Perdarahan Subarachnoid
DEFINISI
2. Ensefalitis
Ensefalitis dapat disebabkan oleh virus herpes simpleks, Japanese encephalitis, measles dan
rabies. Gejala biasanya diawali dengan adanya demam, malaise, dan mual yang diikuti dengan
gejala letargis, kebingungan, dan delirium.
3. Sindrom Diseksi
Gejala diseksi paling sering berupa gejala iskemia dan dapat dipastikan dengan CT-angiografi
yang menunjukkan adanya flap lapisan intima atau gambaran lumen double-barrel.
4. Hidrosefalus
Gejala hidrosefalus pada pasien dewasa biasanya mual, kepala pasien membesar pada
pemeriksaan fisik, dan ditemukan adanya akumulasi cairan serebrospinal.
5. Penyakit Moyamoya
Penyakit Moyamoya merupakan penyakit pembuluh darah otak oklusif yang terjadi pada
sirkulus Willisi, arteri otak, dan batang otak, dapat dilihat pada hasil CT-angiografi otak. Penyakit ini
banyak terjadi pada orang Jepang.
Diagnosis Banding ICH
6. Epilepsi
Epilepsi ditandai dengan kejang dan dipastikan dengan elektroensefalografi (EEG).
7. Empiema Subdural
Empiema subdural merupakan pengumpulan massa abses pada lapisan subdural. Gejala yang
ditimbulkan akan menyerupai gejala peningkatan tekanan intrakranial. Selain itu, dapat ditemukan kaku
kuduk serta kelainan pada cairan serebrospinal.
8. Malaria Serebral
Pada malaria serebral, tanda dan gejala utama adalah adanya penurunan kesadaran (koma) dan
syok. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan apus darah berupa adanya gambaran
hiperparasitemia yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum.
Diagnosis Banding SDH
1. Cerebrovascular accident
2. Epileptic fits
3. Keracunan obat
4. Penyakit metabolik
Tatalaksana Non-Operatif
Shaikh, F., Waseem,M.2021, ‘Head Trauma’, StatPearls[Internet]. Available from :Head Trauma - StatPearls - NCBI Bookshelf (nih.gov)
Tatalaksana Awal
Primary Survey
● Airway maintenance with cervical motion restriction
Shaikh, F., Waseem,M.2021, ‘Head Trauma’, StatPearls[Internet]. Available from :Head Trauma - StatPearls - NCBI Bookshelf (nih.gov)
American College of Surgeons.2018. ‘Advanced Traumatic Life Support’, 10th edn.
Tatalaksana Awal
Primary Survey
● Airway maintenance with cervical motion restriction
❏ Intubasi nasotrakeal harus dihindari pada pasien dengan trauma wajah atau
fraktur basis cranii
❏ Target : Saturasi oksigen > 90, PaO2>60, PCO2 35-45
Shaikh, F., Waseem,M.2021, ‘Head Trauma’, StatPearls[Internet]. Available from :Head Trauma - StatPearls - NCBI Bookshelf (nih.gov)
American College of Surgeons.2018. ‘Advanced Traumatic Life Support’, 10th edn.
Tatalaksana Awal
Primary Survey
● Circulation and hemorrhage control
Shaikh, F., Waseem,M.2021, ‘Head Trauma’, StatPearls[Internet]. Available from :Head Trauma - StatPearls - NCBI Bookshelf (nih.gov)
American College of Surgeons.2018. ‘Advanced Traumatic Life Support’, 10th edn.
Tatalaksana Awal
Primary Survey
● Disability
❏ Evaluasi GCS
❏ Evaluasi pupil, defek neurologis fokal
● Exposure / environment
❏ Log roll
❏ Cegah hipotermia→ ganti pakaian basah, selimut hangat, suhu ruangan
Shaikh, F., Waseem,M.2021, ‘Head Trauma’, StatPearls[Internet]. Available from :Head Trauma - StatPearls - NCBI Bookshelf (nih.gov)
American College of Surgeons.2018. ‘Advanced Traumatic Life Support’, 10th edn.
Manajemen TIK
Manajemen Umum
Rangel-Castilla, L., Gopinath, S., & Robertson, C. S. (2008). Management of intracranial hypertension. Neurologic clinics, 26(2), 521–x.
https://doi.org/10.1016/j.ncl.2008.02.003
Amri, I., 2017, Pengelolaan Peningkatan Tekanan Intrakranial. Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol 4 No.3 Medika Tadulako.
Manajemen TIK
Manajemen Khusus
Rangel-Castilla, L., Gopinath, S., & Robertson, C. S. (2008). Management of intracranial hypertension. Neurologic clinics, 26(2), 521–x.
https://doi.org/10.1016/j.ncl.2008.02.003
Amri, I., 2017, Pengelolaan Peningkatan Tekanan Intrakranial. Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol 4 No.3 Medika Tadulako.
Tatalaksana Operatif Perdarahan Subaraknoid
● Penelitian yang melibatkan 121 pasien dengan diagnosis traumatic SAH didapatkan
hasil bahwa outcome yang baik (skor GOS 4 atau 5) pada 54 pasien (45%),
sedangkan 67 pasien (55%) menunjukkan outcome yang tidak menguntungkan (skor
GOS 1,2 atau 3)
● Angka kematian secara proporsional lebih besar pada pasien yang memiki bekuan
darah sisterna > 1 mm (p<0,001)
● Severe tSAH menunjukkan prognosis paling buruk
TERIMA
KASIH