Anda di halaman 1dari 18

ANTILOCK BRAKE SYSTEM (ABS)

Disc Brake Ban


Cylinder
Sistem rem berfungsi untuk
memperlambat atau menghentikan
kendaraan dengan menggunakan
dua jenis hambatan, yaitu hambatan
antara kampas rem dengan cakram
atau tromol dan hambatan atara ban
dengan jalan.
Pengereman dapat dikendalikan
Roda terkunci
dengan stabil jika hambatan system
(blokir) rem lebih kecil dibanding dengan
hambatan antara ban dan jalan, akan
tetapi akan berbahya jika sebaliknya.
Akibatnya jika roda depan blokir maka
tidak mungkin akan mengarahkan
kendaraan, dan jika roda belakang
yang blokir maka akan terjadi tail spin
(ngepot) pada bagian belakang
kendaraan
ABS mengontrol tekanan minyal rem yang bekerja pada silinder roda,
sehingga roda tidak akan mengunci jika pengereman secara tiba-tiba.
Hal ini akan membantu kestabilan arah kendaraan selama pengereman
mendadak.

Pengertian slip.
Jika kendaraan berjalan dengan kecepatan konstan, maka kecepatan
kendaraan dan putaran roda-roda adalah sama. Akan tetapi jika direm
maka kecepatan roda-roda akan berangsur-angsur berkurang dan tidak
lagi sesuai dengan kecepatan body. Perbedaan ratio antara kecepatan
body dan kecepatan roda-roda disebut “slip ratio”.

Kecepatan kendaraan – kecepatan roda


Slip ratio = X 100 %
Kecepatan kendaraan

Slip ratio 0% menunjukkan suatu keadaan dimana roda-roda berputar


bebas tanpa hambatan.
Slip ratio 100% roda-roda mengunci dan ban akan skidding pada
permukaan jalan.
Kekuatan pengereman tidak harus seimbang dengan slip ratio dan
mencapai maksimum pada waktu slip ratio diantara 10% sampai
30%. Jika melampaui 30%, maka tenaga pengereman akan
berkurang secara bertahap
Ketika direm tiba-tiba,
sensor kecepatan roda
mendeteksi setiap
perubahan yang terjadi
secara tiba-tiba pada ABS ECU

kecepatan roda.
ECU ABS Stop light
mengkalkulasi switch

kecepatan putaran
roda dan perubahan
kecepatannya,
selanjutnya
menghitung kecepatan
kendaraan
ECU menentukan keadaan ban-ban dan jalan, dan menginstruksikan
aktoator untuk memberikan tekanan hidrolis rem yang optimal kepada
setiap roda
Unit-unit pengontrol hidrolis rem bekerja atas perintah dari ECU, mengurangi,
menambah atau mempertahankan tekanan minyak rem agar tetap
sebagaimana diperlukan, untuk menjaga slip ratio yang optimal.
Komponen - Komponen ABS

ABS ECU

ABS Actuator ABS Warning


Ligth

Check Conector
Rear Wheel
Control relay Speed Sensor

Front Wheel
Speed Sensor
Rotor
Sensor putaran roda
Sensor putaran roda terdiri dari megnet permanent, coil dan yoke.

Sensor ini dipasang pada steering Rotor bergerigi dipasang pada


knuckle untuk roda depan dan pada wheel hub dalam bentuk satu unit
carrier poros belakang untuk roda dan berputar bersama-sama
belakang. dengan roda
Cara kerja sensor putaran roda.

Pada sekeliling bagian luar rotor terdapat gerigi-gerigi, jika rotor


berputar maka akan menghasilkan tegangan AC dengan frekwensi yang
seimbang dengan putaran rotor.

Tegangan AC ini digunakan untuk menginformasikan putaran roda ke ECU.

Magnet
Permanen
Coil V+

Sensor
Rotor

V-
Actuator ABS
Actuator memberikan atau menghentikan tekanan hidrolis rem dari master
silinder ke silinder-silinder roda, sesuai dengan sinyal-sinyal yang diterima
dari ECU dan dengan demikian akan mengontrol kecepatan roda.
Secara fungsional, actuator dapat dibagi dalam dua komponen

Komponen Fungsi
Unit Selama ABS bekerja, ECU ABS
pengontrol memilih diantara tiga mode
Katup (menambah, membpertahankan,
solenoid 3 mengurangi) tekanan
posisi

Unit penurun Jika tekanan dikurangi, minyak


tekanan rem kembali dari silinder-
Reservoir dan silinder roda dialirkan ke master
pompa silinder oleh pompa dan mengisi
reservoir. Pompa digerakan
oleh motor, jenis ponpa plunyer
Cara Kerja ABS
Selama pengereman biasa (ABS belum berfungsi)
ABS tidak bekerja selama
pengereman biasa, dan ECU ABS
tidak mengalirkan arus listrik ke Check valve
solenoid coil. no.3 Port “A” Check valve
no.1
Oleh karena itu katup 3 posisi Solenoid coil 0A
ditekan kebawah oleh pegas
pengembali, dan port A terbuka 0V
Pump
sedang port B tertutup ABS
ECU
Port “B”
Port “C”
Jika pedal rem ditekan, Check valve
minyak pada master silinder no.2
mengalir dari port A ke port C,
minyak rem dicegah mengalir
ke dalam pompa oleh check
valve no.1 yang terletak
didalam sirkuit pompa.

Jika pedal rem dibebaskan minyak rem kembali dari silinder roda ke master silinder
melalui port C ke port A dan check valve 3 didalam katup solenoid 3 posisi.
Saat pengereman darurat.
actuator ABS mengontrol tekanan hidrolis yang bekerja pada silinder roda sesuai
dengan sinyal yang dikirim oleh ECU.

A. Mode pengurangan tekanan


Check valve Port “A” Check valve
Jika roda akan blokir ECU akan no.3 no.1
mengirim arus listrik 5A ke solenoid
coil. Katup 3 posisi bergerak ke Solenoid
atas dan port A menutup dan port B coil 5A
terbuka. 12 V ABS
Akibatnya minyak rem dari silinder Port “B” ECU
roda akan mengalir melalui port C ke Check
Port “C”
port B dan masuk ke reservoir. valve
no.2
Pada saat yang besamaan
motor pompa dihidupkan oleh
sinyal dari ECU dan minyak rem
dikirim kembali ke master
silinder.

Sebaliknya menyak rem yang keluar dari master silinder dicegah masuk ke dalam
katup solenoid 3 posisi oleh port A yang tertutup oleh check valve no.1 dan no.3.
B. Mode menahan tekanan

Ketika sensor kecepatan


mengirim sinyal yang
menunjukan bahwa kecepatan Check valve Check valve
Port “A” no.1
sudah mencapai tingkat yang no.3
dituju (target level) maka ECU 2A
Solenoid
memberi arus 2A.
coil 0V
Sehingga tenaga magnet yang ABS
dihasilakan dalam solenoid ECU
berkurang. dan katup solenoid
Port “B”
3 posisi bergerak kebawah Port “C”
Check
oleh tenaga pegas sehingga
valve
port B tertutup.
no.2
Dengan demikian solenoid
coil menahan agar tekanan
didalam silinder roda tetap
C. Mode penambah tekanan

Ketika tekanan di dallam Check valve Check valve


Port “A” no.1
silinder roda perlu ditambah no.3
untuk memberikan tenaga 0A
rem yang lebih kuat, ECU Solenoid
menghentikan pengiriman coil 12 V
arus ke solenoid koil. ABS
ECU
Port “B”
Port “C”
Hal ini akan membuka Check
port A dan menutup port valve
B. dengan demikian no.2
minyak di dalam master
silinder dapat mengalir
dari port C ke silinder
roda.
Diagram kelistrikan sistem ABS
Break warning light

Baeak fluit Parking


level break
switch switch
IG switch Stop light
switch
Service conector

ABS actuator

Light

Wheel speed
failure

sensorrs
sensor

ABS ECU
Check
conector

Berdasarkan sinyal-sinyal dari sensor kecepatan, ECU mendeteksi putaran roda maupun
kecepatan kendaraan.

ECU menentukan kondisi slip antara roda-roda pada permukaan jalan dan mengontrol
actuator ABS untuk memberikan tekanan hidrolis yang optimal kepada silinder roda
Wheel
accelera-
tion rate
Time (S)

Signal
reduc-
tion
holding
increase
Time (S)
A B C D
Seksi A
ECU memposisikan katup ke
Wheel mode pengurangan tekanan
Speed sesuai dengan pengurangan
kecepatan roda-roda,.

Time (S) Seksi B


ECU memposisikan katup ke
mode penambahan tekanan
dan kemungkinan lain ke
mode penahanan.
Disk brake
ylinder pressure Seksi C
ECU memindahkan lagi katup
solenoid ke mode pengurangan
tekanan untuk mengurangi
Time (S) tekanan hidrolis di dalam silinder
roda
Seksi D
Karena tekanan hidrolis didalam silinder roda dikurangi, maka ECU mulai
menaikan tekanan lagi seperti seksi B.
Relay pengontrol

ECU mengoprasikan solenoid relay ON jika :


Kunci kontak ON.
Fungsi pemeriksaan pertama selesai yang
dilakukan segera setelah kunci kontak ON.
Terdapat kerusakan dalam diagnosa. ABS actuator

ABS control
relay
ECU menghidupkan relay motor jika
menemui keadaan sebagai berikut :
•Pada waktu ABS bekerja.
•Jika relay solenoid ON.
Solenoid ECU
relay
ABS
Jika terjadi kegagalan di dalam
salah satu system sinyal, lampu
peringatan ABS pada dasbord
(meter kombinasi) akan menyala
dan menginformasinkan
pengemudi bahwa telah terjadi
kegagalan. ECU ABS juga akan
menyimpan kode-kode untuk
setiap kegagalan

Anda mungkin juga menyukai