Δ Profit / Profit
DOL = ----------------- ... ... ... (1)
ΔQ / Q
Profit bisa ditulis sebagai berikut:
Profit = P = (c.Q) – F
dimana c = marjin kontribusi = (P – V)
P = harga produk per-unit
V = biaya variabel per-unit
Q = jumlah unit produk yang terjual
F = biaya tetap
DOL = (ΔP / P) / (ΔQ / Q)
= (Δ (cQ – F) ) / (cQ – F) / (ΔQ / Q)
= (cΔQ – ΔF) ) / (cQ – F) / (ΔQ / Q) karena
ΔF = 0, (biaya tetap), maka:
= (cΔQ.Q) / (cQ – F) ΔQ
= c.Q / (cQ – F)
1.2. Leverage Keuangan (Financial Leverage)
Leverage keuangan bisa diartikan sebagai besarnya beban
tetap keuangan (finansial) yang digunakan oleh
perusahaan. Beban tetap keuangan tersebut biasanya
berasal dari pembayaran bunga untuk hutang yang
digunakan oleh perusahaan. Karena itu pembicaraan
leverage keuangan berkaitan dengan struktur modal
perusahaan. Perusahaan yang menggunakan beban tetap
(bunga) yang tinggi berarti menggunakan hutang yang
tinggi. Perusahaan tersebut dikatakan mempunyai
leverage keuangan yang tinggi, yang berarti degree of
financial leverage (DFL) untuk perusahaan tersebut juga
tinggi.
Degree of financial leverage mempunyai implikasi
terhadap earning per-share perusahaan. Untuk
perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi,
perubahan EBIT (Earning Before Interest and Taxes)
akan menyebabkan perubahan EPS yang tinggi. Sama
seperti degree of operating leverage (DOL), DFL seperti
pisau bermata dua: jika EBIT meningkat, EPS akan
meningkat secara signifikan, sebaliknya, jika EBIT
turun, EPS juga akan turun secara signifikan.
Derajat leverage keuangan (Degree of Financial Leverage)
bisa diartikan sebagai efek perubahan EBIT terhadap
pendapatan (profit). Secara formal, degree of financial
leverage (DFL) bisa dituliskan sebagai berikut.
8. Kombinasi
Manajer keuangan tidak harus menggunakan hanya satu
metode analisis dalam penentuan struktur modal.
Manajer keuangan bisa menggabungkan metode-
metode yang telah disebutkan di muka, untuk
memperoleh gambaran yang lebih baik dan
menyeluruh terhadap struktur modal tersebut.
9. Pertimbangan Lainnya
Beberapa hal lainnya yang bisa dipakai sebagai pertimbangan
dalam menentukan struktur modal. Berikut ini beberapa
faktor tersebut.
1. Stabilitas Penjualan. Perusahaan yang mempunyai
penjualan yang stabil, bisa menggunakan hutang yang
semakin tinggi. Semakin stabil penjualan suatu
perusahaan, semakin mampu perusahaan tersebut
menutup kewajiaban-kewajibannya.
2. Tingkat pertumbuhan penjualan. Perusahaan yang
mempunyai tingkat penjualan yang tinggi akan lebih
menguntungkan jika memakai hutang.
3. Struktur Aset. Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap
yang lebih besar (yang berusia panjang), apalagi jika
digabung dengan tingkat permintaan produk yang stabil,
akan menggunakan hutang yang lebih besar.
4. Sikap Manajemen. Manajemen yang konservatif akan
menggunakan hutang yang lebih sedikit, dan sebaliknya.
Pemegang saham yang ingin menjaga kendali atas
perusahaanya akan menggunakan hutang yang lebih
banyak. Sebaliknya, jika perusahaan tidak
berkepentingan terhadap kendali perusahaan, akan
cenderung menerbitkan saham baru.