Anda di halaman 1dari 30

UJI VALIDITAS DAN

RELIABILITAS
DISUSUN OLEH: TUTIN MARLIA
UJI KUESIONER SEBAGAI ALAT UKUR
 Kuesioner yang sudah disusun belum berarti dapat
langsung digunakan untuk mengunpulkan data
 Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian
perlu uji validitas dan reliabilitas
 Kuesioner harus di uji coba (trial) dilapangan
 Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya
yang memiliki ciri-ciri responden dari tempat dimana
penelitian itu dilaksanakan
 Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran
mendekati normal
 Sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling
sedikit 20 orang
 Hasil-hasil uji coba ini kemudian digunakan untuk
mengetahui sejauh mana alat ukur (kuesioner) yang telah
disusun memiliki validitas dan reliabilitas.
 Suatu alat ukur harus mempunyai kriteria validitas dan
reliabilitas.
A. VALIDITAS
 Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur
itu benar-benar mengukur apa yang diukur.
 Contoh: apabila seorang anak memiliki berat 20 kg,
maka timbangan yang digunakan untuk menimbang anak
tersebut juga menunjukan berat 20 kg, bukan 19.5 kg
atau 20.5 kg
 Demikian pula kuesioner sebagai alat ukur harus
mengukur apa yang diukur
 Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun
valid atau tidak maka perlu diuji dengan uji korelasi
antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan dengan
skors total kuesioner tersebut.
 Bila semua pertanyaan itu mempunyai korelasi yang
bermakna (construct validity).
 Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas
konstruk, berarti semua item pertanyaan yang ada dalam
kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur.
 Contoh: Pengetahuan tentang imunisasi TT bagi ibu
hamil, maka kita susun pertanyaannya:
a. Apakah ibu pernah mendengar imunisasi TT?
b. Bila pernah, untuk siapa imunisasi itu diberikan?
c. Apa guna (manfaat) imuniasasi itu diberikan?
d. Berapa kali imunisasi tersebut harus diterima?
e. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi TT?
f. Dimana ibu dapat memperoleh imunisasi TT tersebut? dll
 Pertanyaan tersebut diberikan kepada sekelompok responden
sebagai sarana uji coba.
 Pertanyaan tersebut diberi skors atau nilai jawaban masing-
masing sesuai dengan sistem penilaian yang telah ditetapkan
misalnya:
2 : Untuk jawaban paling benar
1 : Untuk jawaban yang mendekati benar
0 : Untuk jawaban yang salah
NOMOR PERTANYAAN
 
   
TOTAL
RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SKOR
SKOR PERTANYAAN
 
   
A 2 1 1 2 0 1 2 2 1 1 13
B 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 15
C 2 1 1 1 0 2 1 2 1 0 11
D 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 16
E 1 2 2 2 2 2 1 2 1 0 15
F 2 1 2 1 0 2 1 2 1 0 12
G 1 2 2 1 0 1 2 2 1 1 13
H 2 2 2 2 1 2 2 2 1 0 16
I 2 2 2 1 1 0 2 1 1 0 12
J 2 2 2 2 0 2 1 2 1 0 14
                      137
 Selanjutnya kita menghitung korelasi antara skors masing-
masing pertanyaan dari skors total sehingga ada 10 pertanyaan
didalam kuesioner kita.
 Dengan demikian maka akan ada 10 uji korelasi, yaitu
pertanyaan no 1 dengan total …skors, pertanyaan no 2
dengan….skors dan seterusnya.
 Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi “Product
moment” yang rumusnya sebagai berikut:
r xy = N ΣXY - (ΣX) (ΣY)

√ ((N Σ X² – ΣX) ²) ((N Σ Y² – ΣY) ²)


R xy = Koefisien korelasi antara x dan y
N = Jumlah responden
X = Skor item nomor tertentu
Y = skor total
 Selanjutnya harga r xy di konsultasikan dengan r tabel
product moment dengan taraf significant 5%.
 Apabila r xy > r tabel maka instrumen dikatakan valid

 Apabila r xy r tabel < r tabel maka instrumen dikatakan


tidak valid
KORELASI PERTANYAAN NO 1 DENGAN
TOTAL SKOR
RESPONDEN X Y X² y² xy

A 2 13 4 169 26

B 2 15 4 225 30

C 2 11 4 121 22

D 2 16 4 256 32

E 1 15 1 225 15

F 2 12 4 144 24

G 1 13 1 169 13

H 2 16 4 256 32

I 2 12 4 144 24

J 2 14 4 196 28

N=10 18 137 36 1905 246


R= (10 X 246) (18 X 137)
√ 1 (10 x 36) (18)² (10 X 1905) (137) ²
R= 2.460 2466
√36 x 281
R= - 6 = -6 = 0.0059
√ 10116 100.5
 Setelah dihitung semua korelasi antara masing-masing
pertanyaan dengan skor total, misalnya memperoleh hasil
sebagai berikut:
Pertanyaan Hasil
1 0.0059
2 0.190
3 0.720
4 0.640
5 0.710
6 0.550
7 0.810
8 0.690
9 0.720
10 0.660
 Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap
pertanyaan itu significant, maka perlu melihat tabel nilai
product moment, yang biasanya ada didalam buku
statistik.
 Untuk jumlah responden 10 berdasarkan tabel, taraf
significant yang diperlukan ialah 0.632
 Jadi pertanyaan yang falid adalah no. 3,4,5,7,8,9,10.
pertanyaan yang tidak valid direvisi, diganti atau
dihilangkan.
RELIABILITAS
 Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan.
 Hal ini berarti menunjukan sejauh mana hasil
pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.
 Demikian juga kuesioner sebagai alat ukur untuk gejala-gejala
sosial (non fisik) harus mempunyai reliabilitas yang tinggi.
 Sebelum digunakan untuk penelitian harus dites (di uji coba)
sekurang-kurangnya dua kali.
 Uji coba tersebut kemudian diuji dengan tes menggunakan
rumus korelasi product moment, seperti tersebut tadi.
 Perhitungan reliabilitas harus dilakukan pada pertanyaan-
pertanyaan yang sudah memiliki validitas
 Dengan demikian harus menghitung validitas terlebih dahulu
sebelum menghitung reliabilitas.
TEHNIK RELIABILITAS
1. Teknik tes-tes ulang
 Kuesioner yang sama diteskan (diuji) kepada
sekelompok responden yang sama sebanyak dua kali
 Selang waktu tes pertama dengan tes yang kedua
sebaiknya tidak terlalu jauh tetapi juga tidak terlalu
dekat (15-30 hari) cukup memenuhi syarat.
 Hasil pengukuran pertama dikorelasikan dengan hasil
pengukuran yang kedua dengan menggunakan korelasi product
moment tersebut diatas.
 Contoh:
Pengukuran pertama (skor total Pe16ngukuran kedua (skor total
tiap responden tiap resp12onden
14 15
15 15
13 13
16 15
13 14
12 14
13 13
16 16
12 13
14 13
14 13
 Hasil ini dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus
seperti tersebut didepan.
 Bila hasilnya (angka korelasinya) sama atau lebih dari angka
kritis pada derajat kemaknaan p= 0.05 (lihat tabel) maka alat
ukur tersebut reliabel
 Tetapi bila angka (hasil) yang diperoleh dibawah angka kritis,
maka kuesioner tersebut tidak reliabel sebagai alat ukur.
2. Tehnik belah dua
 Alat ukur/kuesioner yang telah disusun debelah atau dibagi
menjadi dua.
 Oleh sebab itu pertanyaan dalam kuesioner ini harus cukup
banyak (memadai0, sekitar 40-60 pertanyaan.
 Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan kuesioner tersebut kepada sejumlah responden,
kemudian dihitung validitas masing-masing pertanyaannya.
Pertanyaan yang valid dihitung sedangkan yang tidak valid
dibuang
b. Membagi pertanyyan-pertanyaan yang valid tersebut menjadi
dua kelompok secara acak (random). Separuh masuk
kedalam belahan pertama dan separuhnya lagi masuk
kebelahan yang kedua
c. Skors untuk masing-masing item pada tiap belahan
dijumlahkan sehingga akan menghasilkan 2 kelompok skor
total yakni untuk belahan pertama dan kedua
d. Melakukan uji korelasi dengan rumus korelasi product moment
tersebut, antara belahan pertama dengan belahan kedua.
e. Selanjutnya dengan daftar seperti uji korelasi sebelumnya,
dapat diketahui reliabilitas kuesioner tersebut.
3. Tehnik Paralel
 Membuat dua alat pengukur (kuesioner) untuk mengukur
aspek yang sama
 Kedua kuesioner tersebut diuji cobakan terhadap
sekelompok responden yang sama.
 Kemudian masing-masing pertanyaan pada kedua
kuesioner tersebut dihitung validitasnya
 Pertanyaan-pertanyaan dari kedua kuesioenr tersebut
yang tidak valid dibuang dan yang valid dihitung total
skorsnya
 Skors total dari masing-masing responden dari kedua
kuesioner tersebut dihitung korelasinya dengan
menggunakan teknik korelasi product moment seperti
contoh-contoh tersebut didepan.

Anda mungkin juga menyukai