Anda di halaman 1dari 111

Grand Design

Transformasi Ekonomi Indonesia


OUTLINE:
Latar belakang
Visi Indonesia 2030
Pendekatan Transformasi Ekonomi
Strategi Transformasi Ekonomi
Target Penyebaran Ekonomi
Pengembangan 20 Program Utama
Estimasi Kebutuhan Investasi Infrastruktur
Strategi Pelaksanaan
Strategi Pembiayaan
Tindak Lanjut

2
LATAR BELAKANG
Latar belakang
Prestasi Indonesia di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Global
Beberapa tahun terakhir ini Indonesia semakin diakui
peran dan kiprahnya di dunia internasional. Hal
tersebut dapat diamati dari keterlibatan Indonesia di
fora global dan regional seperti APEC, G-20, ASEAN
dan berbagai FTA. Prestasi tersebut didorong oleh
kinerja Indonesia yang dalam krisis global 2008
termasuk salah satu negara yang paling dapat
bertahan dan stabil, jika dibandingkan negara lain
terutama negara-negara di Asia.
Bahkan, sejak 2009, berbagai institusi pemeringkatan
inter-nasional terkemuka (Moody’s, Fitch, dan
Standard & Poor) meningkatkan Indonesia's
Sovereignty Rating (terlepas dari ketidakpastian
ekonomi global) menjadi hanya 1–2 level lagi di
bawah Investment Grade dan digolongkan memiliki
outlook yang stabil/positif.The Japan Credit Ratings
Agency, Ltd. (JCR) bahkan mening- katkan peringkat
Indonesia ke Investment Grade, dari BB+ ke
BBB-/stable (Juli 2010).
Sementara itu, UNCTAD menetapkan Indonesia
sebagai 1 dari 10 negara dengan daya tarik terbesar
untuk FDI, mengalahkan negara ASEAN lainnya
seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam
(Survey pada 2009).
4
Indonesia di tengah-tengah berubahnya tataran regional
Perdagangan South to South Meningkat Cepat Restrukturisasi Jaringan Produksi di Asia Timur
Pada tahun 2008, 54% pertumbuhan ekspor di  Fragmentasi produk merupakan kunci penting dari
negara berkembang didorong oleh pemintaan negara proses produksi untuk elektronik dan machinery di
berkembang lainnya dibandingkan dengan 12% di Asia Timur
tahun 1998. Indonesia memiliki posisi yang sangat 47% Perdagangan di Asia Timur berupa mesin
bagus dalam perubahan ini. produksi, 30% perdagangan antar region adalah
China Tengah Melakukan Proses Rebalancing atas komponen dan parts.
Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonominya yang  Fragmentasi produk tidak lagi ditentukan semata-
Memberikan Dampak Bagi Negara Lain: mata oleh rendahnya biaya produksi.
 Proses re-orientasi sumber pembangunan ekonomi Makin pentingnya peran penyedia jasa, fasilitasi
RRT dan perubahan Value Chain RRT menjadi Lebih perdagangan yang efisien dan kepastian hukum
berorientasi pada Knowledge-intensive Products, untuk menarik Investasi.
Sektor Jasa, dengan perhatian lebih pada proses  Mempergunakan permintaan lokal atas produk
yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
manufaktur bagi negara dengan pasar domestik
 Relokasi kegiatan manufaktur yang padat karya besar untuk kepentingan ekspor ( Innova Kijang –
terus berlangsung dengan kemungkinan tujuan Toyota, Daihatsu, dan Indomie sebagai contoh
relokasi Bangladesh, Cambodia, India, Indonesia, sukses).
dan Vietnam.
Pengaturan arus modal
Proses Liberalisasi Ekonomi India Akan Terus  Yields akan terus rendah di negara maju, sehingga
Berlangsung
modal akan terus masuk ke negara berkembang.
 India Saat Ini tengah melakukan tahap ke-3 proses
 Suku Bunga Negara Maju akan terus meningkat
reformasi untuk meningkatkan FDI dan melakukan
deregulasi sektor jasa. sebagai respon meningkatnya inflasi yang akhirnya
berakibat pada meningkatnya biaya modal (cost of
 Reformasi dilakukan untuk mengatasi masalah capital) di negara berkembang termasuk
subsidi energi dan the bottlenecking Infrastructure. Indonesia.
5
Indonesia memiliki "Bonus Demografi"
Sebagai negara dengan jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia,
dalam kurun waktu 20 tahun mendatang Indonesia akan
memasuki periode “bonus demografi”, yaitu periode di mana
angka dependency ratio (indeks perbandingan antara usia tidak
produktif dibagi usia produktif) mencapai angka minimal (di
bawah 50%) sehingga dalam periode ini akan terdapat lebih
banyak tenaga kerja produktif yang dapat diberdayakan untuk
mendorong peningkatan produktivitas nasional yang sangat
bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi.
Periode “Bonus Demografi”

India mempunyai poten-


si yang sama, di mana
penduduk usia kerja ma-
sih meningkat tinggi se-
mentara Rusia dan Je-
pang menurun,

Bonus Demografi ini harus dimanfaatkan secara maksimal di saat


negara lain menghadapi situasi “aging population”
6
Indonesia tengah mengalami proses urbanisasi yang sangat pesat

53% penduduk Indonesia tinggal di kawasan perkotaan. Di tahun 2025 jumlah


tersebut akan lebih dari 65%. Kawasan-kawasan metropolitan berpotensi menjadi
lebih besar sehingga membutuhkan penataan ruang dan pembangunan infrastruktur
yang sangat serius dan komprehensif
7
Indonesia memiliki “kekayaan sumber daya alam"
Indonesia adalah negara yang kaya dengan potensi sumber daya alam, baik yang terbarukan (hasil bumi)
maupun yang tidak terbarukan (hasil tambang dan mineral). Kekayaan sumber daya alam tersebut tersebar
dari Sabang sampai Merauke.
Indonesia menjadi salah satu produsen besar di dunia untuk berbagai komiditas. Beberapa diantaranya
adalah: Cengkeh (produsen terbesar dunia), Kelapa Sawit (produsen dan eksportir terbesar dunia), Karet
Alam (produsen terbesar kedua dunia), Kakao (produsen terbesar kedua dunia), dan bermacam2 hasil bumi
lainnya.
Kekayaan sumber daya alam ini harus dapat dikelola seoptimal mungkin, dengan pengertian kecenderungan
untuk mengekspor dalam bentuk bahan mentah harus diubah menjadi bahan olahan yang bernilai tambah
jauh lebih tinggi.

8
Perlunya Transformasi Ekonomi
Fakta menunjukkan Indonesia di masa lalu
berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata
7% (1967-1997), dan pulih dari krisis ekonomi
1997, serta bertahan terhadap krisis ekonomi
2008-2009, dengan pertumbuhan rata-rata 5,8%
(2004-2009) dan pada tahun 2006 masuk lower
middle income country. Total GDP Indonesia
(menurut PPP) pada tahun 2009 +/- USD 1 miliar,
ranking 16 dunia.
Sementara, Indonesia kehilangan kesempatan
untuk tumbuh lebih tinggi dikarenakan beberapa
hal:
• Situasi global terus berubah, sehingga
kompetisi di berbagai bidang meningkat.
• Ekspor berupa bahan baku dan bukan hasil
pengolahan.
• Tingkat kesejahteraan rakyat masih belum
sesuai amanat konstitusi.
• Tingkat kemiskinan serta kesenjangan masih
tinggi.
Dinamika global dan kondisi ekonomi
menuntut Indonesia melakukan
transformasi ekonomi nasional (tidak
business as usual)
9
HOW ?
Industrialisasi adalah mesin utama transformasi ekonomi yang dilakukan
semua negara maju, seperti Korea, China, Brazil dan India.
Dari Sisi Permintaan : (i) Investasi di sektor industri dan infrastruktur serta
(ii) perdagangan internasional adalah mesin utama dibalik kenaikan
output.
– Swasta dan publik investasi di infrastruktur
– Pemerintah pusat dan daerah menjadi koordinator, katalisator dan
fasilitator
– Investasi pada industri pengolahan terutama dilakukan oleh Swasta
Dari Sisi Suplai : harus dicapai pertumbuhan total factor productivity
Transformasi (mencapai output lebih banyak per unit input) yang tinggi, melalui :
– Peningkatan economic of scale terutama diperoleh akibat adanya
Ekonomi konsentrasi lokasi industri (Osaka di Jepang, Guang Zhou di China,
Mumbai di India)
– Meningkatnya kapasitas sosial untuk menguasai dan mengembangkan
teknologi
• Pada tingkat rmh tangga: investasi untuk pendidikan anak
• Pada tingkat perusahaan: menciptakan suasana yang kondusif untuk
meningkat-kan kapasitas produktif dan inovatif pekerja
• Pada tingkat Pemerintah: menerapkan kebijakan industri yang
mengurangi biaya perusahaan untuk memperoleh dan
mengembangkan kemampuan teknologi dan inovasi
– Pergeseran kegiatan dari sektor produktivitas rendah kepada sektor
produktivitas tinggi. 10
VISI INDONESIA 2030
“Mendorong Indonesia menjadi negara maju
Visi 2030 dan merupakan kekuatan 10 besar dunia di
tahun 2030 dan 7 besar dunia pada tahun 2050
Dalam Undang-Undang No. 17 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional disebutkan bahwa melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang
visi pembangunan ekonomi nasional sampai dengan 2025
adalah ”mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri,
inklusif dan berkelanjutan”
maju, adil dan makmur.” Untuk itu diperlukan penguatan
dan pengembangan ekonomi di segala bidang berdasarkan
keunggulan kompetitif.
Perekonomian indonesia pada tahun 2010 ini menduduki
peringkat 16 besar dunia. Dengan mengacu pada proyeksi
pertumbuhan di Rencana Pembangunan Jangka Menengah
yang rata-rata berkisar antara 6,3% - 6,8% per tahun, pada
tahun 2014 PDB Indonesia diperkirakan akan berkisar di
angka US$1.200 miliar dan PDB per kapita sedikit di bawah
US$5.000.
Untuk jangka waktu yang lebih panjang, terdapat beberapa
prediksi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan
asumsi pertumbuhan riil yang stabil antara 7 – 8 % per
tahun sejak tahun 2013, diperkirakan PDB pada tahun 2030
adalah antara US$ 6.460 – 8.152 miliar. Dengan proyeksi
penduduk sekitar 313 juta jiwa, diperkirakan PDB per kapita
akan berkisar antara US$ 20.600 – 25.900.
Dengan demikian, Indonesia sudah dapat dikategorikan
sebagai negara berpendapatan tinggi menurut klasifikasi Menurut proyeksi Goldmann Sachs dan Economist, pada tahun
Bank Dunia dan pada tahun 2030 tersebut Indonesia 2050 PDB Indonesia akan mencapai lebih dari US$ 26.000 miliar
merupakan kekuatan 10 besar dunia. dan perekonomiannya akan menjadi kekuatan 6 besar dunia.

12
INDIKATOR PEMBANGUNAN TRANFORMASI EKONOMI

Investasi untuk
pembangunan dalam
rangka mendukung
pertumbuhan ekonomi
yang inklusif dan
berkelanjutan

Catatan/Keterangan:
1. PDB (Nominal 2009: US$ 5.600 billion
2. Menurut survei konsultan AC Nielsen, penduduk disebut masuk ke dalam kelas menengah bila memiliki
pendapatan tahunan minimal US$ 4.000 (2008). Pada tahun 2030, golongan menengah diperkirakan memiliki
pendapatan per kapita sekitar US$ 15.000 – 20.000.
3. HDI adalah Human Development Index yang setiap tahunnya dihitung oleh UNDP
4. EoDB adalah singkatan dari Ease of Doing Business (Bank Dunia)
5. Proyeksi tidak resmi PDB Nominal per kapita Indonesia dari Pemerintah 13
“...... struktur ekonomi negara maju ditandai dengan
meningkatnya porsi sektor sekunder dan tersier (angka
estimasi)”
Struktur Ekonomi NEGARA MAJU 2030

Lower middle income country

High income country


Perubahan struktur ekonomi menjadi sebuah
NEGARA MAJU bisa diwujudkan bila sektor-sektor
utama tumbuh sebagai berikut:
• Primer : 7,8 – 8,3 % per tahun
• Sekunder: 12,6 – 13,1 % per tahun
• Tersier : 13,4 – 13,9 % per tahun
Struktur Ekonomi INDONESIA 2009
14
PENDEKATAN TRANSFORMASI
EKONOMI
PENDEKATAN
GRAND DESIGN TRANSFORMASI EKONOMI
Kedudukan Grand Design Transformasi Dalam Kebijakan Nasional

Grand Design Transformasi Eko-


nomi ini merupakan bagian
yang integral di dalam sistem
perencanaan pembangunan
na-sional.
Oleh karena itu, Grand Design
Transformasi Ekonomi dirumus-
kan dengan mengacu pada UU
17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang
dan memperhatikan RAN-GRK.

Selanjutnya, produk Grand De-


sign Transformasi Ekonomi ini
menjadi acuan bagi perumusan
RPJMN. Sementara itu rencana
aksi yang diindikasikan di dalam
Grand Design ini menjadi acuan
bagi penyusunan RKP/RAPBN
serta bagi penyusunan kebijak-
an investasi swasta dan PPP.

16
PENDEKATAN
GRAND DESIGN TRANSFORMASI EKONOMI Grand Design
Transformasi Ekonomi

Grand Design
Transformasi
Ekonomi
mengkombinasikan
pendekatan
Sektoral dan
Regional
Rencana Aksi Penguatan
Konektivitas Nasional

Perumusan Grand Design Transformasi Ekonomi ini mengkombinasikan 2 (dua) pendekatan, yaitu
sektoral dan regional (pengembangan wilayah) yang selanjutnya diintegrasikan dalam pengembangan
Koridor Ekonomi.
Pendekatan sektoral didasarkan atas identifikasi sektor-sektor unggulan dengan prospek pengembangan
tinggi secara global dan Indonesia memiliki potensi dan kemampuan untuk ditingkatkan daya saingnya ke
depan. Sementara itu, pengembangan wilayah diterapkan untuk menyebarkan pengembangan sektor-
sektor unggulan yang telah ditetapkan ke dalam 6 (enam) koridor ekonomi yang telah diidentifikasi.
17
PENDEKATAN
GRAND DESIGN TRANSFORMASI EKONOMI WHY ?
• Transformasi Ekonomi berisi langkah-langkah spesifik dan nyata,
bukan pada tataran konsep dan umum
• Program utama adalah kelompok kegiatan utama di komoditi atau
Transformasi sektor tertentu pada koridor ekonomi yang akan menjadi mesin
Ekonomi harus pertumbuhan ekonomi serta dapat memberikan kontribusi secara
langsung dan signifikan bagi pertumbuhan dan penciptaan lapangan
fokus pada kerja.
Program Utama • Investasi (publik dan swasta) dan peningkatan kapasitas SDM
diprioritaskan untuk mendorong sektor produktif dan unggulan di
setiap program utama untuk memacu percepatan pertumbuhan
ekonomi.
• Mempermudah fokus dan mempertajam perumusan kebijakan dan
reformasi peraturan yang menghambat pertumbuhan.
Penetapan Program • Mempermudah dan meningkatkan kualitas pelaksanaan monitoring
Utama dan evaluasi dari kinerja pelaksanaan

18
20 Program Utama
Terobosan untuk mendorong percepatan transformasi ekonomi

Berdasarkan identifikasi sementara, diperoleh 20 Pengembangan aktivitas ekonomi ke-20 program


program utama, yaitu sebagai berikut: utama tersebut difokuskan pada 6 (enam) koridor
ekonomi yang telah ditetapkan, yaitu:
1. Metropolitan Jabodetabek
2. Jembatan Selat Sunda 1. Koridor Ekonomi Wilayah Sumatera
3. Pengembangan Kelapa Sawit 2. Koridor Ekonomi Wilayah Jawa
4. Pengembangan Karet 3. Koridor Ekonomi Wilayah Kalimantan
5. Pengembangan Batubara 4. Koridor Ekonomi Wilayah Sulawesi
6. Pengembangan Nikel 5. Koridor Ekonomi Wilayah Bali-Nusa Tenggara
7. Pengembangan Tembaga 6. Koridor Ekonomi Wilayah Papua
8. Pengembangan Minyak dan Gas
9. Pengembangan Pariwisata
10. Pengembangan Perikanan
11. Pengembangan Food Estate
12. Pengembangan Industri Makanan - Minuman
13. Pengembangan Industri Tekstil
14. Pengembangan Industri Mesin dan Peralatan
Transportasi
15. Pengembangan Industri Perkapalan
16. Pengembangan Industri Baja
17. Pengembangan Industri Aluminium
18. Pengembangan Industri Telematika
19. Penguatan Konektivitas Nasional
20. Membangun Kapasitas IPTEK
19
KORIDOR EKONOMI
PROGRAM UTAMA Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali - NT Papua
Jabodetabek
Jembatan Selat Sunda
Kelapa Sawit
Karet
Batubara
Nikel
Tembaga
Minyak dan Gas
Pariwisata
Perikanan
Food Estate
Ind. Makanan – Minuman
Industri Tekstil
Industri Mesin – Peralatan
Transportasi
Industri Perkapalan
Industri Baja
Industri Aluminium
Industri Telematika
Konektivitas Nasional
Kapasitas IPTEK

20
STRATEGI TRANFORMASI EKONOMI
Strategi Transformasi Ekonomi Indonesia: Pertumbuhan
Ekonomi Tinggi, Inklusif dan Berkelanjutan
Strategi Utama
1. MENGEMBANGKAN KORIDOR EKONOMI INDONESIA: Membangun pusat-pusat per-
tumbuhan di setiap pulau, dengan pengembangan klaster industri berbasis sumber daya
unggulan (komoditi dan/atau sektor)
2. MEMPERKUAT KONEKTIVITAS NASIONAL (locally integrated, internationally connected)
 mengurangi transaction cost, mewujudkan sinergi antar pusat pertumbuhan dan
mewujudkan akses pelayanan yang merata, meliputi :
• Konektivitas intra dan inter pusat pertumbuhan
• konektivitas international (gate perdagangan dan wisatawan),
• Konektivitas lokal untuk pembangunan inklusif (akses dan kualitas pelayanan
dasar yang merata di seluruh Indonesia
3. MEMPERCEPAT KEMAMPUAN IPTEK NASIONAL
Strategi Pendukung
4. Mengembangkan kebijakan Investasi
5. Mengembangkan kebijakan perdagangan, termasuk kerjasama perdagangan
6. Mengembangkan kebijakan pembiayaan
7. Kebijakan pengembangan PPP
22
1. Strategi Pengembangan Koridor Ekonomi
Penentuan Koridor Ekonomi dilakukan melalui 4 tahap sebagai berikut:

1 2 3 4
Menentukan
Menentukan kebutuhan
Menentukan pusat konektivitas antara Validasi dengan rencana konektivitas lokasi
ekonomi pembangunan nasional sektor fokus ke sarana
pusat ekonomi
pendukung

• Ibukota provinsi di • Berdasarkan analisa • Mempertimbangkan • Menentukan sektor fokus


Indonesia diposisikan transportasi (inter-regional struktur ruang RTRWN di dalam Koridor Ekonomi
sebagai pusat ekonomi O-D matrix analysis)
• Mempertimbangkan • Menentukan sarana
• Selain itu, kota-kota yang • Memperhitungkan moda arahan pola pemanfaatan penghubung untuk
memiliki aktivitas ekonomi transportasi laut, darat, ruang yang digambarkan mendukung sektor fokus,
penting (seperti Pusat dan udara dalam RTRWN termasuk industri hulu dan
Kegiatan Nasional), kawa- hilirnya
san industri, FTZ, bonded • Mendorong terjadinya
zone, dan kawasan stra- dampak positif aglomerasi • Menentukan konektivitas
tegis ekonomi lainnya juga dengan pendukung yang
bisa menjadi pusat mempertimbangkan menghubungkan antara
ekonomi konektivitas ke pusat lokasi sektor fokus dan
ekonomi utama sarana pendukung

Konektivitas
Konektivitas utama pendukung

23
Rangkaian Analisis dalam Setiap Koridor
Ekonomi Rencana Induk Pembangunan Koridor Ekonomi Indonesia
terdiri dari empat bagian:
1 Latar belakang dan tantangan menjelaskan kondisi dan
tantangan saat ini di dalam Koridor Ekonomi, seperti
Latar belakang dan tantangan di dalam pemerataan ekonomi, tingkat investasi global dan
Koridor Ekonomi domestik, kondisi infrastruktur, kondisi pengembangan
sosial, dan lainnya. Bagian ini menjadi dasar penentuan
Tema Pembangunan Koridor Ekonomi.
2 Tema Pembangunan Koridor Ekonomi merupakan
penekanan yang merangkum tujuan yang ingin dicapai
Tema Pembangunan Koridor Ekonomi Koridor Ekonomi dalam waktu yang panjang. Tema
Pembangunan ini sifatnya lebih umum, yang akan
diterjemahkan kedalam strategi dan langkah taktis yang
lebih rinci.
3
Strategi pengembangan ekonomi dan sosial adalah
Strategi pengembangan ekonomi dan bagian utama dari Rencana Induk, yang menjelaskan
sosial pemilihan sektor fokus, tantangan yang dihadapi sektor
fokus untuk setiap industri hulu dan hilir, strategi yang
perlu dilakukan, serta dukungan pemerintah yang perlu
diberikan.
4
Rangkuman dampak Koridor Ekonomi Rangkuman dampak Koridor Ekonomi dan kebutuhan
infrastruktur memberikan gambaran dampak positip yang
dan kebutuhan infrastruktur akan dicapai dengan PKEI. Dampak positip tersebut
dibandingkan dengan dan tanpa Koridor Ekonomi. Di
bagian ini juga diestimasi dampak tambahan bagi area lain
di luar Koridor Ekonomi.
24
6 Koridor Ekonomi Prioritas : Berbasis Komoditi/Sektor
Unggulan Wilayah

BIMP-EAGA
Medan
IMT-GT
1 3 4
Manado
Ternate
Pekanbaru Samarinda
Pontianak Manokwari
Gorontalo
Jambi Jayapura
Palangkaraya Mamuju Sorong 6
Palembang Kendari Ambon
Banjarmasin
Lampung 2 Makassar Wamena
Jakarta Semarang
Surabaya 5
Serang
Mataram
Merauke
Denpasar
Kupang

Pusat ekonomi mega Pusat ekonomi Usulan lokasi KEK Usulan lokasi KEK yang merupakan FTZ

1 KE Sumatera 3 KE Kalimantan 5 KE Bali – Nusa Tenggara


2 KE Jawa 4 KE Sulawesi 6 KE Papua

25
Rangkuman Tema Pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia

"Sentra Produksi "Pusat Produksi dan ''Pusat Produksi dan


dan Pengolahan Hasil Pengolahan Hasil Pengolahan Hasil
Bumi dan Lumbung Tambang & Lumbung Pertanian, Perkebunan,
Energi Nasional" Energi Nasional" dan Perikanan Nasional''

Koridor Sumatera
Koridor Sulawesi

Koridor Kalimantan

Koridor Jawa Koridor Papua


Koridor Bali Nusa
Tenggara
"Pengolahan Sumber
"Pendorong Industri dan ''Pintu Gerbang Daya Alam yang
Jasa Nasional" Pariwisata Nasional dan Melimpah dan SDM yang
Pendukung Pangan Sejahtera"
Nasional''
26
2. Membangun Konektivitas Nasional : Untuk mendorong
pertumbuhan tinggi yang inklusif
Perekonomian yang berhasil...

Surabaya Makassar
Tumbuh maksimal melalui Jakarta
keterpaduan bukan Menghubungkan pusat-
keseragaman (inclusive pusat pertumbuhan
development) Maluku

Sulawesi Papua
Memperluas
pertumbuhan dengan Menghubungkan daerah
menghubungkan wilayah tertinggal dengan pusat
melalui inter-modal pertumbuhan Makassar
supply chain systems
Kendari
Menghubungkan daerah Makassar
terpencil dengan infrastruktur
Mencapai pertumbuhan & pelayanan dasar dalam
inklusif mendapatkan manfaat
Manado Ambon
pembangunan

Integrasi ekonomi adalah cara terbaik untuk mendapatkan manfaat langsung dari konsentrasi
produksi dan manfaat jangka panjang konvergensi standar hidup 27
2. Membangun Konektivitas Nasional : konektivitas intra
pulau, antar pulau dan international Vision
Locally integrated, Globally connected
Kota
Town

Pulau Asia
Town

Kota

Town Town Gerbang


Internasional Europe
Kota Pulau
Indonesia
Town

Kota
Town
Town America
Pulau

Town Kota

Antar Pusat Dalam Pusat


Ekonomi Ekonomi (urban)
Inter-island International
1 Intra-island 2 3
Konektivitas LOKAL Konektivitas NATIONAL Konektivitas GLOBAL 28
3. Membangun kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi
• Meningkatkan kualitas pendidikan,
termasuk pendidikan tinggi dan kejuruan,
dan pelatihan
• Meningkatkan tingkat kompetensi
teknologi dan keahlian tenaga kerja
• Meningkatkan kegiatan R & D, baik oleh
Pemerintah maupun swasta, melalui
pemberian insentif dan peningkatan
anggaran
• Mengembangkan sistem inovasi nasional,
termasuk meningkatkan pembiayaan
inovasi

29
TARGET PENYEBARAN EKONOMI
Target Penyebaran Ekonomi
Koridor Sumatera, PDRBnya meningkat Koridor Jawa, PDRB nya akan meningkat Koridor Kalimantan, PDRBnya akan
menjadi 5-6x di tahun 2030. menjadi 6-7x di tahun 2030. meningkat menjadi 4-5 x di tahun 2030.

PDRB Koridor ($ milyar, riil 2000) PDRB koridor ($ milyar, riil 2000) PDRB Koridor ($ milyar, riil 2000)
Dampak KE
Dampak KE 4-5 x
5-6 x 6-7x Basis
Basis Dampak KE
Basis
900 2500 250
818 224
800 2126
700 2000 200
600 107
459 1131 150
1500
500
400 9.9% 10.8% 7.6%
1000 100
300
200 6.4% 50 117
359 5.2% 500 995 4.02%
100 55
136 303
0 0 0
2010 2030 2010 2030 2010 2030

Koridor Jawa diproyeksikan akan meningkatkan PDRB di Pembangunan koridor ekonomi di Sumatera ditargetkan
wilayahnya hingga 5-6 kali lipat pada 2030. Yaitu mencapai untuk dapat mencapai PDRB sebesar 4 – 5 kali lipat pada
2126 milyar USD, atau bertumbuh 10.8% dari kondisi basis tahun 2030. Sehingga, PDRB di Koridor Sumatera akan
yang tumbuh 6.4%. mencapai 818 milyar USD, atau bertambah sebanyak 459
Di Koridor Kalimantan, pertumbuhan tanpa koridor hingga milyar USD dari kondisi basis yang diproyeksikan
tahun 2030 diproyeksikan hanya sebesar 4.0%, sedangkan mencapai 359 milyar USD. Pertumbuhan dengan koridor
dengan koridor pertumbuhan tersebut akan meningkat pada tahun tersebut akan mencapai 9.9%, sedangkan
mencapai 7.6%. Peningkatan ini menambah PDRB Koridor tanpa koridor 5.2%.
Kalimantan sebesar 4-5 kali lipat atau bertambah 107 milyar
USD sehingga proyeksi awal yang sebesar 117 milyar USD
akan menjadi 224 milyar USD.
31
Koridor Sulawesi, PDRBnya akan meningkat Koridor Bali-Nusa Tenggara, PDRBnya Koridor Papua, PDRB nya meningkat menjadi 8
menjadi 6-7 x di tahun 2030. meningkat menjadi 7-8 x di tahun 2030. - 9 x sampai ke tahun 2030.

PDRB Koridor ($ milyar, riil 2000) 160PDRB Koridor ($ milyar, riil 2000) PDRB Koridor ($ milyar, riil 2000)
160
7-8x 140 Dampak KE
140 8-9x Basis
140 6-7 x
Dampak KE Dampak KE 120
120 120 Basis
Basis 137
135 100 120
100 66 100 80
67
80
80 80

60 11.3% 60
60 10.6% 12.4%
40 40 6.2% 40
6.7%69 7.6%
57 53
20 20 20
20 18 13
0 0 0
2010 2030 2010 2030 2010 2030

Koridor Sulawesi ditargetkan akan mampu meningkatkan Papua merupakan koridor yang diproyeksikan akan
pertumbuhan ekonominya sebesar 10.6% pada 2030, dari mengalami dampak pertumbuhan tertinggi dengan
proyeksi tanpa koridor sebesar 6.7%. Sedangkan penambahan adanya koridor ekonomi. Yaitu mencapai 8-9 kali lipat
PDRB yang dicapai dengan koridor di wilayah ini yaitu sebesar 66 PDRB 2010 atau bertumbuh 12.4% pada tahun 2030.
milyar USD, atau meningkat 6-7 kali lipat dari tahun 2010. Penambahan PDRB yang dihasilkan oleh koridor ini
Pertumbuhan Koridor Bali-Nusa Tenggara pada 2030 akan yaitu sebesar 67 milyar USD sehingga akan mencapai
mencapai 11.3% atau meningkatkan PDRB wilayah tersebut 120 milyar USD.
sebesar 7-8 kali lipat dari PDRB 2010. Adapun peningkatan PDRB
yang dihasilkan akan mencapai 80 milyar USD sehingga PDRB
Koridor B ali-Nusa Tenggara akan mencapai 137 milyar USD.

32
Target Penyebaran Ekonomi Secara Nasional
PDRB 6 Koridor Ekonomi diharapkan meningkat sebesar ~6 – 7x
PDRB Koridor ($ milyar, riil 2000)
4000 Dampak KE
~6-7x Basis
3500 Pada 2010 – 2030 :
3000
1927
2500 PDRB untuk daerah-daerah dalam Koridor
2000
10.4%
Ekonomi akan meningkat sekitar 6 - 7 kali lipat,
1500 atau kurang lebih bertumbuh sekitar 10.4%
1000 6%
1673 setiap tahunnya.
500
553
0
Persentase
2010dari PDB Nasional: 2030~60%
Pada tahun 2030, kontribusi PDRB dari Koridor
Ekonomi akan mencapai ~60% dari total PDB
Indonesia.
Dampak di luar Koridor Ekonomi juga diharapkan terjadi
PDRB Koridor ($ milyar, riil 2000) Tanpa adanya PKEI, PDRB diperkirakan
600
meningkat 2 -3 kali lipat, atau kurang lebih
500 bertumbuh sekitar 6% setiap tahunnya.
119
400
Selain dampak ekonomi langsung ke dalam
300 daerah-daerah Koridor Ekonomi, dampak
200 limpahan juga akan tercipta ke daerah di luar
373
koridor.
100

0
Dengan koridor ekonomi Dampak limpahan

33
PENGEMBANGAN
20 PROGRAM UTAMA
Metropolitan Jabodetabek 1
Definisi
• Yang termasuk dalam areal ini adalah 3 provinsi (yaitu DKI
Jakarta, Banten, dan Jawa Barat) dan 12 Kabupaten/ Kota
(yaitu, Kota Tangerang, Kab. Tangerang, Kota Tangerang
Selatan, 5 Kota di Provinsi DKI Jakarta, Kab. Bekasi, Kota
Bekasi, Kab. Bogor, dan Kota Depok).
• Berdasarkan data penduduk terakhir, jumlah populasi areal
Metropolitan Jabodetabek ini sekitar 28 Juta jiwa (2010) ---
lebih dari 12% penduduk nasional. Metro-politan ini
merupakan wilayah perkotaan terbesar di Regional Asia
Tenggara.
• Diperkirakan lebih dari 30% penduduk Jabodetabek memiliki
income per kapita lebih dari Rp 50 juta atau sekitar US$5.500
per tahun.

Rationale
• Sebagai kawasan yang mengendalikan sekitar 60% aktivitas Jakarta’s landmark
ekspor-impor nasional serta lebih dari 85% pengambilan Sumber: Foto-foto dari Shutterstock dan lain-lain
keputusan dari lebih 85% masalah-masalah keuangan
nasional, kawasan ini memiliki beban aktivitas yang sangat
berat dan membutuhkan penataan ruang yang sangat • Sebagai contoh, pengembangan jaringan transportasi umum
komprehensif. yang berkualitas bagi aktivitas komuter dari dan ke pusat
kegiatan di DKI Jakarta diperkirakan akan mengurangi
• Penataan kawasan Metropolitan Jabodetabek melalui pola pencemaran udara kawasan ini lebih dari 50%.
perencanaan yang komprehensif akan sangat men-dorong
efisiensi aktivitas ekonomi sekaligus peningkatan daya saing • Selain itu, oleh karena sekitar 40% kendaraan nasional ada di
perekonomian nasional. kawasan ini, penataan jaringan transportasi masal yang baik
akan mengurangi secara signifikan besaran subsidi nasional
• Selain itu, upaya yang sama akan sangat bermanfaat bagi untuk bbm. Jumlah pengurangan subsidi ini akan dapat
pengurangan beban daya dukung lingkungan, baik untuk dimanfaatkan oleh daerah-daerah lain di Indonesia yang lebih
kawasan metropolitan ini maupun kawasan-kawasan di membutuhkan
sekitarnya, yang saat ini sudah cukup berat.
35
Visi 2030 Transformasi Struktur Kota
• Kawasan Metropolitan Jabodetabek menjadi salah satu
benchmark bagi pola penataan kota secara regional dan menjadi Metropolitan JABODETABEK
pusat pelayanan bisnis terkemuka di Kawasan Asia Tenggara.
• Memiliki pola jaringan transportasi masal yang handal, sistem
logistik yang efisien serta merupakan kawasan metropolitan
yang ramah lingkungan, nyaman dan aman untuk kehidupan
masyarakat.

Target
• Jumlah penduduk di Kawasan Metropolitan Jabodetabek perlu
dibatasi tidak melebihi 40 juta jiwa agar bisa di-kembangkan
pola penataan ruang yang tidak melebihi daya dukung
lingkungannya.
• Pencemaran udara perlu dikurangi menjadi 50% dari kondisi
saat ini, sementara itu pencemaran air dan suara perlu dikurangi
lebih dari 60% dari kondisi saat ini.

Strategi
• Penyebaran beberapa aktivitas bisnis ke luar DKI Jakarta untuk
mengurangi kuantitas perjalanan antar pusat-pusat bisnis di
internal Jabodetabek.
• Memindahkan pusat pemerintahan ke luar Provinsi DKI Jakarta
untuk mengurangi beban pergerakan ke pusat kawasan
metropolitan sekaligus untuk kepentingan pengembangan
kawasan pusat pemerintahan yang lebih terkonsentrasi dan
tertata apik
• Pengembangan sistem jaringan transpormasi masal non-jalan
yang handal, nyaman, aman dan murah, terutama untuk
aktivitas ulang-alik dari wilayah pinggiran.
• Pengembangan pola intermoda jaringan transportasi masal yang Kemungkinan kedudukan pusat pemerintahan
mudah diakses untuk seluruh aktivitas di sekitar pusat-pusat baru
bisnis dan pemerintahan.
• Pengembangan jaringan logistik yang efisien dari pusat-pusat
produksi di dalam kawasan maupun dengan pusat-pusat
produksi di luar kawasan yang memiliki hubungan erat.

36
Katalisator (Enabling Growth) “liveable city for every people”
• Menata manajemen pola penanganan transportasi ke dalam
satu kelembagaan di tingkat pemerintah pusat.
• Memberikan insentif penyebaran beberapa kegiatan bisnis ke
pusat-pusat baru di wilayah pinggiran kawasan metropolitan
• Pembangunan sejumlah infrastruktur, utamanya adalah:
– Pengembangan Bandara Sukarno – Hatta
– Pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok dan kemungkinan
penambahan terminal baru di kawasan Pantura
– Pengembangan jaringan transportasi masal kereta api dari
kawasan pinggiran ke kawasan pusat metropo-litan dan di
dalam kawasan pusat metropolitan.
– Pengembangan jaringan logistik dari pusat-pusat industri di
kawasan pinggiran Jabodetabek untuk perbaikan akses ke
Pelabuhan Tanjung Priok dan Bandara Sukarno - Hatta.
– Penataan sistem pengendalian banjir dan pembuangan
limbah padat dan cair darikawasan-kawasan perumah-an
dan kawasan-kawasan industri.
– Pengembangan sumber-sumber baru penyediaan air bersih
– Peningkatan kapasitas penyediaan energi untuk melayani
seluruh kebutuhan Kawasan Metropolitan Jabodetabek

• Mendorong kerjasama dengan berbagai pihak, baik dengan


pelaku domestik maupun masyarakat internasional, melalui
mekanisme yang menjunjung profesionalisme.
• Penataan lingkungan perumahan dan pusat-pusat bisnis
untuk perbaikan kondisi kosmik mikro melalui penyedia-an
areal terbuka hijau.

37
Jembatan Selat Sunda (JSS) 2
Rationale
• Jawa dan Sumatera merupakan representasi dari lebih 60%
kegiatan ekonomi nasional. Terdapatnya jembatan antara 2
(dua) pusat pertumbuhan tersebut akan mentranformasi Deliniasi Pengembangan (hipotetis)
hubungan ekonomi antara kedua pula besar tersebut dan
menjadi pendorong perkembangan ekonomi nasional menuju
negara yang maju.
• Pada saat ini, Sumatera yang kaya sumberdaya alam belum
optimal berfungsi sebagai “pintu gerbang Indo-nesia ke Asia Kawasan
dan Eropa”. Bahkan sebagian besar dari kekayaan
sumberdaya alamnya diekspor dalam bentuk bahan baku, Strategis Selat
tidak diproses menjadi produk bernilai tambah tinggi. Sunda
• Pengembangan ekonomi Pulau Sumatera membutuhkan
keberadaan Jembatan Selat Sunda untuk memantapkan
perannya sebagai antara lain lumbung energi nasional.
• Di lain pihak, intensitas aktivitas ekonomi Pulau Jawa yang
sudah demikian besar dan seringkali melewati batas ambang
daya dukungnya membutuhkan outlet. Tanpa adanya
JSS
infrastruktur pendukung yang memadai, kepasitas
interkoneksi yang telah ada saat ini terbatas untuk bisa
memfungsikan Sumatera secara optimal sebagai penerima
limpahan kemajuan ekonomi Pulau Jawa.

Visi 2030 • Pada kedua sisinya akan berkembang sejumlah aktivitas bisnis
• Dari persiapan yang telah dilakukan sampai saat ini, Jembatan berupa pusat-pusat produksi, pariwisata, ataupun pusat
Selat Sunda direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun pelayanan angkutan laut yang melayani pelayaran antar
2025. Jembatan ini akan menjadi salah satu jembatan benua ataupun menjadi salah satu pusat distribusi nasional.
suspensi yang terpanjang di dunia (lebih dari 42 km dan • Pengembangan pusat-pusat bisnis tersebut akan terin-tegrasi
ketinggian tiang tertinggi akan mencapai sekitar 150m). dengan pembangunan Jembatan Selat Sunda dan kawasannya
menjadi Kawasan Strategis Selat Sunda yang merupakan salah
satu dari Kawasan Strategis Nasional.
38
Target
• Merupakan proyek kegiatan berskala besar yang pelak-
sanaannya dipimpin oleh anak bangsa.

Katalisator (Enabling Growth)


• Penetapan aturan khusus untuk pola prokurmen dan
pengusahaan Jembatan Selat Sunda dan kawasan-kawasan di
sekitarnya.
• Pembentukan Badan/Otoritas khusus yang didirikan untuk
pembangunan dan pengelolaan kawasan dengan
mengikutsertakan keterlibatan Pemerintah Provinsi terkait,
BUMN, BUMD, dan mitra strategis.
• Merupakan penyelenggaraan aktivitas pembangunan yang
mengedepankan keterlibatan dunia usaha dengan fasilitasi
khusus dari Pemerintah. Jembatan
• Memberikan insentif pengembangan aktivitas ekonomi
Selat Sunda
dengan mendorong pembentukan klaster industri yang bisa
ditingkatkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus. (artist impression)

Sumber: PT. BSM

39
Kelapa Sawit 3 Produksi kelapa sawit (CPO), 2008 (Juta T)
Prospek Sektor 60

Kelapa sawit adalah sumber minyak nabati terbesar yang dibutuhkan oleh
4,4 42,6
berbagai industri di dunia. Kebutuhan kelapa sawit terus mengalami
40 17,5 1,2
pertumbuhan pesat sebesar 5% per tahun. Pemenuhan kebutuhan kelapa
sawit dunia tersebut sangat tergantung pada Indonesia yang saat ini
produksinya telah mencapai ~46% dari total produksi CPO di dunia sehingga
menempatkan Indonesia sebagai produsen CPO nomor satu di dunia. 20
19,5

Kondisi Saat Ini


Industri kelapa sawit memberikan kontribusi ekonomi yang besar baik di 0
tingkat regional maupun nasional. Sekitar 73% produksi kelapa sawit 12/9/21 12/9/21 12/9/21 12/9/21 12/9/21
Indonesia dihasilkan di Sumatera. Meskipun potensi yang cukup besar 46% 41% 3% 10%
terdapat juga di Kalimantan. Selain kontribusinya terhadap perekonomian,
sektor kelapa sawit juga mampu menyediakan lapangan kerja yang luas. Hal Persentase produksi (%)
ini disebabkan karena sekitar 42% lahan kelapa sawit dimiliki oleh petani
kecil. Tingkat produktivitas CPO yang dikelola oleh masyarakat masih cukup
rendah yaitu sekitar 3,4 ton/ha. Sementara rata-rata produktivitas nasional
Indonesia adalah 3,8 ton/ha, dan akan lebih rendah lagi jika dibandingkan
dengan rata-rata tingkat produktivitas CPO di Malaysia yang telah mencapai
4,6 ton/ha Indonesia masih berpotensi untuk meningkatkan produktivitas CPO
Produktivitas CPO (ton/hektar), 2009
Strategi dan Arahan Mendatang 12/9/21
12/9/21
1. Meningkatkan produktivitas lahan 12/9/21
Koridor Sumatera memiliki peluang besar untuk meningkatkan produksinyai 12/9/21 12/9/21 12/9/21
dengan meningkatkan produktivitas CPO dari luas lahan yang ada. Peluang 12/9/21 12/9/21 12/9/21
tersebut dapat terlihat dengan membandingkan produktivitas Indonesia
yang lebih rendah dengan negara lain. Rendahnya produktivitas terutama
12/9/21
ditemui pada petani kecil yang cenderung menggunakan teknik lebih
sederhana dibanding perusahaan besar. 12/9/21 12/9/21 12/9/21
Sumber: BPS (Statistik Kelapa Sawit Indonesia),
industry report, USDA FAS

40
Pengembangan klaster industri
Pemerintah dapat membantu meningkatkan produktivitas lahan, kelapa sawit Sei Mangkei
terutama petani kecil, dengan menyediakan bantuan keuangan, badan Belawan
industri dan lembaga pendidikan yang akan saling membantu petani Medan Pengembangan klaster industri
kelapa sawit Dumai
kecil menggunakan bibit, alat-alat dan metode pertanian yang lebih
Dumai
maju.
Pekanbaru
2. Meningkatkan posisi strategis di bagian hilir Pekanbaru

Industri hilir utama dalam mata rantai industri kelapa sawit antara lain Jambi
Jambi
perkilangan, oleo-kimia, dan biodiesel. Kapasitas produksi di Indonesia
Tanjung Api Api
untuk semua industri hilir tersebut saat ini sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan global, sehingga kebutuhan investasi relatif Palembang
minim.
Namun demikian, pengembangan industri hilir sangat dibutuhkan
Lampung
untuk mempertahankan posisi strategis sebagai penghasil hulu sampai
hilir, sehingga dapat menjual produk yang bernilai tambah tinggi. Serang Jakarta
3. Memperkuat infrastruktur
Kualitas konektivitas jalan dan/atau kereta api perlu ditingkatkan untuk
dapat meningkatkan produktivitas CPO.
Sebagian besar produksi CPO akan diangkut melalui laut, oleh karena
itu pelabuhan memegang peran kunci dalam industri kelapa sawit.
Kapasitas pelabuhan utama kelapa sawit perlu ditingkatkan, sebab saat
ini sudah terjadi kepadatan dengan waktu tunggu mencapai 3-4 hari.
Selain itu, kualitas dan proses pelayanan pelabuhan juga perlu untuk
ditingkatkan. Pengembangan klaster industri
kelapa sawit Maloy

Target Peningkatan Nilai Pontianak


Bontang
Samarinda
Terdapat potensi peningkatan nilai yang signifikan dari pengembangan
kelapa sawit, yaitu tambahan sebesar $2.8 milyar sampai dengan $4.2
Balikpapan
milyar dari kondisi saat ini. Potensi peningkatan nilai tersebut Palangka Raya
terutama berasal dari pengembangan industri hulu melalui
pengembangan lahan yang selektif, konversi lahan produktif, dan
peningkatan produksi CPO. Kumai
Pangkalan Bun
Banjarmasin

Area perkebunan kelapa sawit Penyulingan kelapa sawit


Rel kereta Pelabuhan
Penggilingan kelapa sawit Industri hilir kelapa sawit

41
Katalisator (growth enabler) Kebutuhan Infrastruktur
Untuk mencapai target peningkatan nilai tersebut, dibutuhkan Kebutuhan infrastruktur yang mendesak adalah :
beberapa dukungan pemerintah dalam bentuk non-infrastruktur
(Katalisator) sebagai berikut: 1. Peningkatan kapasitas pelabuhan utama (hub) kelapa sawit, yaitu
1. Membentuk Badan Industri Dumai berdasarkan masukan dari pelaku industri kelapa sawit.
Selain itu beberapa pelabuhan lainnya yang perlu ditingkatkan
Untuk meningkatkan penelitian dan pengembangan bibit dan kapasitasnya adalah di Medan, Palembang, dan Jambi untuk
metode perkebunan kelapa sawit, memberikan informasi mengenai Sumatera dan pelabuhan Maloy di Kalimantan.
kondisi pasar regional/global serta teknik perkebunan yang lebih
maju. Badan ini juga mengkaji pemberian insentif pengembangan 2. Kereta api kelapa sawit yang terhubung langsung dengan pelabuhan
sektor melalui masukan kebijakan (misalnya) pemanfaatan dana akan membantu meningkatkan produktivitas kelapa sawit terutama
yang dikumpulkan dari Biaya Keluar melalui perumusan program untuk daerah Riau yang perkebunannya terkonsentrasi.
yang transparan.
2. Menyediakan Bantuan Finansial 3. Akses jalan yang baik diperlukan dari perkebunan ke penggilingan,
dan dari penggilingan ke pelabuhan termasuk perbaikan jembatan/
Untuk pembelian bibit yang berkualitas dan peralatan yang flyover
diperlukan untuk mendorong penggunaan metode perkebunan yang
lebih produktif. Diberikan kepada petani kecil 4. Hasil sampingan kelapa sawit dapat digunakan sebagai sumber
3. Memberikan pendidikan dan pelatihan energi sehingga kebutuhan energi tidak mendesak untuk industri
kelapa sawit. Namun demikian di beberapa daerah seperti di Dumai
Untuk pekerja di bidang kelapa sawit untuk meningkatkan dan Maloy masih diperlukan adanya pembangkitan listrik untuk
kemampuan dalam proses perkebunan yang lebih produktif. menunjang industri kelapa sawit
4. Mendorong terbentuk klaster industri yang terintegrasi
5. Dukungan air bersih dan pengolahan air limbah
Dengan areal perkebunannya untuk porogram hilirisasi yang dalam
perkembangannya bisa ditingkatkan menjadi Kawasan Ekonomi
Khusus
5. Menguatkan regulasi & perencanaan
Produk hukum yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan,
terutama pembedaan antara lahan hutan lindung dan lahan untuk
pertanian/perkebunan, perlu diperjelas, sehingga perluasan lahan
dapat dilakukan secara berkesinambungan

42
Karet
Prospek Sektor
4 20,000

15,000
Proyeksi Produksi Karet ('000 ton)

12/9/21
12/9/21
12/9/21

12/9/21

Karet adalah komoditas strategis yang digunakan di berbagai industri. Saat ini 12/9/21 12/9/21
Indonesia adalah produsen terbesar kedua dunia setelah Thailand, dan 12/9/21
diproyeksikan menjadi produsen terbesar setelah tahun 2015. 10,000 12/9/21
12/9/21 12/9/21
12/9/21
Kondisi Saat Ini 5,000 3,234 3,694 4,430
12/9/21
2,271
Industri karet adalah industri yang memiliki nilai tambah besar dari hulu 1,501
3,701 3,723 12/9/21
sampai hilir. Produksi karet indonesia pada tahun 2010 mencapai 3,2 juta 2,346 2,937 3,410
ton dan diproyeksikan mampu mencapai 4,4 juta ton pada tahun 2020. 0
Dalam produksi karet mentah dari perkebunan, Sumatera adalah 12/9/2 12/9/2 12/9/2 12/9/2 12/9/2
1 1 1 1 1
produsen terbesar di Indonesia dan masih memiliki peluang peningkatan Sumber: Laporan industri karet IRSG
produktivitas. Dalam usaha pemrosesan karet mentah, fasilitas yang ada
sudah mencukupi, namun keberadaan perantara menghasilkan harga
Sebagian besar dari lahan karet dikelola petani kecil
yang tidak menguntungkan bagi petani.
Produksi karet ('000 ton)
Strategi dan Arahan Mendatang 3,000 12/9/21
12/9/21
12/9/21 12/9/21

12/9/21
Sumatera memiliki peluang sangat besar untuk pengembangan industri 2,000
12/9/21
12/9/21
hilir karet, terutama industri ban dan sarung tangan. Keberadaan karet
mentah di Indonesia akan menguatkan daya saing terhadap negara 1,000
industri karet lainnya, yang harus mengimpor karet mentah tersebut.
Oleh karena itu strategi yang harus dilakukan adalah:
0
12/9/2 12/9/2 12/9/2 12/9/2 12/9/2 12/9/2
1. Hulu: Menaikkan produktivitas melalui penanaman ulang 1 1 1 1 1 1
Sumatera memiliki peluang besar untuk meningkatkan produktivitas 12/9/21 12/9/21 12/9/21
lahan yang ada. Produktivitas lahan karet di Indonesia masih lebih rendah
dibandingkan dengan negara lain. Sebagai bandingan, produktivitas lahan Produktivitas (Kg per Ha)
matang di Indonesia adalah 993 kg/ha, sedangkan India telah mencapai
12/9/21 1.120
1903 kg/ha, Thailand 1699 kg/ha, dan Malaysia 1411 kg/ha. Rendahnya
produktivitas tersebut merupakan kontribusi dari pada petani kecil yang
12/9/21 1.140
sebagian besar mengelola lahan karet dan cenderung menggunakan
teknik yang sederhana dibanding perusahaan besar.
12/9/21 780

0 500 1.000 1.500


Sumber: BPS (Statistik Karet Indonesia)

43
2. Hilir: Mengembangkan industri ban dan sarung tangan
Penggunaan Karet untuk industri Pengolahan (%)
Industri ban adalah industri hilir terbesar di Indonesia yang
menggunaan karet (60% total konsumsi karet). Perkembangan industri 7 100
100 6
ban di Indonesia sangat pesat dengan pertumbuhannya yang mencapai 12
22% per tahun. Satu-satunya tantangan dalam industri ban adalah 14
75 61
fluktuasi yang dapat terjadi seiring dengan adanya resesi global.
Selain industri ban, industri sarung tangan adalah salah satu industri 50 Industri sarung tangan tidak terlalu
tergantung pada kondisi ekonomi dunia
hilir karet yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan. Walaupun
25
ukuran pasar sarung tangan lebih kecil daripada ban, namun Industri ban sangat tergantung kondisi ekonomi
dunia
permintaan pasar industri sarung tangan relatif lebih stabil dibanding 0
industri ban.
12/9/ 12/9/21 12/9/2 12/9/21 12/9/21 12/9/2
21 1 1
3. Menguatkan dukungan infrastruktur
Sumber: Wawancara ahli, laporan analis, BCG; analisa tim
Pengembangan kapasitas pelabuhan merupakan kebutuhan
infrastruktur yang penting untuk industri karet. Hasil produksi karet
membutuhkan pelabuhan sebagai pintu gerbang ekspor maupun Koridor Sumatera
konsumsi dalam negeri. Waktu tunggu yang lama di pelabuhan saat ini Belawan
adalah keluhan utama para pengusaha karet.
Medan
Untuk mengembangkan industri hilir karet yang akan mengkonsumsi
energi dalam jumlah besar, penambahan kapasitas kelistrikan Dumai
sangatlah dibutuhkan. Saat ini pasokan listrik untuk Sumatera masih
Pekanbaru
dirasa kurang memadai. Pekanbaru

Untuk memperlancar transportasi karet dan produk olahannya, maka Jambi


jaringan logistik darat antara perkebunan, sentra pengolahan dan Jambi
pelabuhan juga harus diperbaiki.
Tanjung Si Api Api
Palembang
Target Peningkatan Nilai
Peningkatan nilai dari pengembangan produksi karet ditargetkan
memperoleh tambahan sebesar $0.8 milyar sampai dengan $1.6 milyar Lampung
dari kondisi saat ini. Potensi peningkatan nilai tersebut berasal dari
Serang Jakarta
penanaman ulang tanaman karet dan pengembangan industri hilir
terutama industri ban dan sarung tangan.

Wilayah produksi karet tersebar


Pelabuhan Pemrosesan karet Industri hilir karet
merata sepanjangkoridor
44
Katalisator (Enabling Growth) Kebutuhan Infrastruktur
Untuk mencapai target peningkatan nilai yang telah diindikasikan Kebutuhan infrastruktur yang mendesak adalah :
tersebut, dibutuhkan beberapa dukungan pemerintah dalam bentuk
non-infrastruktur (Katalisator) sebagai berikut: 1. Peningkatan kapasitas pelabuhan utama (hub) karet, yaitu Dumai
berdasarkan masukan dari pelaku industri karet. Selain itu
1. Menyediakan subsidi untuk penanaman ulang beberapa pelabuhan lainnya yang perlu ditingkatkan kapasitasnya
Metoda penanaman ulang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan adalah pelabuhan di Medan, Palembang, dan Jambi .
produktivitas lahan secara signifikan. Namun, metoda tersebut 2. Pembangunan akses jalan untuk menghubungkan pusat industri
berdampak pada kehilangan pemasukan bagi para petani karet karet dengan pelabuhan.
selama 5-6 tahun sampai lahan mereka matang kembali. Bantuan
pemerintah dibutuhkan untuk membantu petani kecil dalam 3. Untuk meningkatkan produktivitas, ketersediaan energi listrik
penyediaan bibit hingga program penanggulangan kehilangan sangat dibutuhkan terutama pada industri hilir karet.
pendapatan para petani akibat diterapkannya program tersebut.
2. Membentuk badan industri karet
Untuk meningkatkan produktivitas lahan para petani kecil melalui
litbang industri karet dan pengembangan koperasi petani kecil yang
dapat menggantikan peran tengkulak.
3. Menyediakan layanan satu pintu bagi penanam modal
Untuk memfasilitasi proses investasi ke industri hilir karet yang
biasanya membutuhkan investasi yang besar baik dari asing maupun
domestik.
4. Menguatkan standar tata kelola perizinan
Untuk meningkatkan efisiensi dalam tata kelola perizinan yang pada
akhirnya akan menciptakan iklim investasi yang lebih menarik.

45
Batubara 5 Konsumsi dan ekspor batubara Indonesia
diproyeksikan bertumbuh pesat
Prospek Sektor Konsumsi dan ekspor
batubara Indonesia (Juta Ton)
Indonesia adalah eksportir batubara terbesar di dunia (~ 25% dari total 600
ekspor batubara dunia). Produksi batubara Indonesia diperkirakan akan
terus meningkat, baik untuk ekspor maupun konsumsi dalam negeri. 12/9/21
400 12/9/21
12/9/21
Kondisi Saat Ini 12/9/21
12/9/21
183
192 12/9/21
200
Produksi batubara nasional saat ini sebagian besar berasal dari Kalimantan 178
sekitar 90% sedangkan sisanya sebesar 10% berasal dari batubara Sumatera. 140 12/9/21
142 174
Namun demikian cadangan batubara di Sumatera mencapai 50% dari 0
12/9/21 76
cadangan nasional. Kondisi ini menunjukkan masih rendahnya produksi 12/9/21 12/9/21 12/9/21 12/9/21
batubara terutama di Sumatera. Tiga alasan utama rendahnya produksi saat
ini adalah: (1) Sumatera memiliki banyak batubara kualitas rendah, (2) lokasi Sumber: Kementerian ESDM, laporan analis, Reuters
tambang yang jauh di tengah pulau, dan (3) kurangnya sarana rel kereta
untuk menjangkau lokasi tambang. Ketiga faktor tersebut membuat
penambangan batubara di Sumatera dan Kalimantan menjadi kurang Sumatera dan Kalimantan masing-masing
ekonomis. Oleh karena itu, dengan dukungan infrastruktur yang memadai, memiliki 50% cadangan, namun baru 10%
produksi batubara akan dapat ditingkatkan secara pesat. produksi nasional

Strategi dan Arahan Mendatang Cadangan batubara, Produksi batubara,


2009 (Milyar Ton) 2009 (Juta Ton)
1. Mengembangkan jaringan rel kereta 170 190
120 0,4 12/9/21 200
Untuk menggali potensi batubara kualitas rendah, terutama di wilayah 51,9
Sumatera Selatan bagian tengah, dibutuhkan terobosan dalam bentuk 90 150
infrastruktur rel kereta api yang dapat digunakan untuk mengangkut
batubara. Sementara di Kalimantan, terobosan dlakukan dengan 60 52,4 100
pembanguan infrastruktur rel kereta api yang dihubungkan dengan sungai.
30 50
Saat ini, penambangan batubara kualitas rendah tidak ekonomis karena 20
jarak yang jauh dan biaya transportasi yang besar menggunakan sarana 0 0
jalan. Dengan menggunakan sarana rel kereta api, diperkirakan bahwa biaya

12/9/21

12/9/21
12/9/21

12/9/21

21
12/9/

21
12/9/

12/9/
transportasi akan menurun sampai dengan tingkat yang menguntungkan

21
untuk penambangan batubara kualitas rendah tersebut.

Sumber: Indonesia Coal Book

46
Di Sumatera, sarana rel kereta api yang akan dikembangkan akan
menghubungkan tambang-tambang yang terkonsentrasi di sekitar
kabupaten Lahat dengan pelabuhan utama batubara di Lampung
dan Palembang. Medan
Di Kalimantan, pengembangan rel kereta api di Kalimantan Tengah
harus diintegrasikan dengan transportasi sungai yang sudah ada.
Biaya transportasi melalui rel kereta api dan sungai tidak berbeda Pekanbaru
jauh, sehingga akan sangat ekonomis untuk menggabungkan kedua
sarana transportasi tersebut. Jaringan rel kereta api untuk daerah Jambi
Puruk Cahu dan sekitarnya sebaiknya dihubungkan dengan dua
Tanjung Siapiapi
sungai besar, yaitu Barito dan Mahakam.
Palembang
2. Mengolah batubara ke produk bernilai tambah lebih tinggi
Panjang
Batubara yang digali di Sumatera sebaiknya tidak langsung diekspor Lampung
sebagai komoditas mentah, tetapi diolah menjadi produk bernilai Serang Jakarta
tambah lebih tinggi, sepertii konversi listrik, upgraded coal, atau Koridor Sumatera
produk petrokimia. Salah satu metode pengolahan yang sangat
cocok di Sumatera Selatan adalah PLTU mulut tambang. Hal ini
disebabkan oleh biaya pengangkutan yang relatif tinggi dan
kesulitan dalam mengangkut batubara kualitas rendah yang banyak
terdapat di Sumatera Selatan. Listrik yang dihasilkan kemudian Koridor Kalimantan
dapat disalurkan ke bagian Sumatera lain maupun pulau Jawa secara
lebih ekonomis.
3. Membina iklim usaha batubara yang lebih kondusif
Iklim usaha batubara di Kalimantan saat ini masih memiliki beberapa
tantangan yang harus diatasi untuk mengembangkan batubara Pontianak Mahakam
River Bontang
secara optimal. Beberapa perubahan pada regulasi tambang, seperti
penggunaan model lisensi disertai tender, menimbulkan keraguan Puruk Cahu
Tj. Isuy
pada investor. Di samping itu, masih belum adanya sinergi antar Samarinda
Palangka
pengusaha tambang, sehingga masing-masing pengusaha Raya Balikpapan
mengembangkan infrastruktur sendiri-sendiri. Sebuah model Bangkuang
konsorsium dapat digunakan, seperti yang digunakan di Australia, di Barito
River
mana beberapa perusahaan berbagi sabuk conveyor, rel kereta dan Banjarmasin
jalan yang sama , sehingga dapat meningkatkan efisiensi.

Wilayah fokus batubara Jalur kereta api (di Kalimantan, menghubungkan lokasi
tambang dengan sungai)
Lokasi batubara
Konsesi batubara Pelabuhan
47
Target Peningkatan Nilai Kebutuhan Infrastruktur
Peningkatan nilai dari pengembangan produksi batubara ditargetkan Kebutuhan infrastruktur yang mendesak adalah :
memperoleh tambahan sebesar $3.9 milyar sampai dengan $7 milyar
dari kondisi saat ini. Potensi peningkatan nilai tersebut berasal dari 1. Pelabuhan bongkar muat kapal tongkang di daerah-daerah
peningkatan eksplorasi, pengembangan transportasi pengangkutan Bangkuang dan Tanjung Isuy untuk wilayah Kalimantan. Sementara
batubara melalui rel, dan pemanfaatan batubara untuk produksi pada wilayah Sumatera, kebutuhan infrastruktur yang mendesak
tenaga listrik. yakni peningkatan kapasitas pelabuhan utama batubara di
Lampung (Panjang) dan Palembang.
Katalisator (Enabling Growth) 2. Pembangunan Jaringan rel kereta api dari areal tambang batubara
ke Kalimantan Tengah ke Barito dan/atau ke Sungai Mahakam,
Untuk mencapai target peningkatan nilai tersebut, dibutuhkan meliputi dari Puruk Cahu ke Bangkuang dan dari Puruk Cahu ke
beberapa dukungan pemerintah dalam bentuk non-infrastruktur Tanjung Isuy. Sementara pada wilayah Sumatera, dibutuhkan
(Katalisator) sebagai berikut: Jaringan rel kereta api dari areal tambang batubara di Sumatera
1.Memperkuat regulasi pertanahan dan kebijakan energi Selatan menuju ke pelabuhan. Di Lampung dan Palembang

Untuk menyelesaikan persoalan kompensasi tanah yang adil bagi 3. Di wilayah Sumatera, dibutuhkan PLTU mulut-tambang di areal
pemilik tanah, agar areal pertambangan dapat segera dikerjakan oleh pertambangan batubara Sumatera Selatan.
swasta. Disamping itu diperlukan kebijakan energi yang lebih pasti
mengenai penggunaan sumber energi, yakni kepastian penggunaan
batubara sebagai sumber energi listrik dalam beberapa dekade ke Jaringan rel akan menghubungkan lokasi tambang dengan
depan. Hal ini sangat penting dalam kaitan untuk mendukung pelabuhan Lampung dan Palembang
pasokan listrik yang dipergunakan dalam pengembangan berbagai
kluster industri dan KEK yang akan dikembangkan di wilayah Areal tambang yang
Sumatera dan Kalimantan tersebar membuat
Daerah Istimewa Aceh jaringan rel tidak cocok
untuk Riau dan Jambi
2. Menyediakan pelatihan teknis dan manajerial
Untuk meningkatkan pengelolaan industri batubara. Pendidikan dan North Sumatera

pelatihan perlu ditingkatkan dengan pertimbangan bahwa 10 juta Ton


produksi batubara membutuhkan sekitar 2,500 pekerja, dimana 10- Koridor Sumatera Riau Jaringan rel yang diusulkan
akan menghubungkan areal
15% merupakan tenaga manajerial. tambang di Sumsel ke
West Sumatera pelabuhan di Lampung dan
Palembang (250-350km total)
3. Memperkuat tata kelola perizinan Jambi

Untuk membuat investasi semakin menarik oleh karena saat ini masih
terjadi inefisiensi dalam akuisisi tambang, kontrak, perizinan, dan Bengkulu
South Sumatera

sebagainya. Dalam hal tata kelola perizinan ini, Kalimantan telah Areal tambang di Sumsel
memiliki tingkat
berhasil mengurangi inefisiensi secara cukup memadai. kepadatan tinggi, sehingga
cocok untuk jaringan rel Lampung tambang lama
potensi tambang baru

48
Nikel 6 Neraca produksi nikel dunia diperkirakan akan mencapai
defisit pada tahun 2010
Prospek Sektor Keseimbangan produksi dan permintaan nikel (ribu ton)
300
Akibat resesi global, permintaan nikel sempat menurun dalam kurun
waktu antara tahun 2006 dan 2008. Namun demikian, diperkirakan 200
bahwa permintaan nikel akan kembali meningkat mulai tahun 2010
untuk memenuhi kebutuhan Cina dan Taiwan yang semakin besar. 100
Diperkirakan bahwa harga jual nikel akan mencapai $8 per pon pada
tahun 2012, setelah mencapai titik terendah pada tahun 2009, yakni 0
$6.7 per pon.
-100

Kondisi Saat Ini 12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/
21
*: prediksi 21 21 21 21 21 21
Indonesia memproduksi sekitar 190 ribu ton per tahunnya yang Sumber: Laporan analisa CIBC; LME; Analisa tim * * *
menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari 5 negara dunia yang
menyumbang lebih dari 60% pertambangan nikel di dunia. Indonesia
memiliki 8% cadangan nikel dunia yang tersebar di Sulawesi (terbesar
Manado
di Indonesia), Maluku dan Papua. Gorontalo
Ada tiga lokasi penting di Sulawesi yang memilki cadangan nikel
berlimpah. Pertama, Soroako, yang memiliki cadangan sebesar 107
juta ton yang merupakan pertambangan nikel terbesar di dunia dan Pengembangan klaster
telah beroperasi sejak 1968. Kedua, Morowali and Kolaka yang Palu industri
nikel di Soroako
diperkirakan memiliki cadangan sebesar 162 juta ton. Ketiga, Pomala,
yang merupakan lokasi pertambangan tertua milik Aneka Tambang.
Terdapat beberapa tantangan sosial seperti banyaknya imigran dari
luar Soroako dan sengketa tanah yang menghambat pengembangan Mamuju
industri nikel.
Kendari
Strategi dan Arahan Mendatang
1. Meningkatkan Investasi Nikel Ramah Lingkungan
Makassar
Meningkatkan kegiatan investasi Nikel harus sesuai dengan aspek Koridor Sulawesi
lingkungan maupun aspek sosial. Hal ini disebabkan adanya dampak
lingkungan yang diakibatkan oleh pertambangan nikel, seperti polusi
udara, penurunan kualitas tanah, dan gangguan ekosistem.
Simpul pertambangan non-migas Instalasi pengolahan nikel
Jalan
49
Saat ini lebih dari 50% ekspor nikel masih
2. Meningkatkan Nilai Tambah Produk Nikel berupa bijih nikel...
Ekspor nikel Indonesia (ribu ton)
Pada saat ini, lebih dari 50% nikel yang diekspor adalah dalam bentuk
12/9/21 12/9/21
bijih nikel. Hanya sekitar 80 ribu ton nikel yang diekspor dalam bentuk 12/9/21
12/9/21 Ferronickel
matte, dari potensi sebesar 190 ribu ton nikel yang bisa diekspor dalam 12/9/21
bentuk nikel bernilai tambah lebih. Selain itu aktivitas pertambangan 12/9/21 Ni+Co (dalam
nikel hanya sebatas pertambangan dan peleburan, dan belum produk 12/9/21 Bentuk matte)
12/9/21
bernilai tambah lebih tinggi. Oleh karena itu, perlu dikembangkan
industri pengolahan nikel yang bernilai lebih tinggi. 12/9/21
Bijih nikel (dalam
Target Peningkatan Nilai 12/9/21 12/9/21 12/9/21 satuan matte ton)
Dengan melaksanakan strategi pengembangan sektor pertambangan
nikel di Sulawesi maka diharapkan sejumlah sebesar $200 juta yang 12/9/21
hilang per tahun akan dapat tergantikan. 12/9/ 12/9/
21 tim
Sumber: BCG; analisa 21

Katalisator (Enabling Growth)


Untuk mencapai target peningkatan nilai tersebut, dibutuhkan ... akibatnya ada potensi penghasilan yang hilang
beberapa dukungan pemerintah dalam bentuk non-infrastruktur sebesar $200 juta per tahun
(Katalisator) sebagai berikut:
Penghasilan yang hilang akibat ekspor dalam bentuk
1. Memperbaiki Kelembagaan bijih nikel dan bukan dalam bentuk matte ($ juta)
Kelembagaan perlu diperbaiki untuk membuat investasi di 300
pertambangan nikel lebih menarik. Pada saat ini terdapat inefisiensi
seperti akuisisi tambang, pembuatan kontrak, dan sebagainya.
200
Meningkatkan koordinasi berbagai kementerian. Contohnya adalah
perlu adanya koordinasi antara kementerian pertambang-an dan energi
dan juga kementerian perhutanan mengenai ijin melakukan
pertambangan. Perlu juga ada koordinasi di daerah tertinggal dalam 100
pemberian ijin pertambangan.

0
12/9/ 12/9/
21 tim
Sumber: BCG; analisa 21

50
2. Menguatkan Regulasi & Perencanaan
Perlu adanya perbaikan aturan penggunaan lahan dan peraturan yang
lain dalam pemberian ijin pertambangan kepada perusahaan.
3. Menguatkan Industri Hilir Nikel
Hingga saat ini belum ada industri hilir yang mengolah nikel menjadi
ferronikel. Dengan mengembangan industri hilir seperti ini , sektor
pertambangan nikel akan mengalami pertambahan nilai. Untuk itu
perlu adanya fasilitasi kemitraan dan sinergi yang kuat antara industri
Ferro Nikel dengan industri hulu dan hilirnya
4. Insentif Investasi
Dukungan Pemerintah berupa pemberian insentif investasi kepada
investor, seperti tax holiday bagi industri padat modal.

Kebutuhan Infrastruktur
Kebutuhan infrastruktur yang mendesak adalah :

1. Kebutuhan akan energi listrik. Electric-arc furnaces untuk proses


pengolahan nikel membutuhkan pasokan listrik yang besar.
Diutamakan penggunaan listrik yang terbarukan untuk mensuplai
kebutuhan listrik tersebut atau dapat menggunakan sumber
potensi air dari 3 danau yaitu danau Matano, danau Maholana,
dan danau Towuti

2. Akses jalan dari pertambangan ke pabrik pengolahan dan dari


pabrik pengolahan ke pelabuhan laut, yaitu Konawe ke Kendari
dan Luwu ke Kolaka.
3. Pembangunan jaringan air minum

51
Tembaga 7
Konsumsi tembaga dunia melebihi produksi

(Juta ton)

Prospek Sektor 20 18 18
17 17 1716
1414 1514 1514 14 15 16 15
Saat ini, setengah dari seluruh tembaga hasil pertambangan 15
cenderung digunakan sebagai konstruksi gedung. Hal ini ditujukan
untuk memanfaatkan sifat tembaga sebagai logam yang mudah
dibentuk dan ulet. Oleh karena itu, tembaga sangat diperlukan dalam 10
pembangunan ekonomi modern sehingga prospeknya dalam tahun-
tahun kedepan adalah hal yang pasti. 5
Kondisi Saat Ini
0
Selama beberapa tahun terakhir, konsumsi tembaga di dunia telah 12/9 12/9 12/9 12/9 12/9 12/9 12/9 12/9
melebihi batas produksinya, seperti dapat dilihat pada grafik (sisa /21 /21 /21 /21Konsumsi
/21 tembaga
/21 /21
halus /21
Sumber: 2007 World Copper Factbook
konsumsi dari tembaga tua). Hal ini mengakibatkan harga tembaga Produksi tembaga halus
terus naik. Meskipun demikian, produksi tembaga di Indonesia yang
sempat tumbuh pesat pada tahun 90-an, justru mulai berhenti dan
selama beberapa tahun ini mengalami produksi yang rendah. Produksi tembaga Indonesia mengalami stagnasi, tetapi
harga tembaga tetap naik
Produksi tersebut mengalami stagnansi sebagai contoh akibat '000 metrik ton $/ton
pemogokan tenaga kerja dan tanah longsor. Faktor tambahan yang
12/9/21 12/9/21
juga mengakibatkan penurunan produksi ini adalah proses transisi Harga
yang dialami PT. Freeport dari penambangan terbuka ke Konsumsi tembaga halus
tembaga
penambangan bawah tanah. 12/9/21
12/9/21
Produksi tembaga di Indonesia juga memprioritasikan penggalian 12/9/21
bahan baku. Sekitar 40% dari produksi konsentrat tembaga di 12/9/21
Indonesia terekspor, dan diproses di luar negeri menjadi tembaga 12/9/21
katoda, atau tembaga halus.
12/9/21 12/9/21
12/9/21 12/9/21 12/9/21
12/9/21
12/9/21
12/9/21
12/9/21
12/9/21
Tahun-tahun dari 1990 to 2007
Sumber: U.S. Geological Survey minerals yearbook; World Bank Commodity
Data Prices (pink sheets)

52
Strategi dan Arahan Mendatang Target Peningkatan Nilai
Strategi pembangunan ekonomi di Papua harus memperhatikan Dengan meningkatkan nilai tambah dari produk tembaga, utamanya
kesejahteraan masyarakat penduduk asli. Saat ini, Freeport adalah pembangunan smelter dan penyulingan untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan pertambangan satu-satunya di Papua. Ketika produksi domestik Papua, maka diharapkan pendapatan dari sektor tembaga
Freeport terpengaruh, seperti yang terjadi pada berbagai waktu di meningkat sebesar $250 juta.
tahun 2005-2007, ekonomi Papua juga terpengaruh. Oleh karenanya,
pembangunan industri tembaga di Papua diharapkan dapat
mengurangi ketergantungan warga Papua kepada Freeport. Untuk itu
perlu dilakukan beberapa hal sbb:
Koridor Papua
1. Meningkatkan eksplorasi Papua
Tantangan utama dari eksplorasi adalah biaya operasional yang sangat
tinggi. Ketika Freeport membangun operasi Timika di tahun 1970,
infrastruktur yang diperlukan adalah jalan sepanjang 120 km; fasilitas
tambang di ketinggian melebihi 4,000m, sebuah pembangkit tenaga
listrik batubara sebesar 195MW, jalur transmisi dari pabrik ke tambang,
dan satu bandar udara dan satu pelabuhan.

Tentu saja tidak semua perusahaan mempunyai dukungan finansial


sebesar Freeport. Oleh karena itu, penting dilakukan upaya untuk
menurunkan biaya operasional dan menciptakan proses investasi yang
jelas untuk meningkatkan iklim investasi di Papua.

2. Meningkatkan Produk Nilai Tambah


Membangun industri pertambangan tembaga di Papua lebih jauh
adalah untuk mencapai "forward integration," atau meningkatkan nilai-
tambah produk ekspor tembaga. Dalam waktu dekat, Papua dapat
berupaya untuk memiliki pabrik peleburan dan penyulingan tersendiri.
Pembangunan fasilitas ini akan dapat mengurangi biaya pengangkutan
tembaga, sehingga dapat langsung diekspor ke luar negeri.

53
Katalisator (Enabling Growth)
Untuk mencapai target peningkatan nilai tersebut, dibutuhkan
beberapa dukungan pemerintah dalam bentuk non-infrastruktur
(Katalisator) sebagai berikut:
1. Meningkatkan Eksplorasi

Mendorong eksplorasi pertambangan di Papua dan mengurangi biaya


eksplorasi dengan mempromosikan investasi infrastruktur di
perusahaan tambang khususnya berkenaan dengan listrik dan
Kebutuhan Infrastruktur
transportasi (Kerjasama Pemerintah dan Swasta dengan perusahaan Kebutuhan infrastruktur yang mendesak adalah :
yang ada).
1. Peningkatan pelabuhan di Timika dan bandara di Jayapura
2. Memperbaiki Peraturan dan Perencanaan
2. Meningkatkan kualitas infrastruktur pelabuhan, dengan
Perlu adanya perbaikan peraturan untuk dapat mengembangkan menambah kapasitas kargo.
sektor pertambangan tembaga. Harus ada keselaran undang-undang
di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten. Selain itu juga harus ada 3. Meningkatkan kuantitas kerjasama pemerintah dan swasta (KPS)
kejelasan tentang hukum yang selama ini saling tumpang tindih dan dengan perusahaan-perusahaan terbesar, terutama pembangkit
bertentangan satu sama lain. listrik sedapat mungkin.

3. Mendorong Kesinambungan 4. Pembangkitan listrik yang bersumber pada energi surya dan PLTA
(menghindari ketergantungan pada diesel). Untuk itu perlu adanya
Perlu adanya kesinambungan antara lain dalam aspek lingkungan insentif bagi pembangkitan sumber energi lebih murah dan
sekitar yaitu adanya kepatuhan terhadap regulasi lingkungan dan terbarukan.
dalam aspek pendidikan seperti mendorong pengembangan bakat
lokal dalam ilmu pertambangan dan pengembangan budaya universal
terkait dengan bidang pertanahan.

4. Meningkatkan Nilai Tambah Investasi

Papua harus mempertimbangkan untuk membangun smelter untuk


mengintegrasikan rantai suplai.

54
Industri
Berbasis Migas
8 Koridor Kalimantan

Pengembangan
klaster industri
migas Bontang
Prospek Sektor Bontang
Pontianak
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil migas terbesar di Samarinda
dunia. Potensi migas Indonesia tersebar secara merata hampir di Balikpapan
seluruh wilayah Indonesia, terutama di bagian Barat Indonesia. Untuk Palangka
Raya
minyak bumi, potensi cadangan terbesar berada di Provinsi Riau
sedangkan gas alam berada di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan
Riau. Namun selain itu, terdapat pula potensi migas di wilayah-
wilayah lain di Indonesia, seperti di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Banjarmasin
Maluku dan Papua.

Di masa yang akan datang, terdapat peluang


yang sangat besar bagi Indonesia untuk dapat Area tambang minyak dan gas bumi Depot bahan bakar (back loading terminal)
mengembangkan sektor migas kepada komoditas Pom bensin (SPBU)
Penyulingan / LNG Liquefaction Plant
industri bernilai tambah tinggi, yaitu industri
petrokimia. Industri petrokimia memiliki posisi Gambar IV.4 Peta Cadangan Minyak Bumi Indonesia (Status 1 Januari 2009)
yang strategis karena merupakan bahan baku
bagi industri hilirnya, seperti: industri tekstil,
plastik, karet sintetik, kosmetik, pestisida, bahan
pembersih, bahan farmasi, bahan peledak,
bahan bakar, kulit imitasi, dll.
Selain itu, sektor ini juga strategis karena
memiliki efek berganda yang luas ke sektor lain,
meliputi 1). penguatan struktur industri kimia
dan industri lainnya, 2). pertumbuhan sub sektor
ekonomi lainnya, 3). pengembangan wilayah
industri, 4). proses alih teknologi, 5). perluasan
lapangan kerja, 6). penghematan devisa, 7).
perolehan devisa, 8). peningkatan penerimaan
pajak bagi pemerintah.

Sumber: Dirjen Migas Kementerian ESDM, 2010

55
Kalimantan adalah penghasil
Kondisi Saat Ini minyak dan gas bumi utama Indonesia
Migas merupakan salah satu sektor yang paling PDRB pertambanganmigas Indonesia PDRB manufaktur migas Indonesia
berkontribusi terhadap PDB Indonesia. Akan tetapi pada (RpTriliun), 2006 (Rp Triliun), 2006
tahun 2000-an, produksi minyak bumi Indonesia telah 200 12/9/21 12/9/21
150 12/9/21 12/9/21
mengalami penurunan. Bahkan, Kalimantan sebagai salah 12/9/21
12/9/21 12/9/21
satu penyumbang terbesar untuk minyak dan gas Indonesia 8%
juga diproyeksikan akan mengalami penurunan produksi. 150 6.9% 9.4%
27% 12/9/21
100
Beberapa wilayahyang potensial untuk dikembangkan lebih 12/9/21 17.1%
lanjut sebagai klaster industri berbasis migas, yaitu:Bontang 100
12/9/21
di Kalimantan, Tuban dan dan Gresik di Jawa Timur, Cilegon
50 28.9%
di Banten, serta Klaster Industri Tangguh di Papua. 58.2% 100.0% 100.0%
50
Klaster Industri Bontang merupakan kawasan industri yang 44.6%
memiliki infrastruktur yang cukup memadai. Saat ini,
sebagian besar gas bumi dari kawasan ini masih dalam 0 0
Koridor Koridor Jawa INDONESIA Koridor Koridor INDONESIA
orientasi ekspor dalam bentuk gas. Namun dengan akan Sumatera Kalimantan Sumatera
berakhirnya masa berlaku kontrak dengan LNG, terdapat Koridor Indonesia Indonesia Koridor Jawa
Kalimantan lainnya lainnya
peluang untuk memanfaatkan gas bumi di wilayah ini lebih
lanjut kepada industri berbasis migas, seperti asetic acid, Sumber: Badan Pusat Statistik
dimethyl eter, metanol, amonia dan urea.
PSC Indonesia saat ini masih relatif kurang menarik dibanding negara
Di Cilegon, pengembangan industri migas belum lain
terintegrasi antara penyulingan (refinery) dan petrokimia,
dan bahan baku nafta 100 % masih impor. Selain itu, klaster Ranking Stabilitas dan Daya Tarik PSC Global
industri di kawasan ini juga masih terkendala pembebasan Stabilitas
Canada (Newfoundland
lahan di Banten. Namun dengan dukungan infrastruktur 5
12/9/21 12/9/21
& Labrador)
12/9/21
yang cukup memadai dan adanya kepastian kerjasama 12/9/21 12/9/21
12/9/21 12/9/21 12/9/21
Pemerintah Iran dengan Indonesia membangun kilang 4 12/9/21 12/9/21 12/9/21 12/9/21
12/9/21
Banten dan MoU antara Kuwait dan Pertamina dalam 12/9/21 12/9/21 12/9/21
12/9/21 12/9/21 12/9/21
rencana pembangunan kilang Balongan untuk BBM dan 3 12/9/21 12/9/21
12/9/21
nafta, diharapkan agar kawasan ini dapat menyerap nilai
investasi besar untu penyulingan sebesar US$ 24 milyar 2
12/9/21
12/9/21
12/9/21
12/9/21
dan olefin (1 juta ton base on nafta) sebesar US$ 2 milyar. 12/9/21
12/9/21
12/9/21
1

0
0 1 2 3 4 5
12/9/21 12/9/21 12/9/21
Sumber: WoodMac Report
56
Di Klaster Industri Tuban dan Gresik, bahan baku PT. PKG diperoleh dari 3. Perkilangan: Mempertahankan kapasitas yang ada
ladang gas di sekitar Jawa Timur. Sedangkan untuk PT. TPPI, bahan baku
berupa kondensat diperoleh dari lapangan minyak Kalimantan Timur dan Saat ini kapasitas kilang yang ada atau yang direncakan
impor. Bahan baku untuk PT. PKG diangkut melalui jaringan pipa diproyeksikan untuk sudah mencukupi untuk konsumsi di
sedangkan PT. TPPI diangkut dengan kargo. Namun demikian, Indonesa. Oleh karena itu, strategi yang dibutuhkan adalah
pengangkutan bahan baku PT.TPPI tersebut terkendalan oleh masalah mempertahankan kapasitas yang sudah direncanakan dan
kabotase. Oleh karena itu, sedang diusahakan produksi kondensat meningkatkan mutu operasional.
dalam negeri dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan PT. TPPI.
4. Meningkatkan Nilai Tambah Industri Petrokimia
Pengembangan Klaster Industri Berbasis Migas di Tangguh dipusatkan di
kawasan LNG Tangguh yang merupakan klaster industri Berbasis C1. Saat Saat ini sebagian besar gas masih berorientasi ekspor untuk
ini baru terdapat dua kilang LNG dan dapat dikembangkan menjadi memenuhi kontrak penjualan jangka panjang yang
empat LNG. Selain itu Cadangan Gas Bumi dialokaasikan untuk menyebabkan nilai jual yang diperoleh sangat rendah. Melalui
pengembangn industri Petrokima berbasis C1, Amoniak dan Methanol. pengembangan industri petrokimia akan menimbulkan
terjadinya peningkatan nilai tambah bagi industri di wilayah
Strategi dan Arahan Mendatang Papua.
Meskipun ekspor gas mentah terus dilakukan, untuk memenuhi
1. Hulu: Mendorong eksplorasi untuk menemukan cadangan baru kebutuhan bahan baku industri petrokimia masih mengandalkan
Menurunnya produksi migas disebabkan terutama karena rendahnya impor berupa naphta dan kondensat. Hal tersebut menyebabkan
tingkat eksplorasi dan penemuan cadangan baru. Saat ini, tingkat harga bahan baku relatif lebih mahal dibandingkan dengan harga
eksplorasi tergolong rendah sebab kontrak konsesi (PSC) migas di pasaran regional sehingga menurunkan daya tarik bagi para
Indonesia dinilai tidak cukup menarik, terutama dibandingkan dengan investor.
negara penghasil migas lain.
Untuk menjaga produksi migas yang stabil, pemerintah perlu 5. Meningkatkan integrasi industri petrokimia hulu dengan
meningkatkan daya tarik kontrak konsesi migas di Indonesia, terutama industri migas
karena cadangan migas yang baru cenderung berada di lokasi yang Pengembangan industri petrokimia hulu dengan bahan baku
menantang, seperti di laut dalam. naphta dan kondensat perlu diintegrasikan dengan pengolahan
migas yang dapat menjamin pasokan bahan baku.
2. Meningkatkan efisiensi bahan baku dan energi
Pasokan gas yang dimiliki Papua saat ini sebesar 638 MMSCFD dimana Target Peningkatan Nilai
273 MMSCFD dapat dimanfaatkan untuk industri amoniak dan methanol
serta turunannya merupakan peluang yang cukup besar untuk Pengembangan koridor di Kalimantan berpotensi untuk
memenuhi kebutuhan bahan baku industri dalam negeri. Penggunaan meningkatkan nilai sektor migas secara signifikan sebesar 1.3
gas bumi sebagai sumber bahan baku secara optimal dapat milyar USD, yang utamanya didapatkan melalui fokus pada
meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku dan energi untuk industri hulu rantai nilai produksi sektor ini. Sementara itu,
kegiatan-kegiatan industri terkait maupun untuk kegiatan industri kapasitas produksi olefin dan aromatik masih bisa meningkat
lainnya. 50% melalui pengembangan kilang Tanggung di Papua.

57
Katalisator (Enabling Growth) 2. Perampingan Peraturan
1. Menawarkan Kontrak PSC yang Lebih Menarik Perampingan peraturan dan pembentukan badan pengaturan yang
bertujuan untuk mempersingkat proses dan mengeliminasi peraturan-
Beberapa kontrak PSC yang dapat ditawarkan, yaitu: peraturan yang saling tumpang tindih yang menimbulkan ketidakjelasan
– Menaikkan batas cost recovery serta mengeliminasi tahapan proses yang dapat mengakibatkan hambatan
– Menawarkan persentase bagian pemerintah yang dalam proyek.
lebih rendah 3. Deregulasi harga dan pengurangan subsidi
– Menawarkan Kewajiban Pasar Domestik yang Subsidi dan non-deregulasi harga menyebabkan adanya ketidakseimbangan
lebih ringan harga (ekspor vs. domestik), Oleh karena itu, keseimbangan harga harus
dicapai sedikit-demi-sedikit dan perlu dilakukan deregulasi secara bertahap
dan memperhatikan dampak ke kesejahteraan rakyat.
2. Memberikan insentif investasi
4. Mendorong terbentuknya cluster industri berbasis migas yang
Insentif investasi termasuk kemudahan berinvestasi terintegrasi (petrochemical complex)
diperlukan untuk membangun industri terutama
di wilayah Timur Indonesia yang belum menarik Perlu dikembangkan suatu kawasan industri berbasis petrokimia yang
karena jauh dari wilayah pasar dan daya dukung mendukung pengembangan industri pupuk urea di wilayah Timur
infrastruktur dan energi Indonesia. Dalam rangka pembangunan kawasan industri tersebut,
Pemerintah dapat melakukan penyusunan Pre Feasibility Study industri
petrokimia dan penyusunan Feasibility Study pembangunan investasi
pertrokimia di Tangguh.
Dengan dilaksanakannya strategi pengembangan dan pemanfaatan produk-
produk turunan dari migas (oil and gas refineries), maka dapat
dikembangkan ke arah Kawasan Ekonomi Khusus. Terutama untuk daerah-
daerah yang telah memproduksi produk-produk petrokimia

5. Meningkatkan pemanfaatan SDA lokal


Sumber daya alam lokal yang sebagian besar masih diekspor dalam bentuk
gas seyogyanya dapat digunakan sebagai bahan baku industri dalam negeri.

Kebutuhan Infrastruktur
Saat ini, tidak ada kebutuhan mendesak untuk peningkatan infrastruktur
dalam menunjang pengembangan sektor ini, namun diindikasikan
kebutuhan mendatang akan pembangunan pelabuhan, pembangkitan
listrik, serta pelebaran jalan.

58
Pariwisata 9
Bali adalah destinasi utama
penerbangan asing ke Indonesia
Juml. kedatangan wisman
melalui udara (juta), 2006
12/9/21
Prospek Sektor 2.8 juta

12/9/21
Pariwisata adalah salah satu industri jasa yang
paling menjanjikan, yang menghasilkan lebih dari 45%
10% pendapatan dunia, baik secara langsung, 12/9/21
seperti hotel dan restoran; maupun tidak 12/ Lainnya 12/9/
langsung yang merupakan imbas dari 9/2 21
Sumber: BPS
pembangunan pariwisata, misalnya usaha 1
konstruksi dan jasa-jasa. Koridor Bali-Nusa Tenggara menghasilkan >20%
pendapatan perhotelan nasional
Kondisi Saat Ini PDRB sektor perhotelan (Rp milyar), 2006
15.000 Rp 12.9 triliun
Perkembangan pariwisata di Indonesia
menunjukkan peningkatan yang stabil dengan
persentase 4% per tahun, dengan angka 10.000
kedatangan pengunjung hampir mencapai 6.5 juta
pada tahun 2009. 5.000 5%12/9/21 Sumber: BPS
Di antara lokasi-lokasi wisata di Indonesia, Bali 12/9/21
dan NTB adalah lokasi yang paling terkenal dan 0
paling banyak dikunjungi. Bila dilihat dari angka 12/ 12/9 12/9/ Lainnya 12/9/
kedatangan turis mancanegara lewat jalur 9/2 /21 21 21
penerbangan, Bali mendapatkan hampir separuh 1
jumlah kedatangan nasional. Dilihat dari segi Lombok), dan wisata satwa langka (Pulau Komodo). Pada tahun 2009, Bali terpilih sebagai
jumlah akomodasi, hampir 20% kapasitas hotel “world’s best island” versi Travel and Leisure.
nasional ada di dua provinsi tersebut. Oleh karena
itu, penting bagi Indonesia untuk Strategi dan Arahan Mendatang
mengembangkan Bali sebagai koridor pariwisata.
1. Meningkatkan jumlah kunjungan
Produk unggulan sektor pariwisata koridor adalah Salah satu kendala terbesar pariwisata koridor adalah penurunan jumlah wisatawan akibat
wisata pantai (Bali, Lombok), wisata budaya (Bali), masalah keamanan, seperti kejadian bom Bali. Salah satu strategi yang sangat perlu untuk
wisata pegunungan (Jatim, Bali, dilaksanakan oleh pemerintah adalah meningkatkan keamanan, terutama di daerah-daerah
padat wisata.

59
Peningkatan pemasaran yang terpadu juga akan sangat
berperan, bukan hanya untuk menarik wisatawan-wisatawan
baru, tetapi juga untuk menaikkan kembali pamor Bali di mata
dunia internasional.
Selain itu, Pemerintah perlu menetapkan Bali sebagai gerbang
pariwisata nasional, yang akan meningkatkan penyebaran
kunjungan wisata ke daerah-daerah di luar selatan Bali, baik
dalam Pulau Bali maupun daerah-daerah dalam satu jam radius
terbang dari Bali, seperti Lombok, Jatim, Pulau Komodo, dan
Yogyakarta.

Penyebaran daerah wisata juga diharapkan akan meningkatkan


kenyamanan tinggal para wisatawan dan dengan sendirinya
memperbesar tingkat kepuasan pengunjung.
2. Meningkatkan Jumlah Belanja per Kunjungan

Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan


pendapatan sektor pariwisata Bali adalah dengan
mengembangkan pasaran cruise atau wisata pesiar. Kondisi
Indonesia sebagai negara bahari dan posisi Bali sebagai pintu
gerbang pariwisata nasional adalah dua kekuatan utama yang
harus dimanfaatkan untuk memacu laju wisata pesiar di
Indonesia.

Target Peningkatan Nilai


Pengembangan koridor ekonomi di Bali berpotensi untuk dapat
meningkatkan nilai tambah dari 6.7 milyar USD menjadi 8.7
milyar USD. Potensi ini akan didapatkan terutama dari strategi Koridor Bali – Nusa Tenggara
peningkatan belanja turis di koridor ini.

60
Katalisator (Enabling Growth) Kebutuhan Infrastruktur
Infrastruktur yang dibutuhkan untuk pengembangan sektor
Beberapa inisiatif yang dapat dikembangkan untuk mengembangkan pariwisata di Koridor Bali, yaitu :
Sektor Pariwisata di Koridor Bali, yaitu:
1. Peningkatan infrastruktur bandara, pelabuhan, dan sarana
1. Meningkatkan ketersediaan jalur-jalur penerbangan jalan.
Yaitu dengan menambah dan mempermudah jaluh penerbangan dari 2. Saat ini, Bandar Udara Ngurah Rai telah mengalami kondisi
negara-negara berpotensi turis terbanyak, antara lain: Eropa barat, India, yang sangat padat sehingga perlu peningkatan kapasitas yang
Cina, & Rusia. Kemudian dengan memperbanyak jalur penerbangan signifikan, bahkan juga diperlukan membangun bandar udara
antara Bali, NTB, NTT, dan Jatim. baru berskala internasional.
2. Menggalakkan kampanye pemasaran yang lebih terarah 3. Pembangunan pelabuhan kapal pesiar untuk mengembangkan
wisata pesiar
Yaitu dengan menyesuaikan pesan pemasaran dengan keadaan pasar
tujuan. Contoh-contoh pesan pemasaran: "Bali plus NTB", "senior 4. Peningkatan kapasitas penyediaan listrik
tourism", dan "MICE" (Meetings, Incentives, Conferences, and Events).
5. Peningkatkan sarana jalan antara bagian timur, selatan, dan
3. Meningkatkan keamanan barat Bali, sehingga dapat lebih banyak menghidupkan simpul-
simpul industri pariwisata di koridor tersebut.
Usaha meningkatkan keamanan perlu dilaksanakan melalui dua arahan:
(1) meningkatkan pengaman terhadap ancaman teroris, (2) melaksanakan
image management secara aktif di luar negeri, terutama di Australia.
4. Melanjutkan perbaikan iklim investasi

Melanjutkan usaha perbaikan iklim investasi untuk menaikkan


penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri.

61
Perikanan
10
Hasil perikanan dan kelautan adalah salah satu
Prospek Sektor komoditi ekspor
Persentase ekspor (%), 2008
Indonesia memiliki kedudukan penting di sektor perikanan. Dengan
kekayaan laut yang berlimpah, saat ini pertumbuhan produksi 12/9/21
makanan laut mencapai 7% per tahun. Kondisi ini menempatkan Lain-lain
Indonesia sebagai produsen makanan laut terbesar di Asia Tenggara.
Peran Hasil perikanan dan kelautan banyak diproduksi di NTB, Bali,
Jawa Timur dan Sulawesi. 12/9/21
12/9/21
63 Perikanan &
20
Kondisi Saat Ini kelautan

Manufaktur
Sektor perikanan termasuk salah satu penyumbang devisa negara 12/9/21
nonmigas cukup besar bersama sektor kehutanan dan perkebunan. 12/9/211 12/9/ NTB1
Laju pertumbuhan kontribusi sektor perikanan terhadap PDB 21
pertanian rata-rata naik 5% per tahun dan terhadap PDB nasional 1: Tidak termasuk sektor pertambangan
tanpa migas11% per tahun sejak 2005. Sumber: BPS

Strategi dan Arahan Mendatang


Produksi makanan laut dunia terus meningkat
1. Meningkatkan Produktivitas Nelayan
Meningkatkan produktivitas produsen (nelayan) dan pengolahan kecil Produksi makanan laut (juta ton) Populasi dunia (
melalui: 12/9/21 8.000
a. Pelatihan dan penyuluhan
b. Pengadaan modal 6.000
c. Alih teknologi tepat guna 12/9/21
4.000
Sektor perikanan dan kelautan di Bali-Nusa Tenggara masih terhitung
belum terlalu berkembang. Menurut estimasi Bank Indonesia, pada 12/9/21 2.000
saat ini perikanan di Bali-Nusa Tenggara hanya menggunakan kurang
dari 30% potensi kelautan. Peningkatan produktivitas hasil kelautan 12/9/21 0
harus dikembangkan bukan hanya melalui penangkapan, tapi juga
terutama melalui pengembangan budidaya. 12/9 12/9 12/9 12/9 12/9 12/9 12/9 12/9
/21 FAO/21
Sumber: /21 /21 /21 /21 /21 /21

62
2. Meningkatkan Produksi Nilai Tambah Produk Koridor Sulawesi
Untuk industri perikanan, peningkatan nilai tambah dapat dilakukan
dengan memberikan subsidi konversi lahan untuk tambak udang, dan
meningkatkan aktivitas pengolahan rumput laut.
3. Menjamin Kelangsungan Produksi
Industri perikanan memiliki resiko penangkapan ikan berlebih, oleh
karenanya perlu ada pengaturan dan pengawasan yang lebih ketat
mengenai aktivitas penangkapan ikan. Perlu juga diberikan pendidikan
kepada nelayan untuk memastikan penggunaan metode penangkapan
yang lebih baik.

Target Peningkatan Nilai


Terdapat potensi peningkatan nilai dari pengembangan sektor
perikanan yaitu tambahan sebesar $0.69 milyar (hanya di Sulawesi)
dari kondisi saat ini. Potensi peningkatan nilai tersebut terutama
berasal dari pengembangan industri hulu dan peningkatan hasil
produksi budidaya udang. Disamping itu peningkatan pemanfaatan
potensi laut di Bali-NTB perlu ditingkatkan dari saat ini yang baru
mencapai 30% saja.

Katalisator (Enabling Growth)


Untuk mencapai target peningkatan nilai tersebut, dibutuhkan
beberapa dukungan pemerintah dalam bentuk non-infrastruktur
(Katalisator) sebagai berikut:
1. Menyediakan Pendidikan dan Pelatihan
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produsi sektor perikanan.
Salah satunya adalah pemberian pendidikan lewat sekolah seperti
BIMAS bagi petani dan nelayan, contohnya teknik panen produk laut,
pentingnya produk nilai tambah untuk nelayan, dan teknik pengawetan
hasil laut.

Koridor Bali – Nusa Tenggara

63
2. Menyediakan Bantuan Finansial
Kebutuhan Infrastruktur
Adanya bantuan akses keuangan (contoh program PUAP di bawah Kebutuhan infrastruktur yang mendesak adalah :
PNPM-Mandiri) untuk membeli alat pertanian seperti alat
penangkapan ikan maupun modal untuk pertanian hasil laut 1. Peningkatan kapasitas pelabuhan di Makassar, Manado, Lombok
dan Kupang
4. Perbaikan Sistem Lisensi untuk Perikanan Laut dan Darat
2. Akses jalan yang lebih baik dari lokasi perikanan menuju pusat
Pengaturan dan pengawasan yang lebih ketat mengenai aktivitas perdagangan regional.
penangkapan ikan seperti proses pembaharuan lisensi, tipe alat yang
digunakan, serta penggunaan akreditasi untuk pengolahan bahan 3. Fasilitas penyimpanan hasil laut , baik di tempat-tempat pelelangan
makanan laut. maupun di pusat-pusat perdagangan
5. Mendirikan Badan Industri 4. Peningkatan kapasitas penyediaan energi .
Badan industri akan berguna untuk mengkoordinasikan beberapa
program untuk meningkatkan produktivitas pangan, perkebunan, dan
perikanan

6. Menanggulangi masalah lingkungan hidup

Menanggulangi masalah-masalah lingkungan yang dapat


mengganggu produktivitas sektor perikanan. Mencegah penambahan
kerusakan dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
isu-isu lingkungan hidup dan dengan menciptakan peraturan-
peraturan yang mendukung.

7. Mendorong pelaksanaan program minapolitan yang telah


dirancang oleh pemerintah

Untuk itu perlu adanya dukungan dari pemerintah daerah baik dalam
hal penyuluhan dan perijinan terutama jika ada pihak swasta yang
berminat untuk mengembangkan kawasan minapoliatn yang pada
akhirnya dapat saja dikembangkan sebagai KEK.

64
Food Estate
Rationale
11 Koridor Papua

Indonesia ingin menjadi salah satu negara pengekspor pangan seperti


beras, jagung. Tidak tanggung-tanggung, untuk meraup target itu,
investor besar didorong untuk masuk ke sana.
Food Estate merupakan konsep pengembangan produksi pangan yang
dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan,
bahkan peternakan yang berada di suatu kawasan lahan yang sangat
luas. Secara sederhana konsep food estate layaknya perkampungan
industri pangan.
Pengembangan food estate bertujuan untuk:
a. Penambahan stok makanan pokok (beras sebesar 1.95 juta ton,
tapioka sebesar 2.02 juta ton, kedele by 167 ribu ton, 64 ribu ekor
sapi, gula sebesar 2.5 juta ton and kelapa sawit sebesar 937 ribu
ton).
b. Dapa t mengekspor surplus stok bahan makanan pokok.
c. Penyediaan lapangan kerja pada sektor pertanian sebesar 44.900
orang.
d. Peningkatan pendapatan masyarakat lokal minimal sebesar US$
3,500 per rumah tangga per tahun.
e. Penghematan devisa melalui pengurangan impor makanan minimal
sebesar Rp 481 milliar (sekitar US$ 48 million).
Visi
Mewujudkan Merauke sebagai salah satu lumbung pangan nasional.
Target
Pengembangan food estate atau yang disebut Merauke Integrated
Food Energy Estate merupakan proyek dengan target investasi senilai
US$4,37 miliar.

65
Strategi 2. Percepatan proses pelepasan kawasan hutan untuk food estate
Pengembangan food estate tidak hanya berorientasi pada kebutuhan dengan tetap memperhatikan kesepakatan Kopenhagen dan
pasar, tetapi perlu mempertimbangkan juga potensi termasuk kondsi keberadaan lahan gambut.
dan keterbatasan yang ada, baik peraturan perundangan, adat
setempat dan juga kemampuan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Kebutuhan Infrastruktur
swasta dalam upaya pengembangan food estate. 3. Pembukaan akses jalan menuju pusat pelayanan dan koleksi
Beberapa langkah strategi yang diperlukan, antara lain: produksi pertanian.
1. Pengembangan yang tidak terbatas pada satu komoditi, melainkan 4. Pembangunan pelabuhan sebagai fasilita angkut distribusi.
mengembangkan kawasan pertanian tebu, kedelai, jagung dan 5. Pembangunan jaringan irigasi dan energi listrik.
kelapa sawit serta bio-fuel.
2. Pengembangan sistem jaringan reklamasi rawa.
3. Pemeliharaan dan pengembangan jaringan prasarana sumber daya
air untuk kebutuhan pertanian.
4. Mendorong pengembangan pusat pelayanan dan pusat koleksi-
distribusi produksi pertanian.
5. Pengembangan lahan Food Estate secara bertahap:
a. Pengembangan MIFEE tahap awal (non gambut) seluas +/-
741.194 Ha
b. Pengembangan MIFEE tahap berikutnya (gambut kurang dari 100
cm) seluas +/- 409.424 Ha dengan terlebih dahulu dilakukan
penelitian terhadap kondisi gambut
c. Total areal yang direncanakan untuk pengembangan MIFEE
seluas +/- 1.150.618 Ha
Katalisator
1. Penyelesaian Peraturan Pendukung, seperti peraturan RTRW
(penetapan kluster food estate), KEK, Perijinan Pengusahaan
Tanaman, Pedoman perijinan Investasi, Pedoman Kerjasama
Kemitraan.

66
Makanan - Minuman 12 Strategi dan Arahan Mendatang
Prospek Sektor 1. Pemenuhan Permintaan Domestik
Industri pangan merupakan industri yang tidak akan pernah mati, dan akan
terus bertumbuh dengan pesat setiap tahunnya. Baik untuk komoditas Pasar bahan makanan domestik diproyeksikan akan semakin kuat
bahan baku maupun olahan, permintaan akan pangan akan terus ke depan. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk memfokuskan
mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduk. penghilangan "bottleneck" yang dapat menghambat perkembangan
industri bahan makanan agar dapat mengoptimalkan potensi pasar
Industri makanan dan minuman, contohnya, diproyeksikan akan tumbuh domestik. Beberapa cara yang bisa ditempuh untuk memperbaiki
sebesar 11% pada tahun 2008 – 2013. Industri minuman tumbuh lebih kondisi ini yaitu:
tinggi 15% sedangkan makanan sebesar 9%. • Meningkatkan jaringan distribusi yang dapat menyentuh
daerah-daerah yang lebih terpencil untuk memperoleh
Kondisi Saat Ini jangkauan lebih jauh.
Indonesia merupakan salah satu negara produsen beras tebesar di dunia, • Mengintegrasikan industri bahan makanan sepanjang nilai
setelah Cina dan India. Sebagian besar produksi beras nasional rantai dari hulu ke hilir. Integrasi akan mendukung
diperuntukkan bagi kebutuhan domestik, yaitu untuk mencapai pertumbuhan sektor bahan makanan secara menyeluruh.
swasembada pangan. Di sektor perkebunan, Indonesia juga merupakan • Mengembangkan kemampuan manajerial untuk pengelolaan
produsen kelapa terbesar dunia, eksportir kedua untuk minyak kelapa, dan dan pertumbuhan usaha yang bergerak di bidang industri
merupakan produsen kedua terbesar untuk kakao. bahan makanan.
Koridor yang memiliki potensi adalah Jawa, Sulawesi, dan Bali-Nusa
Tenggara. Industri makanan dan minuman masih
Koridor Sulawesi merupakan koridor yang kaya akan hasil perkebunan yang diharapkan untuk tumbuh pesat
sangat penting untuk industri pangan di Indonesia. Produk unggulan Milyar US$
pangan koridor ini yaitu kakao, kelapa, jagung, dan padi. 40
Koridor Jawa memiliki potensi besar untuk industri pangan yang bersifat Minuman 12/9/21
olahan atau manufaktur. Pada tahun 2004-2008, industri makanan dan 12/9/21
minuman di Jawa tumbuh dengan rata-rata 15% per tahun. 30
10.6
Koridor Bali merupakan salah satu sentra penghasil beras di Indonesia, 9.5
8.5
dengan produksi mencapai lebih dari 3 juta ton per tahun atau mencapai 20 7.5
5.2 6.7
6% produksi beras nasional. Tingkat produktivitas pertanian koridor ini di
atas rata-rata nasional, yaitu 5.5 ton/ha. Selain itu, di koridor ini juga
terdapat kegiatan peternakan. 21.2 23.2
10 17.6 19.3
15.3 15.9
Makanan12/9/21

0
12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/
21 BPS
Sumber: 21 21 21 21 21
67
2. Mengembangkan ekspor untuk produk dengan nilai tambah tinggi
dan produk asli Indonesia Koridor Jawa
Daerah Koridor Jawa memiliki potensi untuk memproduksi beberapa
produk bernilai tinggi, contohnya biskuit. Produk bernilai tinggi ini
memiliki potensi lebih besar untuk diekspor daripada produk bernilai
rendah. Oleh karena itu Koridor Jawa perlu mengembangkan produk
makanan dengan nilai tambah tinggi untuk diekspor.
Indonesia memiliki keunggulan kompetitif di sektor pertanian.
Pengembangan produk semacam ini akan dapat menciptakan produk
unggulan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor. Namun
untuk merealisasikan hal tersebut, perlu penciptaan branding yang kuat
pada produk-produk pertanian, seperti halnya durian monthong oleh
Thailand dan jeruk Sunkist oleh Amerika.
Selain itu, dapat dilakukan pemberian insentif ekspor nilai tambah dan
pengurangan biaya impor untuk bahan dan mesin pengolahan.

Koridor Sulawesi

Koridor Bali – Nusa Tenggara

68
3. Meningkatkan Produktivitas Membantu Akses Keuangan
Beberapa strategi yang perlu dilakukan untuk peningkatan Yaitu berupa dukungan untuk membeli peralatan pertanian. Perlu ada
produktivitas sektor pangan, yaitu: Pertama, peningkatan lembaga yang aktif seperti PNPM Mandiri yang dapat bergerak aktif
produktivitas melalui penggunaan teknologi (irigasi dan traktor) yang membantu petani kecil, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada
tepat guna, keberadaan pupuk dan bibit yang berkualitas, serta tengkulak
peningkatan pengetahuan petani. Kedua, mengurangi kehilangan
pasca panen melalui peningkatan kualitas penyimpanan, Mendirikan Badan Industri
pengembangan mekanisme pembelian yang efektif, dan perbaikan Badan industri sangat bermanfaat untuk mengkoordinasikan beberapa
akses jalan untuk mengurangi ketergantungan kepada pihak perantara program yang dapat meningkatkan produktivitas pangan dan perkebunan.
dagang.
Subsidi untuk Penanaman Kembali
Target Peningkatan Nilai Dibutuhkan waktu sekitar 3-4 tahun untuk kakao dan 5 tahun untuk kelapa
Di koridor Jawa, diproyeksi bahwa penambahan nilai untuk industri untuk panen, sehingga dibutuhkan biaya besar terutama bagi petani kecil.
makanan dan minuman mencapai 11 milyar USD atau tumbuh 6.1% Pemerintah dapat memberikan subsidi sehingga penamanan kembali
pada tahun 2030. Sedangkan di Sulawesi, potensi peningkatan sektor dapat menarik bagi mereka.
perkebunan sebesar 650 juta USD dan untuk pengembangan industri Menanggulangi masalah lingkungan hidup
hulu dan hilir kakao meningkatkan nilai sebesar 1.9-2.1 milyar USD.
Adapun di Koridor Bali, dengan kendala pada keterbatasan lahan, Yaitu menanggulangi kerusakan lingkungan dengan cara reboisasi dan
maka potensi peningkatan sebesar 160 – 270 juta USD. konservasi sumber air dan mencegah penambahan kerusakan dengan cara
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu lingkungan hidup dan
Katalisator (Enabling Growth) dengan menciptakan peraturan-peraturan yang mendukung.
Meningkatkan integritas dan wawasan mengenai sistem hukum
Merupakan faktor utama untuk menarik perusahaan multinasional
asing ke Indonesia dan meningkatkan kepercayaan untuk mengelola
lingkungan. Hal ini disebabkan saat ini, Ketidakpastian hukum masih
Kebutuhan Infrastruktur
banyak terjadi dan ini menimbulkan hambatan tersendiri pada industri Kebutuhan infrastruktur guna mendukung pengembangan industri pangan
pangan di hilir. di Indonesia, yaitu :
Meningkatkan pendidikan dan pelatihan 1. Peningkatan pelabuhan di Jakarta, Semarang, Surabaya, Makas- sar
dan Manado.
Dalam jangka panjang, pendidikan menengah, tersier, dan kejuruan 2. Peningkatan akses antar pusat ekonomi melalui jalan tol di Jawa, antar
dibutuhkan untuk dapat mengembangkan bakat-bakat sumber daya pusat-pusat pertanian dan perkebunan di Sulawesi dan Bali. Dengan
lokal dengan kemampuan manajerial.
3. Peningkatan irigasi teknis di beberapa wilayah strategis pertanian dan
Menarik tenaga kerja terampil asing perkebunan, yaitu di Sulawesi dan Bali
Dalam jangka pendek, perusahaan Indonesia harus dapat mengimpor 4. Peningkatan kapasitas pembangkit listrik di Jawa
tenaga asing yang kemampuannya belum dapat dipenuhi oleh sumber 5. Gudang BULOG dan instalasi pengolahan kelapa berintegrasi tinggi di
daya lokal terutama untuk industri manufaktur pangan. Sulawesi dan Bali.

69
Tekstil
Prospek Sektor
13
Sektor tekstil terdiri dari produksi serat, benang, kain, dan pakaian. Termasuk
juga di dalamnya adalah produksi alas kaki dan aksesoris yang berhubungan
dengan tekstil. Sektor ini merupakan sektor yang menyerap banyak tenaga kerja,
yaitu sekitar 1.2 juta orang. Sedangkan sektor lain yang berhubungan dengan
tekstil mampu menyerap hingga 3.5 juta orang. Oleh karena itu industri tekstil
adalah salah satu sektor strategis yang secara signifikan menyerap tenaga kerja
di Indonesia.
Garmen merupakan bagian dari rantai produksi tekstil yang paling banyak
membutuhkan tenaga buruh. Sehingga, proporsi penyerapan tenaga kerja di
segmen ini merupakan yang terbesar yaitu sekitar 676,600 pekerja. Pemain
industri mayoritas terdiri dari pengusaha menengah besar dengan proporsi
~63%. Sisanya sebesar ~37% merupakan pengusaha kecil.
Permintaan domestik untuk tekstil sangat kuat. Hampir semua produk tekstil
diproyeksikan tumbuh lebih dari 20% per tahun dalam 5 tahun mendatang sejak
2008. Di tingkat internasional, industri tekstil juga diproyeksikan untuk tumbuh
sebesar ~7% per tahun, jauh lebih cepat daripada pertumbuhan di tahun-tahun Secara internasional, industri tekstil diharapkan
sebelumnya pada ~3%. bertumbuh sebesar ~7%
Kondisi Saat Ini $ Milyar
3,000
Indonesia mempunyai sumber yang potensial untuk pengembangan industri 12/9/21
tekstil bernilai tambah tinggi. Pegembangan industri tekstil ini juga didukung
dengan tenaga kerja yang banyak. +3%
Pulau Jawa merupakan salah satu penyumbang produksi dan pengelolaan tekstil 2,000
Indonesia. Penjualan tekstil indonesia pada tahun 2010 mencapai 344 Triliun
Rupiah dan diperkirakan akan terus meningkat.
12/9/2112/9/21
Namun permintaan tekstil tersebut tidak didukung dengan peningkatan 12/9/21
12/9/21
12/9/21
produksi tekstil dalam negeri, produksi domestik mengalami penurunan 1,000 12/9/2112/9/2112/9/21
12/9/2112/9/21
produksi rata-rata 5-7% tiap tahunnya. Agar konsumsi konsumsi tekstil dalam
negeri mencukupi, kebutuhan tekstil diimpor dalam bentuk bahan setengah jadi
dan bahan jadi. Hingga tahun 2007, dicatat bahwa 55 % konsumsi tekstil
domestik berasal dari impor illegal. Ini artinya perlu ada pembaikan dalam 0
12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/
seluruh rantai produksi tekstil untuk mempertahankan produksi dalam negeri 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
dan meningkatkan PDB Nasional.
70
Permintaan domestik tekstil sangat kuat
Proyeksi total penjualan tekstil (Rp trilyun)
Koridor Jawa 350
12/9/21 12/9/21
300 12/9/21 0
42 12/9/21
250 12/9/21 12/9/21 12/9/21
35
44
200 29
16 12/9/21
38
12/9/21 12/9/21 24 13
150 11 32
12/9/21 27
16 9 12/9/21
100 7 195 12/9/21
12/9/21 161
133
50 91 110
75
0
12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/
21 21 21 21 21 21
Sumber: Euromonitor, analisis Tim

55% dari konsumsi textil domestik berasal dari


ilegal impor
%
Strategi dan Arahan Mendatang
12/9/21
12/9/21 12/9/21
12/9/21 12/9/21 12/9/21
1. Meningkatkan nilai tambah dan mencapai integrasi vertikal sepanjang 29 22
nilai rantai tekstil
50 55
58
Untuk meningkatkan nilai tambah dan mencapai integrasi vertikal sepanjang
nilai rantai tekstil, ada beberapa hal yang dapat dilakukan dengan: 12/9/21
a) Mengembangkan pertanian kapas untuk mengurangi ketergantungan 68 75
pada impor dan meningkatkan konsumsi kapas dalam negeri. 45
36 40
b) Melakukan integrasi vertikal antara tekstil dan garmen karena saat ini
produksi garmen di Indonesia sangat tergantung pada kain impor. 12/9/21
c) Mengembangkan industri desain karena desain adalah industri dengan 12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/ 12/9/
nilai tambah tinggi. Hal ini bisa dilakukan dengan pengembangan cikal 21 21 21 21 21
12/9/21 12/9/21
bakal industri desain untuk garmen di Jakarta dan peningkatan sumber
daya manusia melalui pelatihan 12/9/21

71
2. Merebut kembali pasar dalam negeri Katalisator (Enabling Growth)
Untuk merebut kembali pasar tekstil dalam negeri, peningkatan daya 1. Perjanjian bilateral untuk meningkatkan perdagangan
saing produk tekstil Indonesia dilakukan dengan: Pemerintah memiliki peran untuk meningkatkan dukungan ekspor
a) Meningkatkan efisiensi dan kualitas untuk bersaing dengan produk dengan melibatkan negara-negara pengimpor dalam membuat
produk tekstil impor. perjanjian perdagangan yang menguntungkan bagi Indonesia

b) Menekan impor tekstil ilegal dengan cara pemberantasan korupsi di 2. Peninjauan undang-undang tenaga kerja
seluruh pelabuhan Indonesia karena impor tekstil ilegal dilakukan Perlu adanya peninjauan kembali Undang-Undang Tenaga Kerja dalam
dengan cara menghindari pembayaran bea masuk mencapai keseimbangan yang efektif antara penyediaan keamanan dan
3. Meraih pangsa pasar yang lebih besar stabilitas karyawan. Namun, diperlukan juga peningkatan fleksibilitas
bagi pengusaha dan pengurangan biaya tenaga kerja untuk industri
Meraih pangsa pasar yang besar memang tidak mudah. Namun tekstil.
beberapa hal berikut ini akan membantu meningkatkan pangsa pasar
produk tekstil buatan Indonesia: 3. Dukungan keuangan untuk perbaikan mesin dan peralatan
c) Meningkatkan kuantitas dan kualitas output di rantai suplai dengan Investasi diperlukan untuk dapat mengganti dan memperbaiki peralatan
perbaikan infrastruktur sebagai katalisator utama. yang sudah tua. Hal ini tentunya akan meningkatkan kualitas output dan
daya saing ekspor.
d) Meningkatkan keterampilan untuk mencapai efisiensi rantai suplai
yang lebih besar 4. Peningkatan kapabilitas untuk aktivitas dengan nilai tambah
tinggi
e) Meningkatkan kualitas alat-alat untuk produksi produk kualitas
tinggi Program-program insentif diperlukan untuk mendorong pengembangan
produk sebagai bagian dari rantai nilai tekstil bernilai tambah tinggi.
f) Menawarkan jasa untuk aktivitas nilai tambah tinggi seperti desain

Kebutuhan Infrastruktur
Target Peningkatan Nilai
Saat ini, Pelabuhan di Jakarta dan Semrang, dan pembangkit listrik di
Pengembangan koridor di Jawa berpotensi untuk meningkatkan nilai Jawa Barat dan Jawa Tengah merupakan kebutuhan mendesak untuk
sektor tekstil secara signifikan sebesar 31 milyar USD, yang utamanya peningkatan produkstivitas tekstil. Diindikasikan juga kebutuhan
didapatkan melalui fokus pada sepanjang rantai produksi tekstil, mendatang akan pembangunan rel kereta api dan jalan tol.
peningkatan daya saing, dan meraih pangsa pasar.

72
14 200
Nilai Penjualan Motor dan Mobil
Rp Tn
12/9/21
Mesin & Peralatan 160
12/9/21
12/9/21
12/9/21

Transportasi 12/9/21
66.7

120 50.1 60.1


12/9/21 12/9/21
12/9/21 45.6

Prospek Sektor 80
27.8
37.8 42.8

Dibandingkan dengan negara-negara lain, Indonesia diproyeksikan akan 94.2


105.8
mengalami pertumbuhan tercepat untuk industri perlatan & mesin 40 88.1
73.4
transportasi pada tahun-tahun mendatang, dan bahkan akan lebih tinggi 54.5 61.2 56.5
dari negara-negara ASEAN lainnya.
0
12/9/21 12/9/21 12/9/21 12/9/21 12/9/21 12/9/21 12/9/21
Sedangkan di luar Indonesia dan ASEAN, pangsa pasar global ke depan
akan mencapai pertumbuhan stabil sekitar 3.4% per tahun, sejalan CAGR
CAGR 03-09
03-09 Pertumbuhan yang merosot
dengan pemulihan ekonomi dari krisis global. Pangsa pasar global ini Motor 12/9/21
pada 2006 akibat kenaikan
harga BBM oleh Pemerintah
diharapkan akan mencapai USD 2.4 triliun pada tahun 2013. Mobil +12% pada tahun 2005

Kondisi Saat Ini Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri


Industri perakitan & mesin transportasi mengalami pertumbuhan yang Komponen Transportasi
pesat akhir-akhir ini di Indonesia. Dengan nilai industri sebesar ~170 12/9/2 16.1
triliun USD pada tahun 2009, pertumbuhan industri tersebut mencapai 1
12/9/21 11.1
13% (CAGR 2003-2009). Pertumbuhan tersebut merupakan pertumbuhan 12/9/21 10.4
CAGR motor dan mobil yang masing-masing tumbuh 16% dan 13% dalam 12/9/21 10.4
kurun waktu tersebut. 12/9/21 10.0
12/9/21 7.4
Sektor industri peralatan dan mesin merupakan sektor fokus di Koridor
12/9/21 4.9
12/9/21 4.2
Jawa. Sektor ini memiliki potensi pertumbuhan tinggi di wilayah tersebut 12/9/21 3.9
dengan kontribusi lebih dari 80% dan sepertiga dari seluruh industri 12/9/21 3.8
peralatan di Indonesia terletak di Koridor Jawa. 12/9/21 3.2
12/9/ 2.8
21
12/9/ 2.1 Laju pertumbuhan (%)
21
12/9/21 1.3 (CAGR 2007 – 2012)
12/9/2 1.1
1
0 5 10 15 20
Sumber: Global Insight, OICA

73
Strategi dan Arahan Mendatang
1. Mengundang Investasi OEM
Koridor Jawa
Saat ini sangat penting bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan
investasi dan memperkuat kerjasama antar Original Equipment
Maufacturer (OEM) atau produsen alat-alat transportasi dan
onderdilnya, untuk dapat meningkatkan industri di sektor ini dan
merealisasikan penurunan tarif AFTA (Asian Free Trade Agreement).
Sehingga, diharapkan agar produk Indonesia lebih mudah bersaing di
luar negeri khususnya di Asia. Indonesia juga perlu memberikan
fleksibilitas untuk OEM agar dapat memilih lokasi yang sesuai untuk
basis produksi mereka, contohnya pada lokasi yang dekat dengan
pelabuhan dan infrastruktur penunjang lainnya.
2. Pendidikan dan Pelatihan
Sangat penting untuk dapat meningkatkan keterampilan tenaga kerja
dan pelaku usaha di sektor ini dalam memajukan produksi peralatan
transportasi dengan nilai tambah lebih tinggi. Sebagai contoh, produksi
dari plastik sederhana dan insulator listrik dapat diarahkan kepada
produksi komponen elektrik yang lebih kompleks dan produk kompleks
lainnya seperti sistem transmisi.
Industri pengolahan alat transportasi di Koridor Jawa (Milyar
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan jumlah dan kualitas sekolah kejuruan 120 USD)
di bidang mesin dan elektro.
100
Target Peningkatan Nilai X% CAGR ('08-'30)

80 Dengan inisiatif
Pengembangan koridor ekonomi di Jawa dapat meningkatkan nilai koridor
12/9/21
sektor industri peralatan & mesin transportasi hingga sebesar ~42 63
Kondisi Basis
milyar USD pada tahun 2030. Dengan inisiatif koridor, pertumbuhan 60
sektor ini dapat mencapai ~8.9% dibandingkan dengan kondisi basis 48 105
yang sebesar 6.4%. Potensi peningkatan tersebut terutama berasal dari 12/9/21
40
upaya peralihan produksi ke produk dengan nilai tambah tinggi dan 27 68
berbagai upaya untuk menarik lebih banyak OEM beroperasi di 19 6.4%
16 44
Indonesia. 20
28
16 19
0

12/9/21 12/9/21 12/9/21 12/9/21 12/9/21 12/9/21

74
3. Memfasilitasi dan memberikan insentif untuk transfer
pengetahuan
Diperlukan untuk memfasilitasi transfer pengetahuan dari OEM
internasional ke produsen lokal. Saat ini, banyak produsen Indonesia
sedang dalam "joint venture" dengan perusahaan asing, namun
transfer pengetahuan terbatas dan ketrampilan yang lebih tinggi
diperlukan. Dalam hal ini, Pemerintah dapat berperan besar untuk
mendorong transfer pengetahuan ini.
4. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan sekunder, tersier, dan kejuruan yang dibutuhkan untuk
mengembangkan kemampuan tenaga kerja yang terampil. Untuk itu,
perlu meningkatkan penyediaan pendidikan sekunder & tersier dan
mendorong partisipasi masyarakat, serta perlu meningkatkan program
khusus pelatihan kejuruan yang terkait dengan industri target.

Katalisator (Enabling Growth) Kebutuhan Infrastruktur


Untuk mencapai target peningkatan nilai tersebut, dibutuhkan Kebutuhan infrastruktur yang mendesak adalah:
beberapa dukungan pemerintah dalam bentuk non-infrastruktur
(Katalisator) sebagai berikut: 1. Pengembangan industri peralatan & mesin transportasi di Koridor
Jawa yaitu peningkatan pelabuhan di Jakarta dan peningkatan
kapasitas listrik terutama di Jawa Barat.
1. Menciptakan iklim usaha yang baik dan memberi insentif bagi
OEM 2. Peningkatan pelabuhan di Jakarta sangat penting dan mendesak
untuk mememenuhi proyeksi permintaan di masa yang akan
Hal ini penting untuk menarik OEM beroperasi di Indonesia. Salah datang, terutama untuk kebutuhan ekspor.
satu strategi yang dapat dikembangkan terutama melalui
implementasi penurunan tarif di AFTA yang dapat meningkatkan 3. Pembangkitan listrik untuk menghindari pemutusan hubungan
harga produk Indonesia menjadi lebih kompetitif di dunia listrik yang berkelanjutan yang akan mengganggu bisnis dan
internasional, terutama pasar Asia. membahayakan rencana investasi, serta untuk mengurangi biaya
listrik guna meningkatkan daya saing produk Indonesia.
2. Mendorong terbentuknya cluster industri yang terinte-grasi
Untuk mengembangkan cluster industri berbasis peralatan dan
mesin transportasi yang pada akhirnya dapat dikembangkan
sebagai KEK

75
Perkapalan 15
Koridor Sumatera

Prospek Sektor
Kapal berperan penting dalam mendukung perekonomian
nasional (sebagai alat transportasi maupun sarana pengola
kekayaan alam) serta mendukung NKRI. Pengembangan industri
perkapalan bagi Indonesia sangat penting dan strategis dalam
mendukung pemenuhan kebutuhan kapal dalam negeri.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008 industri
perkapalan merupakan salah satu industri prioritas yang menjadi
industri andalan di masa depan.
Kondisi industri pelayaran dan bisnis dunia maritim di Indonesia
sangat kondusif dan sedang berkembang. Potensi pasar
pembangunan kapal baru semakin meningkat, untuk pasar
domestik saja 20% angkutan laut dan 92.2% angkutan ekspor-
impor menggunakan armada asing, kemudian sekitar 47% kapal2
yang terdaftar di BKI telah berumur >25 tahun, sedangkan untuk
pasar dunia terdapat 15% bulkerfleet yang berumur >25 tahun. Kawasan potensial
pengembangan
Kepulauan Riau dan sekitarnya stratgis dikembangkan sebagai Koridor Jawa klaster industri
pusat industri maritim mengingat lokasinya berada di alur perkapalan
pelayaran internasional dan dekat dengan Singapore. Sedangkan
wilayah lain yang juga berpotensi untuk pengembangan sektor
perkapalan yaitu di Lamongan, Jawa Timur.

76
Kondisi Saat Ini Strategi dan Arahan Mendatang
Industri perkapalan dalam negeri telah tumbuh dengan baik 1. Meningkatkan kapasitas produksi
namun kapasitas dan kemampuan produksinya masih terbatas
(sekitar 600.000 DWT/tahun). Jenis dan ukuran kapal-kapal yang Untuk meningkatkan kapasitas produksi diperlukan investasi. Untuk itu
mampu diproduksi masih terbatas sampai dengan 50.000 DWT perlu dibangun pusat-pusat pertumbuhan industri galangan kapal melalui
sementara kebutuhan kapal dalam negeri cukup tinggi dan pembukaan wilayah-wilayah tertentu yang potensial.
cenderung berukuran besar.
2. Mengembangkan industri Komponen Kapal
Di Pulau Jawa, Surabaya dan sekitarnya telah tumbuh menjadi
salah satu pusat industri galangan kapal (sekitar 20 galangan Dukungan industri komponen dalam negeri masih sangat lemah,
kapal) dan tidak memungkinkan untuk dikembangkan lagi mengakibatkan daya saing industri kapal nasional lemah. Untuk
sementara permintaan ruang produksi kapal masih tinggi, untuk meningkatkan meningkatkan pendalaman struktur industri kapal
itu perlu dikembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar diperlukan dukungan industri komponen dan pendukungnya.
Surabaya yaitu Lamongan. Beberapa area di wilayah ini juga
telah dibebaskan oleh investor, antara lain yaitu: PT. Lamongan 3. Meningkatkan kemampuan penguasan teknologi dan SDM
Marine Industry, PT. Lamongan Industrial Shorebase, PT. DPS dan
PT. Daya Radar Utama. Saat ini kapasitas kilang yang ada atau yang direncakan diproyeksikan
untuk sudah mencukupi untuk konsumsi di Indonesa. Oleh karena itu,
Sedangkan di Pulau Sumatera, Batam telah tumbuh menjadi strategi yang dibutuhkan adalah mempertahankan kapasitas yang sudah
salah satu pusat industri galangan kapal (sekitar 80 galangan direncanakan dan meningkatkan mutu operasional.
kapal) dan tidak memungkinkan untuk dikembangkan lagi
sementara permintaan ruang produksi kapal untuk Kepulauan 4. Hilir: Fokus pelayanan kepada konsumen industri
Riau dan sekitarnya masih tinggi, untuk itu perlu dikembangkan
pusat-pusat pertumbuhan baru di luar Batam yaitu Karimun. Penguasaan teknologi industri perkapalan khususnya kemampuan desain
dan engineering kapal masih lemah. Untuk meningkatkan kemampuan
Pulau Karimun Merupakan salah satu area FTZ dan potensial penguasan teknologi tersebut perlu didukung dengan ketersdian
untuk dibangun galangan kapal baru dengan kelas 50.000 DWT. infrastruktur pengembangan teknologi seperti pembangunan pusat desain
Saat ini, peruntukan lahan di pulau Karimun untuk kawasan kapal dan pusat-pusat pelatiha SDM perkapalan.
industri adalah sebesar 4.069,20 Ha dengan total kawasan
industri yang sudah dibebaskan 1.956,91 Ha oleh PT Citra 5. Memperkuat kemampuan Infrastruktur
Karimun Perkasa.
Ketersediaan fasilitas infrastruktur jalan, pelabuhan, energi, dan air bersih
sangat diperlukan guna mendukung operasional industri serta
memperlancar lalu lintas pasok bahan baku/komponen, dan orang.

77
Target Pengembangan 2014 Kebutuhan Infrastruktur
Peningkatan kapasitas produksi dan kemampuan industri Kebutuhan infrastruktur yang mendesak dilakukan untuk
galangan kapal nasional: pengembangan pusat pertumbuhan industri kapal di karimun
-Produksi per tahun 1000.000 DWT adalah:
-Mampu membangun dan mereparasi kapal-kapal berukuran -Pembangunan jalan
besar (s/d 100.000 dwt untuk bangunan baru dan s/d 150.000 -Pembersihan sisa-sisa ranjau
DWT untuk reparasi). -Pembangunan brake water.
-Pembangunan instalasi pengolah air bersih / PDAM.
Katalisator (Enabling Growth) -Pembangunan dermaga
1. Menyediakan dukungan pembiayaan untuk investasi dan
modal kerja Sedangkan kebutuhan infrastruktur untuk industri kapal di
Lamongan yaitu:
Karakteristik industri galangan kapal adalah padat modal dan -pembangunan jalan akses utama dan akses internal kawasan
“slow yielding” serta kemampuan finansialnya pada umumnya
lemah sehingga diperlukan dukungan kemudahan memperoleh industri galangan
akses pembiayaan. -Pembersihan sisa-sisa ranjau
2. Memberikan insentif fiskal/ perpajakan -Pembangunan break water.
Industri pelayaran telah dibebaskan beban PPN, tetapi impor dan -Pembangunan instalasi pengolah air bersih / PDAM.
pembelian komponen/ bahan baku oleh galangan kapal nasional -Pembangunan dermaga
tetap dikenakan PPN, menyebabkan galangan kapal kurang
kompetitif dibanding dengan galangan kapal luar negeri dan
Batam (FTZ). Untuk meningkatkan daya saing industri kapal
nasional perlu iberikan perlakukan yang sama.
3.Meningkatkan kemampuan SDM
Sumber daya manusia sektor industri perkapalan masih kurang
baik jumlah maupun kemampuannya. Untuk meningkatkan
kemampuan SDM tersebut perlu dibangun pusat-pusat
pengembangan SDM perkapalan dan memberikan pelatihan.

78
Besi Baja 16 Koridor Kalimantan

Prospek Sektor
• Baja adalah salah satu logam yang
memiliki peranan
pembangunan sangat
ekonomi strategis bagi
bangsa.
Sebagai
yang negara keras
berusaha sedang berkembang
untuk menjadi
negara
peningkatan majukebutuhanmaka baja potensi
nasional
juga
baja sangat besar.
nasional milik Di sisi lain,
negara dan industri
swasta
saat
yang ini
cukupmempunyai
tinggi ketergantungan
terhadap pihak(dan
luar
negeri, baik berupa bahan
pembantu) maupun teknologi. baku
• Ditinjau
nasional dari potensi pasar,
mempunyai pasar yang
peluang baja
besar
kapita mengingat
Indonesia konsumsi
masih sangatbaja per
rendah
dibandingkan negara lain.
Lokasi Pengembangan
Klaster Industri Besi Baja

Kondisi Saat Ini


• Pada tahun 2004 permintaan industri
baja mulai mengalami peningkatan Strategi dan Arahan Mendatang
yang relatif
disebabkan cukup
oleh baik,
permintaan terutama
sektor Meningkatkan Nilai Tambah melalui Peningkatan Kapasitas
lainnya
otomo-tif, yang mulai
elektronik, tumbuh seperti
infrastruktur Produksi
dsb.
tahun Konsumsi
2005 baja
dicatat per
sebesar kapita
29 kgpada
per
kapita.
masih Konsumsi
jauh baja
dibawah Indonesia
rata-rata Potensi sumber daya bijih besi di Provinsi Kalimantan Selatan
konsumsi
sebesar 170 baja
kg per per
kapita.kapita
Pada dunia
tahun diperkirakan sebesar 573.753.300 ton .
2005, kapasitas
negeri (slab, produksi
billet, bloom baja
dan dalam
ingot) Selama ini bijih besi sebagaian besar di ekspor dalam bentuk raw
atau
6.5 crude steel
jutarata-rata di
ton per sekitarIndonesia
tahun dengan sebesar material, sehingga nilai tambah industri baja yang diperoleh tidak
utilitas 50%. tingkat optimal.

79
Berdasarkan hal tersebut, harus dilakukan peningkatan nilai Sinergi industri hulu dan hilir baja dapat dilakukan dengan
tambah industri baja melalui peningkatan kapasitas produksi memfasilitasi kemitraan antara industri hulu dan hilir untuk
sepeti pengembangan teknologi proses iron making dengan memenuhi kebutuhan bahan baku industri hilir dan mendorong
kapasitas 10 juta ton pertahun dan membangun industri peningkatan penggunaan baja produksi dalam negeri untuk
peleburan baja stainless steel terintegrasi (pabrik slab, HRC dan pembangunan infrastruktur (rel kereta, jembatan, konstruksi),
CRC) dengan kapasitas 600.000 berbasis bijih besi lokal yang ada di otomotif dan pipa migas.
Kalimantan Selatan.
Memperkuat infrastruktur
Kapasitas Produksi (juta ton)
6.77 4.9 Sebagian besar infrastruktur pendukung pengembangan industri
10 2.5 3.4
1.6 baja nasional saat ini masih terbatas, seperti kurang
1.37 1.27
terpeliharanya sarana Jalan menuju pelabuhan dan kapasitas
1 pelabuhan serta pasokan listrik. Oleh karena itu, perlu
pembenahan infrastruktur yang ada seperti jalan menuju
0.1 pelabuhan dan pengembangan pelabuhan dan pembangunan
n d pembangkit listrik.
ng at
e C n ja
Iro aki Pl CR Ro ct
io Ba
e / e e
g M
RC
ir S pa
on el W & Pi
Sp
St
e
ill , H
Ba
r Target Peningkatan Nilai
M
g
o llin Terdapat potensi peningkatan nilai yang signifikan dari
R pengembangan industri besi baja, yaitu tambahan kapasitas
Rantai Nilai Industri Besi Baja
produksi besi spons sebesar 315.000 ton/tahun oleh PT. Meratus
Pertambangan Peleburan Hilir Jaya Iron dan Steel serta tambahan kapasitasn produksi building
Beji Besi • Ore Dressing • Hot Forming Finished Product
steel dan weathering steel sebesar 1 - 5 juta MT/tahun oleh PT
• Aglomeration • Cold Forming Mandan Steel.
• Iron Making
• Steelmaking
casting Aplications Katalisator
Mendorong Sinergi antara Industri Hulu dan Hilir Baja Untuk mencapai target peningkatan nilai tersebut, dibutuhkan
Industri Hulu dalam mata rantai industri besi baja adalah beberapa dukungan pemerintah dalam bentuk non-infrastruktur
pertambangan bijih besi, sedangkan industri hilirnya adalah (Katalisator) sebagai berikut:
industri baja finished flat product (industri konstruksi, otomotif,
pipa, profil dan pelapisan), dan industri baja finished long
product (industri pembuatan baja batangan, profil, baja
konstruksi, kawat, paku, mur/baut).

80
1. Penjaminan Ketersediaan Bahan Baku Kebutuhan Infrastruktur
Kurangnya ketersediaan bahan baku industri baja dapat • Kebutuhan infrastruktur yang mendesak adalah
diatasi dengan peningkatan kapasitas bahan baku industri peningkatan kapasitas pelabuhan Batulicin, Pangatan
hulu dengan memanfaatkan sumber daya lokal berbasis dan Sei Danau Satui di Kalimantan Selatan dan
klaster industri di Kalimantan Selatan. Di samping itu perlu pembangunan infrastruktur di dalam kawasan industri.
dikembangkan pola kemitraan antara industri hulu dan hilir
baja untuk memenuhi kebutuhan bahan baku. • Sebagian besar infrastrukur jalan di Batulicin tidak
terpelihara. Jika dipersentasekan maka jalan rusak
2. Pembangunan Kawasan Industri yang melintasi Kabupaten Tanah Bumbu adalah
sebesar 80,66%. Dengan melihat keadaan seperti ini,
Kawasan industri perlu dibangun untuk untuk mempercepat sudah harus dilakukan pembenahan di bidang
pertumbuhan industri baja di Batu Licin Kalimantan Selatan. infrastruktur jalan khususnya jalan menuju pelabuhan
Dengan adanya kawasan industri tersebut akan menjadi dan kawasan industri.
katalisator bagi investor di sektor industri baja. Selain itu,
kawasan industri memberikan kemudahan dan efesiensi bagi • Seiring dengan meningkatnya pembangunan terutama
kegiatan industri industri, maka permintaan tenaga listrik di Batulicin
juga menjadi meningkat. Oleh sebab itu upaya
3. Memberikan pendidikan dan pelatihan memenuhi kebutuhan listrik perlu mendapat perhatian
dengan memanfaatkan bahan mineral sebagai
Pendidikan dan pelatihan untuk pekerja di bidang industri sumber utama yang dapat menghasilkan energi listrik.
besi baja sangat dibutuhkan untuk menuju kepada proses
produksi yang lebih efesien. Pendidikan tinggi saat ini masih
belum menyediakan kelas dalam bidang pengelolaan besi
baja secara khusus.

4. Menguatkan regulasi & perencanaan

Hukum yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan,


terutama pembedaan antara lahan hutan lindung dan lahan
untuk pertambangan, perlu diperjelas, sehingga perluasan
lahan dapat dilakukan secara berkesinambungan

81
Aluminium 17 1000000

800000
Prospek Sektor
600000
Aluminium merupakan logam masa depan, karena sifatnya yang Demand
ringan, rasio kekuatan atau berat yang baik, konduktor yang baik, 400000 Supply
ketahanan korosi yang baik dan sifat mampu cord-an mudah
dipadu maka logam ini digunakan pada banyak komponen 200000
otomotif, structural, home appliances, dan elektrikal. Aluminium
juga merupakan logam yang inert sehingga digunakan pada food 0
packaging dan kemasan obat-obatan. Selain itu, Aluminium 2009 2014
merupakan logam yang memiliki never ending recycling process,
artinya logam ini dapat didaur ulang hingga berkali-kali..
2. Mengembangkan industri aluminium terpadu
Kondisi Saat Ini Pembangunan industri aluminium terpadu dengan
Di Indonesia saat ini telah terdapat industri smelter aluminium membangun industri alumina berbahan baku lokal (Smelter
ingot (PT. INALUM) dengan kapasitas produksi mencapai Grade Alumina) dan Industri Aluminium Smelter (Aluminium
250.000 ton per tahun. Dalam rantai-supply industri aluminium Ingot Primer dan Molten Aluminium), industri aluminium antara
memegang peran yang strategis karena merupakan pemasok industri aluminium die casting) disekitar kawasan industri.
bahan baku bagi industri hilirnya. Hanya saja PT. INALUM sendiri Membangun industri aluminium hilir berbasis Aluminium cair di
100% bahan bakunya (alumina) dipasok dari impor. daerah sekitar PT.INALUM yang langsung mengolah
Rantai industri yang hilang adalah industri pengolahan bauksit Aluminium cair.
menjadi alumina. Industri hilir utama dalam mata rantai industri aluminium yang
Strategi dan Arahan Mendatang saat ini sudah ada antara lain cable, profile/extrusi, pipe, slug,
strip,foil, circle, casting, die casting, forging. Sedangkan
1. Mengembangkan kemampuan industri hulu berbasis industri hilir yang belum ada antara lain aluminium pigmnent
bauksit and powder.
Pengembangan Satu titik dimana industri aluminium Indonesia 3. Mengembangkan kawasan industri di Kuala Tanjung
tidak memilikinya menjadi sebuah mata rantai yang industri hulu
dalam rangka memperkuat struktur dan daya saing industri Saat ini di sekitar Kuala Tanjung masih terdapat lahan kosong
aluminium nasional dengan melakukan Pembangunan pabrik yang belum dimanfaatkan sehingga dimungkinkan
alumina oleh PT. Aneka Tambang di Kab. Mempawah – Kalbar. pembangunan industri hilir pada lokasi tersebut.

82
Target Peningkatan Nilai
Kebutuhan aluminium ingot pada industri hilir mencapai 758.240 3. Menguatkan regulasi & perencanaan
ton per tahun dengan kebutuhan aluminium ingot primer
sebesar 289.840 ton per tahun, dan aluminium alloy primer Pemberian insentif kepada dunia usaha yang akan
sebesar 191.200 ton per tahun. Sedangkan kebutuhan 500 ribu melakukan investasi dalam pengembangan industri aluminium
ton alumina saat ini masih diimpor dari Australia . dari hulu sampai produk antara dan memberikan kemudahan
prosedur dalam menggunakan insentif perpajakan.
Target produksi alumina kedepan diharapkan mencapai 1,5 juta
Ton per-tahun. Selain untuk substitusi impor juga untuk Kebutuhan Infrastruktur
memenuhi kebutuhan pengembangan industri smelter di dalam
negeri. Kebutuhan infrastruktur yang mendesak adalah:
• Pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung, Sumut
Katalisator (Enabling Growth) • Rencana investasi pembangunan PLTU berkapasitas
5 X 250 MW di Sumut
Untuk mencapai target peningkatan nilai tersebut, dibutuhkan • Pembentukan kawasan industri Alumunium di Sumut
beberapa dukungan pemerintah dalam bentuk non-infrastruktur • Pembentukan Pusat Riset Industri Alumunium
(Katalisator) sebagai berikut: • Peningkatan ruas-ruas jalan Medan – Kuala Tanjung yang
berada dalam kondisi rusak atau tidak memadai daya
1. Pembentukan Pusat Pengembangan Industri Aluminium dukungnya.
Hulu. • Penyesuaian dan Penetapan RTRW Kab. Mempawah,
Kalbar
Pusat pengembangan industri Aluminium hulu perlu dibentuk • Pengembangan ruas jalan di Kab. Mempawah, Kalbar
sebagai Institusi/lembaga Pendukung Industri Aluminium (Pusat • Pengembangan Pelabuhan di Kab. Mempawah, Kalbar
Design dan Rekayasa Teknologi Aluminium)

2. Memberikan pendidikan dan pelatihan


Ada potensi skilled labour yang dapat dimanfaatkan suntuk itu
harus dilakukan pengembangan pendidikan bidang aluminium
pada institusi/PT yang ada di daerah Sumut dan sekitarnya
dalam rangka meningkatkan SDM dan studi-studi
pengembangan industri aluminium

83
Telematika 18
Prospek sektor
Industri telamatika adalah industri andalan masa depan
sesuai dengan perpres 28 tahun 2008 tentang kebijakan
industri nasional

Pasar produk indonesia untuk produk Hardware 979.9


Juta US dolar AS, Consulting 211.7 Juta dolar AS,
Software 110.3 juta US dolar (sumber data : HP
Indonesia, 2009).
Kondisi saat ini
Pasar teknologi informasi KORIDOR JAKARTA-BANDUNG KORIDOR SOLO-KUDUS-SALATIGA
Indonesia pada tahun 2006
mencapai US$ 1,9 milyar. Universitas Muria Kudus
Dari jumlah itu, pasar PT. Pura Barutama (Smart Card)
software hanya sebesar US$ PT. Hartono Istana Teknologi
137 juta. Sebagian besar,
78% dari total pasar itu,
merupakan sisi perangkat Universitas Satyawacana Kudus
keras (hardware). (sumber
data : IDN). Industri Telemedicine

Investasi industri telematika Salatiga


indonesia telah mencapai 35 Sragen
Trilyun/Pertahun (sumber
data: Telkomsel,2010)

Solo/Surakarta
Universitas Setia Darma
Bandung
Technopark

84
4. Memperkuat Infrastruktur dibidang telematika
Strategi dan Arahan Mendatang
Meningkatkan kapasitas jaringan data yang memadai baik
Industri Telematika dikembangkan sebagai salah satu pilar secara fisik maupun nonfisik yang menjangkau sentra-sentra
dalam konsep pengembangan industri nasional, berbagai pengembangan teknologi telematika. Membentuk kawasan
langkah dan kebijakan telah dilakukan sesuai dengan kondisi khusus untuk industri telematika yang dapat mengakomodasi
dan kemampuannya. Dalam pengembangan jangka menengah kebutuhan industri telematika serta memenuhi ketersediaan
(2005-2009) Industri Telematika diarahkan untuk supplay listrik yang mencukupi kebutuhan industri telematika.
menumbuhkan sentra-sentra industri dan pusat inkubasi
telematika regional serta melakukan aliansi strategis dengan Target Peningkatan Nilai
perusahaan-perusahaan telematika multinasional. Selanjutnya
pada program pengembangan jangka panjang (2000-2020) • Target investasi dibidang industri telematika tiap tahun
diarahkan menjadi basis produksi industri telematika yang naik sebesar 10 persen.
mampu mengisi pasar regional maupun global. • Target Utilisasi Industri pada tahun 2014 sebesar 72
persen.
1. Menumbuhkan sentra-sentra industri ICT
• Target penigkatan tenaga kerja pada tahun 2014
Penumbuhan tersebut berupa pendirian sentra-sentra industri adalah sekitar 110.000 orang.
telematika dibeberapa daerah antara lain Incubator Business
Centre (IBC) dan Regional IT Center For Exelence (RICE). Katalisator
2. Mengembangkan integrasi antara industri besar,
menengah dan kecil 1. Membentuk Pusat Desain Telematika
Beberapa industri Besar seperti PT.LEN, PT Hariff dan PT Inti, Pusat Desain Telematika untuk melakukan penelitian dan
PT Kuasar, TRJ dan SIRCA telah berkolaborasi dengan pengembangan dibidang telematika. Pusat Desain ini juga
beberapa industri menengah kecil dalam memproduksi Wi dapat mempromosikan produk-produk telematika nasional.
Max, Secruty system, billing sytem, software development. 2. Menyediakan bantuan finansil
3. Meningkatkan kemampuan SDM dan Teknologi Pengusulan regulasi subsidi bunga untuk industri perangkat
Serapan tenaga kerja industri telematika nasional pada tahun telematika terutama yang berada pada lingkungan teknopark.
2007 menunjukkan hasil bahwa industri ini mampu menyerap 3. Memberikan pendidikan dan pelatihan
tenaga kerja sampai 94.154 orang.
Pendidikan dan pelatihan untuk pekerja di bidang telematika
Untuk meningkatkan kemampuan SDM dibidang telematika sangat dibutuhkan untuk menuju kepada penigkatan
perlu dilakukan hal-hal antara lain desain kurikulum terkait skill pengetahuan dan teknologi yang lebih produktif.
SDM telematika, pemabngunan dan pengembangan mental
enterprener melalui workshop dan pelatihan, workshop 4. Menguatkan regulasi dan perencanaan
technopark telekomunikasi, koordinasi pelaku industri dan Penyusunan dan peningkatan regulasi tentang investasi dan
insitusi pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan serta skill penanaman modal asing yang mampu membangkitkan industri
yang dibutuhkan dalam industri telematika. perangkat telematika dlam negeri, Penyusunan regulasi terkait
pendaftaran paten dan lisensi hasil riset dan produk teknopark.

85
Infrastruktur
Infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung
telematika adalah pengembangan jaringan broadband
untuk meningkatkan kapasitas jaringan data yang
memadai baik secara fisik maupun nonfisik yang
manjangkau sentra-senta pengembangan teknologi
telematika.
.
Kemudian, diperlukan ketersediaan suplai listrik yang
mencukupi kebutuhan industri telematika serta perlu
Membentuk kawasan khusus untuk industri telematika
yang dapat mengakomodasi kebutuhan industri
telematika.

86
Penguatan Konektivitas Nasional 19
Kondisi Saat Ini
Aktivitas ekonomi Indonesia terkonsentrasi di kawasan
perkotaan, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera.
Keterbatasan prasarana transportasi menyebabkan
kegiatan industri tidak menyebar ke wilayah-wilayah
terbelakang dan terisolir.
Demikian pula, kemacetan semakin meningkat di
berbagai kota besar di Pulau Jawa dan di luar jawa
sehingga waktu tempuh transportasi antar kota dalam
satu pulau semakin panjang, misalnya Jakarta –
Surabaya berkisar antara 14-20 jam. Di samping itu,
kualitas konstruksi dan penegakan peraturan masih
lemah, sehingga biaya pemeliharaan sarana dan
prasarana infrastruktur terus meningkat yang
menyebabkan konektivitas nasional menjadi lemah dan
menimbulkan ekonomi biaya tinggi, daya saing lemah,
dan penanggulangan kemiskinan yang relatif lambat.
Sebagai gambaran, saat ini 60% dari penduduk miskin di
Indonesia berada di daerah pedesaan di Jawa dan tidak
mempunyai akses ke pusat pertumbuhan.

87
“Locally integrated, Globally connected”
Strategi dan Arahan Mendatang
Surabaya Makassar
Integrasi ekonomi adalah cara terbaik untuk memperoleh dua manfaat, Jakarta
yaitu manfaat langsung dari konsentrasi produksi dan manfaat jangka
panjang untuk konvergensi standar hidup.
Untuk mengantisipasi permasalahan yang disampaikan di atas, maka
perlu adanya peningkatan konektivitas wilayah melalui penyediaan
transportasi yang mampu memperbaiki akses industri dari pusat-pusat Maluku
pengolahan ke wilayah pemasaran. Sehingga diharapkan akan dapat
mengurangi biaya angkutan komoditas dan barang konsumsi, dan
meningkatkan daya saing. Sulawesi Papua
Strategi yang dilakukan adalah:
1. Memaksimalkan pertumbuhan melalui kesatuan bukan keseragaman
(inclusive development) dengan cara menghubungkan pusat-pusat
pertumbuhan, seperti Surabaya – Jakarta – Makassar. Makassar

2. Memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan wilayah-wilayah


melalui inter-modal supply chain systems, yaitu dengan
menghubungkan wilayah tertinggal dengan pusat-pusat Kendari
Makassar
pertumbuhan, seperti di Makassar ke Sulawesi, Makassar ke
Maluku, dan Makassar ke Papua.
3. Mencapai pertumbuhan inklusif yang menghubungkan daerah
terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam Ambon
mendapatkan manfaat pembangunan seperti Makassar – Manado – Manado
Kendari – Ambon.

88
Katalisator
1. Pemantapan kerangka strategis dan kebijakan Konektivitas 2. Konektivitas antar pulau
Nasional  Kunci untuk mendistribusikan komoditas dasar
2. Memastikan kejelasan struktur koordinasi dan dan produk lain ke luar pulau maupun membawa
pertanggungjawaban dari institusi yang terlibat (Tim komoditas dari luar pulau ke Jawa
Koordinasi)  Kemampuan untuk menjamin ketepatan,
kecepatan, dan keamanan komunikasi dan arus
3. Konsolidasi, Kaji-ulang, dan Penetapan Prioritas, antara lain informasi
yaitu
3. Logistik Perdagangan Internasional
 Kaji-ulang cetak biru dan master plan (Logistik, Multimoda, Jalan,  Kemampuan untuk mengangkut barang dan jasa
Pelabuhan, KEK, Koridor Ekonomi)
antar negara secara cepat, murah dan dengan
 Identifikasi inkonsistensi dan tumpang-tindih tingkat prediktibilitas yang tinggi sangat
 penetapan prioritas dari berbagai usulan rencana tindak menentukan daya saing ekspor
4. Menetapkan institusi penanggung jawab (lead agency)untuk Komponen konektivitas mencakup rencana
melaksanakan masing-masing prioritas pengembangan wilayah, Sislognas, Sistranas, dan
ICT dengan rencana aksi yang meliputi 8 kegiatan
Untuk keberhasilan implementasi katalisator di atas, maka prioritas, yaitu:
pengembangan konektivitas akan berfokus pada 3 hal:
1. Menyelesaikan konsolidasi dan kaji ulang dari
1. Konektivitas intra pulau kerangka strategis, dan menbentuk kerangka
organisasi dan kerja konektivitas nasional
 Jawa dan Sumatra: pusat produksi yang besar, dan berfungsi
sebagai hub nasional dan internasional 2. Meningkatkan pelayanan jalan
 Bagian lain dari Indonesia: menghubungkan daerah  Menyelesaikan pembangunan jalan tol lintas jawa
pedesaan dengan pasar lokal, menghubungkan pedalaman  Meningkatkan efisiensi biaya pemeliharaan jalan
dengan pusat pertumbuhan, dan menghubungkan pusat-
pusat pertumbuhan satu sama lain  Meningkatkan pelayanan akses jalan lokal ke pusat
pertumbuhan
3. Meningkatkan peran perkeretaapian

89
4. Membenahi transportasi kota-kota metropolitan 7. Mengembangkan sektor komunikasi dan informatika
• Membenahi transportasi Jabodetabek • Mempercepat penyelesaian pembangunan jaringan
• Membenahi transportasi kota-kota metropolitan (Gerbangkertosusila, backbone serat optik Palapa Ring wilayah timur
Bandung Metropolitan Area, Mebidang, Maminasata) Indonesia
5. Meningkatkan pelayanan penerbangan • Mengintegrasikan sistem komunikasi dan informasi
instansi pemerintah
 Mengoptimalkan pelayanan bandar udara
8. Rencana Aksi ASEAN Connectivity
 Meningkatkan pelayanan Bandara Soekarno-Hatta
 Meningkatkan pelayanan angkutan udara perintis
Kebutuhan Infrastruktur
6. Meningkatkan pelayanan pelabuhan dan pelayaran
Untuk jangka pendek, diperlukan proyek-proyek di Pulau
 Mengurangi biaya pengiriman barang dan jasa antar pulau Jawa yang sangat mendesak untuk dibangun, yaitu: Proyek
 Merevitalisasi pelayanan angkutan penyeberangan antar pulau/Ro-Ro Trans Java, Jabodetabek, Double Track KA, Tanjung Priok.
dan optimalisasi subsidi perintis serta pemberian PSO Pembangunan proyek-proyek tersebut diharapkan agar dapat
 Meningkatkan produktivitas terminal kontainer International Tanjung memberikan dampak pengurangan kemiskinan yang besar
Priok dan Mempercepat pembangunan pelabuhan alternatif Tanjung untuk Pulau Jawa, yang memiliki jumlah penduduk miskin
Priok (deep water port) yang besar (+/- 20 juta) atau dua kali lipat dari jumlah
penduduk miskin di Sumatra (+/- 7 juta). Selain itu,
diharapkan juga agar pembangunan infrastruktur di Jawa
dapat menghasilkan dampak yang cepat terhadap
pertumbuhan ekonomi.

DKI JAKARTA 653,85 KM


Serang
397,20 KM 178,65 KM 78,00 KM
Cikampek

1 Palimanan
BANTEN Bogor
PejaganPemalang Semarang
Ciranjang Kanci2
3 Demak
Sukabumi Bandung 4 Batang 5
JAWA BARAT Ngawi Surabaya
JAWA TENGAH6 Solo Mojokerto 10
7 8 9
Kertosono Gempol Pasuruan
Pandaan
Yogyakarta JAWA TIMUR Probolinggo
DIY Malang
Keterangan: Banyuwangi
Operasi
Pengadaan Tanah
Konstruksi

90
Membangun Kapasitas IPTEK 20
Kondisi Saat Ini Fakta tersebut di atas menunjukkan bahwa peningkatan daya
inovasi nasional melalui penguatan sistem inovasi nasional
memerlukan pembangunan secara menyeluruh dan
Pembangunan bidang Iptek hingga kini telah memberikan sistematis.
landasan bagi terwujudnya sistem inovasi nasional (SIN) dalam
rangka membangun perekonomian negara yang berdaya Secara umum, masalah mendasar yang dihadapi meliputi: (1)
saing. Adapun Indeks daya saing Indonesia menurut global kemampuan sisi litbang menyediakan solusi-solusi teknologi;
competiveness index (GCI) yang dimuat dalam The Global (2) kemampuan sisi pengguna dalam menyerap teknologi
Competiveness Report 2008--2009 yang diterbitkan oleh World baru yang tersedia; serta (3) transaksi antara sisi litbang
Economic Forum pada tahun 2008, menunjukkan bahwa sebagai penyedia solusi teknologi dengan sisi pengguna
Indonesia menempati peringkat 55 dari 134 negara. belum terbangun dengan baik. Dengan kata lain, belum
integrasi iptek di antara penyedia dan pengguna.
Salah satu dari 12 pilar daya saing yang diukur oleh badan ini
adalah daya inovasi suatu bangsa, yang menempatkan
Indonesia pada urutan ke 47. Menurut laporan tersebut, daya
inovasi Indonesia terkendala oleh: kapasitas inovasi nasional
yang masih rendah (menempati peringkat ke 53); kolaborasi
antara universitas, litbang, dan industri yang masih perlu
dibangun (peringkat ke 54); dan penggunaan paten sebagai
alat perlindungan hak cipta penemu dan sekaligus alat untuk
diseminasi teknologi yang perlu dibangun lebih baik (peringkat
ke 84).

Kendala lain yang penting adalah dukungan pemerintah dalam


bentuk pembelian teknologi canggih hasil litbang dalam negeri
(government procurement of advanced technology product)
yang masih rendah, yaitu hanya menempati peringkat ke-87.

91
Strategi dan Arahan Mendatang Untuk itu, strategi yang dilakukan yaitu melalui:

Kebijakan pembangunan Iptek 2010 – 2014 diarahkan kepada 1. Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) yang berfungsi
: sebagai wahana pembangunan Iptek menuju visi
pembangunan Iptek dalam jangka panjang.
1. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan
litbang dan lembaga pendukung 2. Peningkatan Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan
Iptek yang diarahkan sesuai kebijakan RPJPN 2005 – 2025.
Yaitu untuk mendukung proses transfer dari ide -> prototip
laboratorium prototip industri -> produk komersial
(penguatan sistem inovasi nasional).
Katalisator
2. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya
iptek 1. Penataan kelembagaan iptek

Agar dapat menghasilkan produktivitas litbang yang Dilakukan dengan hasil terbangunnya tata kelola litbang yang
berdayaguna bagi sektor produksi dan meningkatkan efisien dan efektif dan yang mampu mendorong kreativitas dan
budaya inovasi serta kreativitas nasional; profesionalisme masyarakat iptek, serta terbangunnya kesadaran
iptek dan mendorong partisipasi masyarakat.
3. Mengembangkan dan memperkuat jejaring
kelembagaan baik peneliti di lingkup nasional maupun 2. Penguatan Sumber daya iptek
internasional
Dilakukan dengan hasil terbangunnya pusat-pusat keunggulan
Yaitu terutama untuk mendukung peningkatan produktivitas pengetahuan regional dan tematis yang kompeten mendukung
litbang dan peningkatan pendayagunaan litbang nasional; pemenuhan kebutuhan strategis nasional.

4. Meningkatkan kreativitas dan produktivitas litbang 3. Penataan jaringan iptek

Terutama untuk ketersediaan teknologi yang dibutuhkan oleh Dilakukan dengan hasil terbangunnya pola hubungan kerja sama
industri dan masyarakat serta menumbuhkan budaya antar lembaga litbang (lemlit); antarlemlit dengan perguruan tinggi;
kreativitas masyarakat; dan antara lemlit dan industri/masyarakat pengguna berikut faktor-
faktor pendukungnya, khususnya infrastruktur komunikasi dan
5. Meningkatkan pendayagunaan iptek dalam sektor transportasi yang modern, institusi finansial, serta otoritas publik
produksi yang memfasilitasi struktur jaringan yang mendorong interaksi
kreatif dan lingkungan yang atraktif bagi para pekerja
Pendayagunaan Iptek dalam sektor ini akan dapat pengetahuan (knowledge workers).
meningkatkan perekonomian nasional dan meningkatkan
penghargaan terhadap iptek dalam negeri.
92
ESTIMASI KEBUTUHAN
INVESTASI INFRASTRUKTUR
Metodologi penentuan kebutuhan investasi 2011 - 2014

RPJMN PPP book 2010


PKEI: Pembangunan
Koridor Ekonomi
Kriteria pemilihan: Kriteria pemilihan:
• Kriteria pemilihan:
• Di dalamlingkup
Di dalam Indonesia • Kriteria pemilihan:
PKEI lingkupgeografis
geografis •Proyek
Proyek
"priority" dan "ready for
"priority" dan "ready for
PKEI offer"
offer"
• Belum terealisir • •Proyek air bersih berskala besar
• Belum terealisir
Proyek air bersih berskala besar
Kebutuhan
Infrastruktur
PKEI
Kriteria pemilihan:
• Kriteria pemilihan:
•DiDidalam
(2011-2014)
dalamlingkup
lingkupgeografis
geografis Kriteria pemilihan:
IEDC
IEDC
• Belum • Kriteria
•Semua
pemilihan:
proyek yang diidentifi-
terealisir kasi olehproyek
Semua Rencanayang diidentifi-
Induk
Belum terealisir
• ••Memiliki interkonektivitas antar kasi oleh Rencana Induk
Memilikidiinterkonektivitas
wilayah, luar jembatan danantar • Diindikasikan di dalam Rencana
• Diindikasikan di dalam Rencana
wilayah, di luar jembatan dan Tindak
sungai
sungai TindakPengembangan
PengembanganIndustri
Industri

Kriteria pemilihan:
Konektivitas nasional • Kriteria pemilihan:
•DiDidalam
dalam
lingkup geografis
lingkup geografis Rencana Induk
(termasuk sislognas) IEDC
IEDC
• •Memiliki keterkaitan tinggi PKEI
Memiliki IEDC
terhadap keterkaitan tinggi
terhadap IEDC

Blue Book
“Dokumen Pinjaman &
Hibah Luar Negeri”

94
Kebutuhan infrastruktur di koridor Sumatera
Estimasi Kemungkinan Estimasi
Tipe Nama proyek kapasitas Sumber PPP biaya ($jt)

Port Dumai expansion RPJM, IEDC $125.0


Port Lhokseumawe expansion RPJM $1.4
Port Medan metropolitan expansion RPJM, IEDC $83.0
Port Palembang expansion RPJM, IEDC $28.2
Port Panjang expansion RPJM, IEDC $28.2
Port Pekanbaru expansion RPJM, IEDC $26.5
Power Sumatra power plants IEDC, PN $1,500.0
Power Sumatera Mine Mouth Coal Plant IEDC $600.0
Railway Medan Dumai Pekanbaru 660 km IEDC $6,600.0
Railway Pekanbaru-Jambi-Palembang-Lampung 840 km IEDC $8,400.0
Railway Simpang - Tanjung Api Api 250 km RPJM $2,500.0
Railway South Sumatra Coal 500 km IEDC $5,000.0
Railway Stasiun Araskabu - Kualanamu Airport 9 km RPJM $215.0
Railway Bandar Tinggi – Kuala Tanjung 18.5 km CI $476.0
Railway Seimangke – Stas Perlanaan 6 km CI $15,120.0

Investasi yang sudah/sebagian diidentifikasi lewat proyek

95
Kebutuhan infrastruktur di koridor Sumatera (2)
Estimasi Kemungkinan Estimasi
Tipe Nama proyek kapasitas Sumber PPP biaya ($jt)

Toll Road Pekanbaru – Dumai CI


Fly Over Seimangke CI
Bridge Seimangke CI
Road Jalan Lingkar Provinsi Riau CI
Road Jalan Negara Lintas Timur Barat Riau CI
Road Jalan Akses Lintas Sumatera – Kuala 16.5 km CI
Tanjung – Tanjung Gading
Port Pembangunan Dermaga & Break Water CI
Power Peninsula Malaysia – Sumatera dalam 600 MW KN
rangka ASEAN Connectivity
Railway Rantau Prapat – Duri Dumai CI
Railway Pekanbaru – Rengat – Kuala Enok CI
Railway Pekanbaru – Siak – Tanjung Buton CI
Railway Pekanbaru – Bangkinan – Ujung Batu – CI
Duri
Railway Ruas – Siak – Sungai Pakning CI

Investasi yang sudah/sebagian diidentifikasi lewat proyek


96
Kebutuhan infrastruktur di koridor Sumatera (3)
Estimasi Kemungkinan Estimasi
Tipe Nama proyek kapasitas Sumber PPP biaya ($jt)

Road Belawan access 15 km RPJM $15.0


Road Seimangke – Kota Lima Puluh 17 km CI
Toll Road Medan — Kualanamu — Tebing Tinggi 60 km RPJM, PPP $476.0
Trans Sumatera 1,890 km RPJM, IEDC $15,120.0
Total $40,718.0

Investasi yang sudah/sebagian diidentifikasi lewat proyek

97
Kebutuhan infrastruktur di koridor Jawa (1)
Estimasi Kemungkinan Estimasi
Tipe Nama proyek kapasitas Sumber PPP biaya ($jt)

Airport Ahmad Yani Semarang RPJM, KN $0.3


Airport Bandung (including potential Kertapati) RPJM $4.5
Airport Juanda Surabaya RPJM $53.0
Airport Airports in 12 cities RPJM $6.0
Airport Soekarno Hatta Jakarta RPJM, PN, KN $364.0
Port Greater Jakarta expansion RPJM, IEDC, KN $308.0
Port Greater Surabaya expansion RPJM, IEDC, KN $154.0
Port Semarang expansion RPJM, IEDC $8.6
Power Central Java Coal Plant 2,000.0 MW PPP $2,000.0
Power Java power plants 5,000.0 MW IEDC, PN $5,000.0
Railway Electric in Bandung 20.0 km RPJM $30.4
Railway Electric in Citayam - Nambo 20.0 km RPJM $30.4
Railway Electric in Duri - Tangerang new track 10.2 km RPJM $15.5
Railway Electric in Serpong - Maja new track 32 km RPJM $48.7
Railway Inner city Surabaya 50 km RPJM $76.0
Railway Trans Java double track 120 km RPJM, IEDC, KN, PN $220
Railway Manggarai - Cikarang double track 50 km RPJM, KN, PN $540.0
Railway Manggarai - Soekarno Hatta 24 km RPJM, PPP, PN $700.0
Railway Jakarta system (MRT, monorail, circle) 140 km RPJM $1,891.0
Railway Pasoso - Tanjung Priok Port 2.3 km RPJM $3.9

Investasi yang sudah/sebagian diidentifikasi lewat proyek


98
Kebutuhan infrastruktur di koridor Jawa (2)
Estimasi Kemungkinan Estimasi
Tipe Nama proyek kapasitas Sumber PPP biaya ($jt)

Railway Semarang-Bojonegoro-Surabaya 2 track 185 km KN $3,081.3


Road Tanjung Priok access 17 km RPJM, PPP $390.0
Road Trans Java 619 km RPJM, PN, KN, IEDC $3,828.9
Toll Road Bandung Toll Road 20.2 km RPJM, PPP, KN $270.0
Toll Road Cileunyi-Sumedang-Dawuan 58.5 km RPJM $395.0
Toll Road Pejagan Pemalang 55 km PN $109.0
Toll Road Pemalang-Batang 45 km PN $77.2
Toll Road Batang-Semarang 90 km PN $122.5
Toll Road Cimanggis-Cibitung 50 km PN $105.5
Toll Road Bekasi-Cawang-Kp Melayu 43 km PN $207.9
Toll Road Depok-Antasari 25 km PN $84.0
Toll Road Ciawi-Sukabumi 50 km PN $165.2
Toll Road Waru (Aloha)-Wonokromo-Tj Perak 50 km PN $218.0
Toll Road Pasuruan-Probolinggo 40 km PN $111.7
Toll Road Gempol-Pandaan 12 km PN $23.1
Water Jakarta—Bekasi—Karawang Water Supply PPP $189.3
Water Umbulan Water Supply, East Java PPP $204.2
Water Citarum Water Management Program (PI) PN $1,022.0

Total $22,059.1

Investasi yang sudah/sebagian diidentifikasi lewat proyek


99
Kebutuhan infrastruktur di koridor Kalimantan
Estimasi Kemungkinan Estimasi
Tipe Nama proyek kapasitas Sumber PPP biaya ($jt)

Port Balikpapan expansion RPJM, KN $72.0


Port Bangkuang Barge IEDC $17.6
Port Banjarmasin expansion RPJM, KN $14.0
Port Maloy International IEDC $1,780.0
Port Pangkalan Bun IEDC $17.8
Port Pontianak expansion RPJM $11.6
Port Samarinda expansion RPJM $8.7
Port Tanjung Isuy Barge IEDC $17.6
Port Tarakan expansion RPJM $3.2
Port Mempawah expansion CI
Power Kalimantan power plants 700.0 MW IEDC, PN $700.0
Railway Puruk Cahu - Bangkuang 185 km RPJM, IEDC,PPP $1,500.0
Railway Puruk Cahu-Tanjung Isuy 203 km IEDC $2,030.0

Investasi yang sudah/sebagian diidentifikasi lewat proyek


100
Kebutuhan infrastruktur di koridor Kalimantan (2)
Estimasi Kemungkinan Estimasi
Tipe Nama proyek kapasitas Sumber PPP biaya ($jt)

Road Access to ports & airports 80 km RPJM $80.0


Road Trans Kalimantan 385 km RPJM, IEDC, KN $385.0
Road Ketapang and surrounding mills 67.6 km IEDC $67.6
Road Kotawaringin and surrounding mills 116 km IEDC $116.0
Telekomunikasi Jaringan telekomunikasi dengan sistem 2500 ss CI
Power swtch transit bertingkat
Pembangunan Listrik Tenaga Tinggi 120 km KN
Serawak – Kalbar – Bengkayang dalam
rangka ASEAN Connectivity 275 kfac
Total $6,821.0

Investasi yang sudah/sebagian diidentifikasi lewat proyek


101
Kebutuhan infrastruktur di koridor Sulawesi
Estimasi Kemungkinan Estimasi
Tipe Nama proyek kapasitas Sumber PPP biaya ($jt)

Port Kendari IEDC $0.9


Port Makassar expansion RPJM, KN, IEDC $222.0
Port Manado / Bitung expansion RPJM, KN, IEDC $41.4
Port Poso (Sulteng) - Marisa (Gorontalo) RPJM $40.0
Power Sulawesi Power Plant 450 MW IEDC, PN $450.0
Road Gorontalo airport access RPJM $15.0
Road Trans Sulawesi 1890km RPJM, IEDC, KN $1,890.0
Total $2,659.0

Investasi yang sudah/sebagian diidentifikasi lewat proyek


102
Kebutuhan infrastruktur di koridor Bali – Nusa Tenggara
Type Project Name Estimated Source PPP Estimated
Capacity Potential Size ($ Mn)
Airport Ngurah Rai airport expansion 15 Mn pax RPJM 222
Airport New international airport 30 Mn pax RTRW Bali, IEDC 510
Port Cruise terminal (Tanah Ampo/Benoa) 2 cruise liners RPJM, PPP, WG 36
Power EJBNT power generation facilities 457 MW IEDC, PN 1,607
Road Trans-Bali toll road1 27 km RPJM, RTRW Bali 1,371
Road Sarangan-Tanjung Benoa access 8 km RPJM, PPP, WG 149
Road Probolinggo-Banyuwangi toll road 170 km IEDC 800
Water Water reclamation plant 80 Mn m3 IEDC 200
Water Tukad Unda water treatment plant 31 Mn m3 PPP 44
Total 4,939

Investment identified through projects

1. Comprises of Canggu-Beringkit-Purnama, Tohpati-Kusamba-Padang Bai, Pekutatan-Soka, Negara-Pekutatan, Gilimanuk-Negara, Serangan-Tohpati, Kuta-Ngurah Rai aiport, Kuta-Denpasar-
Tohpati, Kuta-Tanah Lot-Soka
PN = Blue Book & Other National Programs; WG = Working Group discussion
Source: RPJM, RTRW Bali, PPP book, Blue book, Sislognas, BCG analysis 103
Kebutuhan infrastruktur di koridor Papua
Type Project Name Estimated Source PPP Estimated
Capacity Potential Size ($mn)
Roads Trans-Papua Road 6000 km RPJM $5000
Roads Access roads in Merauke 28 km IEDC Yes $28
Power Urumka Hydropower 350MW IEDC Yes $350
Port Jayapura Port 1.235 MT IEDC Yes $4300
Port Merauke Port 0.252 MT IEDC Yes $900
Port Teluk Bintuni CI Yes

Investment identified through projects

104
STRATEGI PELAKSANAAN
Strategi Pelaksanaan Transformasi
Ekonomi
• Pelaksanaan Transformasi Ekonomi merupakan kolaborasi antara
dunia usaha dan pemerintah.
• Private sector led dalam pengambilan keputusan investasi dan
penciptaan lapangan kerja (terutama untuk pusat-pusat
pertumbuhan).
• Pemerintah sebagai katalisator dan fasilitator (regulasi, penyediaan
fasilitas publik, SDM dan aspek pemerataan)
• Integrasi rencana aksi yang sudah ditetapkan ke dalam dokumen
perencanaan dan anggaran (RKP dan RAPBN)
• Sosialisasi intensif kepada berbagai stake holders
• Mekanisme khusus untuk monitoring dan evaluasi

106
STRATEGI PEMBIAYAAN
Pembiayaan transformasi ekonomi sebagian besar
oleh sektor swasta dalam dan luar negeri
Pembiayaan Publik Bersifat Fasilitator dan Katalisator

8% Domestic
Pembiaya
Investment
an Publik
..... Bil USD
92 % Pembiayaan
Swasta

FDI
.... Bil USD

108
TINDAK LANJUT
Tindak Lanjut
Penyusunan Grand Design transformasi ekonomi
– Menjabarkan arahan Presiden ke dalam dokumen rancangan
pembangunan transformasi ekonomi
– Melakukan pertemuan dengan stakeholders, khususnya sektor swasta
dan pemerintah daerah
– Penetapan 20 Program Utama merupakan hasil kolaborasi antara
Pemerintah dan dunia usaha.
– Finalisasi grand design – penetapan koridor ekonomi dan program
utama
Penyusunan Rencana Aksi
– Pembentukan tim-tim khusus untuk menggodok secara mendalam
masing-masing program utama (meliputi K/L terkait, KEN, swasta,
akademisi, pemda dsb nya) termasuk aspek pembiayaan
– Penjabaran dan penetapan list of projects untuk masing-masing
Program Kunci, merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah dan
dunia usaha
– Penetapan rencana aksi/proyek

110
Time Frame Proses Penyusunan
2011
Januari Februari Maret April Mei
Penyusunan rancangan
Grand Design

Pelaksanaan National
Summit
Penyusunan Rencana Diisi berdasarkan arahan
Aksi oleh Tim Khusus
dari retreat 30 Desember
2010
Integrasi rencana aksi
kedalam RKP dan
RAPBN
Penyusunan
mekanisme Monev

111

Anda mungkin juga menyukai