ETIKA TERHADAP SESAMA PNS
ETIKA DALAM MELAKUKAN PELAYANAN TERHADAP MASYARAKAT
c)TATA CARA PENEGAKAN KODE ETIK
d)TERLAPOR, PELAPOR / PENGADU DAN SAKSI
e)SANKSI DAN TINDAKAN ADMINISTRATIF
Dasar Hukum
1.UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN;
2.Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan
Kode Etik PNS;
3.Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen PNS;
PENGERTIAN
Setiap sikap, tingkah laku, perbuatan dan ucapan
PNS Daerah Provinsi NTT di dalam melaksanakan
tugasnya dan pergaulan hidupnya sehari-hari.

MAKSUD
Sebagai pedoman sikap, tingkah laku, perbuatan dan
ucapan bagi PNS Daerah Provinsi NTT dalam
melaksanakan tugasnya serta pergaulan hidupnya
sehari-hari
TUJUAN
a. Mendorong pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. Meningkatkan disiplin dalam pelaksanaan tugas maupun
hidup bermasyarakat, berorganisasi, berbangsa dan
bernegara;
c. Menjamin kelancaran dalam pelaksanaan tugas dan
suasana kerja yang harmonis dan kondusif;
d. Meningkatkan etos kerja, kualitas kerja dan perilaku PNS
yang bprofesional; dan
e. Meningkatkan citra dan kinerja PNS.
Ruang lingkup Pergub No.61 Thn 2019 ttg
Kode Etik PNS di Lingk. Pemprov. NTT
a. Nilai – nilai dasar
b. Kode Etik PNS
c. Tata cara penegakan kode etik
d. Terlapor, pelapor/ pengadu dan saksi, dan
e. Sanksi dan tindakan administratif
A. Nilai Dasar
Ketaqwaan kepada TYME
Kesetiaan dan Ketaatan Kepada Pancasila & UUD 1945
Semangat nasionalisme
Mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi/
golongan
Taat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan
Penghormatan terhadap HAM
Tidak diskriminatif
Profesional, netralitas dan bermoral tinggi
Semangat jiwa korps
B. Kode Etik PNS, meliputi :
1. Etika dalam bernegara
(Meliputi : Melaksanakan tugas yang bersih dan
berwibawa, Tidak KKN, Tanggap, terbuka, jujur, dan akurat
dan tepat waktu dalam melaksanakan tugas dan Tidak bersaksi
palsu/ memberi keterangan yang tidak benar)

2. Etika dalam berorganisasi


(Meliputi : mengutamakan kepentingan organisasi,
menjunjung tinggi kehormatan institusi di dalam/ luar
kedinasan, tidak menyebarluaskan informasi yang bersifat
rahasia, patuh dan taat terhadap SOP dan tata kerja, tidak
mencemarkan/ menurunkan citra instansi)
3. Etika dalam bermasyarakat
(Misalnya : memberikan pelayanan dengan empati, hormat,
santun, tanpa pamrih, tanpa pemaksaan, cepat, tepat, terbuka dan
adil serta tidak diskriminatif, tidak menurunkan harkat dan martabat
pegawai)

4. Etika terhadap diri sendiri


(Misalnya : bersifat terbuka dan memberikan informasi yang
benar, menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok maupun
golongan, tidak KKN, zinah, prostitusi dan perjudian, tidak menjadi
pengedar NARKOBA, serta tidak memasuki tempat yang dapat
mencemarkan/ menurunkan harkat dan martabat PNS kecuali atas
perintah jabatan.
5. Etika terhadap sesama PNS
(Misalnya : menjunjung tinggi toleransi, menghormati teman
sejawat baik secara vertika maupun horisontal, menjunjung tinggi
kesetaraan gender, menjalin kerjasama yang kooperatif dan
berhimpun dalam wadah KORPRI)

6. Etika dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat


(Misalnya : tidak mencari keuntungan pribadi dalam bentuk
apapun, memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat,
menolak imbalan/ janji dalam bentuk apapun, memberikan
pelayanan yang profesional, responsif, tepat sasaran, terbuka, tepat
waktu, taat aturan, adil serta tidak diskriminatif)
TATA CARA PENEGAKAN KODE ETIK
MAJELIS KODE ETIK (MKE)
MKE ditetapkan dengan Keputusan Gubernur
Sekretariat MKE ditetapkan dengan Keputusan Kepala BKD
MKE terdiri dari 7 orang dengan rincian :
1 Org Ketua merangkap Anggota (Sekda)
2 Org Wakil Ketua merangkap Anggota (Asisten III & Inspektur)
1 Org Sekretaris merangkap Anggota (Kepala BKD)
3 Org Anggota (Kepala Badan Keuangan Daerah, Kasat Pol.PP dan Kepala Biro
Hukum)
Melakukan persidangan dan menetapkan jenis pelanggaran kode etik, membuat
rekomendasi pemberian sanksi moral/ administratif kepada Gubernur
Keputusan MKE melalui musyawarah/ mufakat, jika tidak tercapai melalui
voting
Keputusan MKE bersifat FINAL
TERLAPOR, PELAPOR/PENGADU DAN SAKSI
I.TERLAPOR :
a)Hak-hak Terlapor :
1.Mengetahui susunan keanggotaan Majelis Kode Etik sebelum
pelaksanaan sidang;
2.Menerima salinan berkas laporan/pengaduan baik sendiri-sendiri
maupun bersama-sama paling lambat 3 (tiga) hari kerja
sebelum dilaksanakan sidang;
3.Mengajukan pembelaan;
4.Mengajukan saksi dalam proses persidangan;
5.Menerima salinan keputusan sidang paling lambat 3 (tiga) hari
kerja setelah keputusan dibacakan; dan
6.Mendapatkan perlindungan administratif.
b)Kewajiban Terlapor :
1.Memenuhi panggilan sidang;
2.Menghadiri sidang;
3.Menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh Ketua dan
Anggota Majelis Kode Etik;
4.Memberikan keterangan untuk memperlancar jalannya
sidang Majelis Kode Etik;
5.Menaati semua ketentuan yang dikeluarkan oleh Majelis
Kode Etik; dan
6.Berlaku / bersikap sopan.
II.PELAPOR / PENGADU :
a)Hak-hak Pelapor / Pengadu :
1.Mengetahui tindak lanjut laporan / pengaduan yang
disampaikan;
2.Mengajukan saksi dalam proses persidangan;
3.Mendapat perlindungan;
4.Mendapat salinan Berita Acara Pemeriksaan; dan
5.Mendapatkan perlindungan administratif
b) Kewajiban Pelapor / Pengadu :
1. Memberikan laporan / pengaduan yang dapat
dipertanggungjawabkan;
2. Menjaga kerahasiaan laporan / pengaduan yang
disampaikan;
3. Memenuhi semua panggilan;
4. Memberikan keterangan untuk memperlancar
jalannya sidang Majelis Kode Etik;
5. Memberikan identitas secara jelas; dan
6. Menaati semua ketentuan yang dikeluarkan oleh
Majelis Kode Etik.
II.SAKSI :
a)Saksi berhak mendapat perlindungan administratif terhadap
keterangan yang diberikan.
b)Kewajiban Saksi:
1.Memenuhi semua panggilan;
2.Menghadiri sidang;
3.Menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh Majelis Kode
Etik;
4.Memberikan keterangan yang besar sesuai denga yang diketahui
tanpa dikurangi maupun ditambah;
5.Menaati semua ketentuan yang dikeluarkan oleh Majelis Kode
Etik; dan
6.Berlaku / bersikap sopan.
SANKSI DAN TINDAKAN ADMINISTRATIF
A. Sanksi Moral
 dibuat secara tertulis dan dinyatakan oleh Pejabat yang berwenang (Pyb)
dengan menyebutkan jenis pelanggaran kode etik yang dilanggar oleh PNS
berdasarkan rekomendasi dari MKE
 secara terbuka : diumumkan pada saat apel PNS, forum resmi PNS atau
pada papan pengumuman resmi
 secara tertutup : dilakukan dalam pertemuan tertutup yang dihadiri oleh
Pyb, atasan langsung Terlapor dan Pelapor
 PNS yang dikenai sanksi moral harus membuat pernyataan permohonan
maaf dan/atau penyesalan
B. Tindakan Administratif
PNS yang diberikan sanksi moral dapat juga diberikan tindakan administratif
berdasarkan rekomendasi MKE sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan (PP 53 Thn 2010 ttg Disipilin PNS).
PENUTUP
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan dan telah di ditempatkan dalam Lembaran
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 62 Tahun 2019.

Demikian Peraturan Gubernur ini disampaikan sebagai


pedoman bagi Pegawai Negeri Sipil lingkup Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam menjaga perilaku serta
hubungan kerja, baik itu secara vertikal maupun horisontal
saat menjalankan tugas pokok dan fungsi

Anda mungkin juga menyukai