Anda di halaman 1dari 44

ASPEK LEGAL DALAM

PELAYANAN KEBIDANAN
SUDAHKAH ANDA
MELAKUKAN REGISTRASI
BIDAN?
APAKAH PERSYARATAN YANG HARUS
DIPENUHI PADA SAAT MELAKUKAN
REGISTRASI?
BERAPA WAKTU YANG DIPERLUKAN
DARI MULAI PROSES PENDAFTARAN
SAMPAI SURAT TERBIT?
MENURUT ANDA APAKAH WAKTU
PENERBITAN STR TERLALU LAMA?
APAKAH DITEMUI HAMBATAN
DALAM PEMBUATAN STR?
APABILA ADA HAMBATAN, APA
SARAN ANDA UNTUK PIHAK TERKAIT?
BAGAIMANA PENDAPAT ANDA
APABILA MEMPERPANJANG STR
HARUS MELALUI UJI KOMPETENSI?
PENGERTIAN

 Legal berasal dari kata leggal (bahasa


belanda) yang pengertiannya adalah sah
menurut undang-undang.
 Menurut kamus bahasa indonesia, legal
diartikan sesuai dengan undang-undang
atau hukum
Pengertian aspek hukum pelayanan kebidanan
adalah
 Penggunaan norma hukum yang telah disahkan
oleh badan yang ditugasi untuk menjadi sumber
hukum yang paling utama dan sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan membantu memenuhi
kebutuhan seseorang atau pasien/ kelompok
masyarakat oleh bidan dalam upaya peningktan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan
kesehatan
KEGUNAAN

1. Memberikan kerangka untuk menentukan


tindakan kebidanan.
2. Membedakan tanggung jawab dengan
profesi yang lain.
3. Membantu mempertahankan standar
praktek kebidanan dengan meletakkan
posisi bidan memiliki akuntabilitas di
bawah hukum
LEGISLASI , REGISTRASI,
LISENSI PRAKTEK
KEBIDANAN
Latar Belakang Sistem Legislasi
Tenaga Bidan Di Indonesia
1. UUD 1945
Upaya pembangunan nasional yaitu, pembangunan disegala bidang
guna kepentingan keselamatan, kebahagian dan kesejahteraan
seluruh rakyat Indonesia secara terarah, terpadu dan
berkesinambungan.

2. UU No. 36 Tahhun 2009 Tentang Kesehatan


Bahwa tujuan dari pembangunan adalah meningkatkan kesadaran,
kemampuan, hidup sehat bagi setiap warga negara Indonesia melalui
upaya promotif, peventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai sumber
daya manusia yang berkualitas.
3. Bidan erat hubunganya dengan penyiapan
sumber daya manusia karena pelayanan
kebidanan meliputi: pelayanan kesehatan
wanita dan memantau tumbuh kembang balita.

4. Visi pembangunan kesehatan indonesia


LEGISLASI

 Proses pembuatan UU atau penyempurnaan perangkat


hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan
Sertifikasi (pengaturan kompetensi), Registrasi (pengaturan
kewenangan), dan Lisensi (pengaturan penyelenggaraan
kewenangan).

Tujuan
Untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat
terhadap pelayanan yang diberikan oleh bidan secara hukum
Bentuk perlindungan tersebut
adalah meliputi:

1. Mempertahankan kualitas pelayanan


2. Memberikan kewenangan
3. Menjamin perlindungan hukum
4. Meningkatkan profesionalisme
Legislasi Pelayanan Kebidanan

Peran Legislasi Adalah:


1. Menjamin perlindungan pada masyarakat
pengguna jasa profesi dan profesi sendiri.
2. Berperan dalam pemberian pelayanan yang
profesional
SERTIFIKASI
PENGERTIAN

 Sertifikasi adalah dokumen penugasan


kompetensi tertentu melalui kegiatan pendidikan
formal maupun non formal
 Bentuk sertifikasi dari pendidikan formal 
ijazah
 Bentuk sertifikasi dari lembaga non formal 
sertifikasi yang terakreditasi sesuai standart
nasional.
Tujuan Umum

Tujuan Umum Sertifikasi adalah sebagai


berikut:
a. Melindungi masyarakat pengguna jasa
profesi.
b. Meningkatkan mutu pelayanan.
c. Pemerataan dan perluasan jangkauan
pelayanan.
Tujuan Khusus Sertifikasi

1. Menyatakan kemampuan, pengetahuan,


keterampilan dan perilaku (kompetensi)
tenaga profesi.
2. Menetapkan kualifikasi dan lingkup
kompetensi.
3. Memenuhi syarat untuk mendapat nomor
registrasi
REGISTRASI
PENGERTIAN

 Registrasi bidan artinya proses pendaftaran,


pendokumentasian dan pengakuan terhadap
bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal
komoetensi, inti atau standar penampilan
minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik
dan mental mampu melaksanakan praktik
profesinya.
Tujuan Umum
 Melindungi masyarakat dari mutu pelayanan profesi

Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kemampuan tenaga profesi dalam
mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuana dan
teknologi yang berkembang pesat.
2. Meningkatkan mekanisme yang objektif dan
komprehensif dalam penyelesaian kasusu mal praktek
3. Mendata jumlah kategori melakukan praktek
LISENSI
LISENSI

 Proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah


atau yang berwenang berupa surat ijin praktek yang
diberikan kepada tenaga profesi yang telah
teregristrasi untuk melakukan pelayanan secara
mandiri sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Tujuan
Untuk memberikan kejelasan batas wewenang dan
menetapkan sarana dan prasarana
 Aplikasi lisensi dalam praktik kebidanan
dalam bentuk SIPB
 SIPB bukti tertulis yang diberikan
kepada tenaga bidan yang menjalankan
praktik setelah memenuhi persyaratan
yang ditetapkan
OTONOMI DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN
Bentuk-Bentuk Otonomi Bidan Dalam
Praktek Kebidanan
• Mengkaji kebutuhan dan masalah
kesehatan
• Menyusun rencana asuhan kebidanan
• Melaksanakan asuhan kebidanan
• Melaksanakan dokumentasi kebidanan
• Mengelola keperawatan pasien dengan
lingkup tanggung jawab
Faktor – faktor yang menunjang otonomi bidan
1 Ditinjau dari bidan itu sendiri
a. Faktor kesehatan
b. Faktor skill
c. Etika/perilaku
d. Kemampuan pembiayaan / dana
e. Kewenangan bidan
2. Segi birokrasi
3. Perundang undangan.
Beberapa dasar Peraturan Yang
Mendukung Keberadaan Profesi Bidan

1. UU No. 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan


Praktik Bidan
2. Peratuan Pemerintah No. 1464/Menkes/Per/x/2010 Tentang Izin
dan Peyelenggaran Praktik Bidan Tetap Dapat Menyelenggarakan
Pelayanan sampai Habis Masa Berlakunya Izin.
ATURAN ASUHAN KEBIDANAN
SAAT INI DAN AKAN DATANG
Integrasi Pelayanan Kesehatan Tradisional
Komplementer DI fasilitas Pelayanan
Kesehatan

PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL


 Permenkes No. 61 Tahun 2016 pelkes
tradisional empiris
 Permenkes No. 37 Tahun 2017 pelkes
tradisional integrasi
 Permenkes No. 15 Tahun 2018 pelkes
tradisional komplementer
>> Penyelenggaraan
Pengobatan
Komplementer – Alternatif di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
 SESUAI KOMPETENSI
 ADA TENAGA AHLI
 ATURAN BAGI TENAGA ASING
 ALAT YANG AMAN
 MENULISKAN EFEK SAMPING
 DLL
Peran bidan dalam terapi
komplementer

 Bidan adalah sebagai pelaku dari terapi komplementer


selain dokter dan praktisi terapi.
 Bidan dapat melakukan intervensi mandiri kepada
pasien dalam fungsinya secara holistik dengan
memberikan advocate dalam hal keamanan,
kenyamanan kepada pasien.
HEALTH SERVICES
(WHO)

MODERN MEDICINE TRADITIONAL MEDICINE


Istilah lain : Istilah lain :
Allophatic Complementer
Conventional Alternative
Biomedicine Non Conventional
Oriental Medicine
Scientific medicine
Holistic
Western medicine
Natural

PENGGUNAAN ISTILAH TM/CAM:


 TM (traditional medicine) : Afrika, Asia, Amerika Latin
 CAM (Complementer alternative medicine): Amerika Utara, Eropa
WHO TRADITIONAL MEDICINE STRATEGY
(2014-2023)
3 SASARAN STRATEGI T&CM:

1) Untuk membangun basis pengetahuan untuk


manajemen aktif T&CM melalui kebijakan nasional
yang sesuai;
2) untuk memperkuat jaminan kualitas, keamanan,
penggunaan yang tepat dan efektivitas T&CM
dengan mengatur produk,       praktik dan praktis;
3) untuk mempromosikan cakupan kesehatan universal
dengan mengintegrasikan layanan T&CM dengan tepat ke
dalam pemberian layanan kesehatan dan perawatan
kesehatan sendiri
DI INDONESIA .......

PELAYANAN KESEHATAN

KONVENSIONAL NON KONVENSIONAL


(mainstream)

TRADISIONAL NON TRADISIONAL (CAM)

EMPIRIS ILMIAH
• Saintifikasi Jamu (Permenkes No 003/2010)
• Akupunktur (Permenkes No 1186/1996)
Jenis pelayanan kesehatan tradisional
(Ps 7:1)
 1.Yankestrad  2.Yankestrad 3. Yankestrad
 Empiris  Komplementer Integrasi
penerapan Penerapan Suatu bentuk
kesehatan kesehatan pelayanan kesehatan
tradisional yang tradisional yang yang mengombinasikan
manfaat dan memanfaatkan ilmu pelayanan kesehatan
keamanannya biomedis dan konvensional dengan
Pelayanan Kesehatan
terbukti secara biokultural dalam
Tradisional
empiris penjelasannya serta
Komplementer, baik
manfaat dan bersifat sebagai
keamanannya pelengkap atau
terbukti secara pengganti.
ilmiah
TATA CARA PENYELENGGARAAN
JENIS TENAGA IZIN/ TEMPAT
NO KEILMUAN
YANKESTRAD PELAKSANA PENDAFTARAN PELAYANAN

1 Pelayanan Penyehat Turun temurun STPT (terdaftar) Panti Sehat


Kesehatan Tradisional dan pelatihan
Tradisional
Empiris

2 Pelayanan Tenaga Pendidikan STR-TKT & Fasilitas


Kesehatan Kesehatan formal SIP-TKT Pelayanan
Tradisional Tradisional kesehatan (sesuai perizinan Kesehatan
Komplementer tradisional nakes) Tradisional
(min D3)

3 Pelayanan Tenaga Pendidikan sesuai perizinan Fasilitas


Kesehatan Kesehatan formal nakes Pelayanan
Tradisional Tradisional kesehatan Kesehatan
Integrasi dan Tenaga tradisional Konvensional
Kesehatan dan kesehatan
lainnya konvensional
REGISTRASI DAN PERIZINAN
(dalam draft RPP Yankestrad - finalisasi, 26/08/2014)

 PENYEHAT TRADISIONAL  TENAGA KESEHATAN


TRADISIONAL (NAKESTRAD)
1. WAJIB MEMILIKI STPT WAJIB MEMILIKI STRTKT
DARI PEMDA KAB/KOTA DARI KONSIL (BERLAKU 5
2. DIBERIKAN KPD YANG TAHUN)
TIDAK MELAKUKAN WAJIB MEMILIKI SIPTKT
INTERVENSI TUBUH YANG DARI PEMDA KAB/KOTA
BERSIFAT INVASIF DAPAT MEMILIKI SIPTKT
3. HANYA DAPAT MEMILIKI 1 PALING BANYAK 2 , MASING-
STPT DAN 1 TEMPAT MASING HANYA BERLAKU
PRAKTIK UNTUK 1 TEMPAT
4. BERLAKU 2 TAHUN PEMBAHARUAN SIPTKT
5. DAPAT DIPERPANJANG DILAKSANAKAN SEPANJANG
SELAMA MEMENUHI STRTKT MASIH BERLAKU
PERSYARATAN
KESIMPULAN

 Tujuan profesi kebidanan adalah menyediakan suatu


pelayanan yang memfasilitasi rasa aman dan kepuasan
wanita yang mengalami perubahan menjadi ibu
 Ini adalah pencapaian yang sangat prinsip dari suatu
proses dukungan,perawatan,bimbingan,pengawasan
dan pendidikan
 Kebutuhan wanita yang unik dan personal dalam masa
usia subur mereka adalah pusat dari pelayanan ini.
 Bidan perlu melihat dengan mata yang
baru : “Perjalanan nyata dari suatu penemuan bukanlah
mencari daratan baru tetapi melihat dengan mata yang
baru”(proust)
 Melahirkan anak tidak berubah, yang berubah adalah
para bidan dan para wanita; itulah sebabnya
mendengarkan menjadi sangat penting.
SEKIAN & TERIMA KASIH
SELAMAT BERDISKUSI

Anda mungkin juga menyukai