Anda di halaman 1dari 36

TRAUMA

MEDULLA
SPINALIS
Trauma Medulla Spinalis

DEFINISI
Medula spinalis merupakan satu kumpulan saraf-saraf yang terhubung ke susunan saraf
pusat yang berjalan sepanjang kanalis spinalis yang dibentuk oleh tulang vertebra

Ketika terjadi kerusakan pada medula spinalis, masukan sensoris, gerakan dari bagian tertentu
dari tubuh dan fungsi involunter seperti pernapasan dapat terganggu atau hilang sama sekali.

Gangguan sementara ataupun permanen terjadi akibat dari kerusakan pada medula spinalis

Trauma medula spinalis.

Blackwell TL, Krause JS, Winkler T, Stiens SA. Spinal Cord Injury Desk Reference:
Guidelines for Life Care Planning and Case Management
EPIDEMIOLOGI

Fraktur thorakal, thorakolumbar dan lumbal


lebih sering di pria daripada wanita 3:1 ` Di Indonesia sendiri, cedera tulang belakang yang masuk di
RSUD Dr. Soetomo rata- rata 111 kasus pertahun

Insiden cedera medula spinalis menunjukkan Penyebab fraktur vertebra terbanyak adalah akibat jatuh dari
terdapat 40- 80 kasus baru per 1 juta populasi ketinggian (38%), diikuti dengan kecelakaan lalu lintas (34%),
setiap tahunnya. dan benturan langsung/tertimpa beban (10%).

Kerusakan medula spinalis tersering oleh penyebab Trauma medula spinalis terutama mengenai orang muda, paling
traumatik, disebabkan dislokasi, rotasi, axial sering usia 20-24 tahun dan sekitar 65% kasus terjadi dibawah
loading, dan hiperfleksi atau hiperekstensi medula usia 35 tahun
spinalis atau kauda ekuina.

Prevalensi kejadian Cedera Medula Spinalis di


Amerika kurang lebih 200.000 pasien, kira-kira
10.000 orang meninggal karena komplikasi
yang berhubungan dengan cedera medula
spinalis
Trauma Medulla Spinalis

ETIOLOGI
Trauma Medulla Spinalis
Trauma Medulla Spinalis
Trauma Medulla Spinalis

ANATOMI

Medulla spinalis
terbentang mulai dari
foramen magnum
hingga setentang
vertebra lumbalis II
(L2)

Bagian ujung Medulla


spinalis berakhir
sebagai Conus
medullaris lalu diikuti
dengan Cauda equina
Trauma Medulla Spinalis

Anatomi

• Substantia grisea (gray matter) • Radiks ventral membawa serabut motorik


• Substantia alba (white matter) • Radiks dorsal membawa serabut sensorik
Trauma Medulla Spinalis

Incomplete Spinal Cord Trauma


Trauma Medulla Spinalis

PATOFISIOLOGI
Medula spinalis dan radiks dapat rusak melalui 4 mekanisme berikut:
● Kompresi oleh tulang, ligamen, herniasi diskus intervertebralis dan hematoma. Yang paling berat
adalah kerusakan akibat kompresi tulang dan kompresi oleh korpus vertebra yang mengalami
dislokasi ke posterior dan trauma hiperekstensi.
● Regangan jaringan berlebihan, biasanya terjadi pada hiperfleksi. Toleransi medulla spinalis terhadap
regangan akan menurun dengan bertambahnya usia.
● Edema medula spinalis yang timbul segera setelah trauma mengganggu aliran
● darah kapiler dan vena.
● Gangguan sirkulasi atau sistem arteri spinalis anterior dan posterior akibat kompresi tulang.
Trauma Medulla Spinalis

Patofisiologi

● Cedera primer: kerusakan awal akibat


Kerusakan pada akson, pembuluh
cedera mekanik (fragmen tulang yang
darah maupun membran sel
tergeser, disc material, dan/atau
ligamen yang memar/robek masuk ke
jaringan spinal cord)

● Fase akut: kerusakan pembuluh darah, ionic


imbalance, pembentukan radikal bebas, influx
● Cedera sekunder: cedera yang terjadi
kalsium, inflamasi, edema dan nekrosis.
akibat cedera primer ditandai dengan
● Fase sub akut: respons fagositosis membersihakn
perdarahan, edema dan iskemia debris dan proliferassi astrosit membentuk skar
● Fase kronik: maturase dan stabilisasi skar
astrositik
Trauma Medulla Spinalis
PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
■ Keluhan utama yang sering muncul: nyeri,
kelemahan dan kelumpuhan ekstremitas,
inkontinensia urine dan inkontinensia alvi, nyeri
tekan otot,hiperestesia dan deformitas pada
daerah trauma.
■ Mekanisme cedera
■ Riwayat trauma yang pernah dialami
PENEGAKAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
Trauma Medulla Spinalis

DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:

• Pemeriksaan Darah Lengkap • Hemostasis Lengkap

• Ureum • Procalcitonin

• Kreatinin • Albumin

• SGOT • AGDA

• SGPT
• Kultur Darah
• Elektrolit
• Gula Darah 2 Jam PP
• Gula Darah Puasa
Trauma Medulla Spinalis

Pemeriksaan Penunjang

Radiologi:

• X-Ray
• CT-Scan
• MRI
Trauma Medulla Spinalis

X-Ray
Trauma Medulla Spinalis

CT-Scan
Trauma Medulla Spinalis

MRI
Trauma Medulla Spinalis

DIAGNOSIS BANDING
1. Diseksi Aorta
2. Epidural Infections (Abses Spinal Epidural)
dan Subdural Infections (Subdural Empyema)
3. Hanging Injuries dan Strangulasi (Tercekik)
4. Spinal Cord Infections
5. Syphilis
6. Vertebral Fracture

Lawrence S Chin, MD, FACS: Spinal Cord Injuries Differential Diagnoses


Trauma Medulla Spinalis

TATALAKSANA
AWAL
FASE PENATALAKSANAAN
1. Primary survey, Secondary survey
2. Tatalaksana simtomatis (hipotensi, ileus, retensi urin)
3. Spinal alignment
4. Dekompresi medulla spinalis
5. Stabilisasi spinal
6. Rehabilitasi
Trauma Medulla Spinalis

PRIMARY SURVEY
Airway

● Evaluasi patensi jalan napas, lihat apakah ada


tanda-tanda obstruksi
● Jaga patensi jalan napas dengan jaw thrust
● Pasang nasopharyngeal/ oropharyngeal
airway
● Untuk mencegah trauma lebih lanjut,
dipasang rigid cervical collar dan long spine
board

Breathing

● Look, listen, feel


● Berikan suplementasi oksigen NRM 10 L/min
● Nilai SpO2
Trauma Medulla Spinalis

PRIMARY SURVEY
Circulation

● Periksa warna kulit, capillary refill time, tekanan darah dan denyut nadi
● Kontrol perdarahan
● Pasang 2 i.v line, berikan cairan kristaloid resusitasi
● Target: sistol >90 mmHg, MAP 85-90 mmHg

Disability

● Nilai tingkat kesadaran dengan GCS


● Menilai pupil (diameter, isokor/ anisokor, reaksi terhadap cahaya)

Exposure

● Lepas seluruh pakaian pasien, lakukan log roll, mencari cedera lain
yang ada
● Cegah hipotermia dengan memberikan selimut
Trauma Medulla Spinalis

SECONDARY SURVEY
Anamnesis
● AMPLE dan mekanisme trauma

Evaluasi ulang tanda vital

Pemeriksaan fisik
● Head to toe
● Tulang belakang:
○ Palpasi: nilai apakah ada deformitas, krepitasi, kontusio/ laserasi
○ Nilai fungsi motorik dan refleks tendon
○ Nilai fungsi sensoris
Trauma Medulla Spinalis

TATALAKSANA SIMTOMATIS
● Ileus → dekompresi dengan pemasangan NGT untuk mencegah aspirasi
● Pemasangan kateter urin
● Pertahankan suhu tubuh minimal 36,5 0C
● Ulkus dekubitus → Balikkan pasien setiap 1-2 jam, bagian ekstensor dapat
diberikan padding
Trauma Medulla Spinalis

METILPREDNISOLONE
Efektif diberikan dalam onset 8 jam setelah trauma
Loading: 30 mg/kg IV bolus (selama 15 menit)
Maintenance: 5,4 mg/kg/jam selama 24 jam

Alternatif: Deksametason
Loading: 10-100 mg IV
Maintenance: 6-10 mg IV setiap 6 jam

Catatan:
1. Apabila steroid mulai diberikan dalam 3 jam setelah trauma, lanjutkan sampai 24 jam
2. Apabila steroid mulai diberikan dalam 3-8 jam setelah trauma, lanjutkan selama 48
jam
Trauma Medulla Spinalis

PROFILAKSIS DVT

Guidelines for the Management of Cervical Spine and Spinal Cord Injuries
● Level I recommendation - berikan profilaksis DVT pada pasien dengan
defisit motorik akibat trauma medula spinalis
● Level I recommendation - pilihan profilaksis
○ LMWH dosis rendah dengan kombinasi stocking kompresi
○ Dianjurkan pemberian profilaksis dalam 72 jam selama 3 bulan (level II)
Trauma Medulla Spinalis

TATALAKSANA
OPERATIF
Tujuan utama pembedahan adalah melakukan dekompresi terhadap
medula spinalis dan melakukan stabilisasi tulang belakang.

Operasi pada pasien cedera medula spinalis diindikasikan pada keadaan-keadaan


sebagai berikut:
• Terdapat fraktur, pecahan tulang menekan medula spinalis
• Gambaran neurologis progresif memburuk
• Fraktur dan dislokasi yang labil
• Hemiasi diskus intrevertebralis yang menekan medula spinalis

This template was created by Slidesgo


Trauma Medulla Spinalis

Tatalaksana Operatif

Prognosis penderita sangat tergantung dari berat cedera dan lamanya pertolongan
hingga tindakan pembedahan. Tindakan operatif dapat dilakukan dalam rentang
waktu 24 jam hingga 3 minggu pascacedera namun tindakan operatif dini (dalam
24 jam) lebih bermakna dalam menurunkan risiko komplikasi dan perburukan
neurologis

Jika tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan operatif dalam 24 jam,


diusahakan untuk melakukan operasi segera dalam 72 jam setelah trauma.

Bourassa-Moreau É, Mac-Thiong JM, Ehrmann Feldman D, Thompson C, Parent S. , ‘Complications in acute


phase hospitalization of traumatic spinal cord injury: does surgical timing matter?’, J Trauma Acute Care Surg.
2013
Trauma Medulla Spinalis

Early Surgery Delayed Surgery


• Biasanya dipertimbangkan <24 jam setelah • Pasien dengan kompresi medulla spinalis
cedera). persisten yang gagal mengalami
• Operasi dekompresi (tanpa manipulasi perkembangan pada periode awal
spinal cord) aman pada pasien yang stabil perbaikan. Operasi diindikasikan dalam 2-3
secara medis (bukti Kelas III) . minggu setelah trauma.
• Pendekatan untuk operasi dini adalah: • Hasil operasi yang lebih baik jika
1. Pasien yang jarang ditemui yaitu dengan dekompresi dilakukan dalam beberapa
karakateristik kondisi yang membaik dan minggu/bulan pertama dibandingkan
kemudian memburuk. dengan terlambat (misalnya ≥1-2 tahun).
2. Ketidakstabilan tulang belakang akibat patah • Waktu terburuk untuk melakukan operasi
tulang atau gangguan ligament. adalah mulai 48 jam sejak trauma hingga
3. Adanya tambahan temuan long tract: bukan beberapa hari-minggu sejak trauma oleh
murni central cord syndrome, tetapi karena pembengkakan medulla spinalis
kombinasi dari jenis trauma medulla spinalis dapat membuat medulla spinalis lebih
inkomplit lainnya rapuh.

Greenberg, M.S. 2020. ‘Management of Spinal Cord Injury’. In : Handbook of Neurosurgery. 9 th edn.
Thieme: Canada
Trauma Medulla Spinalis

Tatalaksana Operatif
Kontraindikasi operasi segera:
• Trauma medulla spinalis komplit selama ≥24 jam (tidak ada fungsi sensorik
atau motorik di bawah level lesi) tanpa adanya syok spinal (defisit tidak
disebabkan oleh syok spinal yang temporer namun disebabkan oleh trauma
medulla spinalis komplit) .
• Pasien yang tidak stabil secara medis
• Sindroma central cord

Laminektomi pada saat trauma medulla spinalis akut berkaitan dengan


gangguan neurologis pada beberapa kasus. Saat emergency decompression
diindikasikan, biasanya dikombinasikan dengan prosedur stabilisasi.

Greenberg, M.S. 2020. ‘Management of Spinal Cord Injury’. In : Handbook of Neurosurgery. 9 th edn.
Thieme: Canada
Trauma Medulla Spinalis

KOMPLIKASI
 Syok neurogenic

 Gangguan sekresi keringat

 Ulkus decubitus

 Thromboembolism

 Ganggaun traktus urinary

 Nyeri kronik

Bennett J, M Das J, Emmady PD. Spinal Cord Injuries. In: Treasure Island (FL): StatPearls Publishing
Hagen EM. Acute complications of spinal cord injuries. World J Orthop. 2015;6(1):17-23.
Trauma Medulla Spinalis

PROGNOSIS
PROGNOSIS
PROGNOSIS

Anda mungkin juga menyukai