Anda di halaman 1dari 25

Compounding and Dispensing

Apotek Jaringan (Kimia Farma)

Ellisa Widjanarko, S.Farm 2448716094


Kadek Sri Utami N., S.Farm 2448716101
Ni Luh Putu Serly E., S.Farm 2448716106
Putu Krisnayanti, S.Farm 2448716108
Sondha Tabita, S.Farm 2448716109

Program Studi Profesi Apoteker


Periode 49
Fakultas Farmasi UKWMS
Sekilas Mengenai Kimia Farma..

http://www.kimiafarma.co.id/profil/profil-perusahaan/sejarah.html
APOTEK FRANCHISE

Apotek franchise adalah apotek yang


konsepnya mengikuti suatu pola kemitraan
usaha antara perusahaan yang memiliki merek
dagang yang sudah dikenal dengan sistem
manajemen, keuangan dan pemasaran yang
telah mantap dengan investor yang berminat
memiliki usaha dari pewaralaba tersebut
(Frainchise)

Hafsah (1999)
Unsur-unsur Waralaba
Perlindungan Hukum

Franchisor Franchisee

Produk&Merk, Logo, SOP, Manaj. Usaha, Fee (innitial &


Motto, Visi, Misi Bimbingan, Training rayalty)

Fitriani, 2009
Struktur Organisasi Apotek
Compounding dan Dispensing
• Compounding adalah tindakan yang meliputi pembuatan,
pencampuran, peracikan, pelabelan sediaan atau alat
kesehatan atas permintaan dokter, dapat juga atas
inisiatif praktek profesional apoteker untuk penelitian,
pengajaran dan analisa kimia yang tidak diperdagangkan.

• Dispensing merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai


dari tahap validasi, interprestasi, menyiapkan obat,
memberikan label/etiket, penyerahan obat dengan
pemberian informasi obat yang memadai disertai sistem
dokumentasi
Peraturan Perundangan (1)

• PP 51/2009
• Pasal 1 Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker.

Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk


pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
Peraturan Perundangan (2)

• Permenkes 73/2016
• Bab 3
1. Pengkajian dan Pelayanan Resep
Kegiatan pengkajian Resep meliputi administrasi, kesesuaian
farmasetik dan pertimbangan klinis.

2. Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan
pemberian informasi Obat.
Peraturan Perundangan (3)

• Permenkes 73/2016
• Bab 3 – Flowchart dispensing
Menyiapkan Obat sesuai Resep:
a. menghitung kebutuhan jumlah;
b. mengambil Obat

Melakukan peracikan Obat bila


diperlukan

Memberikan etiket:
a. warna putih (Obat dalam/oral);
b. warna biru (Obat luar dan suntik);
c. menempelkan label “kocok dahulu”
(suspensi atau emulsi).

Memasukkan Obat ke dalam wadah


yang tepat dan terpisah untuk Obat
yang berbeda.
Peraturan Perundangan (4)
• Permenkes 73/2016
• Bab 3 – Flowchart setelah penyiapan obat
Sebelum Obat diserahkan kepada pasien, dilakukan pemeriksaan kembali mengenai
kesesuaian antara penulisan etiket dengan Resep

Memanggil nama dan nomor tunggu pasien; Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien

Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat

Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang


baik (pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil)

Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau keluarganya

Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh
Apoteker (apabila diperlukan)

Menyimpan Resep pada tempatnya dan membuat catatan pengobatan pasien


Tata Ruang Apotek (1)

Tempat Penyerahan Resep dan


Ruang tunggu Pengambilan Obat
Tersedia tempat duduk dengan jumlah Berupa counter (tinggi ± 1 meter) untuk
yang memadai, cahaya yang cukup kegiatan penyerahan resep dan
serta dilengkapi dengan pendingin pengambilan obat. Terdapat 2 counter
ruangan, pengharum ruangan otomatis untuk melayani penyerahan resep dan
 kenyamanan. pembelian obat dan barang-barang
swalayan. Masing-masing counter
dilengkapi komputer sehingga dapat
langsung terhubung dengan sistem yang
Swalayan Farmasi berisi informasi harga, stok, dan lokasi
Ruangan ini berada di dekat pintu penyimpanan obat serta dapat
masuk sebelah kiri sehingga mudah menyimpan data tentang pasien dan
terlihat dan dijangkau saat pasien penjualan obat. Pada counter dilengkapi
masuk ke apotek. Barang-barang yang tempat duduk untuk mempermudah PIO
dijual adalah obat bebas, obat bebas saat obat diserahkan.
terbatas, obat tradisional, berbagai
macam produk suplemen dan vitamin,
produk susu, kosmetik, alat kesehatan
dll.
Tata Ruang Apotek (2)

• Tata Ruang Apotek


Ruang Peracikan Tempat penyimpanan obat
Untuk peracikan obat-obat yang dilayani Obat disimpan di rak-rak yang berisi
berdasarkan resep dokter. Terdapat kotak-kotak obat. Rak obat dipisahkan
meja peracikan, timbangan, blender, berdasarkan efek farmakologis obat dan
mortir dan stamper, gelas ukur, sealing bentuk sediaan serta disusun secara
equipment, bahan baku, dan alat-alat alfabetis. Terdapat rak khusus untuk obat
untuk meracik lainnya. yang dikategorikan pareto menurut
Terdapat lemari pendingin untuk apotek. Untuk penyimpanan sediaan
menyimpan sediaan yang membutuhkan farmasi yang termolabil, telah disediakan
suhu penyimpanan khusus, seperti lemari pendingin. Selain itu, terdapat
suppositoria, ovula, insulin, dsb. lemari kayu terkunci yang berisi lemari
khusus yang terkunci untuk menyimpan
narkotika dan psikotropika yang letaknya
di bawah meja tempat penyiapan obat
Tempat penyiapan obat non racikan non racikan.
Berada di sebelah tempat penyerahan
resep. Pada meja tersebut terdapat
perlengkapan penyiapan obat seperti
etiket, plastik pengemas, copy resep,
kuitansi, stempel, dan lain-lain.
Tata Ruang Apotek (3)

• Tata Ruang Apotek

Tempat administrasi Ruangan APA


Berupa meja kerja yang terdapat Ruang APA dilengkapi dengan meja dan kursi,
komputer yang terhubung digunakan sebagai ruang kerja apoteker dan
dengan sistem informasi apotek. dapat pula digunakan sebagai ruang konseling
Kegiatan administrasi yang pasien.
dilakukan diantaranya
pembuatan Bon Permintaan
Barang Apotek (BPBA), Surat Sarana penunjang
Pesanan khusus untuk narkotika Tempat parkir, toilet, musholla, gudang, ruang
dan psikotropika, rekapitulasi praktek dokter dan mesin ATM.
resep kredit, perhitungan
keuangan kasir, dan kegiatan
administrasi lainnya.
Tata Ruang Apotek (4)

Denah apotek kimia farma no. 55 Jakarta Barat


Penyimpanan Obat (1)
• Penyimpanan Obat (semua disusun secara alfabetis dalam kotak khusus dengan
label nama dan kekuatan obat).
• Kekurangan = FIFO/FEFO belum dijalankan; obat dikeluarkan dari dus asli; kartu
stok sebaiknya selain komputerisasi juga manual.
Penyimpanan
Berdasarkan:

Lemari khusus (lemari Stabilitas


dari kayu dengan 2
pintu dan tidak terlihat
dari luar). Suhu rendah Suhu kamar

Supositoria Ethical OTC


Narkotika Psikotropika
Ovula Bentuk sediaan

Kekurangan: Insulin Efek farmakologi OTC disimpan di


Kunci tidak hanya dibawa APA/AA. swalayan bersama
Lemari tidak dibaut pada dinding alkes, suplemen dan
Setelah mengambil obat, tidak Vaksin Generik vitamin, obat
dikunci kembali tradisional, OBT, obat
Serum BPJS topikal, produk bayi,
dan kosmetik
Penyimpanan Obat (2)

• Penyimpanan Obat (semua disusun secara alfabetis)


Setiap AA bertanggung jawab atas lemari penyimpanan obat yang telah
ditetapkan (kerapihan, kebersihan, dan kelengkapan/stok obat). Setiap
pemasukan dan penggunaan obat/barang harus selalu diinput ke dalam
komputer dan dicatat pada kartu/buku stok (tanggal pengisian atau
pengambilan, nomor dokumen, jumlah barang yang diisi atau diambil, sisa
barang, dan paraf petugas yang melakukan pengisian atau pengambilan
barang).
Penyimpanan Resep

Dibagi:

Resep biasa Resep narkotika-psikotropika

Dikumpulkan setiap hari selama 1 Dikumpulkan setiap bulan


bulan

Resep disusun berdasarkan tanggal dan nomor resep per bulan 


mempermudah penelusuran resep.
Resep asuransi kesehatan dipisahkan.
Resep disimpan sebagai arsip apotek dalam jangka waktu tiga
tahun. Setiap tiga tahun resep dapat dimusnahkan dengan cara
dibakar dan dibuat berita acara pemusnahan resep.
Pelayanan Obat Tanpa Resep Dokter

Pelayanan obat ini dilakukan atas permintaan langsung dari pasien terdiri dari OWA
atau UPDS yang diberikan tanpa resep dokter.

Apoteker menanyakan tentang keluhan yang dirasakan


pasien

memberikan pilihan pengobatan yang tepat

Pasien menyetujui obat yang direkomendasikan

apoteker memberikan obat yang dipilih oleh pasien


serta memberikan informasi terkait obat tersebut

pembayaran
Proses Compounding and Dispensing di
Apotek Kimia Farma (1)
• Pelayanan Resep
Petugas mengecek kelengkapan resep (skrining administrasi, farmasetik dan klinis
oleh apoteker)

Resep diberi harga, pasien membayar

Dispensing

Proses peracikan di ruang peracikan

Pemberian etiket (mencantumkan nama obat, jumlah obat, dan tanggal kadaluarsa, aturan pakai obat)

Pengecekan kesesuaian obat dengan resep

Penyerahan obat disertasi pemberian informasi obat


Proses Compounding and Dispensing
di Apotek Kimia Farma (2)

• Alur Pelayanan penerimaan resep


Proses Compounding and Dispensing di
Apotek Kimia Farma (3)

• Pelayanan Resep Narkotika

Apotek hanya melayani resep narkotika dari resep asli


atau salinan resep yang dibuat oleh Apotek yang belum
diambil sama sekali atau baru diambil sebagian. Resep
narkotika yang iter dan pembelian obat narkotika tanpa
resep dokter tidak akan dilayani oleh apotek.
Proses Compounding and Dispensing
di Apotek Kimia Farma (4)

Lembar skrining resep Copy resep


Proses Compounding and Dispensing di
Apotek Kimia Farma (5)

• Plastik pembungkus
(obat jadi)

• Pot salep/krim
racikan
Proses Compounding and Dispensing di
Apotek Kimia Farma (6)

• Kemasan puyer

• Etiket
Referensi
•Hafsah, M.J. 1999, Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, hlm.43
•Fitriani, D.I. 2009 “Strategi Pengembangan Bisnis Waralaba Lembaga Pendidikan Primagama”, hlm.37.
•Rikasih, A. 2014, ‘Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 110’, Laporan PKP,
Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia.
•Setiastuti, A. D. 2012, Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 55 Jalan
Kebayoran Lama No. 50 Jakarta Barat, Universitas Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai