Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI KOMUNIKASI PADA IBU

DAN ANAK

Disusun Oleh :

Nirva Rantesigi
Pengertian Komunikasi

Istilah ‘komunikasi’ (communication) berasal dari bahasa


Latin ‘communicatus’ yang artinya berbagi atau menjadi milik
bersama. Dengan demikian komunikasi menunjuk pada suatu
upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.
Komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu  proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau
perilaku baik secara langsung (lisan)  maupun tak langsung
Lanjutan,,,,,,
• Komunikasi dikatakan efektif jika menimbulkan lima hal, yaitu
pengertian, kesenangan, berpengaruh pada perubahan sikap, hubungan
semakin baik, dan tindakan yang dilakukan semakin positif.

1. Kesenangan artinya jika orang tua berkomunikasi dengan anaknya (baca anak)
perlu dipikirkan apakah isi pesan disampaikan membuat mereka senang.
Komunikasi dilakukan untuk mengupayakan agar mereka sama-sama merasa
senang.
2. Mempengaruhi Sikap artinya orang tua melakukan komunikasi dengan anaknya
bertujuan untuk mempengaruhinya, inilah yang disebut komunikasi persuasif.
3. Hubungan sosial yang baik artinya Komunikasi ditujukan untuk menumbuhkan
hubungan sosial yang baik. Manusia yang merupakan makhluk individu dan
social, mempunyai kebutuhan social yaitu ingin berhubungan dengan orang lain
secara positif.
4. Tindakan artinya komunikasi ditujukan untuk mendorong seseorang bertindak.
Persuasi sebagai komunikasi ditujukan untuk mempengaruhi sikap, dan
melahirkan tindakan yang dikehendaki.
Startegi Komunikasi Ibu Dan Anak

Dalam melakukan komunikasi pada anak perawat perlu


memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang
anak, cara berkomunikasi dengan anak, metode dalam berkomunikasi
dengan anak tahapan atau langkah-langkah dalam melakukan komunikasi
dengan anak serta peran orang tua dalam membantu proses komunikasi
dengan anak sehingga bisa didapatkan informasi yang benar dan akurat.
 Usia Bayi
Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan
melalui gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat
komunikasi yang efektif, di samping itu komunikasi pada bayi dapat
dilakukan secara non verbal.
Lanjutan,,,,,,,,
 Usia Todler dan Pra Sekolah
Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan
perkembangan bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu
memahami kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua sudah
mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata ulangan.
 Usia Sekolah
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan
kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan
yang besar dan apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran
anak dan kemampuan anak membaca disini sudah muncul, pada usia ke
delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang
kehidupan.
 Usia Remaja
Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan
dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir
secara konseptual, sudah mulai menunjukkan perasaan malu, pada
anak usia sering kali merenung kehidupan tentang masa depan yang
direfleksikan dalam komunikasi.
Cara Komunikasi Ibu Dan Anak
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam
menjaga hubungan dengan anak,melalui komunikasi ini pula perawat
dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri
anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah keperawatan
atau tindakan keperawatan. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam
berkomunikasi dengan anak, antara lain :
 Melalui orang lain atau pihak ketiga.
 Bercerita.
 Memfasilitasi.
 Biblioterapi.
 Meminta untuk menyebutkan keinginan.
 Pilihan pro dan kontra.
 Penggunaan skala.
 Menulis.
 Menggambar.
 Bermain.
Tips Dasar Komunikasi pada Ibu Dan Anak
Nilai altruistik perlu diwujudkan dengan kata-kata, seperti ucapan
"terima kasih" atau "tolong" saat meminta bantuan dan ini perlu
ditanamkan pada anak. Menurut pakar perkembangan ini, kata-kata
tersebut lebih dari sekadar ungkapan sopan santun, namun merupakan
awal pemahaman tentang komunikasi.
Setiap orang tua pasti pernah mengalami kesulitan komunikasi dengan
anak. Ada masanya ketika anak anda tampak seperti mendengar perintah
anda dengan penuh perhatian, tetapi kemudian tidak ingat apa-apa
mengenai percakapan itu.
Ada masanya anak anda berbicara terus menerus kemudian menuduh
anda tidak mendengarkannya. Pada tahapan yang berbeda, anak-anak
berkomunikasi dengan cara yang berbeda.
Anak anda yang berusia lima tahun, dapat berubah seolah menjadi anak
yang berusia empat belas tahun yang menjawab pertanyaan anda dengan
hanya satu kata saja:
Verbal Dan Non Verbal
Ada dua bentuk komunikasi, yaitu verbal (bahasa) dan non-verbal
(bahasa tubuh). Artinya, saat orangtua berbicara kepada anak, bukan
hanya kata-katanya saja yang ditangkap oleh anak.
Saat bayi berbicara dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak jelas.
Misalnya bah, bah, bah. Kebetulan ibu ini membahasakan bapaknya itu
ayah. Ibu memberikan respon sambil menunjuk pada suaminya atau
menunjukkan fotonya, "Oh Ayah ya, Ayah. Ya, itu Ayah."Artinya, anak itu
memahami sebuah kata itu kan dari bahasa non verbal karena setiap kali
dia ngomong bah, bah, bah kok yang ditunjuk orang itu. Akhirnya kata itu
memiliki arti bagi dirinya. Meskipun saat itu anak belum mengerti betul
tentang siapa sebenarnya Ayah.
Orangtua perlu terus menyadari bahwa bahasa non-verbal yang
dipakainya sangat penting bagi anak. Meski bahasa yang digunakan
orangtua positif, namun bilakomunikasi non-verbalnya negatif, maka
pesan yang diterima anak adalah seperti yang ia lihat.
Menentukan tata cara berkomunikasi
Salah satu bagian dari keberhasialan dalam
wawancara adalah tergantung pada keadaan
fisik dan psikologis si pewancara itu sendiri.
Perkenalan yang tepat, penjelasan peranan,
menerangkan alasan wawancara serta
menjamin kebebasan dan rahasia.
 
Komunikasi dengan keluarga
Komunikasi dengan keluarga merupakan proses segi tiga antara
perawat orang tua dan anak. Walaupun orang tua merupakan fokus
penting dalam berkomunikasi segi tiga. Saudara kandung, sanak keluraga
lainnya dan pengasuhnya juga merupakan bagian dari proses komunikasi.
Melaksanakan penjajakan terhadap anak memerlukan input dari anak
itu sendiri ( verbal dan non verbal ), informasi dari orang tua dan
observasi perawat sendiri. Untuk itu lakukanlah langkah-langkah sebagai
berikut :
• Mendorong orang tua untuk berbicara.
• Mengarahkan pada pokok permasalahan
• Mendengarkan
• Diam sejenak
• Bersikap empati
• Menyakinkan
• Menentukan Masalah
• Memecahkan Masalah
• Mengadaptasi Bimbingan
Pengaruh Komunikasi Tidak Efektif Terhadap
Kehidupan Anak
Jika antara orang tua dengan anak anaknya gagal menumbuhkan
hubungan interpersonal atau terjadi komunikasi yang tidak efektif, maka
akan terjadi konlik. Konlik adalah situasi di mana tindakan salah satu
pihak berakibat menghalangi, menghambat atau mengganggu tindakan
pihak lain (Johnson, 1981). Sebenarnya jika kita mampu mengelola secara
konstruktif, konflik justru dapat memberikan manfaat positif bagi
hubungan orang tua – anak. Beberapa contoh manfaat positif dari konflik,
antara lain:
 Konflik dapat menyadarkan dan mendorong kita untuk melakukan
perubahan-perubahan yang lebih positif.
 Konflik dapat menumbuhkan dorongan dalam diri kita untuk
memecahkan problema yang selama ini tidak jelas disadari atau
dibiarkan tidak muncul dipermukaan.
 Konflik menjadikan kehidupan lebih menarik. Perbedaan pendapat
tentang suatu pokok permasalahan akan menimbulkan perdebatan yang
memaksa kita lebih mendalami serta memahami pokok persoalan dan
menjadikan hubungan tidak membosankan.
Lanjutan,,,,
Jika konflik antara orang tua – anak terjadai ini artinya tidak terjadi
komunikasi efektif, maka anak /anak :
 Akan menjadi agresif (suka menyerang)
 senang berkhayal (berandai-andai)
 "dingin" (tanpa perasaan)
 sakit pisik
 psikis.
 Bisa menderita "flight syndrome" artinya ia ingin melarikan diri dari
lingkungannya.
 Anonimitas (tidak mengenal siapa dirinya)
Akibatnya anak kecewa dengan orang tua, tidak kerasan atau tidak
merasa aman di rumah dan akan mencari kepuasan di luar rumah yang
kadang-kadang ke hal-hal yang negatif. Di sinilah timbul problema anak,
dan jika mereka tidak dapat memecahkannya larilah mereka ke hal-hal
yang dirasakan bisa mengurangi bebannya, misalnya minum-minuman
keras dan mengenal NARKOBA.
Strategi Mengatasi Konflik
Setiap orang memiliki strategi dalam mengelola konflik. Strategi ini
merupakan hasil belajar, yang dimulai sejak masa kanak-kanak, dan akan
bekerja secara otomatis, serta terlihat pada cara berperilaku tanpa
disadari. Jika terjadi suatu konflik antara orang tua dengan anak, ada dua
hal yang perlu dipertimbangkan: pertama, tujuan-tujuan atau
kepentingan-kepentingan pribadi kita (sangat penting sehingga harus kita
pertahankan mati-matian atau tidak); kedua, hubungan baik dengan pihak
lain (kita rasakan sebagai hal yang penting atau tidak).
Dari dua pertimbangan tersebut, dapat ditemukan lima gaya dalam
mengelola konflik (Johnson, 1981) sebagai berikut:

 Gaya Kura-Kura. Katanya, kura-kura lebih senang menarik dirinya


bersembunyi di balik tempurung badannya untuk menghindari konflik.
Mereka cenderung menghindar dari pokok-pokok persoalan maupun
dari orang-orang yang dapat menimbulkan konflik. Dalam pewayanagan
dikenal dengan Baladewa.
Lanjutan,,,,
 Gaya Ikan Hiu. Ikan Hiu sering menaklukkan lawan dengan
memangsanya menerima solosi konflik yang ia sodorkan. Baginya,
tercapainya tujuan pribadi adalah tujuan utamanya, sedangkan
hubungan baik tidaklah terlalu penting. Dalam konflik pasti ada yang
menang dan ada yang kalah. Dalam pewayangan dikenal Duryudana.
 Gaya Kancil. Kancil sangat mengutamakan hubungan, dan kurang
mementingkan tujuan-tujuan pribadinya. Ia berkeyakinan konflik harus
dihindari, demi kerukunan. Dalam pewayangan ditemukan dalam figure
Puntadewa.
 Gaya Rubah. Rubah senag mencari kompromi. Baginya, baik
tercapainya tujuan-tujuan pribadi maupun hubungan baik sama
pentingnya. Ia mau mengorbankan sedikit tujuan-tujuan pribadi dan
hubungan dengan orang lain demi tercapainya kepentingan dan
kebaikan bersama. Dalam pewayangan kita kenal pada tokoh Bima.
 Gaya Burung Hantu. Burung Hantu sangat mengutamakan tujuan-
tujuan pribadinya sekaligus hubungan baik dengan orang lain. Baginya
konflik merupakan problema yang harus dicari pemecahannya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai