Anda di halaman 1dari 69

F7.

RETARDASI MENTAL
F8. GANGGUAN
PERKEMBANGAN
PSIKOLOGIS
dr. Suzy Yusna Dewi, Sp.KJ (K)
Retardasi
Mental
DEFINISI
• Suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap, yang
terutama ditandai oleh hendaya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga
Menurut berpengaruh pada semua tingkat intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa,
PPDGJ-III motorik, dan sosial

• Suatu disabilitas yang ditandai dengan suatu limitasi/keterbatasan yang bermakna


baik dalam fungsi intelektual maupun perilaku adaptif yang diekspresikan dalam
keterampilan konseptual, sosial, dan praktis; keadaan ini terjadi sebelum usia 18
Menurut tahun. Ada 5 dimensi biopsikososial dalam defenisi ini, yaitu: kemampuan
AAMR intelektual; perilaku adaptif; partisipasi, interaksi, dan peran sosial; kesehatan fisik
dan mental; konteks (termasuk budaya dan lingkungan).

• Defisit fungsi intelektual seperti pemecahan masalah, perencanaan, akademi,dll yang


dilihat dari gejala klinis serta pribadinya sendiri
DSM V

Elvira SD, Hadisukanto G. Retardasi Mental. Buku Ajar Psikiatri, Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2010
EPIDEMIOLOGI

Di indonesia
1-3 persen
penduduknya
menderita
kelainan ini Insiden tertinggi
pada masa anak
sekolah dengan
puncak umur 10
sampai 14 tahun

Kaplan, HI, Saddock, BJ & Grabb, JA., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu
Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis. Tangerang : Bina Rupa Aksara
RM akan mempengaruhi perkembangan anak
dalam berbagai bentuk

Aspek fisik, misalnya dalam kemampuan anak untuk duduk,


berjalan, dan menulis
Aspek perawatan diri sendiri, misalnya kemampuan untuk
makan sendiri, mandi sendiri dan menggunakan alat-alat yang
umum digunakan dalam rumah
Aspek komunikasi, seperti berbicara, berbahasa dan memahami
instruksi
Aspek sosial, seperti bersosialisasi dan bermain dengan anak lain
Aspek mental emosional, seperti hiperaktivitas, depresi dan
kecemasan
KRITERIA DIAGNOSIS

• Fungsi intelektual secara signifikan : IQ lebih kurang 70 atau dibawah pada seorang
individu melakukan tes IQ.
1
• Kekurangan yang terjadi bersamaan atau hendaya yang muncul pada fungsi adapatif
dalam minimal dua dari bidang berikut: komunikasi, perawatan diri, pemenuhan
kebutuhan hidup, kemampuan sosial/interpersonal, penggunaan sumber komunitas,
2 kemandirian, kemampuan fungsi akademik, pekerjaan, waktu luang, kesehatan,
keamanan.

• Terjadi sebelum umur 18 tahun


3
Elvira SD, Hadisukanto G. Retardasi Mental. Buku Ajar Psikiatri, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, 2010
Mendengar dan Pemahaman Bunyi Bahasa dan Keterampilan sosial
perhatian berbicara

0-3 bln Tertarik terhadap mengenali suara Menangis, membuat Menatap wajah,
suara. orang tuanya suara berkumur, menjulurkan lidah,
mendengkur

3-6 bln Melihat wajah saat Menunjukan Membuat suara Memperlihatkan


orang berbicara kegembiraan saat untuk mendapatkan emosi yang berbeda
mendengar suara perhatian saat mendengar
suara

6-12 bln Mencari letak suara, Mengerti instruksi Mengoceh dengan 1 Mencoba mengikuti
fokus kepada suara yang sederhana bila suku kata, ex: ba-ba orang dewasa saat
yang berbeda dibantu gerakan dan berbicara dan gerak
konteks bibir

12-15 bln Mengikuti lagu dan Memahami kata bila Mengucapkan 10 Sudah akrab dengan
bernyanyi ada objeknya suku kata walaupun orang dewasa
tidak jelas
Menjangkau atau
menunjuk sesuatu
yang iya mau sambil
membuat suara

Kliegman, Robert, et al. 2016. Nelson textbook of pediatrics.


Edisi 20. Edinburgh: Elsevier/Saunders.
Mendengar dan Pemahaman Bunyi Bahasa dan Keterampilan sosial
perhatian berbicara

15-18 bln Mendengar dan Mengenali gambar Sudah dapat Berpura-pura


merespon saat di pada buku. menggunakan bermain
beri instruksi yang hampir 20 suku kata
simpel. walaupun terkadang
Ex: ben pakai sepatu tidak jelas.

18 bln-2 thn Fokus pada akivitas Mulai banyak Mulai menyambung Mulai berpura-pura
yang ia pilih tapi memahami kata dan 2-3 kata dalam 1 bermain dengan
perlu bantuan dari dapat melakukan kalimat mainan
orang dewasa instruksi.

2-3 thn Mulai Mulai memahami Dapat menggunakan Tertarik dengan apa
mendengarkan dan sebuah sebuah 300 kata termasuk yang orang lain
berbicara dengan cerita bila didukung penjelasan dari kata mainkan dan akan
ketertarikan tapi oleh gambar. tersebut. bergabung
mudah terganggu
perhatiannya.

3-4 thn Senang Sadar hubungan Menggabungkan 4-6 Dapat memulai


mendengarkan antara masa kata dalam 1 percakapan dengan
cerita lampau, sekarang kalimat. orang lain, dapat
dan masa depan berdebat dengat
teman

Kliegman, Robert, et al. 2016. Nelson


textbook of pediatrics. Edisi 20.
Edinburgh: Elsevier/Saunders.
Mendengar dan Pemahaman Bunyi Bahasa dan Keterampilan
perhatian berbicara sosial
4-5 tahun Perhatian Bisa Sudah mahir Memilih
sekarang lebih memahami dalam teman,
flexibel, Dapat cerita tanpa berbicara Membuat
memahami gambar menggunakan sebuat bentuk
intruksi tanpa kalimat dari lego
menghentikan
aktivitas untuk
melihat
pembicara

Kliegman, Robert, et al. 2016. Nelson textbook of pediatrics. Edisi 20. Edinburgh: Elsevier/Saunders.
RETARDASI MENTAL

F70 Retardasi Mental Ringan


F71 Retardasi Mental Sedang
F72 Retardasi Mental Berat
F73 Retardasi Mental Sangat Berat
F78 Retardasi Mental Lainnya
F79 Retardasi Mental YTT
Diagnostik Borderline RM Ringan RM Sedang RM Berat RM Sangat Berat

IQ 70-85 50-69 35-49 20-34 <20

Perilaku Sesuai usia Sulit dibedakan Dapat Dapat merawat Perlu pengawas
dengan anak memenuhi diri sendiri di terus-menerus,
yang tidak RM kebutuhan diri bawah disertai kelainan
dan merawat pengawasan neurologik
diri
(membutuhkan
pengawasan
saat usia pra-
sekolah)

Komunikasi Tidak ada Mampu Dapat Berkomunikasi Kemungkinan


hambatan membangun berkomunikasi buruk (hanya tidak dapat
komunikasi, pada saat usia mengucapkan berbicara
tetapi ada sekolah beberapa kata)
hendaya bahasa berbicara saat usia
saat pra-sekolah sekolah

Kaplan, HI, Saddock, BJ & Grabb, JA., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu
Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis. Tangerang : Bina Rupa Aksara
Diagnostik Borderline RM Ringan RM Sedang RM Berat RM Sangat
Berat
Motorik/ Perkembangan Motorik dan Keterlambatan Saat usia pra- Koordinasi
sensorik sesuai usia sesnroik dari sekolah motorik dan
terganggu saat perkembangan perkembangan sensorik buruk,
usia pra- motorik dan motorik dan memerlukan
sekolah memerlukan sensorik buruk bantuan
pengawasan pengawas
terus-menerus

Hubungan Kesadaran Kesadaran Kesadaran Hanya dapat Tidak bisa


sosial sosial baik sosial baik sosial kurang menyesuaikan diri berhubungan
di lingkungan sosial dan perlu
keluarga pengawasan

Mampu Mampu didik Mampu didik Mampu latih Mampu latih saat Mampu latih
didik / dan mampu usia sekolah (cakap dengan latihan
mampu latih latih dalam kegiatan yang adekuat
sederhana. Contoh:
makan, mandi)

Kaplan, HI, Saddock, BJ & Grabb, JA., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku
Psikiatri Klinis. Tangerang : Bina Rupa Aksara
Diagnostik Borderline RM Ringan RM Sedang RM Berat RM Sangat
Berat
Akademik Dapat Dapat Cenderung Tidak mampu Tidak
mengikuti mempelajari tidak dapat mengikuti mampu
pelajaran di pelajaran mengikuti akademik mengikuti
sekolah kelas 6 SD materi akademik
biasa, akademik
namun sulit lebih dari
dan kelas 2 SD
membutuh
kan waktu
belajar
yang lebih

Kaplan, HI, Saddock, BJ & Grabb, JA., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan
Prilaku Psikiatri Klinis. Tangerang : Bina Rupa Aksara
Retardasi Mental Lainnya

– Kategori ini hanya digunakan bila penilaian dari tingkat


retardasi mental dengan memakai prosedur biasa sangat sulit
atau tidak mungkin dilakukan karena adanya gangguan
sensorik atau fisik, misalnya buta, bisu tuli, dan penderita
yang perilakunya terganggu berat atau fisiknya tidak mampu.
Retardasi Mental YTT

– Jelas terdapat retardasi mental, tetapi tidak ada


informasi yang cukup untuk menggolongkannya
dalam salah satu ketegori di atas.
pranatal

perinatal ETIOLOGI postnatal

Idiopatik

Kaplan, HI, Saddock, BJ & Grabb, JA., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri
Klinis. Tangerang : Bina Rupa Aksara
Pranatal
Gangguan pertumbuhan Gangguan pertumbuhan
otak trimester I otak trimester II dan III
• Kelainan kromosom • Infeksi intra uterin, misal
• Infeksi intra uterin, misal HIV
HIV • Zat-zat teratogen (alkohol,
• Zat-zat teratogen (alkohol, kokain, logam-logam
radiasi) berat)
• Disfungsi plasenta • Ibu DM, PKU
• Kelainan konginetal dari • Toksemia gravidarum
otak • Disfungsi plasenta
• Ibu malnutrisi

Kaplan, HI, Saddock, BJ & Grabb, JA., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri
Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis. Tangerang : Bina Rupa Aksara
Perinatal
prematur

Meningiti Asfeksia
s neotorum

Trauma
lahir

Kaplan, HI, Saddock, BJ & Grabb, JA., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri
Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis. Tangerang : Bina Rupa Aksara
Postnatal

Kerusakan
Kejang otak
Malnutrisi

trauma

infeksi

Kaplan, HI, Saddock, BJ & Grabb, JA., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis


Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis. Tangerang : Bina Rupa
TATALAKSANA
Pendidikan

Memberikan
Pelayanan pelayanan
medis
prenatal dan PRIMER kesehatan
maternal dan
perinatal anak yang
optimal

Konseling
keluarga dan
genetik
Kaplan, HI, Saddock, BJ & Grabb, JA., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis. Tangerang : Bina Rupa
Aksara
NON-FARMAKOLOGI

Terapi perilaku, kognitif,


Pendidikan untuk anak Pendidikan keluarga
dan psikodinamika

• Latihan keterampilan • Perilaku : membentuk dan • mempertahankan harapan


adaptif meningkatkan perilaku yang realistic untuk pasien.
• Latihan keterampilan sosial sosial dan untuk
• Latihan kejujuran mengendalikan dan
• Komunikasi dan usaha menekan perilaku agresif
untuk meningkatkan dan destruksi pasien
kualitas hidup • Kognitif : menghilangkan
keyakinan palsu dan
latihan relaksasi dengan
instruksi dari diri sendiri
• Psikodinamika :
menurunkan kecemasan,
kekerasan, dan depresi
yang menetap.
Kaplan, HI, Saddock, BJ & Grabb, JA., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku
Psikiatri Klinis. Tangerang : Bina Rupa Aksara
TERAPI FARMAKOLOGI
Gerakan motorik
Gejala hiperkinetik Kemampuan belajar
stereotipik
• Amphetamin dosis • chlorpromazine • Pyrithioxine
0,2 - 0,4 mg/kg/hari (Thorazine) (Encephabol,
• Imipramin dosis ± 1,5 • Phenobarbital dosis 5 Cerebron).
mg/kg/hari mg/kg/hari • Glutamic acid.
• Efek sampingan (Phenobarbital dapat • Gamma amino
kedua obat diatas menaikkan gejala butyric acid
dapat menimbulkan hyperkinetik) (Gammalon).
convulsi • Pabenol.
• Valium, Nobrium, • Nootropil.
Haloperidol dsb. • Amphetamin dsb
dapat juga menekan
gejala hyperkinetik

Sunarwati Titi, Kadim Muzal, Sari Pedriatri: Retardasi mental edisi 2, Desember 2000. Jakarta
F.80 “GANGGUAN
PERKEMBANGAN
KHAS BERBICARA
DAN BERBAHASA”
F 80 Gangguan Perkembangan Khas Berbicara dan
Berbahasa

F80.0 Gangguan artikulasi berbicara khas


F80.1 Gangguan berbahasa ekspresif
F80.2 Gangguan berbahasa reseptif
F80.3 Afasia didapat dengan epilepsi
F80.8 Gangguan perkembangan berbicara dan berbahasa lainnya
F80.9 Gangguan perkembangan berbicara dan berbahasa YTT
 Gangguan perkembangan khas dimana pola normal penguasaan bahasa
terganggu sejak awal perkembangan.

 Kondisi ini tidak secara langsung berkaitan dengan kelainan neurologis atau
mekanisme berbicara, gangguan sensorik, retardasi mental, atau faktor
lingkungan.

 Tidak termasuk : kelambatan dan distorsi perkembangan berbahasa yang


disebabkan oleh ketulian yang berat, kelainan artikulasi yang langsung
disebabkan oleh langit-langit mulut yang terbelah, atau disartria yang
disebabkan cerebral palsy.

Sumber: Pedoman Penggolongan Dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ-III), Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayan Medik, 1993. Cetakan Pertama.
Gangguan Artikulasi Berbicara Khas (F80.0)

PENGERTIAN DIAGNOSIS DITEGAKKAN JIKA:

 Gangguan perkembangan khas  Beratnya gangguan artikulasi di luar


dimana penggunaan suara untuk batas variasi normal bagi usia mental
berbicara dari anak, berada di bawah anak;
tingkat yang sesuai dengan usia  Kecerdasan (intelegensia) non-verbal
mentalnya, sedangkan tingkat dalam batas normal.
kemampuan bahasanya normal.  Kemampuan berbahasa ekspresif dan
reseptif dalam batas normal.
 Usia penguasaan suara untuk  Kelainan artikulasi tidak langsung
berbicara, dan urutan dimana suara ini diakibatkan oleh suatu kelainan
berkembang, menunjukkan variasi sensorik, struktural, atau neurologis .
individual yang cukup besar.  Salah ucap jelas tidak normal dalam
konteks pemakaian bahasa percakapan
sehari-hari dalam kehidupan anak.

Sumber: Pedoman Penggolongan Dan Diagnosis


Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ-III),
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal
Pelayan Medik, 1993. Cetakan Pertama.
PERKEMBANGAN NORMAL PERKEMBANGAN ABNORMAL

 Usia 4 tahun : kesalahan pengungkapan  Misartikulasi berbahasa anak


suara bicara yang biasa  Penghilangan, distorsi, atau substitusi dr
 Usia 6-7 tahun : suara berbahasa akan suara berbicara.
diperoleh, tidak ada masalah komunikasi  Inkonsistensi dalam mengeluarkan suara
 Usia11-12 tahun : semua suara untuk (mengucapkan beberapa kata dg benar tapi
berbicara hrs dicapai tdk dpt untuk kata-kata yg lain).

Sumber: Pedoman Penggolongan Dan Diagnosis Gangguan Jiwa


di Indonesia III (PPDGJ-III), Departemen Kesehatan RI, Direktorat
Jenderal Pelayan Medik, 1993. Cetakan Pertama.
Gangguan Berbahasa Ekspresif (F80.1)

PENGERTIAN

Gangguan perkembangan khas dimana kemampuan anak dalam


mengekspresikan bahasa dengan berbicara di bawah rata-rata anak dalam
usia mentalnya, tetapi pengertian bahasa dalam batas normal, dengan
atau tanpa gangguan artikulasi.

Sebagai kompensasi dari kekurangannya, anak akan berusaha


berkomunikasi dengan menggunakan demonstrasi, lagak (gesture), mimik,
atau bunyi yang bukan merupakan bahasa.

Sumber: Pedoman Penggolongan Dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ-III), Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayan Medik,
1993. Cetakan Pertama.
DIKATAKAN TERJADINYA KELAMBATAN, APABILA: DIKATAKAN TERJADINYA GANGGUAN, APABILA:

 Tidak adanya kata atau beberapa kata  Perkembangan kosa kata yang terbatas.
yang muncul pada usia 2 tahun .  Kesulitan dalam memilih dan mengganti
 Ketidakmampuan dalam mengerti kata kata-kata yang tepat.
majemuk sederhana pada usia 3 tahun.  Penggunaan berlebihan dari sekelompok
kecil kata-kata umum.
 Memendekkan ucapan yang seharusnya
berbunyi panjang.
 Struktur kalimat yang mentah.
 Kesalahan kalimat (syntactial).
 Kehilangan awalan atau akhiran yang
khas.
 Salah atau gagal dalam menggunakan
aturan tata bahasa seperti kata
penghubung, kata ganti, kata sandang,
kata kerja dan kata benda yang terinfeksi
(berubah).

Sumber: Pedoman Penggolongan Dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ-III), Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayan Medik, 1993.
Cetakan Pertama.
Gangguan Berbahasa Reseptif (F80.2)

PENGERTIAN

Gangguan perkembangan khas dimana pengertian anak dalam


bahasa di bawah kemampuan rata-rata anak dalam usia
mentalnya.

 Kriteria dari gangguan pervasif tidak dijumpai.


 Pada hampir semua kasus, perkembangan dari bahasa ekspresif juga
terlambat dan lazim ada suara ucapan yang tidak normal.
 Berkaitan erat dengan gangguan sosio-emosional-perilaku.

Sumber: Pedoman Penggolongan Dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ-III), Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal
Pelayan Medik, 1993. Cetakan Pertama.
DIKATAKAN TERJADINYA KELAMBATAN, DIKATAKAN TERJADINYA GANGGUAN,
APABILA: APABILA:

 Ditemukan kegagalan dalam memberi  Ditemukan ketidakmampuan untuk


respons terhadap nama yang familiar mengerti struktur tata bahasa (bentuk
(tidak adanya petunjuk non-verbal) pada kalimat negatif, pertanyaan,
usia 1 tahun perbandingan, dsb)
 Ketidakmampuan dalam mengidentifikasi  Kekurangan dalam mengerti aspek
beberapa objek sederhana dalam usia 18 penghalus dari bahasa (nada suara,
bulan gerakan tubuh, dsb)
 Kegagalan dalam mengikuti instruksi
sederhana pada usia 2 tahun

Sumber: Pedoman Penggolongan Dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ-III), Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayan Medik, 1993. Cetakan Pertama.
Afasia Didapat Dengan Epilepsi (Sindrom Landau-Klefner)
(F80.3)

PENGERTIAN

Gangguan perkembangan khas dimana anak memiliki riwayat


perkembangan bahasa yang normal, kehilangan kemampuan
berbahasa ekspresif dan reseptif, tetapi tetap normal dalam
intelegensia umum.

Onset gangguan Ciri khas : kelemahan


disertai dengan berbahasa reseptif
Onset umumnya
kelainan paroksismal yang sangat berat
pada usia 3-7 tahun,
pada EEG (lobus dan kesulitan dalam
tetapi dapat juga
temporalis), biasanya penangkapan melalui
muncul lebih awal
bilateral dan dalam pendengaran yang
atau lebih lambat.
banyak kasus disertai sering merupakan
kejang epileptik. manifestasi pertama
dari kondisi ini.

Sumber: Pedoman Penggolongan Dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ-III), Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayan Medik, 1993.
Cetakan Pertama.
Gangguan Perkembangan Berbicara
Dan Berbahasa Lainnya (F80.8)

 Termasuk dalam gangguan ini adalah gangguan bicara tipe pelat


(lisping).

Sumber: Pedoman Penggolongan Dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ-III), Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayan Medik, 1993. Cetakan Pertama.
Gangguan Perkembangan Berbicara
Dan Berbahasa YTT (F80.9)

Gangguan berbicara dan


berbahasa kategori ini Termasuk: Gangguan
harus dihindarkan sejauh berbahasa YTT.
mungkin dan hanya
digunakan untuk
gangguan yang tidak
ditentukan dengan
hendaya yang bermakna
dalam pengembangan
bicara atau bahasa yang
tidak termasuk retardasi
mental dan kelainan
neurologis (sensoris atau
fisik).
Sumber: Pedoman Penggolongan Dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ-III), Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayan Medik, 1993.
Cetakan Pertama.
F81 Gangguan
Perkembangan
Belajar Khas
F81 Gangguan Perkembangan Belajar Khas

– F81.0 Gangguan membaca khas


– F81.1 Gangguan mengeja khas
– F81.2 Gangguan berhitung Khas
– F81.3 Gangguan belajar campuran
– F81.8 Gangguan perkembangan belajar lainnya
– F81.9 Gangguan perkembangan belajar YTT
F81 Gangguan Perkembangan Belajar Khas

 Suatu gangguan pada kemampuan penguasaan keterampilan yang terganggu sejak stadium
awal perkembangan.

Pedoman Diagnostik
– Terdapat derajat hendaya bermakna dalam keterampilan tertentu
– Hendayanya khas, bukan karena retardasi mental /hendaya ringan pada intelegensia umum.
– Harus dalam masa perkembangan, harus sudah ada pada anak usia sekolah dan tidak
didapatkan kemudian dalam proses perjalanan pendidikan lebih lanjut.
– Harus tidak ada faktor luar
– Tidak langsung disebabkan oleh hendaya visus atau pendengaran yang tak terkoreksi.
F81.0 Gangguan Membaca Khas

 Hendaya yang khas dan bermakna dalam perkembangan kemampuan membaca yang tidak hanya
disebabkan oleh usia, masalah ketajaman pandangan atau tidak adekuatnya pendidikan

Pedoman Diagnostik
Kemampuan membaca anak lebih rendah daripada yang diharapkan pada usianya, intelegensia umum,
dan penempatan sekolahnya:
– Dihilangkannya, digantinya imbuhan kata atau suku kata
– Kecepatan membaca lamban
– Salah mengawali, keraguan yang lama, atau kehilangan bagian teks & tidak tepat menyusun kalimat
– Memutarbalikan kata dalam kalimat/huruf dalam kata
– Ketidakmampuan memahami bacaan
– Biasanya didahului oleh riwayat gangguan perkembangan berbicara atau berbahasa
F81.1 Gangguan Mengeja Khas

 Hendaya yang khas dan bermakna dalam perkembangan kemampuan mengeja tanpa riwayat
gangguan membaca khas, tidak disebabkan oleh rendahnya usia mental, masalah ketajaman
penglihatan atau pendidikan yang tidak adekuat

Pedoman Diagnostik
– Kemampuan mengeja anak harus secara bermakna di bawah tingkat yang seharusnya sesuai usianya,
intelegensia umum, dan tingkat sekolahnya
– Kemampuan membaca anak harus dalam batas normal & harus tidak ada riwayat kesulitan membaca
sebelumnya
– Kesulitan mengeja bukan disebabkan oleh cara pengajaran yang tidak adekuat, kurangnya daya
penglihatan, pendengaran atau fungsi neurologis, dan bukan didapat sebagai akibat gangguan
neurologis, psikiatrik atau lainnya
F81.2 Gangguan Berhitung Khas

 Hendaya yang khas dalam kemampuan berhitung, bukan akibat retardasi mental umum atau
pendidikan yang tidak adekuat

Pedoman Diagnostik
– Kemampuan berhitung lebih rendah dari tingkat seusianya, inteligensia umum dan tingkat
sekolahnya
– Ketrampilan membaca dan mengeja harus dalam batas normal sesuai umur mental anak
– Kekurangan pada kemampuan dasar berhitung (tambah, kurang, kali, bagi)
F81.3 Gangguan Belajar Campuran

• Merupakan kategori sisa gangguan yang batasannya tidak jelas


• Hendaya pada kemampuan berhitung, membaca, atau mengeja secara bermakna,
tetapi tidak dapat diterangkansebagai akibat dari retardasi mental atau pengajaran
yang tidak adekuat, atau efek langsung dari ketajaman penglihatan, pendengaran,
atau fungsi neurologis

F81.9 Gangguan Perkembangan Belajar YTT

• Gangguan tidak khas dengan disabilitas bermakna tentang belajar yang tidak
disebabkan oleh retardasi mental, masalah ketajaman penglihatan atau pendidikan
tidak adekuat
Gangguan belajar Khas (DSM V)
– Kriteria diagnostik
a) Kesulitan belajar dan menggunakan ketrampilan akademik (setidaknya 6 bulan)
a) pembacaan kata yang tidak akurat atau lamban dan mudah
b) Kesulitan memahami makna dari apa yang dibaca
c) Kesulitan dengan ejaan
d) Kesulitan dengan ungkapan tertulis
e) Kesulitan menguasai jumlah, perhitungan
f) Kesulitan dengan penalaran matematis

b) Berdampak pada kinerja akademis atau pekerjaan atau aktivitas


c) Kesulitan dimulai pada usia sekolah
d) Kesulitan bukan dari ketidakmampuan intelektual, gangguan mental, visual, atau pendengaran.
Gangguan membaca

– Disleksia : pencapaian membaca di bawah tingkat yang


diharapkan, atau kesulitan belajar yang ditandai oleh masalah
dengan pengenalan kata yang akurat atau lancar, decoding yang
buruk, dan kemampuan ejaan yang buruk
Gangguan menghitung

– Diskalkulia : pola kesulitan yang ditandai dengan masalah


dalam memproses informasi numerik, mempelajari fakta
aritmatika, dan melakukan perhitungan yang akurat atau
lancar
Tingkat keparahan

– Ringan
– Sedang
– Berat
F82 Gangguan
Perkembangan
Motorik Khas
F82 Gangguan Perkembangan Motorik Khas

 Hendaya berat dalam perkembangan koordinasi motorik yang tidak disebabkan oleh retardasi
intelektual umum atau kelainan kongenital atau gangguan neurologis yang didapat

Pedoman Diagnostik
– Tahap perkembangan motorik dapat terlambat dan dapat terjadi kesulitan berbicara (khususnya
gangguan artikulasi).
– tampak aneh berjalannya, lambat belajar berlari, naik turun tangga.
– Kesulitan belajar mengikat tali sepatu, memasang & melepaskan kancing, melempar & menangkap
bola.
– benda yang dipegang mudah jatuh, terjatuh, tersandung, tulisan tangan buruk.
– Tak pandai menggambar, membangun model, main bola serta menggambar dan mengerti peta.
Kriteria Diagnosis DSM V

A. Kesulitan diwujudkan sebagai kecanggungan (menabrak benda), kelambatan,


dan ketidaktepatan kinerja keterampilan motorik (menangkap benda,
menggunakan gunting, menulis, olahraga)  tidak sesuai usia
B. Kriteria A, terus menerus mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari 
produktivitas akademis, kejuruan
C. Onset gejala pada awal masa perkembangan
D. Defisit motorik bukan cacat yang dapat dimengerti (gangguan perkembangan
intelektual) / gangguan penglihatan, dan tidak disebabkan oleh kondisi
neurologis yang mempengaruhi gerakan (cp, distrofi otot, gg. degeneratif)
Prevalensi

– Anak usia 5-11 tahun


– Laki-laki >> perempuan
– 50-70% berlanjut sampai masa remaja.
Faktor resiko dan prognosis

– Lingkungan
– Genetik dan fisiologis ; disfungsi serebelum
– Perubahan dalam belajar
F.84 “GANGGUAN
PERVASIF”
Autism spectrum disorder
DSM V (299.0
A. Kekurangan yang menetap dalam komunikasi dan intreraksi sosial yang
bermacam-macam konteks, seperti yang ditunjukan berikut ini :
– Kurangnya kemampuan timbal balik emosional, cth : berkurangnya minat,
emosi, perasaan.
– Kurang dalam perilaku komunikasi non-verbal yang digunakan untuk interaksi
sosial, cth: kurangnya ekspresi wajah dan komunikasi nonverbal.
– Kurang dalam mengembangkan, mempertahankan dan memahami suatu
hubungan cth : kesulitan dalam menyesuaikan perilaku dalam menghadapi
bermacam-macam situasi sosial, kesulitan dalam permainan imajinatif.
B. Pola kebiasaan, minat, atau aktivitas yang terbatas, berulang, dinyatakan paling sedikit dua dari berikut masa kini
atau masa lampau :

– Gerakan motoric stereotip atau berulang, penggunaan dari benda-benda atau kemampuan berbicara cth : gerakan

memutar, mengurutkan mainan)

– Bersikeras pada persamaan, kepatuhan yang kaku terhadap kebiasaan sehari-hari, pola yang menetap pada perilaku

verbal atau non verbal cth : reaksi yang berlebihan pada perubahan kecil, kesulitan peralihan.

– Minat yang sangat terbatas, terpaku yang tidak normal dalam intensitas dan focus ( cth : kelekatan pada objek yang

terlalu berlebihan)

– Hiper atau hiporeaktif terhadap rangsangan sensoris atau minat yang tidak biasa pada aspek sensoris terhadap

lingkungan. (Cth: rangsang terhadap suhu, berlebihan dalam mencium atau menyentuh objek)
C. Simptom harus ada pada periode perkembangan awal (tapi bisa menjadi tidak
sepenuhnya membuktikan sampai kebutuhan sosial mencapai batasnya)
D. Simptom menyebabkan gangguan klinis yang signifikan pada kemampuan
sosial, pekerjaan, area penting lainnya yang berfungsi
E. Gangguan ini sebaiknya tidak dijelaskan dengan gangguan intelektual atau
hambatan perkembangan secara umum. Gangguan intelektual dan gangguan
spectrum autistic seringkali terjadi ; untuk membuat diagnosis komorbiditas dari
gangguan spectrum autistic dan gangguan intelektual, komunikasi sosial harus
dibawah yang diharapkan untuk tingkat perkembangan pada umumnya.
F84.0 Autisme Masa Kanak
- Kelainan dan/atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun

- 3 bidang:
 Interaksi sosial

 Komunikasi

 Perilaku yang terbatas dan berulang

- Selalu ada hendaya kualitatif dalam interaksi sosial


• Hendaya kualitatif dalam komunikasi

- Kondisi ini juga ditandai dengan pola prilaku, minat dan kegiatan yang terbatas, berulang,
dan stereotipok
Kriteria Diagnostik
A. Keenam hal dari 1,2,3 dengan dua gejala 1, dan satu dari 2,3

1. Hendaya Kualitatif dalam Hal Interaksi Sosial :

a. Hendaya nyata dalam hal penggunaan berbagai perilaku nonverbal.

Pandangan Mata
Ekspresi Wajah
Postur Tubuh dan Sikap
untuk mengatur interaksi sosial

b. Kegagalan mengembangkan hubungan sebaya yang sesuai dengan tingkat perkembangan

c. Tidak ada keinginan spontan untuk berbagi kesenangan, minat, dan pencapaian.

d. Tidak adanya timbal balik sosial-emosional


2. Hendaya Kualitatif dalam Hal Komunikasi

a.Keterlambatan atau tidak adanya perkembangan bahasa lisan

b.Hendaya memulai atau mempertahankan pembicaraan dengan orang lain

c. Penggunaan bahasa yang stereotipik dan berulang

d. Tidak adanya berbagai permainan, sandiwara spontan yang sesuai dengan usia perkembangan.
3. Pola Perilaku, minat, aktivitas stereotipik berulang dan terbatas.

a. Meliputi preokupasi terhadap salah satu atau lebih pola minat yang stereotipik dan terbatas yang
abnormal baik dalam intensitas atau fokus.

b. Tampak terlalu lekat dengan rutinitas atau ritual yang spesifik

c. Motorik berulang dan stereotipik

d. Preokupasi persisten terhadap bagian dari objek


B. Keterlambatan atau fungsi abnormal pada sedikitnya salah satu area ini dengan onset sebelum usia 3
tahun

a. Interaksi sosial

b. Bahasa dalam komunikasi sosial

c. Permainan simbolik atau khayalan

C. Gangguan ini tidak disebabkan oleh gangguan Rett atau gangguan disintegratif masa kanak-kanak
F84.1 Autisme Tidak khas

- Muncul setelah 3 tahun

- Tidak menunjukkan 1 atau 2 dari 3 bidang yang tadi disebutkan.

- Sering muncul pada individu dengan retardasi mental yang berat


F84.2 Sindrome Rett
 Onset 6-24 bln

 Perkembangan awal normal atau mendekati normal  kehilangan sebagian atau keseluruhan
keterampilan tangan dan berbicara yang telah didapat, bersamaan dengan terdapatnya
kemunduran/perlambatan pertumbuhan kepala

 Gejala khas paling menonjol : hilangnya kemampuan gerakan tangan yang bertujuan dan keterampilan
manipulatif dari motorik halus yang telah terlatih. Kehilangan/hambatan perkembangan bahasa

 Dapat senyum, menatap kosong, tapi tidak terjadi interaksi sosial

 Cara berdiri dan berjalan melebar, hipotonik, ataksia, skoliosis atau kifoskoliosis
Kriteria Diagnostik
A. Semua hal berikut ini :

1. Perkembangan pranatal dan perinatal tampak normal

2. Perkembangan psikomotor tampak normal pada 5 bulan pertama setelah lahir

3. Lingkar kepala normal saat lahir

B. Onset semua hal ini setelah periode perkembangan normal :

1. Pertumbuhan kepala melambat (5-48 bulan)

2. Hilangnya keterampilan tangan yang bertujuan yang telah dicapai sebelumnya antara usia 5-30 bulan.

3. Hilangnya keterikatan sosial di awal perjalanan gangguan

4. Munculnya langkah yang terkoordinasi dengan buruk atau gerakan batang tubuh yang tida terkontrol.

5. Perkembangan bahasa dan ekspresi yang sangat terganggu dengan retardasi psikomotor berat.
F84.3 Gangguan Desintegratif Masa Kanak

Dikenal sebagai sindrom heller dan psikosis disintegratif.

A. Perkembangan yang tampak normal selama sedikitnya 2 tahun pertama setelah lahir yang
ditunjukan dengan adanya komunikasi verbal dan nonverbal yang sesuai usia.

B. Kehilangan keterampilan yang sebelumnya telah dicapai sebelum usia 10 tahun. Sedikitnya 2 dari
area berikut :
1. Bahasa reseptif/ ekspresif
2. Keterampilan sosial atau perilaku adaptif
3. Pengendalian kandung kemih dan usus
4. Permainan
5. Keterampilan mekanik
C. Kelainan fungsi pada sedikitnya 2 area berikut ini:

1. Hendaya kualitatif di dalam interaksi sosial

2. Hendaya Kualitatif didalam komunikasi

3. Pola perilaku, minat, aktivitas terbatas, berulang, dan stereotipik

4. Gangguan ini tidak disebabkan oleh gangguan perkembangan pervasif lainnya atau skizofrenia
F84.4 Gangguan aktivitas berlebih yang
berhubungan dengan retardasi mental dan gerakan
stereotipik
– Kombinasi antara perkembangan tak serasi dari overaktivitas yang berat, stereotipik mototrik dan
retardasi mental yang berat  harus ada
F84.5 Sindrom Asperger

 Kombinasi antara :

 Tidak ada keterlambatan/hambatan perkembangan bahasa atau


perkembangan kognitif

 Ada defisiensi kualitatif dalam fungsi interaksi sosial

 Ada pola perilaku, perhatian dan aktivitas yang terbatas, berulang


dan stereotipik
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai