Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK 9

1.Firda Amalia Nazif – 1201621080

2.Restu Dwijen Fadilah – 1201621088

3.Rizal Romdhoni – 1201611007

4.Romi Afinyuda – 1201621071

5.Samuel Raymond Pasaribu - 1201621069


Sarana Ilmiah

Sarana Ilmiah

2. Sejarah Perkem- 3. Prinsip Dasar


1. Logika
bangan Logika Logika
1. LOGIKA
Logika

• Logika berasal dari kata Yunani Kuno (logos) yang


berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang
diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.

• Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis,valid


dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu,
berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan
aturan-aturan berpikir.
Logika Sebagai Ilmu

logike episteme atau ilmu logika. (ilmu pengetahuan)


yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara
lurus, tepat, dan teratur..

Logika disebut juga sebagai ilmu berpikir tepat yang


dapat menunjukkan adanya kekeliruan-kekeliruan di
dalam rantai proses berpikir. Dengan batasan itu, logika
pada hakikatnya adalah teknik berpikir. Dalam logika
berpikir dipandang dari sudut kelurusan dan
ketepatannya. karena berpikir lurus dan tepat merupakan
objek formal logika.
Macam- macam logika
Menurut the liang gie, logika dapat
digolongkan menjadi lima macam yaitu:

1. logika makna luas dan sempit.


2. logika deduktif dan induktif
3. logika formal dan material
4. logika murni dan terapan
5. logika filsafati dan matematik
Cara Berpikir Logis
Cara-cara berfikir logis dalam rangka
mendapatkan pengetahuan baru yang benar:

1. Induksi adalah cara berfikir untuk menarik


kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-
kasus yang bersifat individual.
2. Deduksi adalah cara berfikir dari pernyataan
yang bersifat umum menuju ke kesimpulan
yang bersifat khusus
3. Analogi
• adalah cara berfikir dengan cara membuktikan dengan
hal yang serupa dan sudah diketahui sebelumnya. Disini
penyimpulan dilakukan secara tidak langsung, tetapi
dicari suatu media atau penghubung yang mempunyai
persamaan dan keserupaan dengan apa yang akan
dibuktikan

4. Komparasi
• adalah cara berfikir dengan cara membandingkan
dengan sesuatu yang mempunyai kesamaan apa yang
dipikirkan. Dasar pemikiran ini sama dengan analogi
yaitu tidak langsung, tetapi penekanan pemikirannya
ditujukan pada kesepadanan bukan pada perbedaannya.
Sejarah Perkembangan Logika
Abad Yunani Kuno

Zeno dari Citium pelopor kaum Stoa disebut sebagai


figur utama yang meletakkan istilah logika.

Zeno membagi ajarannya dalam tiga bagian:


1. fisika digambarkan sebagai lading dan pohon,
2. logika sebagai pagarnya, dan
3. etika sebagai buahnya.
Kemudian seiring perkembangannya, logika dikatakan
sebagai ilmu (logika Scientia) berkat karya Aristoteles yaitu
To Organon.

Pada tahap awal Aristoteles menyusun logika sebagai


sebuah ilmu tentang hukum-hukum berfikir untuk
memelihara jalan pikiran dari setiap kekeliruan dan pada
tahap berikutnya logika disebut dengan nama "analitika"
dan "dialektika".
Analitik adalah ilmu logika yang berdasarkan pada
premis-premis yang diasumsikan benar

dialektika adalah ilmu logika yang berdasarkan pada


premis-premis yang masih diragukan kebenarannya. 
Abad Pertengahan

Pada abad XIII-XV logika modern ini mengalami


perkembangan dengan ditemukannya metode baru
oleh Raymond Lullus dengan nama metode
Ars Magna, yaitu metode seperti aljabar pengertian
untuk membuktikan kebenaran-kebenaran tertinggi. 
Pada abad ke-7 Masehi agama Islam mulai berkembang
di daratan Arab dan pada abad ke-8 agama Islam telah
meluas ke Barat. Setelah Islam mulai menyebar banyak
karya-karya ilmiah Yunani yang diterjemahkan ke dalam
bahasa, sehingga dalam sejarah Islam pada abad ini
diberi julukan sebagai abad terjemahan. Salah satu tokoh
logika yang terkenal dalam Islam adalah al-Farabi (873-
950 M) yang dikenal sebagai guru kedua setelah Aristote-
les disebabkan karena kemampuannya dalam memahami
Aristoteles
Al-Farabi memiliki kemahirannya dalam bahasa Grik Tua
(Yunani Kuno), sehingga ia banyak menyalin karya-karya
Aristoteles dan ahli-ahli Grik lainnya dalam berbagai
bidang ilmu. Perkembangan logika sem-pat mengalami
kemunduran bahkan ilmu logika dianggap tidak bernilai.
Namun pada abad ke-XIII sampai abad ke-XV mulai
muncul tokoh-tokoh logika seperti Roger Bacon, Petrus
Hispanus, Wilhelm Ocham, dan Raymundus Lullus,
merekalah yang mengangkat kembali ilmu logika sebagai
salah satu ilmu yang penting sejajar dengan ilmu-ilmu
lainnya.
Abad Modern
Pada abad ini, logika disibukkan dengan berbagai metode ilmu yang
dikemukakan para tokoh logika. Thomas Hobbes dalam karyanya
Leviathan, John Lock dalam karyanya Essay Cocerning Human
Undestanding, Francis Bacon dengan logika induktif-murninya dalam
Novum Organum, Rene Descartes dengan deduktif-murni dalam
Discourse De Methode dan lain sebagainya.
Descartes melengkapi logikanya dengan analisis geometri dan
aljabar yang mempunyai beberapa kelebihan, yaitu tidak menerima
apapun sebagai benar sebelum diyakini sendiri bahwa itu benar,
memilah masalah menjadi bagian-bagian kecil untuk mempermudah
penyelesaian, berfikir runtut dari yang paling sederhana sampai yang
paling rumit, dan memiliki perincian yang lengkap serta pemeriksaan
menyeluruh sehingga tidak ada yang terlupakan
Pada perkembangan selanjutnya banyak para tokoh ilmuan yang
ambil peran dalam perkembangan pemikilan ilmu logika seperti
Immanuel Kant dengan konsep logika transendental dalam karyanya
Kritik der Reinen Vernunft, G. W Leibniz mengungkapkan tentang
simbolisme bagi konsep-konsep implikasi antara konsep-konsep dan
ekuivalensi konseptual, F. H Bradley dalam karyanya Priciples of
Logic yang merumuskan bahwa keputusan merupakan unit dasar
struktur pikiran, dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya
Prinsip-Prinsip Dasar Logika
Prinsip-prinsip utama
Sains adalah kumpulan pengetahuan terstruktur yang dibangun dari
prinsip-prinsip utama. Logika, sebagai sains, juga demikian, diban-
gun atas prinsip-prinsip utama. Ada empat prinsip utama logika se-
bagai berikut:
1. Prinsip identitas: sesuatu adalah apa adanya.
2. Prinsip pengecualian nilai tengah: antara ada dan tidak ada tidak
ada nilai tengah.
3. Prinsip alasan yang cukup: ada alasan yang cukup untuk semuan
ya.
4. Prinsip kontradiksi: tidak mungkin sesuatu menjadi dan tidak
menjadi pada satu waktu. Tiga dari prinsip di atas diusulkan oleh
Aristoteles, sedangkan satu dari Leibiniz, yakni prinsip cukup
alasan.
Prinsip Identitas

Prinsip identitas (principum identitatis) adalah prinsip yang paling


utama diantara yang utama. Semua yang logis harus beridentitas.
Sebaliknya, sesuatu yang identitasnya dipertanyakan juga
dipertanyakan kelogisannya.Prinsip kedua mengatakan bahwa tidak
mungkin ada kondisi tengah diantara ada dan tidak ada.
Prinsip Sebab-Akibat

Prinsip ketiga merupakan prinsip penting dalam logika dan diskusi


saintifik, termasuk/khususnya penulisan ilmiah. Harus ada alasan
untuk semuanya. Prinsip ini mirip hukum sebab-akibat.
Prinsip Kontradiksi

Prinsip terakhir kontradiksi mirip dengan prinsip kedua. Bedanya,


kalau dalam prinsip kedua tidak ada nilai tengah, maka dalam
kontradiksi tidak mungkin ada dua keadaan dalam satu waktu

Anda mungkin juga menyukai