Disertai dengan demam, batuk, pilek ingus Gejala infeksi saluran pernafasan
warna hijau, dan muntah 2 kali.
Awalnya pasien demam batuk pilek Didahului ISPA
selama 3 hari lalu dihari keempat pasien
ada sesak nafas, ibu pasien mengatakan
sesaknya terlihat dari pergerakan perut
yang cepat sehingga pasien pergi ke klinik
dan dirujuk kerumah sakit.
Pasien malas menyusu, setiap menangis Intake pasien kurang.
ibu langsung memberikan asi tapi pasien
hanya menyusu sebentar.
Pasien lemas dan tidak aktif seperti Pasien lemas karena intake kurang.
biasanya.
Pasien asi eksklusif, sekarang pasien Kualitas Gizi: kurang, pasien jarang
masih minum ASI ditambah bubur nesle + diberikan protein
bubur nasi saja tidak pakai lauk.
Pasien BAB sehari 1 kali kuning lembek,
BAK sehari mengganti 3-4 popok (warna BAB : DBN, BAK sulit dinilai
urin: kuning) (angka pasti urin sulit
dinilai)
Pasien baru pertama kalinya mengalami Menyingkirkan faktor risiko penularan
hal seperti ini. dari rumah sakit
Keluarga pasien dan orang sekitar pasien Menyingkirkan faktor risiko tertular oleh
tidak ada yang batuk dan pilek. keluarga dan orang sekitar pasien
Pasien tidak tinggal didaerah lingkungan Menyingkirkan faktor risiko iritatif
pabrik atau lingkungan yang tinggi polusi. saluran pernafasan
Dominasi neutrofil pada hitung jenis atau adanya shift to the left menununjukkan bakteri
pneumonia streptokokus.
• Radiologi: Gambaran radiologis klasik (E.C infeksi Pneumoccocus spp. atau bakteri lain)
Konsolidasi lobar atau segmental disertai air bronchogram Pneumonia interstisial (E.C
dan overaeration; bila berat terjadi patchy consolidation karena atelektasis. Gambaran
difus bilateral, corakan peribronkial bertambah, dan infiltrat halus sampai ke perifer.
interlobular.
Berdasarkan etiologi
Etiologi
• Penyebab paling umum pneumonia pada balita adalah agen infeksius seperti virus,
• Virus lebih sering ditemukan pada anak kurang dari 5 tahun. Respiratory Syncytial
Virus (RSV) merupakan virus penyebab tersering pada anak kurang dari 3 tahun.
Pada umur yang lebih muda, adenovirus, parainfluenza virus, dan influenza virus
anak-anak, dan biasanya merupakan penyebab tersering yang ditemukan pada anak
1. Tirah baring
2. Berikan oksigen 2-4L/menit
≥7 hr):
• Meningitis
• Empiema
• Abses paru
• Pericarditis purulenta
• Pneumothorax
• Efusi pleura
Pencegahan
• Vaksinasi dengan vaksin pertusis (DTP), campak, pneumokokus, dan H. influenzae
• Untuk orangtua atau pengasuh bayi <6 bln disarankan untuk diberikan vaksin
• Mencuci tangan sebelum dan sesudah setiap kontak dengan pasien dan penggunaan
sarung tangan untuk prosedur invasif merupakan tindakan penting untuk mencegah
• Staf rumah sakit dengan penyakit pernapasan atau pembawa organisme tertentu,