Anda di halaman 1dari 19

KONFEREN

SI ASIA
AFRIKA
Kelompok 5
Anggota
Benaya Imanuela (05)

Enricho Richard Setyo Budi (10)

Grishelda Belva Aurellia (15)

Keanu Amadius Gonza Wrahatno (20)

Revina Syuraanantya (25)

Shinta Bella Yusnitasari (30)

Zefania Maranatha Yovitasari (35)


01
LOKASI
KONFERENSI ASIA
AFRIKA (KAA)
Lokasi

Gedung Merdeka
Bandung
18 April 1955
Jam 09.00 WIB
02
TUJUAN
KONFERENSI ASIA
AFRIKA (KAA)
Tujuan KAA
● Untuk memajukan goodwill dan kerja sama antar bangsa Asia Afrika, untuk
menjelajah serta memajukan kepentingan mereka, untuk menciptakan
persahabatan serta hubungan sebagai tetangga yang baik
● Mempertimbangkan soal-soal serta hubungan-hubungan di lapangan sosial,
ekonomi, dan kebudayaan negara yang diwakili
● Mempertimbangkan soal-soal yang berupa kepentingan khusus bangsa-bangsa
Asia dan Afrika, misalnya soal-soal yang mengenai kedaulatan nasional dan
tentang masalah-masalah rasialisme dan kolonialisme
● Meninjau kedudukan Asia dan Afrika, serta rakyat-rakyatnya di dalam dunia
dewasa ini serta sumbangan yang dapat mereka berikan guna memajukan
perdamaian serta kerja sama di dunia
03
KABINET
KONFERENSI ASIA
AFRIKA (KAA)
Masa Kabinet
● Pada masa pemerintahan Kabinet Ali Sastroamidjojo I atau sering juga disebut
dengan Kabinet Ali-Wongso (Ali Sastroamijoyo sebagai perdana menteri dan
Wongsonegoro sebagai wakil perdana menteri), diselenggarakan Konferensi
Asia Afrika (KAA)
● Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 dibentuk tanggal 31 Juli 1953 diketuai oleh
Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo dari PNI (Partai Nasionalis Indonesia) dan
diwakili oleh Wongsonegoro dari PIR (Partai Indonesia Raya).
● Walaupun dalam masa Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 pelaksanaan pemilihan
umum dan pembebasan Irian Jaya belum bisa terealisasi, namun Kabinet Ali
Sastroamidjojo 1 memiliki prestasi yang sangat membanggakan,
Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung merupakan pencapaian
terbesar dalam periode kabinet ini.
04
LATAR
BELAKANG
KONFERENSI ASIA
AFRIKA (KAA)
Latar Belakang
KAA!
1. Perang dingin antara blok barat dan blok timur
Di belahan dunia, terutama di wilayah Asia dan Afrika masih ada masalah
masalah baru yang disebabkan lahirnya dua blok kekuatan yang
bertentangan secara ideologi maupun kepentingan, yaitu Blok Barat dan
Blok Timur. Hal ini mengakibatkan permusuhan terbuka. Seperti yang
terjadi di Korea, Indo Cina, Palestina, Afrika Selatan dan Afrika Utara.

Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat sedangkan Blok Timur dipimpin
oleh Uni Sovyet. Masing-masing blok berusaha menarik negara-negara Asia
dan Afrika agar menjadi pendukungnya. Akibatnya terjadi permusuhan
terselubung yang disebut dengan Perang Dingin
Latar Belakang
KAA!
2. Penjajahan di Asia dan Afrika
Beberapa negara Asia dan Afrika yang telah merdeka masih mengalami
konflik antarkelompok masyarakat sebagai akibat masa penjajahan
(politik divide et impera).

3. Kekhawatiran akibat pengembangan senjata nuklir


Bangsa-bangsa di dunia, terutama di Asia dan Afrika mengkhawatirkan
pengembangan senjata nuklir yang dapat berakibat pemusnahan umat
manusia.
Latar Belakang
KAA!

4. PBB belum berhasil menyelesaikan berbagai persoalan dunia


PBB (United Nations atau UN) berfungsi untuk menangani
masalah-masalah dunia. Tetapi nyatanya badan ini belum berhasil
menyelesaikan berbagai persoalan dunia, seperti Perang Dingin,
pengembangan senjata nuklir, dan penjajahan suatu bangsa atas
bangsa lain.
05
PROSES
PENCETUSAN
KONFERENSI ASIA
AFRIKA (KAA)
Proses Pencetusan KAA
• Pada tanggal 28 April sampai 2 Mei 1954, Perdana Menteri Sri Lanka (dulu bernama
Ceylon) mengundang perwakilan negara Burma, India, Indonesia dan Pakistan untuk
mengadakan pertemuan membahas masalah tersebut yang dikenal dengan Konferensi
Kolombo. Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Indonesia saat itu Ali Sastroamidjojo.
• Presiden Soekarno pun menekankan pada Ali Sastroamidjojo untuk menyampaikan ide
untuk menggelar Konferensi Asia Afrika. Pertemuan tersebut diharapkan akan membangun
solidaritas negara negara Asia Afrika untuk bisa lepas dari konflik yang terjadi di negara
masing-masing.
• Usulan Ali Sastroamidjojo untuk menggelar Konferensi Asia Afrika pun disetujui oleh 4
perwakilan negara lain. Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika diadakan pada 18-24 April
1955 di Bandung, Jawa Barat. KTT ini diresmikan oleh Presiden Sukarno dan diketuai
Perdana Menteri Ali Sastromijoyo.
06
HASIL
KEPUTUSAN
KONFERENSI ASIA
AFRIKA (KAA)
Hasil Keputusan (Dasasila Bandung)
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam
PBB
2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil
4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain
5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang
sesuai dengan Piagam PBB
6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan
khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain
7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap
integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan,
arbitrasi, ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan
Piagam PBB
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
10. Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional
07. DAMPAK KAA
Konferensi Asia Afrika memiliki dampak positif bagi Indonesia diantaranya kegiatan
diplomasi PBB dan mendukung perdamaian dunia. Dapat dikatakan bahwa pentingnya
Konferensi Asia afrika memberikan dampak positif bagi solidaritas dan kerjasama antar dua
wilayah negara Asia dan Afrika.
Konferensi Asia Afrika telah membakar semangat dan menambah kekuatan moral para
pejuang bangsa-bangsa Asia dan Afrika.

Semua itu menandakan bahwa cita-cita dan semangat Dasasila Bandung semakin merasuk ke
dalam bangsa-bangsa Asia dan Afrika.

Bandung Spirit dengan Dasasila Bandung telah mengubah pandangan dunia tentang hubungan
internasional.
Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung menimbulkan beberapa dampak, yaitu:

-Menggalang persatuan dan kerja sama negara-negara Asia dan Afrika


-Munculnya Bandung Spirit
Menumbuhkan solidaritas negara-negara Asia dan Afrika
-Melahirkan paham Dunia Ketiga (Non-Aligned)
-Konferensi Asia Afrika di Bandung telah berhasil menggalang persatuan dan kerja sama di antara negara-
negara Asia dan Eropa, baik dalam menghadapi masalah internasional maupun masalah regional.
-Konferensi Asia Afrika telah membakar semangat dan menambah kekuatan moral para pejuang bangsa-
bangsa Asia dan Afrika.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai