Anda di halaman 1dari 8

Pencemaran minyak bumi terhadap lingkungan

Masalah lingkungan hidup tidak bisa lepas dari kegiatan usaha hulu
minyak dangas bumi (migas). Salah satu isu yang saat ini tengah
mengemuka adalah masalah pengelolaan limbah kegiatan pengeboran.
Masalah tersebut mendapat sorotantajam dari Kementerian Lingkungan
Hidup karena jumlah limbah dari industrihulu migas menempati urutan
kedua terbanyak di Indonesia
■ Berdasarkan buku pertamina (1986), Sumber limbah cair minyak bunmi
berasal dari kegiatan-kegiatan antara lain:
1.) Air pendingin pada kilang minyak, dimana apabila terjadi kebocoran
pada pipa pendingin, bocoran minyak akan terbawa oleh air
2.) Air sisa umpan boiler untuk pembangkit uap air
3.) Air sisa dari lumpur pengeboran
4.) Air bekas mencuci peralatan-peralatan dan tumpahan-
tumpahan/ceceran minyak di tempat kerja
5.) Air hujan
■ Dampak pencemaran limbah minyak bumi
1. Minyak menyebabkan munculnya gangguan reproduksi
Menghirup uap atau menelan makanan atau cairan yang terkontaminasi minyak dan gas dapat menyebabkan
munculnya problem kesehatan reproduksi seperti siklus haid yang tidak teratur, keguguran, meninggal dalam
kandungan, dan cacat lahir. Masalah-masalah ini mungkin punya tanda-tanda peringatan dini seperti nyeri
lambung atau haid yang tidak teratur.
2. Tumpahan Minyak
Di mana ada minyak, di situ pasti ada tumpahan. Kapal-kapal dan truk bisa kecelakaan, dan jalur pipa bisa
bocor. ketika minyak tumpah ke air, bahan-bahan kimia yang berasal dari minyak tersebut pasti bercampur
dengan air dan menggenang didalam air untuk beberapa waktu. Lapisan minyak yang lebih tebal menyebar di
seluruh permukaan dan mencegah masuknya udara ke dalam air. Ikan, hewan, dan tumbuh-tumbuhan yang
hidup di air tidak bisa bernafas. Ketika minyak tumpah ke dalam air, bahan-bahan kimianya yang tertinggal di
sana bisa membuat air tersebut tidak aman diminum, bahkan setelah minyak yang kasat mata dikeluarkan.
Ketika minyak tumpah ke tanah, ia akan menghancurkan lapisan tanah dengan mendesak udara keluar dan
membunuh makhluk-makhluk hidup yang membuat lapisan tanah menjadi sehat. Hal yang hampir serupa terjadi
jika minyak mengenai kulit kita atau kulit hewan. Minyak akan menutupi kulit dan menghalangi udara masuk.
Racun-racun yang berasal dari minyak juga meresap ke dalam tubuh melalui kulit, dan menimbulkan penyakit.
■ Dampak di laut
1.) Rusaknya estetika pantai akibat bau dari material minyak.
Residu berwarna gelap yang terdampar di pantai akan menutupi batuan, pasir, tumbuhan dan hewan.
Gumpalan taryang terbentuk dalam proses pelapukan minyak akan hanyut dan terdampar di pantai.
2.) Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat
Akibat keberadaan senyawa beracun dalam komponen minyak bumi, juga senyawa beracun yang terbentuk
dari proses biodegradasi. Jika jumlah pitoplankton menurun, maka populasi ikan, udang, dan kerang juga
akan menurun. Padahal hewan-hewan tersebut dibutuhkan manusia karena memiliki nilai ekonomi dan
kandungan protein yang tinggi.
3.) Penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun slick (lapisan minyak di permukaan
air).
Selain itu, terjadi kematian burung-burung laut. Hal ini dikarenakan slick membuat permukaan laut lebih
tenang dan menarik burung untuk hinggap di atasnya ataupun menyelam mencari makanan. Saat kontak
dengan minyak, terjadi peresapan minyak ke dalam bulu dan merusak sistem kekedapan air dan isolasi,
sehingga burung akan kedinginan yang pada akhirnya mati.
■ Pengolahan limbah minyak bumi
Pengolahan limbah minyak bumi dilakukan secara fisika, kimia dan biologi. Pengolahan secara
fisika dilakukan untuk pengolahan awal yaitu dengan cara melokalisasi tumpahan minyak
menggunakan pelampung pembatas (oil booms), yang kemudian akan ditransfer dengan
perangkat pemompa ( oil skimmers) ke sebuah fasilitas penerima “reservoar” baik dalam bentuk
tangki ataupun balon dan dilanjutkan dengan pengolahan secara kimia, namun biayanya mahal
dan dapat menimbulkan pencemar baru. Pengolahan limbah secara biologi merupakan alternatif
yang efektif dari segi biaya dan aman bagi lingkungan. Pengolahan dengan metode biologis
disebut juga bioremediasi, yaitu bioteknologi yang memanfaatkan makhluk hidup khususnya
mikroorganisme untuk menurunkan konsentrasi atau daya racun bahan pencemar (Lasari, 2010).
Secara umum beberapa teknik penanggulangan tumpahan minyak yang menjadi limbah
diantaranya in-situ burning, penyisihan secara mekanis, bioremediasi, penggunaan bahan kimia
dispersan, dan washing oil (Anonim, 1994) :
1.) In-situ burning adalah pembakaran minyak pada permukaan laut, sehingga mengatasi kesulitan
pemompaan minyak dari permukaan laut, penyimpanan dan pewadahan minyak serta air laut yang
terasosiasi. Teknik ini membutuhkan booms (pembatas untuk mencegah penyebaran minyak)
atau barrieryang tahan api. Namun, pada peristiwa tumpahan minyak dalam jumlah besar sulit untuk
mengumpulkan minyak yang dibakar. Selain itu, penyebaran api sering tidak terkontrol.
2.) Penyisihan minyak secara mekanis melalui 2 tahap, yaitu melokalisir tumpahan dengan
menggunakan booms dan melakukan pemindahan minyak ke dalam wadah dengan menggunakan peralatan
mekanis yang disebut skimmer.
3.) Bioremediasi yaitu proses pendaurulangan seluruh material organik. Bakteri pengurai spesifik dapat
diisolasi dengan menebarkannya pada daerah yang terkontaminasi. Selain itu, teknik bioremediasi dapat
menambahkan nutrisi dan oksigen, sehingga mempercepat penurunan polutan.
4.) Penggunaan sorbent dilakukan dengan menyisihkan minyak melalui mekanisme adsorpsi
 (penempelan minyak pada permukaan sorbent) dan absorpsi (penyerapan minyak ke dalam sorbent).
Sorbent ini berfungsi mengubah fasa minyak dari cair menjadi padat, sehingga mudah dikumpulkan dan
disisihkan. Sorbent harus memiliki karakteristik hidrofobik, oleofobik, mudah disebarkan di permukaan
minyak, dapat diambil kembali dan digunakan ulang. Ada 3 jenis sorbent yaitu organik alami (kapas,
jerami, rumput kering, serbuk gergaji), anorganik alami (lempung, vermiculite, pasir) dan sintetis (busa
poliuretan, polietilen, polipropilen dan serat nilon). Dispersan kimiawi merupakan teknik memecah
lapisan minyak menjadi tetesan kecil (droplet), sehingga mengurangi kemungkinan terperangkapnya
hewan ke dalam tumpahan minyak. Dispersan kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif yang
disebut surfaktan.
5.) Washing oil yaitu kegiatan membersihkan minyak dari pantai.
■ Kesimpulan
– Dampak pencemaran limbah pada pengeboran minyak dan gas bumi yaitu :
■ minyak menyebabkan munculnya gangguan kesehatan
■ tumpahan minyak
■ dampak di laut
– Pengolahan limbah minyak dan gas bumi ada 3 yaitu pengolahan secara fisika, kimia
dan biologi.

Anda mungkin juga menyukai