PADOLI Inseminasi alamiah : pembuahan dg cara hubungan badan antara dua jenis makhluk hidup Bayi Tabung; sel telur yang telah dibuahi oleh sperma dibiakan dalam tempat pembiakan yang sudah siap untuk diletakkan ke dlam rahim seorang ibu Inseminasi heterolog (artificial insemination donor (AID), inseminasi buatan yang selnya bukan berasal dari air mani suami-isteri yang sah Inseminasi homolog (artificial insemination husband (AIH), inseminasi buatan yang selnya berasal dari air mani suami-isteri yang sah
Inseminasi Buatan, Bayi Tabung & Kloning
Klon : suatu individu yang dihasilkan secara aseksual Suatu individu yang berasal dari sel somatik tunggal induknya dan secara genetik ia identik. Kloning : upaya memperbanyak bentuk klon, mengkopi atau menghasilkan klon.
Inseminasi Buatan, Bayi Tabung & Kloning
1. Islam membolehkan Inseminasi buatan,manakala perpaduan sperma dengan ovum bersumber dari suami –isteri yang sah (inseminasi homolog). 2. Islam membolehkan inseminasi buatan dengan sel sperma dan ovum dari suami istri yang sah tetapi embrionya ditransfer ke rahim wanita lain (ibu titipan), dengan catatan keadaan / kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukannya (ada hajat, jadi bukan untuk kelinci percobaanatau main-main). Status anak hasil inseminasi seperti ini sah menurut Islam.
Hukum, Inseminasi buatan
3. Sebaliknya, islam mengharamkan inseminasi buatan yang dilakukan dengan bantuan donor sperma dan atau ovum, maka hukumnya sama dengan zina (prostitusi). Sebagai akibat hukumnya, anak hasil inseminasi tersebut tidak sah dan nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya. Oleh karena itu pemerintah harus melarang adanya bank sperma atau donor spema karena itu melanggar hukum islam dan dapat menyulitkan persoalan hukum sesudahnya, 1. Percampuran Nasab 2. Bertentangan dengan sunnatullah 3. Inseminasi donor hakikatnya sama dengan prostitusi (zina), terjadi percampuran sperma dan ovum secara tidah sah 4. Kehadiran anak hasil inseminasi donor bisa menjadi sumber konflik keluarga 5. Anak hasil inseminasi donor, tidak terjalin hubungan keibuan secara alami 6. Nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya
Mafsadah artificial insemination donor (AID)
Islam telah melindungi keturunan, yaitu dengan mengharamkan zina dan pengangkatan anak, sehingga dengan demikian situasi keluarga selalu bersih dari anasir-anasir asing, Islam telah mengharamkan seseorang ayah mengingkari anaknya tanpa suatu alasan yang dapat dibenarkan, maka begitu juga Islam tidak membenarkan seorang anak menyandarkan nasabnya kepada orang lain
Menisbatkan Anak Kepada Selain Ayahnya
Sendiri Menyebabkan Laknat 1. Dari Ali r.a. dari suatu lembaran yang ada padanya, dari Rasulullah s.a.w., ia bersabda: "Barangsiapa mengaku ayah bukan ayahnya sendiri atau membangsakan dirinya kepada keluarga lain, maka dia akan mendapat laknat Allah, Malaikat dan manusia semuanya,Allah tidak akan menerima daripadanya nanti di hari kiamat, taubat maupun tebusan." (Riwayat Bukhari dan Muslim) 2. Dan dari Saad bin Abu Waqqash dari Rasulullah s.a.w., ia bersabda: "Barangsiapa mengaku ayah bukan ayahnya sendiri, sedang dia tahu bahwa dia itu bukan ayahnya, maka sorga tidak mau menerima dia." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Menisbatkan Anak Kepada Selain Ayahnya
Sendiri Menyebabkan Laknat (Cangkok Organ) Transplantasi Donor anggota tubuh bagi siapa saja yang memerlukan pada saat si donor masih hidup hukumnya boleh dengan syarat ; tidak mengakibatkan kematian bagi si pendonor. Karena Allah Swt memperbolehkan memberikan pengampunan terhadap qisash maupun diyat Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema`afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema`afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma`af) membayar (diat) kepada yang memberi ma`af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. (TQS al-Baqarah [2]: 178)
Transplantasi organ ketika masih hidup
Selanjutnya Allah Swt berfirman: Dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. (QS al-An'am [6]: 151) Sebagaimana tidak bolehnya manusia mendonorkan anggota tubuhnya yang dapat mengakibatkan terjadinya pencampur-adukan nasab atau keturunan. Misalnya, donor testis bagi pria atau donor indung telur bagi perempuan. Sungguh Islam telah melarang untuk menisbahkan dirinya pada selain bapak maupun ibunya.
Transplantasi organ ketika masih hidup
1. Transplantasi dari donor mayat, hukumnya haram, ◦ berdasar hadist” dari ‘Aisyah, sesungguhnya pecahnya tulang mayat (bila dikoyak-koyak), seperti (sakitnya dirasakan mayat) ketika pecah tulangnya diwaktu ia masih hidup (HR, Ahmad, abu Daud & Ibn Majah) 2. Transplantasi dari donor mayat diperbolehkan mendasarkan Qidah Fiqih “menghindarkan dari kesulitan “ ..Dan Dia (Allah) sekali-kali tidak menjadikan sesuatu kesulitan untuk kamu dalam agama.. (QS 22:78)
Hukum Donor Organ (mayat)
Tranfusi Darah Padadasarnya darah yang dikeluarkan dari tubuh manusia mrp najis mutawasithah, Dan Islam melarang mempergunakannya baik langsung atau tidak langsung
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai,
darah[394], daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah,.. (QS 5:3)
Hukum Tranfusi Darah
Tetapibila berhadapan dengan hajat manusia untuk mempergunakannya karena keadaan darurat, sedangkan tidak ada bahan lain yang dapat menyelamatkannya nyawa seseorang, maka boleh dipergunakan hanya sekedar untuk mempertahankan kehidupan, berdasar Qaidah fiqih:Laa haraama adhoruurata walaa karaahatu ma’al khaajati (Tidak ada yang haram bila berhadapan dengan keadaan darurat dan tidak makruh bila berhadapan dengan hajat (kebutuhan)
Hukum Tranfusi Darah
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah[108]. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 2:173)
Hukum Tranfusi Darah
Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, 1993, Halal dan Haram dalam Islam, Alih bahasa: H. Mu'ammal Hamidy Penerbit: PT. Bina Ilmu